MENGIDENTIFIKASI RATA-RATA SEBARAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ISOHYET (STUDI KASUS : PULAU BATAM)

Repository Politeknik Negeri Batam

Date

2025-07-22

Authors

Septyana, Ruth Diva

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

Pulau Batam, salah satu pulau yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Kepulauan Riau, memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional berkat letaknya di jalur pelayaran internasional serta karakteristik iklim tropis dengan suhu rata-rata 26,5°C–28,8°C dan kelembapan tinggi 81,3% 86,8%. Topografi yang terdiri dari wilayah pesisir dan daratan menyebabkan distribusi curah hujan di Pulau Batam menjadi tidak merata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi spasial rata-rata curah hujan di Pulau Batam selama periode 2022–2024, penelitian ini menggunakan data sekunder curah hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang didapatkan dari 10 stasiun Automatic Weather Station (AWS) yang tersebar di wilayah Pulau Batam. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW) dan teknik pemetaan isohyet berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menggambarkan garis-garis penghubung area dengan jumlah curah hujan seragam. Data curah hujan bulanan diolah menjadi rata-rata tahunan per stasiun, kemudian diklasifikasikan berdasarkan standar BMKG: rendah (0–1500mm), menengah (1500–3000mm), tinggi (3000–4500mm), dan sangat tinggi (>4500mm). Hasil analisis memperlihatkan sebaran curah hujan yang sangat bervariasi. Area dengan intensitas tertinggi ditemukan di sekitar Stasiun Sei Harapan, Hang Nadim, dan Sei Ladi, sedangkan area Piayu dan Maritim mencatatkan curah hujan terendah

Description

Pulau Batam, salah satu pulau yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Kepulauan Riau, memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional berkat letaknya di jalur pelayaran internasional serta karakteristik iklim tropis dengan suhu rata-rata 26,5°C–28,8°C dan kelembapan tinggi 81,3% 86,8%. Topografi yang terdiri dari wilayah pesisir dan daratan menyebabkan distribusi curah hujan di Pulau Batam menjadi tidak merata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi spasial rata-rata curah hujan di Pulau Batam selama periode 2022–2024, penelitian ini menggunakan data sekunder curah hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang didapatkan dari 10 stasiun Automatic Weather Station (AWS) yang tersebar di wilayah Pulau Batam. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW) dan teknik pemetaan isohyet berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menggambarkan garis-garis penghubung area dengan jumlah curah hujan seragam. Data curah hujan bulanan diolah menjadi rata-rata tahunan per stasiun, kemudian diklasifikasikan berdasarkan standar BMKG: rendah (0–1500mm), menengah (1500–3000mm), tinggi (3000–4500mm), dan sangat tinggi (>4500mm). Hasil analisis memperlihatkan sebaran curah hujan yang sangat bervariasi. Area dengan intensitas tertinggi ditemukan di sekitar Stasiun Sei Harapan, Hang Nadim, dan Sei Ladi, sedangkan area Piayu dan Maritim mencatatkan curah hujan terendah

Keywords

Pulau Batam, Curah Hujan, Isohyet

Citation

APA

Endorsement

Review

Supplemented By

Referenced By