D3 Teknik Mesin
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760
Browse
191 results
Search Results
Item Studi Kasus Issue reject Part pada Proses Machining di Mesin CNC Turning Menggunakan Metode Root Cause Analysis (RCA) di PT. X(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-08-07) Wiguna, Agusti; Timothee, Meschac; Widiastuti, HanifahPermasalahan reject part yang terjadi pada proses pemesinan CNC (Computer Numerical Controlled) merupakan suatu masalah yang masih sering terjadi di industri manufaktur. Tingginya jumlah produk reject yang terjadi, akan berdampak langsung terhadap kestabilan alur produksi, biaya dan kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari produk reject pada proses pemesinan CNC dan membuat langkah improvement untuk mengurangi issue reject di salah satu perusahaan manufaktur oil and gas. Metode yang digunakan adalah Root Cause Analysis (RCA) yang melibatkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Dalam proses identifikasi data, akan digunakan alat bantu analisis seperti diagram pareto, fishbone, Fault Tree Analysis (FTA), dan 5 why untuk melakukan proses identifikasi data secara akurat. Dengan menggunakan metode RCA, penelitian ini diharapkan dapat menemukan akar penyebab masalah serta mencari tindakan perbaikan yang tepat. Hasil dari analisis menunjukan bahwa issue reject yang paling sering terjadi adalah reject tool mark. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya reject tool mark ini seperti manusia, metode, mesin, material dan tooling. Berdasarkan dari hasil identifikasi, penyebab terjadinya reject tool mark adalah faktor metode, kurangnya prosedur safety pada program, menjadi penyebab utama issue reject tool mark terjadi pada proses pemesinan CNC. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan menambahkan safety program dan membuat sebuah alat bantu khusus untuk melakukan pengecekan pada program. Hasil dari perbaikan yang dilakukan, persentase reject mengalami penurunan dari 3% menjadi 1% dari total jumlah produksi yang dihasilkan. Kata kunci: CNC, Reject Part, Root cause Analysis(RCA), Tool MarkItem PARAMETER PELAPISAN CELUP MATERIAL A9V24 PADA MESIN INDUSTRI GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI TERHADAP KUALITAS PRODUK(Politeknik Negeri Batam, 2025-07-24) Siregar, Fauziah Nurul; Arifin, Laili NurulSurface coating technology or what we commonly know as coating is one of the important technologies that contributes greatly to the quality and quantity of products. PT. ABC is a manufacturing company that produces various products for local and global markets using the dip coating method. This study focuses on the analysis of dip coating process parameters on A9V24 material such as pulling speed, increasing immersion length and immersion depth. Based on PT. ABC production data from March 2025 to April 2025 after optimizing the parameters, there was a significant decrease in rejects by 1.35%. So it can increase the efficiency of the machine by 10.8%. This study aims to optimize parameters such as pulling speed, increasing immersion length and immersion depth with the right values and improve the quality and efficiency of the machine, reduce the number of defects in the coating process, and be able to minimize the repetition process. This study focuses on the manufacturing industry and only discusses the dip coating method. The results of the analysis can be concluded that the optimization of programs and parameters on industrial machines in the dip coating process has a significant effect on increasing machine efficiency.Item Inovasi Pengembangan Tooling Seri 6000 Aluminium untuk Meningkatkan Presisi hasil Groove Sandblasting dan Mempercepat dalam Proses Pengukuran CMM(Politeknik Negeri Batam, 2025-08-29) Adriansyah Renold; Baharudin,Budi; Sugondo EbengAbstract In the manufacturing industry, each stage of the production process plays an important role in ensuring the final product's quality. One such stage that affects surface quality is the sandblasting process, a technique that involves spraying high-pressure abrasive particles to remove dirt, rust, and to create specific surface textures, allowing protective coatings to adhere properly. This research was conducted at PT. XYZ, a manufacturing company that produces various spare parts for specific industries, including gear transmission rings (GTR). A common issue encountered during the sandblasting process of GTR is the inconsistent shape of the grooves, caused by unstable air pressure, uneven distribution of abrasive particles, and tooling design that does not sufficiently support the stability of the workpiece position. As a solution, a tooling was developed using 6000 series aluminum, which is lightweight, corrosion-resistant, and has good dimensional stability. The main objective of this study is to design and test new tooling that can improve the stability of the workpiece during the sandblasting process, reduce groove variation, and accelerate measurement using a Coordinate Measuring Machine (CMM). The results are expected to enhance both the efficiency and the overall quality of the production process.Item Kajian Metode Inspeksi Fluorescent Penetrant pada Engine Mount Bolt: Post-Emulsifiable dan Water Washable(Politeknik Negeri Batam, 2025-08-11) Pamungkas, Budi; Albana, Muhammad Hasan; Batubara, Ninda HardinaAbstrak Inspeksi rutin terhadap struktur dan komponen pesawat sangat penting untuk menjamin keselamatan penerbangan. Salah satu komponen yang rentan mengalami cacat akibat kelelahan material adalah engine mount bolt, yaitu bolt pengikat mesin pada struktur pesawat. Penelitian ini membandingkan dua metode Fluorescent Penetrant Inspection (FPI), yaitu Water Washable dan post-Emulsifiable dalam mendeteksi cacat permukaan pada komponen tersebut. Pengujian dilakukan secara eksperimental menggunakan satu spesimen engine mount bolt bekas dari pesawat Boeing 737-800/900 dengan tipe mesin CFM56-7, mengikuti standar ASTM E1417/E1417M dan prosedur dalam Aircraft Maintenance Manual (AMM). Parameter yang diamati meliputi jumlah indikasi cacat, kejelasan visual, ukuran indikasi, dan efisiensi proses aplikasi. Hasil menunjukkan bahwa kedua metode mendeteksi satu cacat berupa deep scratch, namun metode post-Emulsifiable menghasilkan indikasi dengan panjang 5 mm dan visual yang lebih tajam dibandingkan Water Washable yang menunjukkan panjang 4 mm. Meskipun metode Water Washable lebih cepat (75 menit dibandingkan 80 menit), metode post-Emulsifiable terbukti lebih andal dalam menghasilkan indikasi dengan kontras tinggi, sehingga lebih sesuai untuk inspeksi komponen kritikal seperti engine mount bolt. Abstract Routine inspection of aircraft structures and components is essential for ensuring flight safety. One of the components suspected to fatigue-related defect is the engine mount bolt, which secures the engine to the aircraft's structure. This study compares two Fluorescent Penetrant Inspection (FPI) methods, Water Washable and post-Emulsifiable for detecting surface defects on this component. The test was conducted using a used engine mount bolt from a Boeing 737-800/900 aircraft with CFM56-7 engine. Inspection followed ASTM E1417/E1417M standards and the Aircraft Maintenance Manual (AMM). Observed parameters include defect indication count, visual clarity, indication size, and process efficiency. The results show that both methods detected the same deep scratch defect, but the post-Emulsifiable method provided clearer and more defined indications with a defect length of 5 mm compared to 4 mm for the Water Washable method. Although the Water Washable method was quicker between 75 minutes vs. 80 minutes, the post-Emulsifiable method proved more reliable in producing high-contrast results, making it more suitable for critical components like engine mount bolts.Item Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Spindel Mesin Bubut Terhadap Hasil Penguliran Dengan Spesimen Aluminium 6061 dan S45C Menggunakan Holder Snei to Tailstock(Politeknik Negeri Batam, 2025-07-23) Putra, Akri Ramadhan; Saputra, Ihsan; MutiaraniPemahaman mahasiswa mengenai proses pembuatan ulir luar menggunakan mesin bubut konvensional dan handle snei masih menghadapi tantangan dalam praktik lapangan. Kendala ini muncul akibat terbatasnya waktu penggunaan mesin serta sistem bergiliran antar pengguna, yang seringkali mengakibatkan kerusakan atau ketidaksesuaian standar pada ulir yang dihasilkan. Salah satu faktor utama penyebab kerusakan tersebut saat menggunakan handle snei adalah kurangnya perhatian terhadap ketegaklurusan benda kerja ketika dijepit di ragum. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecepatan putar spindle yang optimal bagi proses penguliran diameter luar dengan holder snei to tailstock pada mesin bubut konvensional, menggunakan material S45C dan Aluminium 6061 sebagai spesimen serta dimensi ulir M 8 × 1.25 mm. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuantitatif, dilaksanakan di PT. X. Batasan penelitian meliputi dua jenis material berdiameter 30 mm dan panjang 60 mm, dengan panjang ulir mencapai 35 mm. Penelitian mencakup enam variasi putaran spindle untuk material S45C (50 RPM, 130 RPM, 180 RPM, 260 RPM, 360 RPM, dan 560 RPM) serta Aluminium 6061 (180 RPM, 260 RPM, 360 R PM, 560 RPM, 800 RPM, 1120 RPM). Data yang dikumpulkan mencakup dimensi produk akhir,jangka waktu pengerjaan, hasil visual dari ulir yang dihasilkan, pengujian fungsi melalui pemasangan ulir ke mur M 8 ×1 .25 mm, dengan media penguji berupa lembaran plat baja setebal 15 mm serta dibandingkan dengan part standar (cap screw M 8 ×1.25 mm). Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk spesimen S45C, kecepatan putar spindle optimum berada pada angka 50 RPM sedangkan untuk Aluminium 6061 180 RPM hingga 260 RPM. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menetapkan parameter kecepatan putar ideal guna menghasilkan ulir luar yan baik secara tampilan maupun fungsional.Item ANALISIS HASIL PENGUKURAN FREE HEIGHT PADA PRODUK SEAL DENGAN METODE GAGE REPEATABILITY AND REPRODUCIBILITY OLEH INSPECTOR DAN OPERATOR(Politeknik Negeri Batam, 2025-07-30) Hardiansyah, Ansor; Widiastuti, Hanifah; Albana, Hasan MuhammadPengukuran yang akurat dan konsisten sangat penting untuk menjamin kualitas produk di industri manufaktur. Namun dalam praktiknya ditemukan adanya perbedaan hasil pengukuran antara Inspector dan Operator, terutama dalam pengukuran dimensi kritis seperti Free Height pada produk Seal dengan alat ukur Digital Micrometer. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi variasi pengukuran yang perlu dianalisis lebih lanjut untuk menjaga kualitas produk. Salah satu metode yang digunakan dalam industri manufaktur untuk menganalisis sistem pengukuran adalah metode Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R) sebagai bagian dari Measurement System Analysis (MSA) yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan dari sistem alat ukur. Tujuannya adalah untuk mengukur besar variasi yang disebabkan oleh alat ukur (Repeatability) dan operator pengukuran (Reproducibility). Dengan menggunakan metode Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R) penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sumber utama dari variasi hasil pengukuran, serta mengetahu seberapa besar nilai persentase dari Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R) untuk Inspector adalah 12%, sedangkan untuk Operator sebesar 17,1%, yang keduanya termasuk dalam kategori dapat diterima dengan bersyarat berdasarkan standar MSA. Selain itu nilai Number of Distinct Categories (NDC) masing-masing adalah 10 untuk Inspector dan 8 untuk Operator, yang menunjukkan bahwa sistem pengukuran cukup mampu membedakan variasi antar produk. Ditemukan bahwa variasi pengukuran lebih besar disebabkan oleh faktor Reproducibility dibandingkan dengan Repeatability, yang menandakan bahwa variasi antar individu pengukur lebih besar dibanding dengan variasi alat ukur.Item Rancang Bangun Adjustable Roller Support untuk Proses Forming Manufaktur(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-07-25) Anugrah, Alvin; Baharudin, Budi; Batubara, Ninda HardinaPenelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada proses pembentukan di industri manufaktur, dimana penggunaan alat bantu konvensional kurang adaptif terhadap perubahan diameter benda kerja, sehingga menghambat proses produksi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan pendekatan perancangan untuk membuat adjustable roller support sebagai alternatif solusi yang lebih adaptif. Proses pembuatannya terdiri dari 17 tahap meliputi perancangan menggunakan SolidWorks 2020, fabrikasi komponen utama (spacer, sliding plate, dan roller), dan perakitan, dengan total waktu pengerjaan selama 430 menit. Hasil pengujian melalui gambar ilustrasi perancangan 3D pada benda kerja dengan diameter 40 inci dan 45 inci menunjukkan bahwa adjustable roller support mampu menopang benda kerja dengan baik dan dapat diatur secara fleksibel, tidak seperti alat bantu konvensional yang bersifat tidak adaptif dan menimbulkan ketidakstabilan. Berdasarkan hasil tersebut, maka diputuskan bahwa adjustable roller support dinilai sebagai solusi yang efektif dan layak untuk digunakan karena memberikan kestabilan yang lebih baik dan menunjang efisiensi kerja secara keseluruhan.Item Design and Implementation of a Pusher Loader Jig on a Hook Forming Machine with the Addition of a Compression Spring System(Politeknik Negeri Batam, 2025-09-08) Ramadana, Khairul; M Avrieldi, KMS; NovebriantikaThe forming process is one of the common material forming methods used in the manufacturing industry to make products with certain shapes precisely. In the hook forming machine at PT VMC, damage often occurs to the jig pusher loader machine components. The jig pusher loader has a dual role, namely as an active component that transmits the thrust force and at the same time as a component that receives the backlash force. Under certain conditions, the compressive force received by the jig can be very large, this causes the potential for cracks, breaks, and deformation. This study aims to design and implement a modification concept of the jig pusher loader by adding a spring element (compression spring) as a damper for the compressive force received by the jig. The research method used is experimental engineering and mechanical design because the problems faced are technical in nature, so they require design-based solutions and direct testing in the field. The test results showed that the frequency of damage in the new system decreased from 1 time per month to 0 cases during 1 month of observation. The service life of the jig increased from ±1 month to more than 2 months without damage. The jig dimension of the new system only experienced wear of 0.91 mm, compared to 3 mm in the old system. In addition, the new jig showed better stability because it did not experience shifting, impact sounds, or vibrations during machine operation. With the implementation of the new jig, it is expected to reduce the risk of damage, extend the service life, and increase the work efficiency of the machine.Item Pengujian Selang Hydrolic Dengan Menggunakan Mesin Pressure Test Untuk Menguji Hasil Crimping(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-09-02) Rizki Pratama, Sadi; Fadilah, Nurul; LEKSONOWATI PUJO FITRIA NURSelang hydraulic sangat penting untuk menjaga keamanan. Kondisi selang yang penggunaan selang yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebocoran, kerusakan peralatan, atau bahaya bagi pekerja, cuaca, sinar matahari, bahan kimia, kondisi pengoperasian, atau kesalahan selama pengoperasian dapat mempengaruhi lamanya pemakaian selang hydraulic, dan pemilihan selang yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan pemeliharaan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan proses manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada kebocoran pada hasil crimping, hydraulic hose juga berperan penting dalam menjaga keamanan. Kondisi selang yang buruk atau penggunaan selang yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebocoran, kerusakan peralatan, atau bahaya bagi pekerja. Teknologi crimping adalah cara selang hydraulic dihubungkan ke fitting nya. Mesin crimping selang hydraulic digunakan untuk mengikat selang hydraulic dengan berbagai ukuran, bentuk, dan bentuk fitting. Mereka dapat bekerja dengan minyak hydraulic, listrik, atau kombinasi keduanya. Bahan yang digunakan adalah karet sintetis yang dilapisi dengan dua lapisan kawat untuk menjaga keamanan selang pada suhu mulai dari -40 derajat celcius hingga +100 derajat celcius. Spesifikasi selang tersedia di sini. Berdasarkan hasil pengujian pada selang dengan diameter lingkar crimping yang berbeda, pada pengujian pertama dengan diameter 19mm adanya retak pada bibir ferrule setelah di analisa penyebabnya adalah terlalu berlebihan tekanan yang menyebabkan keretakan pada selang dan, pada pengujian kedua dengan diameter 22mm, selang aman digunakan tidak ada kebocoran dan retak pada bibir ferrule selanjut nya, pada pengujian ketiga dengan diameter lingkar crimping 24mm terdapat kebocoran pada bagian leher ferrule setelah dianalisa adanya kurang tekanan pada proses crimping yang menyebabkan longgar pada selang sehingga memuat fitting dan ferrule lepas.Item -(2024) Wardanas, Samsu; Fajrin, Aulia; Hanifah, WidiastutiDalam mengetahui permasalahan pada mesin coating yang mempengaruhi kualitas yang terjadi maka dilakukan pengujian terhadap spesifikasi kode spray tip coating karena beberapa ditemukan cacat produk pada saat produksi berjalan. Cacat produk yang sering ditemukan pada proses coating yaitu: sagging, holiday, orange peel dan pin hole. Penyebab kualitas pelapis yang kurang optimal umumnya terletak pada pengaturan spray tip dan pressure pump yang tidak optimal. Maka dilakukan pengujian visual pada pipa ukuran 9 ⅝ inch dan pembuatan sampel hasil pengujian visual untuk pengaturan pressure pump dan spray tip. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dengan variasi pengaturan spray tip yang berbeda dengan kode ukuran 613, 615 dan 617 yang memiliki arti sebagai berikut: -lebar kipas spray tip digit pertama (6) 6 X 2=12 Inch, -ukuran lubang spray tip: dua digit terakhir (13,15, dan 17) 0.013 Inch, 0.015 Inch ,0.017 Inch. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi hasil reject pada proses coating pipa OCTG (Oil Country Tubular goods). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memilih kode spray tip yang tepat untuk mencapai kualitas hasil coating yang sesuai spesifikasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil yang didapatkan pengaturan yang optimal pada spray tip dan pressure pump dengan kode spray tip 613 serta pressure pump 2 Bar. Penggunaan spray tip 613 dalam proses coating memberikan hasil coating yang lebih baik, karena mengurangi reject pada proses coating untuk pipa berukuran 9 ⅝ Inch berdasarkan pengujian visual, jika dibandingkan banyaknya pipa yang reject dengan menggunakan pengaturan spray tip variasi kode 615 dan 617.