PENYEBAB PENINGKATAN SUHU KABIN PESAWAT B737-800/900 SAAT DI DARAT

dc.contributor.advisorAbdurrahman Prasetyo, Naufal
dc.contributor.authorMabruri, Tonny
dc.date.accessioned2025-01-04T04:14:41Z
dc.date.issued2024-07-11
dc.descriptionFull Page Artikel, Berkas bukti dukung, pengesahan, dan lampiran
dc.description.abstractPesawat Boeing 737-800/900 ER adalah salah satu jenis Pesawat yang banyak di gunakan oleh berbagai maskapai dunia. Salah satu komponen penting dari Pesawat ini adalah Air Conditioning System yang berfungsi untuk mengontrol suhu di dalam Pesawat seperti ruang Pilot dan ruang penumpang beserta peralatan di dalam nya. Oleh karena itu menjaga Air Conditioning System Pesawat sangatlah penting untuk kenyamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisi terjadinya cabin temperature not cool on the ground. Penelitian ini di latarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan adanya kegagalan Air Conditioning System yaitu Heat Exchanger dengan melakukan pengecekan, perbaikan, dan penggantian. Heat Exchanger sendiri tidak bekerja dengan maksimal dikarenakan kotor dan rusak sehingga menyebabkan kenaikan suhu hingga 30-40 derajat celcius dan setelah dilakukan pergantian komponen, suhu di kabin maupun diruang kemudi pilot menjadi suhu yang nyaman bagi manusia yaitu 18-24 derajat celcius. The Boeing 737-800/900 ER aircraft is a type of aircraft that is widely used by various airlines in the world. One of the important components of this aircraft is the Air Conditioning System which functions to control the temperature inside the aircraft such as the pilot room and passenger room along with the equipment inside. Therefore, maintaining the aircraft's air conditioning system is very important for comfort and safety in flight. This final assignment aims to analyze the occurrence of cabin temperature not cool on the ground. This research is motivated by observation data which shows the failure of the Air Conditioning System, namely the Heat Exchanger, by checking, repairing and replacing. The heat exchanger itself did not work optimally because it was dirty and damaged, causing the temperature to rise to 30-40 degrees Celsius and after replacing components, the temperature in the cabin and pilot's wheelhouse became a comfortable temperature for humans, namely 18-24 degrees Celsius
dc.identifier.citationAPA
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI40407#TEKNIK PERAWATAN PESAWAT UDARA
dc.identifier.nidnNIDN0012118802
dc.identifier.urihttp://103.209.1.147:4000/handle/PL029/3661
dc.language.isoother
dc.titlePENYEBAB PENINGKATAN SUHU KABIN PESAWAT B737-800/900 SAAT DI DARAT

Files

Original bundle

Now showing 1 - 3 of 3
Repository Politeknik Negeri Batam
Name:
3412332025_TA.pdf
Size:
1.07 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
TA
Repository Politeknik Negeri Batam
Name:
Lembar_Pengesahan.pdf
Size:
180.23 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Repository Politeknik Negeri Batam
Name:
Borang_Publikasi.pdf
Size:
216.64 KB
Format:
Adobe Portable Document Format

License bundle

Now showing 1 - 1 of 1
Repository Politeknik Negeri Batam
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:

Collections