D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1775
Browse
Item Rancang Bangun Kapal Prototype Catamaran Untuk Kontes Internasional Roboboat Competition 2023 (MRT PURVI EVO)(2024) Syahiran, Nur; Saputra, Hendra; Restu, FediaKontes/perlombaan Internasional Roboboat Competition merupakan program pelajar internasional yang di bentuk dengan tujuan menghasilkan, mengolah, dan meningkatkan komunitas inovator yang mampu memberikan konstribusi subtansif terhadap kendaraan permukaan air otonom (ASV). Maka penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk melihat performa dari kapal yang dirancang mampu untuk menjalani tugas-tugas yang diberikan, untuk memudahkan dalam menjalani tugas nya maka dipilihlah design kapal katamaran dengan fitur modullar agar prototype kapal dapat dibongkar pasang dengan mudah dan juga tingkat mobilitas ketika dibawa juga sangat baik. Untuk Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Untuk design kapal MRT PURVI EVO menggunakan type kapal tipe katamaran, dengan ukuran LOA (Length Over All) 114 cm/3,7 ft. Lebar (Beam) 61 cm/2 ft, dan tinggi (Height) 50cm/1.6 ft, kapal ini dirancang mampu membawa beban keseluruhan sebesar 20 Kg. Hasil analisis desain menggunakan software maxsurf resistance dengan metode silinder body ef iciency 60 % maka didapat requirement power yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 1.6-1.8 m/s membutuhkan power sekitar 590 W, maka dipilih menggunakan thruster dua buah untuk mencapai requirement tersebut. Setelah di uji sebanyak 5 kali dengan kekuatan 100% . dapat disimpulkan bahwa kapal yang dibuat mampu mencapai kecepatan yang dirancang, bahkan mampu melebihi dari kecepatan yang direncanakan.Serta pada pengujian fitur mekanik pada kapal, semua fitur dapat dijalankan dengan baik seperti pada fitur penembak air pada kapal setelah di uji mampu menembakan air sejauh 1.5 m menuju target sasaran, dan juga pada pelontar bola pada kapal dapat melontarkan bola sejauh 1.2 m menuju target sasaran.Item Pengujian Kebocoran pada Tangki Kapal Tugboat 2400 HP dengan Metode Air Test(2024-04-07) Hafizhsyach, Muhammad Fauzan Nurja; Cahyagi, Danang; Fajrin, AuliaDalam dunia industri maritim, galangan kapal memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan transportasi laut dalam suatu negara, galangan kapal tersebut harus memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satunya kapal harus terhindar dari masalah kebocoran. Kebocoran pada kapal biasanya di sebabkan oleh tubrukan dan juga kandas, namun kebocoran yang terjadi pada tangki kapal juga tidak dapat diabaikan, kebocoran pada tangki kapal dapat berakibat fatal misalnya terjadi kebocoran pada tangki fuel oil(tangki minyak), minyak yang berserakan dapat menyebabkan kebakaran pada kapal. Untuk memastikan agar tangki dapat digunakan dengan baik, dan tidak ada kebocoran perlu di lakukan salah satu uji yaitu pengujian kekedapan/pengujian kebocoran. Pengujian kekedapan pada tangki kapal dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti kebocoran didalam tangki kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi kebocoran pada tangki kapal tugboat 2400 HP menggunakan metode airtest. Metode pengujian yang digunakan adalah metode udara bertekanan (Air Test). Air test merupakan pengujian kebocoran menggunakan metode udara bertekanan tinggi pada tangki dan pipa kapal. Pengujian ini menggunakan tekanan berkisar antara 0.15 hingga 0.2 bar. Proses ini pula mengunakan bantuan berupa cairan sabun berbusa untuk mendeteksi kebocoran. Hal ini disebabkan oleh adanya udara dengan busa sabun yang keluar dari tangki. Jika memiliki lasan yang tiba-tiba memiliki gelembung, kita harus menandai area tersebut Pada penelitian ini dilakukan pengujian kebocoran pada tangki air bersih (fresh water), Tangki bahan bakar (fuel oil tank), cofferdam, dan tangki air ballast. Dipilihnya metode ini karena metode ini memiliki keunggulan yaitu proses pengujiannya yang mudah juga dapat membaca banyak titik kebocoran. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada kapal tugboat 2400 hp terdapat 3 tangki yang terdapat kebocoran dan 2 tangki yang tidak ada kebocoran sama sekali. Setelah dilakukan pengujian, 3 tangki tersebut harus melakukan tahap repair atau penambalan pada titik kebocoran yang sudah ditandai sebelumnya.Item Analisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) pada Project Agogo.(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-01) Miftah,Raja; Nanda,Veryawan; Baharudin,BudiAnalisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) merupakan pendekatan Penting dalam manajemen Project yang bertujuan untuk memastikan kemajuan yang lancar dalam pelaksanaan Project. Tujuan Penelitian ini adalah mendefinisikan dan mengelompokkan tugas-tugas dari sebuah Project menjadi bagianbagian kecil sehingga lebih mudah diatur dan bisa melihat hasil kemajuan dalam Project . Penelitian ini difokuskan pada perencanaan dengan metode WBS dalam Project Agogo. WBS membantu dalam memecah pekerjaan Project menjadi unit-unit yang lebih kecil dan terukur, memudahkan pemantauan kemajuan Project. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas Penting dan menetapkan metrik untuk mengukur kemajuan berdasarkan observasi lapangan,tim Project dapat secara efektif memantau dan menganalisis perkembangan Project. Berdasarkan Analisis yang didapatkan mengunakan WBS dalam membuat project Menghasilkan perbedaan antara kemajuan recana memerlukan 365 hari dan Kemajuan aktual memerlukan 213 hari. jadi dapat di simpulkan Dengan penerapan analisis kemajuan Project berbasis WBS dapat membantu memastikan kelancaran Project Agogo dan mencapai hasil yang diinginkan secara efisien.Item Efektivitas Metode Pipe Spooling Terhadap Proses Fabrikasi Pada Kapal Tugboat 26 Meter(2024-07-03) Riyaldi Fajar; Prasetyo Naufal; Gemala MegaSistem perpipaan adalah sistem yang mengalirkan suatu fluida yang disimpan ataupun diteruskan dari tangki menuju peralatan lain yang membutuhkan fluida. Metode pipe spooling merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam industri konstruksi pipa untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas proses pemasangan pipa. Termasuk pada proses fabrikasi pipa yang ada di dalam kapal. Penelitian ini bentujuan untuk mengukur peningkatan efisiensi waktu serta kualitas hasil fabrikasi yang dicapai dengan menerapkan metode pipe spooling dibandingkan dengan metode konvensional, dengan menggunakan software pendukung yaitu perangkat lunak desain CAD (Computer-Aided Design). Gambar 3D sistem perpipaan yang ada di dalam kapal dipecah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk 2D. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengukur meningkatkan produktivitas, kualitas dan penghematan biaya yang dihasilkan dengan menerapkan metode pipe spooling dibandingkan dengan metode konvensional. Menggabungkan penerapan metode Critical Path Method (CPM) dan wawancara mendalam untuk mengidentifikasi semua faktor signifikan yang mempengaruhi produktivitas,kualitas dan penghematan biaya. Penelitian ini memberikan kerangka kerja untuk pendekatan yang lebih komprehensif dalam memperkirakan efektivitas dengan menggunakan metode pipe spooling.Item Analisa Perbandingan Olah Gerak Kapal Monohull dan Catamaran pada Prototipe Kapal USV (Unmanned Surface Vehicle): Studi Kasus di Perairan Selat Singapura(2024-07-04) Niclous stheven; Saputra Hendra; Kamsyah DomiOlah gerak kapal atau seakeeping merupakan aspek penting dalam kapal, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil olah gerak prototipe kapal USV antara monohull dan catamaran. Hal ini dipilih karena kedua jenis tipe lambung ini memiliki karakteristik yang berbeda. Spesifikasi lambung pada kapal monohull dan catamaran dalam penelitian ini adalah jenis variasi lambung X-bow, dengan konfigurasi melengkung ke depan seperti huruf X. Seakeeping adalah studi tentang bagaimana kapal merespon gaya eksternal dari kondisi laut, yang penting untuk keselamatan, efisiensi, dan kinerja kapal. Gerakan kapal dilaut meliputi tiga gerakan translasi (surging, swaying, heaving) dan tiga gerakan rotasi (rolling, pitching, yawing). Analisis dalam penelitian ini menggunakan software maxsurf motions dengan menggunakan metode strip theory dan menggunakan parameter yang sudah ditetapkan untuk kebutuhan kapal ini sebelumnya. Dimana hasil output yang digunakan ialah grafik dari nilai RAO pitch, heave, dan roll kemudian data RMS dari heave motion, pitch motion, dan roll motion.Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa model kapal monohull dengan jenis lambung X-BOW lebih efisien dibandingkan dengan model kapal catamaran dengan jenis lambung X-BOW.Item Analisis Ketebalan Lapisan Cat pada Kapal Tongkang Berukuran 330 feet dengan menggunakan Alat Elcometer DFT(2024-07-04) Buana, Tegar Satria; Cahyagi, Danang; Restu, FediaIndustri perkapalan memainkan peran sentral dalam perdagangan global, dengan kapal tongkang berukuran 330 kaki yang dioperasikan oleh PT BBS Batam menjadi tulang punggung transportasi barang melalui jalur maritim. Kesuksesan operasional kapal ini tidak hanya bergantung pada keandalan mekanis dan strukturalnya, tetapi juga pada kondisi perlindungan lapisan cat yang optimal. Dalam penelitian ini menganalisis ketebalan lapisan cat pada kapal tongkang berukuran 330 kaki menggunakan alat Elcometer DFT dan metode standar SSPC-PA 2 dengan tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi apakah ketebalan lapisan cat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Sehingga hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketebalan rata-rata lapisan anti-fouling atau lapisan total akhir sesuai dengan standar yang ditetapkan, yaitu dengan nilai dari 350,8 μm hingga 368,6 μm. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketebalan lapisan cat tidak kurang dari nilai minimum yang diizinkan (280 μm) dan tidak melebihi nilai maksimum yang ditetapkan (420 μm).Item RANCANG BANGUN ALAT KESELAMATAN DAN PENDETEKSI KORBAN KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT BERBASIS IoT DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI(2024-07-04) Panjaitan, Armando; Perkasa, Nanda Veryawan; Fajrin, AuliaPenggunaan transportasi laut menjadi sarana mobilitas antarpulau yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Data investigasi kecelakaan pelayaran oleh KNKT pada tahun 2018-2021 menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal/hilang sebanyak 342 jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengurangi jumlah korban kecelakaan transportasi laut. Rancang bangun ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Tahapan yang dilakukan antara lain pengumpulan data sekunder, perancangan produk, pembuatan, pengujian, dan evaluasi produk. Rancang bangun ini berbentuk gelang yang dilengkapi dengan airbag dan modul GPS serta menggunakan jaringan LoRaWAN sebagai komunikasi data. Hasil pengujian komunikasi data, dapat disimpulkan bahwa jangkauan komunikasi data LoRa mencapai jarak sejauh 2 km. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan juga kesimpulan bahwa rata-rata error pada modul GPS NEO-6MV berkisar sejauh 1.82 meter dari posisi realtime. Pada pengujian daya tampung airbag, menunjukkan bahwa airbag yang digunakan sebagai pelampung dapat digunakan oleh korban dengan berat badan mencapai 86 kg. Hasil perhitungan daya pada rancang bangun ini menunjukkan bahwa waktu pengosongan dan pengisian baterai masing-masing adalah kurang lebih 27 jam dan 7 jam.Item ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE RHINOCEROS DALAM PROSES PEMBANGUNAN KAPAL(2024-07-04) Zamorano, Andika Ivan; Ulfah, Nurul; Stefani, WindyIndustri perkapalan merupakan salah satu industri yang keberadaannya cukup banyak di Indonesia. Dikutip dari laman resmi kementerian perindustrian setidaknya terdapat 198 unit galangan kapal yang ada di indonesia dimana dari jumlah itu 110 unit terbesar terdapat di batam dan 88 unit tersebar di wilayah lain[1]. Pada penelitian ini akan dilakukan survey dan uji coba pembuatan 3D menggunakan software rhinoceros dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah software tersebut layak untuk digunakan dalam proses pembangunan kapal dengan beberapa parameter seperti kemudahan dalam penggunaan dan hasil akhir yang dapat ditampilkan oleh software tersebut. Proses uji coba pada penelitian dilakukan terhadap sebuah kapal oil barge panjang 48,60 M, lebar 15,60 M, tinggi 5 M dan draft 3,80M serta kapasitas penyimpanan sebanyak 2.050 KL. Beberapa data yang akan digunakan untuk melakukan uji coba pembuatan 3D detail konstruksi ialah berupa data kapal yang akan kita bangun dalam bentuk dua dimensi. Dalam proses penelitian ini pembuatan 3D memang sangat efektif untuk menunjang pekerjaan dalam proses pembangunan kapal dan software Rhinoceros sejauh ini dirasa cukup efektif digunakan dalam proses fabrikasi dimana software ini memiliki beberapa keunggulan mulai dari kemudahan dalam penggunaan, ringan untuk digunakan dan tampilan visual yang baik.Item ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENTS EFFECTIVENESS PADA MESIN CNC TURNING DI PT.APCB(2024-07-04) Sitio,Berlinton; Muvaris,MuftiItem ANALISIS BEBAN PADA CABLE LADDER SUPPORT ANGLE BAR DI MODULE ONSHORE(2024-07-04) Siregar,Yose; Cahyagi,Danang; Mantik,AndrewDalam konstruksi module onshore, terdapat peralatan pendukung yang digunakan dalam sistem tenaga listrik untuk mendukung peralatan sistem listrik dan instrumen yaitu cable ladder,support angle bar. Cable ladder (Tangga Kabel) adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi kabel listrik dari faktor lingkungan dan juga untuk memudahkan pengelolaan jalur kabel. Tangga kabel ini biasanya terbuat dari baja galvanis atau aluminium. Support angle bar adalah jenis peralatan yang digunakan dalam konstruksi dan instalasi sistem kabel listrik. Support angle bar biasanya terbuat dari baja carbon dan memiliki bentuk sudut L yang khas. Tujuan dari penelitian ini memastikan support angle bar dengan dimensi yang telah ditentukan memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan beban yang diterapkan keatasnya, memastikan mendukung penyediaan tenaga listrik yang andal dan kontinu untuk sistem listrik dan instrumen pada fasilitas module onshore, dengan meminimalkan risiko kegagalan pada sistem listrik dan instrumen yang disebabkan oleh masalah struktural. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi beban menggunakan metode elemen hingga (Finite Element Method, FEM) untuk menentukan distribusi stress, deformasi, safety factor pada angle bar yang digunakan sebagai penopang kabel dengan nilai beban 131 kg. Berdasarkan hasil simulasi, pengujian stress pada support angle bar menggunakan material carbon steel ASTM A36, struktur support angle bar dan cable ladder memperoleh tegangan maksimum 76.527 MPa dan tegangan minimum 0.007 MPa. Nilai tegangan maksimum ini masih dibawah nilai yield strength sebesar 250MPa sehingga bisa dikatakan bahwa struktur ini kuat menahan beban. Pada pengujian displacement, didapatkan perubahan maksimum sebesar 1.878 mm dan perubahan minimum sebesar 0 mm. Dan pada pengujian safety factor, didapatkan hasil safety factor dengan nilai minimum 3.27 dan nilai maksimum sebesar 35.988. Dengan demikian rangka ini mampu menahan beban sebesar 131 kg karena nilai safety factor pada support cable ladder angle bar ini melebihi batas nilai minimum. Hal ini berdasarkan nilai minimum safety factor yang ditetapkan oleh rules NEMA VE 1 sebesar 1.5. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa support cable ladder angle bar mampu menahan beban yang telah dirancang sebesar 131 kg berdasarkan data dari hasil pengujian analisis.Item WELDING DISTORTION ANALYSIS ON WELDING JIG/FIXTURE USING FINITE ELEMENT METHOD(2024-07-04) Sianturi Vicky; Saputra Hendra; Rissmann, Lea-FediaIn the fabrication processes associated with the marine and oil/gas industries, the Indonesian city of Batam is home to numerous welding operations the most frequent of which is SMAW (Shield Metal Arc Welding). The primary disadvantage of this joining process however is that all of these techniques require a high heat to melt the components together and cause distortion. One such material that used are ASTM A36. to counter this problem is making a support to adjust the material prior welding that called Jig/Fixture since welding distortion occur when welding process it made. with the purpose to maintain the material to be adjust in a fixed position so that even after weld its still maintain its designated position. so it need more study for consideration during the tool design phase, and with that a computerized analysis using Finite Element Method (FEM) program to help knowing deformation pattern, thermal response of T-Joint Weld under applied load that can obtain approximated result. The result of the analysis with T-Joint A-36 material with 277.41 MPa is the stress value (von mises). The material type of ASTM A-36 has a deformation value of 0.77 mm. In the meantime, 15 is the safety factor value for the material type of mild steel. Thus, substance with a safety factor value of ≥1, mild steel material is deemed safe to employ as a supporting fixture in this design.Item Proses Pemasangan Dan Fungsi Passive Fire Proofing Untuk Struktur Anjungan Produksi Lepas Pantai(2024-07-04) Pratama, Prima; Wiratno, Sapto; Aryswan, AdheKebakaran hidrokarbon pada struktur anjungan produksi lepas pantai sangat berbahaya jika dibandingkan dengan kebakaran yang terjadi akibat bahan mudah terbakar sederhana, karena kebakaran hidrokarbon mempunyai kemampuan untuk membakar dalam skala yang lebih besar dan juga berpotensi memicu ledakan jika cairan yang dikeluarkan tidak dapat dikendalikan. Tujuan pemasangan PFP dan inspeksi yang tepat selama proses coating adalah untuk meningkatkan kualitas perlindungan struktur bangunan terhadap risiko kebakaran, serta untuk memperoleh nilai dew point yang sempurna agar cat mengering secara merata tanpa retak atau gelembung, menghasilkan permukaan yang halus dan rata, dan memberikan hasil yang ideal. Penelitian passive fire proofing menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif menampilkan data apa adanya tanpa proses manipulasi yang dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi serta mempelajari dokumen. Pada umumnya, carbon steel mulai kehilangan kekuatannya pada suhu di atas 300°C dalam waktu 5 menit. Penurunan kekuatan ini terjadi secara bertahap dan konsisten hingga mencapai 800°C untuk carbon steel dengan ketebalan 1 cm atau setara dengan 10.000 μm. Sedangkan carbon steel yang mengunakan intumescent coating akan membutuhkan waktu 2 jam untuk mencapai suhu 500°C dalam waktu 2 jam dengan tebal 3 mm setara dengan 3000 μm. Maka passive fire proofing akan menjadi solusi terhadap permasalahan untuk menghindari atau menunda keruntuhan pada struktur anjungan produksi lepas pantai. Serta digunakan untuk menahan bangunan sementara untuk jalannya evakuasi.Item Analisa Percepatan Proyek Pembangunan Barge 320 Feet Metode Overturning Block Dengan Menggunakan Critical Path Method(2024-07-05) Pramansa, Abid Abyan; Muvariz, Mufti Fathonah; Perkasa, Veryawan NandaDalam industri perkapalan, keterlambatan proyek sering terjadi, dan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat proses pengerjaan melalui penjadwalan yang tepat. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada percepatan reparasi kapal daripada pembangunan kapal baru. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan menganalisis percepatan pembangunan barge 320 Feet di sebuah galangan di Batam. Metode critical path method (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek, memungkinkan penjadwalan ulang dan percepatan tugas-tugas penting. Proses percepatan dilakukan melalui crashing, yaitu dengan menambah tenaga kerja dan menyesuaikan metode kerja. Studi ini juga mengkaji alternatif percepatan dengan menggunakan metode overturning block. Hasil analisa menggunakan CPM menunjukkan percepatan bahwa penggunaan metode overturning block mengurangi durasi proyek dari 136 hari menjadi 109 hari, mempercepat waktu pengerjaan selama 27 hari. Selain itu, peningkatan produktivitas harian dari 26 kg/jam menjadi 28 kg/jam juga dicapai. Penelitian ini memberikan referensi penting bagi industri perkapalan dalam mengimplementasikan metode percepatan yang lebih efektif, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.Item RANCANG BANGUN FUNGSIONAL DAN CARA KERJA ROBOT BAWAH AIR MRT CANARY(2024-07-05) Aldhani, Ferdy M; Yuniarsih, Nidia; baharudin, budiROV (Remotely Operated Vehicle) untuk riset bawah air telah dipelajari dan dikembangkan. Hal ini dikarenakan resiko kehidupan nyawa manusia ketika melakukan aktifitas dibawah air. Sejumlah ROV telah dikembangkan untuk melakukan pengukuran dan memantau pengukuran parameter lingkungan. ROV adalah kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh yang dirancang untuk beroperasi dilingkungan laut dalam atau bawah yang berbahaya bagi manusia. ROV biasanya dilengkapi dengan kamera dan sensor lain yang memungkinkan pengontrol permukaan mengamati dan mengumpulkan data tentang lingkungan bawah air sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk mempresentasikan ROV dari Barelang MRT yang diikut sertakan pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2023 serta memberikan informasi mengenai ROV yang telah dirancang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah mengetahui sistem kerja, serta spesifikasi dari ROV yang dikembangkan. ROV ini menggunakan 6 thruster yang terdiri dari 4 thruster membentuk cross X dan 2 thruster secara horizontal. Penggunaan 4 thruster cross X untuk memudahkan robot bergerak dan manuver ke segala arah dan menjaga stabilitas robot dalam air. Sementara itu, 2 thruster horizontal berguna untuk membantu robot kedalam air. Penggunaan IMU BNO055 digunakan untuk mengukur orientasi robot dalam bergerak, hal ini sangat penting untuk menjaga agar robot tetap stabil.Item ANALISIS PENGARUH PROSES PENGELASAN DAN SETELAH PROSES PENGELASAN TERHADAP LEVEL STRUKTUR(2024-07-05) Ryandhika Nelvan; Wiratno Sapto; Mantik W P AndrewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pengelasan terhadap level dari suatu stuktur yang di fabrikasikan. Strruktur ini merupakan struktur skidway yang dirancang agar dapat menahan beban yang berada di atas nya. Oleh karena itu struktur skidway harus dibuat dengan baik agar menghasilkan stuktur skidway yang memiliki level yang baik sehingga dapat menahan beban dari platform secara maksimal. Dengan melakukan pengambilan level ketika dilakukannya proses pengelasan dan setelah pengelasan dapat meminimalisir agar level struktur tetap baik selama proses fabrikasi. Pengambilan data level struktur ketika proses pengelasan terjadi pada progress pengelasan struktur secara keseluruhan berada di angka 65% hal itu dikarenakan meeting bersama client yang menghasilkan keputusan dengan nilai progress 65% akan di lakukannya pengambilan nilai dari level struktur agar mengetahui pengaruh dari proses pengelasan yang telah berlangsung terhadap level dari struktur skidway tersebut hal ini dilakukan agar dapat dilakukan pencegahan ketika pada proses ini terdapat struktur yang memiliki level yang tidak baik. Adapun pengambilan data level struktur yang selanjutnya dilakukan ketika progress pengelasan secara keseluruhan berada di angka 100% pada progress ini dapat mengetahui hasil final dari level struktur yang telah di lakukan pengelasan secara keseluruhan dan mengetahui apakah pencegahan yang dilakukan ketika proses pengelasan yang dilakukan berjalan dengan baik sehingga menciptakan nilai level struktur yang baik. Metode pengelasan adalah salah satu point yang mempengaruhi level dari struktur skidway hal itu dikarenakan pada proses ini penggunaan metode pengelasan fcaw dan smaw mempengaruhi dari kekuatan tarik yang dihasilkan dari proses pengelasan sehingga dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan dimensi (distorsi)[Item Analisa Waste Material Plate pada Pembuatan Barge 230 ft Menggunakan Design Cutting Plan(2024-07-05) Adhim, M. Arshil; Yuniarsih, Nidia; Dija, Rafia NurProses pembuatan kapal memerlukan estimasi kebutuhan material, biaya, dan waktu produksi kapal. Estimasi kebutuhan yang dilakukan dalam pembuatan kapal selama ini hanya pada jumlah biaya, jumlah material yang dibutuhkan dan terpakai. Material sisa (waste material) menjadi suatu hal yang dikesampingkan. Waste material merupakan material sisa pembangunan, material berlebih, atau material yang tidak terpakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan material pada proses pembuatan barge 230ft dengan cara meminimalkan waste material. Salah satu proses yang dapatdigunakan untuk menghindari waste material dan biaya yang berlebih adalah dengan menggunakan metode cutting plan. Cutting plan adalah acuan atau perencanaan dalam proses pemotongan material, proses pemotongan ini dilakukan menggunakan mesin CNC dengan mengikuti pola sesuai design yang telah dibuat. Hasil dari penerapan metode ini menunjukkan bahwa waste material plate yang dihasilkan dari proses pembuatan barge 230ft sebesar 0.12%, dan berada dibawah toleransi perusahaan sebesar <5%. Setelah waste material dari design cutting plan yang dibuat telah dihitung, didapatkan waste material plate dari design cutting plan sebesar 2.29%, dengan selisih antara estimasi dan design cutting plan sebesar 2.17%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan design cutting plan dapat efektif untuk mengurangi waste material plate, sehingga dapat meminimalkan penggunaan material dan biaya yang berlebihan.Item ANALISA PERANCANGAN KAPAL SPOB 350 DWT(2024-07-05) Fernando,Yudo; Ulfah,NurulItem Analisis Pengaruh Modifikasi Lambung Kapal Self Propelled Barge 15000 DWT Terhadap Hambatan Total dengan Menggunakan Metode CFD(2024-07-05) Saputra, Gestra Arya; Muvariz, Mufti Fathonah; Widiastuti, HanifahDalam perancangan sebuah kapal ada beberapa hal penting yang perlu dianalisis yang salah satunya yaitu hambatan kapal. Hambatan kapal adalah gaya yang ditimbulkan kapal saat bergerak atau beroperasi di dalam air, hambatan kapal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu bentuk lambung kapal, semakin bagus atau streamline lambung kapal semakin kecil hambatan pada kapal. Pada penelitian ini difokuskan pada modifikasi lambung kapal dengan merubah salah satu parameter pada kapal yaitu Coefficient blok (Cb). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Computational Fluids Dynamic, atau biasa disebut dengan CFD. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai hambatan kapal setelah dimodifikasi dan mendapatkan perbandingan nilai hambatan kapal sehingga bisa menentukan nilai hambatan yang terkecil dari modifikasi dan juga menentukan bentuk lambung yang memiliki hambatan yang paling optimal dari analisis tersebut. Dari hasil modifikasi lambung kapal mendapatkan koefisien blok kapal yaitu, pada modifikasi bagian haluan dengan koefisien blok sebesar 0,875, modifikasi di bagian buritan kapal sebesar 0,876, modifikasi pada bagian haluan buritan sebesar 0,873, sedangkan model asli dari lambung kapal memiliki Koefisien blok sebesar 0,892. Dari hasil analisis yang didapatkan berdasarkan tujuan dari penelitian ini mendapatkan nilai hambatan total kapal pada model asli sebesar 58883,12 N, model modifikasi haluan sebesar 67464,42 N, model modifikasi buritan sebesar 69736,11 N, dan model modifikasi haluan buritan sebesar 56992,87 N. Nilai hambatan total kapal yang terkecil dari hasil analisis yaitu, pada modifikasi haluan buritan kapal dan bentuk lambung kapal yang paling optimal dilihat dari hasil analisis yaitu model lambung kapal modifikasi haluan buritan kapal.Item Analisis Kemajuan Pembangunan Hull Construction Berdasarkan Work Breakdown Structure Pada Deck Cargo Barge 314x88x20 Feet(2024-07-08) Putra, Muhammad Fadly Dwi; Perkasa, Veryawan Nanda; Fajrin, AuliaDalam industri galangan kapal, pembangunan kapal memerlukan pengelolaan yang cermat untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Kemajuan proyek sangat dipengaruhi oleh perencanaan waktu pelaksanaan, karena bagaimanapun baiknya perencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan proyek dengan memecah atau menurunkan lingkup kegiatan proyek keseluruhan menjadi beberapa level WBS yang lebih terperinci dan membuat Kurva-S pada tiap level WBS yang akan digunakan sebagai pedoman pengendalian proyek pembangunan hull construction deck cargo barge berukuran 314x88x20 feet menggunakan metode Work Breakdown Structure (WBS) dan Kurva-S. Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu metode pendekatan untuk menjabarkan, memecah, membagi, menguraikan, atau menurunkan proyek yang utuh secara sistematis dan hirarkis menjadi proyek-proyek kecil atau elemen atau bagian kecil yang dapat dikendalikan dalam bentuk diagram pohon atau tree chart. Kurva-S adalah gambaran keseluruhan jenis pekerjaan, volume keseluruhan jenis pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah persentase kegiatan pada garis waktu. Pembuatan WBS dan Kurva-S menggunakan software Microsoft Project 2016 dan Microsoft Excel 2016. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbandingan antara progres perencanaan dan progres aktual. Pada week -1 hingga week 11 progres aktual mengalami kemajuan dibanding progres perencanaan, karena kebutuhan material yang mencukupi untuk memulai pembangunan. Sedangkan pada week 12 hingga week 25 progres aktual mengalami keterlambatan progres dibanding progres perencanaan, karena alat berat yang kurang memadai dan kondisi cuaca hujan pada beberapa hari dengan intensitas yang tinggi.Item Pengujian Kebocoran Internal dan Eksternal Pada Barge 330 ft dengan Metode Air Test Pressure(2024-07-08) Febriansyah; Perkasa, Veryawan Nanda; Kamsyah, DomiKapal tongkang atau yang biasanya disebut dengan Barge merupakan jenis kapal dengan ciri khas lambung datar atau juga disebut kotak besar yang mengapung. Kapal tongkang biasanya difungsikan sebagai alat angkut muatan dan sebagai dermaga apung. Untuk memastikan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh galangan kapal harus memperhatikan permasalahan kebocoran dari lambung atau tanki kapal, maka dari itu untuk memastikan agar kapal beroperasi dengan baik dilakukan yaitu pengujian kebocoran. Pengujian kekedapan pada kapal untuk mencegah terjadinya musibah/kecelakaan yang terjadi akibat kebocoran pada lambung ataupun tanki kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi titik kebocoran yang terjadi pada bagian Lambung dan Tanki kapal 330 ft menggunakan metode Air Test Pressure.Metode pengujian ini menggunakan udara bertekanan tinggi. Pengujian ini menggunakan tekanan sebesar 0,2 bar, dan menggunakan air sabun sebagai media mendeteksi kebocoran. Jika air sabun disemprotkan pada lasan dan mengeluarkan gelembung maka lasan tersebut terindikasi kebocoran. Pada penelitian ini area yang diuji adalah internal/tanki dengan jumlah 10 tanki dan eksternal/lambung kapal. Dan dari pengujian tersebut titik kebocoran terbanyak pada Internal adalah tanki 6 portside dengan jumlah titik kebocoran 5, sedangkan pada eksternal/lambung adalah chine dengan jumlah titik kebocoran 7, setelah dilakukan pengujian maka harus melakukan repair pada titik kebocoran yang sudah ditandai.