D3 Teknik Mesin

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 169
  • Item
    Identifikasi dan Tindakan Preventif Terhadap Cacat Produk Maincarrier Pada Proses Umbug Fabrikasi Interior Mobil
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-03-13) CANOVER, MUHAMMAD RENOELDI; Aryswan, Ade
    Proses umbug merupakan salah satu proses akhir sebelum dilanjutkan ke mesin assemble. Proses umbug adalah pengecekan lem dan merapikan kulit yang berlebih setelah dilakukan tekanan dari mesin laminating. Pada proses umbug biasanya sering terjadi cacat komponen yang dikarenakan oleh operator umbug. Cacat komponen yang dihasilkan berupa pemotongan kulit yang berlebih dan kulit yang terbakar. Setelah melakukan identifikasi cacat komponen, ternyata lebih banyak cacat komponen karena kulit terbakar. Kulit terbakar karena penggunaan heatgun yang terlalu panas dan jarak antara heatgun dan kulit terlalu dekat. Penelitian ini dibuat dengan metode pengecekan visual dengan melihat hasil produksi dan kualitas produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencegah adanya cacat komponen berupa kulit yang terbakar akibat penggunaan heatgun yang terlalu panas. Setelah melakukan pengumpulan data pengunaan heatgun dengan settingan heatgun yaitu dengan settingan 7, settingan 8 dan settingan 9. Settingan 8 merupakan hasil yang bagus dengan temperatur 350° C - 400° C karena lem akan meleleh pada temperatur tersebut namun juga masih dapat di tolelir oleh kulit sehinnga tidak terdapat cacat komponen berupa kulit yang terbakar dan mendapatkan 8 pcs komponen dalam satu jam.
  • Item
    Pengaruh Tekanan Gas Oksigen dan LPG pada Proses Pemotongan Cutting Torch Pipa Carbon Steel 4 Inchi
    (hairi deswanto, 2025-03-05) Deswanto,hairi; Stefani Windy; hakim rahman
    Penggunaan gas LPG dan oksigen sangat umum dalam proses pemotongan pipa dan plat menggunakan cutting torch. Kesalahan dimensi hasil akhir dalam proses pemotongan sering terjadi, dikarenakan tekanan gas yang tidak sesuai dengan dimensi benda yang dipotong. Untuk mengurangi kesalahan pemotongan menggunakan cutting torch dapat dilakukan dengan pengaturan tekanan gas potongaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan hasil terbaik tekanan gas oksigen dan LPG pada proses pemotongan cutting torch pipa carbon steel dengan diameter 4 inchi yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan variasi 50 lb/in2 gas oksigen dan 50 lb/in2 LPG, 30 lb/in2 gas oksigen dan 70 lb/in2 LPG, 50 lb/in2 gas oksigen dan 30 lb/in2 LPG. Berdasarkan hasil pengujian tiga variasi tersebut, pemotongan mengggunakan variasi gas oksigen 30 lb/in2 dan gas LPG 50 lb/in2 lebih efektif, dikarenakan pemotongan dengan menggunakan variasi tersebut memiliki nilai rata rata pemotongan sebesar 49,71 mm dan penyusutan 2,29 mm. Sedangkan dibandingkan dengan pemotongan dengan gas oksigen 50 lb/in2 LPG 50 lb/in2 memiliki rata-rata pemotongan 47,08 mm dan penyusutan 4.92 mm, sedangkan tekanan gas oksigen 30 lb/in2, LPG 70 lb/in2 dengan rata-rata 45,07 mm 6,93 mm. Oleh karena itu tekanan gas yang efektif untuk melakukan pemotongan pipa carbon steel ukuran 4 inchi ketebalan 6.02 mm yaitu menggunakan tekanan gas oksigen 30 lb/in2 dan gas LPG 50 lb/in2.
  • Item
    STUDI KASUS FAN BLADE VIBRATION PADA ENGINE CFM56-5B4 PESAWAT AIRBUS A320-214
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-01-28) Saputra, Bayu Dwi; Saputra, Ihsan; Arifin, Nurul Laili
    Abstrak Pada pesawat Airbus A320-214 terdapat komponen utama salah satunya Engine. Engine pesawat adalah salah satu komponen kunci yang membuat pesawat mampu terbang. Fungsi utama dari Engine pesawat adalah menghasilkan daya dorongan yang cukup untuk mengatasi hambatan aerodinamis dan gravitasi, sehingga pesawat dapat mengangkat badan pesawat dan terbang. Engine selalu digunakan oleh pesawat untuk itu beban kerja engine sangat besar sehingga dapat menimbulkan masalah salah satunya engine fan blade vibration atau bisa disebut juga N1 vibration. Bagian fan blade perlu mendapat perhatian lebih ketika melakukan perawatan,salah satunya Engine fan blade relubrication, Engine fan blade relubrication adalah proses perawatan pada komponen fan blade yang dilakukan tiap 3000 flight cycle yang telah ditentukan aircraft maintenance manual/AMM.[1].Tujuan dari penelitian ini yaitu membahas langkah-langkah serta cara penanggulangan engine vibration N1/ Engine Fan rotor blade yang terdiri dari beberapa metode yaitu pelepasan fan blade,inspection, relubrication, pemasangan dan pengetesan. Hasil pengerjaan ini adalah mendapatkan nilai N1 vibration yang lebih kecil dari 1,6 – 2,6 units menjadi 0,6 units sehingga engine dapat berkerja lebih optimal dan sesuai dengan ketentuan dari Aircraft maintenance manual sehingga pesawat dapat terbang dengan kondisi lebih aman. Abstract On the Airbus A320-214 aircraft, there are main components, one of which is the Engine. The aircraft engine is one of the key components that makes the aircraft able to fly. The main function of the aircraft Engine is to produce sufficient thrust to overcome aerodynamic and gravitational resistance, so that the aircraft can lift the fuselage and fly. The engine is always used by the aircraft for that the engine workload is very large so that it can cause problems, one of which is engine fan blade vibration or can also be called N1 vibration. The fan blade section needs more attention when carrying out maintenance, one of which is Engine fan blade relubrication, Engine fan blade relubrication is a maintenance process on the fan blade component which is carried out every 3000 flight cycles that have been determined by the plane maintenance manual / AMM. [1]. The purpose of this study is to discuss the steps and means of overcoming engine vibration N1/ Engine fan rotor blade which consist of saveral methods, namely removing the fan blade,inspection,relubrication,installation and testing. The result of this research is to obtain a smaller N1 vibration value from 1.6-2.6 units to 0.6 units so that the engine can work more optimally and in accordance with the previsions of the Aircraft maintenance manual so that the aircraft can fly in safer conditions. Keyword: Studi Kasus Fan Blade Vibration Pada Engine CFM56-5B4 Pesawat Airbus A320-214
  • Item
    Estimasi Waktu Dan Biaya Pada Proses Coating
    (2024-07-10) Nur Cahaya Putra Nur Cahaya Putra; baharudin,budi; Kamsyah, Domi
    Coating is a process of adding a special layer to the surface of a vehicle's paint so that the special paint makes the vehicle look glossy, clean and new. Many vehicles are dull and the paint color is starting to fade. Because of this, I started a vehicle coating business. So that it can become a place to care for vehicle cats and invite young people and the public to pay more attention to the vehicles they use every day so that they look clean and tidy. Many people are confused and afraid of caring for vehicle cats because of the time and costs involved. This article presents the coating process on vehicles, estimated time and costs for 1 unit of HONDA CB 200 vehicle.
  • Item
    Pengaruh Kecepatan Potong Konstan (G96) dan Kecepatan Putaran Konstan (G97) Pada Kehalusan Permukaan Material ST 37 dan S45C Pada Mesin CNC Bubut
    (2024-07-16) Adimas; Baharudin, Budi; Cahyagi,Danang
    The progress of manufacturing technology is increasingly rapid, all competing to be the best, the need for high quality products produced at high production speeds as well. This trial research is to determine the results of product surface smoothness using constant cutting speed (G96), determine the results of product surface smoothness using constant rotation speed (G97), and determine the comparison of surface smoothness quality from the results of the two experiments using 2 different types of materials namely ST 37 and S45C. This research method is experimental research, turning ST 37 and S45C steel specimens with the same parameters using each program mode from G96 and G97. Each specimen will be turned in stages, namely with 2 levels only and each level will be tested as many as 3 points of surface quality using a measuring tool, namely the Mitutoyo surface tester. The measurement results will be obtained from the average surface smoothness or roughness of the two specimens with details of the ST 37 specimen using a constant cutting speed parameter of µm 2.27 in class N7 and a constant rotation speed parameter of µm 3.03 in class N8, while in the S45C specimen using a constant cutting speed parameter of µm 2.22 in class N7 and a constant rotation speed parameter of µm 3.08 in class N8. G96 mode parameters are better and better results than using G97 mode in turning done on a CNC machine.
  • Item
    PEMBUATAN SPECIMEN WELDING PLATE MILD STEEL UNTUK UJI PENETRANT
    (2024-07-05) Nuryanto, Fajar Dwi; Mutiarani; Puspita, Roza
  • Item
    PENYEBAB PENINGKATAN SUHU KABIN PESAWAT B737-800/900 SAAT DI DARAT
    (2024-07-11) Mabruri, Tonny; Abdurrahman Prasetyo, Naufal
    Pesawat Boeing 737-800/900 ER adalah salah satu jenis Pesawat yang banyak di gunakan oleh berbagai maskapai dunia. Salah satu komponen penting dari Pesawat ini adalah Air Conditioning System yang berfungsi untuk mengontrol suhu di dalam Pesawat seperti ruang Pilot dan ruang penumpang beserta peralatan di dalam nya. Oleh karena itu menjaga Air Conditioning System Pesawat sangatlah penting untuk kenyamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisi terjadinya cabin temperature not cool on the ground. Penelitian ini di latarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan adanya kegagalan Air Conditioning System yaitu Heat Exchanger dengan melakukan pengecekan, perbaikan, dan penggantian. Heat Exchanger sendiri tidak bekerja dengan maksimal dikarenakan kotor dan rusak sehingga menyebabkan kenaikan suhu hingga 30-40 derajat celcius dan setelah dilakukan pergantian komponen, suhu di kabin maupun diruang kemudi pilot menjadi suhu yang nyaman bagi manusia yaitu 18-24 derajat celcius. The Boeing 737-800/900 ER aircraft is a type of aircraft that is widely used by various airlines in the world. One of the important components of this aircraft is the Air Conditioning System which functions to control the temperature inside the aircraft such as the pilot room and passenger room along with the equipment inside. Therefore, maintaining the aircraft's air conditioning system is very important for comfort and safety in flight. This final assignment aims to analyze the occurrence of cabin temperature not cool on the ground. This research is motivated by observation data which shows the failure of the Air Conditioning System, namely the Heat Exchanger, by checking, repairing and replacing. The heat exchanger itself did not work optimally because it was dirty and damaged, causing the temperature to rise to 30-40 degrees Celsius and after replacing components, the temperature in the cabin and pilot's wheelhouse became a comfortable temperature for humans, namely 18-24 degrees Celsius
  • Item
    Preparasi Sebelum Proses Pengelasan Pada Material AISI 4140 join to API 5CT L80
    (Politeknik Negeri Batam, 2023-07-07) Siagian Lensius, Ligath Luis; Batubara, Hardina Ninda; Fajrin, Aulia
    Dalam pengelasan, persiapan sebelum melakukan proses pengelasan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan, karena hasil dari pengelasan sangat berpengaruh jika kegiatan preparasi tidak dilakukan berdasarkan WPS (Welding Procedure Specification), Apabila preparasi proses pengelasan tidak sesuai dengan WPS dapat mempengaruhi hasil dan kualitas produk yang dilas dan dapat menimbulkan cacat las serta mempengaruhi sifat mekanik dari produk yaitu Strength (kekuatan), Toughness (kekerasan), Ductillity (elastisitas), Weldabillity (kemampuan las) dan Durabillity (ketahanan). WPS merupakan dokumen yang menjelaskan parameter pengelasan untuk menghasilkan hasil las yang sesuai dengan kode dan standar yang telah ditentukan. Penelitian ini menjelaskan tentang identifikasi persiapan proses pengelasan yang sesuai dengan WPS (Welding Procedure Specification) agar mencapai kualitas produk yang optimal sesuai dengan JO (Job Order) perusahaan. Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk memastikan bahwa proses preparasi pengelasan berjalan sesuai dengan WPS (welding procedure specification) dan bertujuan untuk menghindari resiko kecelakaan kerja.
  • Item
    PENGARUH HEAT INPUT PENGELASAN GTAW TERHADAP NILAI HARDNESS PADA MATERIAL SUPERDUPLEX STAINLESS STEEL S32750
    (2024-03-22) Ardiyansyah, M; Saputra, Ihsan; Irawan, Benny Hadli
    Di era serba canggih ini proses pembuatan logam yang dilakukan tidak lepas dari proses pengelasan. Pengelasan merupakan proses penyambungan dari dua buah logam dengan menggunakan elektroda atau logam pengisi (filler metal) yang biasa digunakan di dunia fabrikasi dan industri. Energi panas sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah lasan. Tiga parameter yang ada pada energi panas tersebut adalah kuat arus (A), tegangan (V) dan masukan panas (heat input). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masukan panas (heat input) terhadap nilai kekerasan (hardness) pada material Superduplex Stainless Steel S32750 dengan proses pengelasan GTAW. Kekerasan pada material sangatlah penting untuk mengetahui ketahanan sebuah material. Dalam proses fabrikasinya masih terdapat material yang memiliki nilai hardness melebihi nilai standar dari manufaktur material tersebut. Proses pengelasan dilakukan dari Root, Hotpass, Fill pass hingga Capping dengan lima variasi heat input terhadap lima sampel sambungan dalam sebuah pipe spool, kemudian dilakukan pengujian kekerasan dengan menggunakan metode Vickers dengan alat uji Portable UCI Sonodur 3. Pengujian kekerasan dilakukan pada lokasi permukaan daerah logam las (weld metal), logam induk (base metal), dan daerah yang dipengaruhi panas (HAZ). Dengan variasi heat input yang digunakan selanjutnya dilakukan pengujian hardness. Dari analisa yang dilakukan dengan lima variasi heat input dan membandingkan nilai hardness pada masing-masing lokasi uji, heat input rendah yaitu 0.97 kJ/mm menghasilkan nilai rata-rata hardness tertinggi sebesar 299.2 HV pada daerah logam induk (base metal), daerah terpengaruh panas (HAZ) sebesar 265.9 HV, dan daerah logam las (weld metal) sebesar 229.5 HV.
  • Item
    Modification Of Rudder Pedal Pada Pesawat BOEING 737-8GP
    (Politeknik Negeri Batam, 2024-07-16) Kurniansyah Ervian; Juangsa, Lalu Giat; Moeljanto
    The Boeing 737-8GP aircraft has a rudder system that is crucial for yawing or turning left and right. However, pilots often encounter difficulties due to friction between the rudder pedal and the upper cover, which can hinder the movement of the rudder pedal and make it challenging to operate the rudder effectively. To address this issue, researchers aim to modify the upper cover by adding brackets to provide additional space. This modification aims to prevent interference with the fasteners installed on the steering pedals, ensuring smoother operation and reducing the risk of component damage.The modifications are guided by the Airworthiness Directive (AD) and are carried out using Taskcards. These modifications are essential for ensuring safe and efficient operation of the aircraft, particularly during critical phases of flight such as takeoff and landing