D3 Teknik Mesin
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760
Browse
Item A.Md.T(Politeknik Negeri Batam, 2024-08-13) Simatupang, Ricky; HAKIM, RAHMAN;Mesin autosoldering jumper adalah mesin solder yang bertujuan untuk menggabungkan kedua titik/pad komponen pada material yang prosesnya di operasikan secara automatic. Masalah pada mesin autosoldering jumper yang sering dijumpai di perusahaan tempat studi adalah adanya reject pada produk yang dihasilkan sehingga kualitasnya tidak memenuhi standar perusahaan. Untuk mengetahui permasalahan pada mesin autosoldering jumper yang mempengaruhi kualitas hasil soldering yang terjadi maka perlu dilakukan pengujian terhadap mesin autosoldering karena beberapa ditemukan reject pada proses produksi berlangsung. Hal ini biasanya disebabkan dari keausan tips solder, yaitu komponen mesin autosoldering yang mempunyai fungsi untuk melelehkan timah sehingga mudah menempel pada material sehingga mempengaruhi proses soldering yang membuat kualitas hasil soldering menjadi kurang maksimal. Untuk menghindari hal itu terjadi maka diperlukan pergantian tips solder yang dimana pergantian tips solder juga membuat downtime pada produksi. Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan umur pakai dari tips solder tipe P3DR dan P4DR dengan cara melakukan observasi keausan bagian tips solder untuk mengetahui umur pakai. Observasi dilakukan dengan dua jenis tips solder yang memiliki spesifikasi yang berbeda yaitu P3DR dan P4DR. Dari hasil observasi tips solder P3DR memiliki jumlah pemakaian 6 pieces/week dan lifetime sekitar 24 jam/piece, sedangkan tips solder P4DR memiliki jumlah pemakaian 3 pieces/week dan lifetime sekitar 48 jam/piece.Item Analisa Pengendalian Defect Pada Proses Produksi Wiring Harness Dengan Metode PDCA di PT XYZ(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Rahmatullah; Restu,Fedia; Siregar,JamesItem ANALISA PENYEBAB CACAT PRODUK INSULATION PADA PROSES WINDING(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Nabawi, Arsyil Abiell; FYONA, ANNISA; ROSSBANDRIO, WOWOIndustri manufaktur, khususnya dalam produksi peralatan spareparts otomotif, menghadapi tantangan memastikan kualitas produknya. Proses winding produk insulasi di PT Panasonic Industrial Devices Batam tingkat cacatnya masih menjadi perhatian utama. Penelitian ini difokuskan pada proses winding dan masalah cacat insulation pada produk. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis penyebab insulation serta memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi proses produksi. Metode penelitian menggunakan analisis penyebab dengan Fishbone Diagram. Langkah-langkah metodologi penelitian mencakup identifikasi masalah, rumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat faktor utama yang menyebabkan kecacatan produk, yaitu manusia (Man), metode (Method), bahan baku (Material), dan mesin (Machine). Faktor bahan baku (Material) merupakan penyebab paling dominan dengan 54 kasus kecacatan terkait kualitas bahan baku dan penyimpanan yang tidak sesuai. Faktor metode (Method) menyebabkan 39 kasus kecacatan, terutama disebabkan oleh prosedur yang tidak tepat dan kurangnya pengecekan rutin. Faktor mesin (Machine) menyumbang 37 kasus kecacatan, terutama akibat tegangan berlebih dan kurangnya kalibrasi serta perawatan mesin. Faktor manusia (Man) menyebabkan 25 kasus kecacatan, terkait dengan kesalahan operator dan ketidaktelitian dalam proses produksi.Item ANALISA PENYEBAB OVER TEMPERATURE PRECOOLER DURING CRUISE AND DESCENT (STUDI KASUS AIRBUS A320 IAE V2500 ENGINE)(2024-07-11) Yusuf, Ahmad Maulana; Saputra, Hendra; Havwini, TianPrecooler-exchanger merupakan bagian penting dari pesawat terbang, terutama pada fase cruise dan descent. precooler-exchanger berfungsi untuk menurunkan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya suhu berlebih (over-temperature) pada precooler-exchanger selama fase cruise dan descent pada pesawat Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. precooler-exchanger memiliki peran penting dalam penurunan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Suhu berlebih pada precooler-exchanger dapat mengganggu operasional dan berpotensi menimbulkan bahaya keselamatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan fokus pada armada Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. Data dari operasi penerbangan, catatan pemeliharaan, dan sistem pemantauan kinerja mesin dikumpulkan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan potensi penyebab kejadian suhu berlebih selama fase cruise dan descent. Hasil penelitian pada PK-XYZ ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger selama fase penerbangan cruise dan descent disebabkan oleh kebocoran pada sensing line Fan Air Valve (FAV) yang menyebabkan gangguan fungsi FAV sebagai penyedia udara dingin. Sementara pada PK-ABC ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger disebabkan oleh kerusakan pada seal bagian atas precooler-exchanger yang mengganggu fungsi dari precooler-exchanger itu sendiri. Penggantian komponen sesuai dengan prosedur mengembalikan suhu precooler-exchanger ke kondisi normal pada suhu 2100C.Item Analisis Distribusi Ketebalan Untuk Paket IC TDSON SS08(2024-07-04) Humam Yafi, Naufal; Havwini,Tian; Mandhalena Manurung,MeilaniSn Plating adalah suatu proses pelapisan timah yang menggunakan teknik electroplating dengan tujuan untuk melapisi logam dengan menggunakan arus listrik dan larutan elektrolit tertentu. Cpk jig adalah alat yang digunakan untuk membantu mencapai indeks kapabilitas yang baik. Shield merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur arus dari anoda yang bergerak bebas di dalam larutan elektrolisis yang bergerak mendekati katoda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Cpk jig dan Shield terhadap distribusi ketebalan Sn (timah) pada mesin Sn plating, dan menentukan parameter Cpk jig dan Shield yang tepat untuk pendistribusian ketebalan Sn (timah) pada mesin Sn plating. Metode yang digunakan adalah pengukuran dengan menggunakan mesin XRF Fischer untuk mengetahui indeks kapabilitas proses. Setelah menjalankan beberapa kali percobaan dengan ketinggian shielding yang berbeda yaitu 102 mm very high (VH), 92 mm high high (HH), 82 mm mud mid (MM), 77 mm low low (LL), 72 mm very low (VL), kemudian melakukan pengukuran hasil ketebalan pelapisan dengan menggunakan mesin xrf fischer. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil dari parameter 102 mm very high (VH) dengan nilai Cpk 0,79, parameter 92 mm high high (HH) dengan nilai Cpk 0,91, parameter 82 mm mid mid (MM) dengan nilai Cpk 2,23, parameter 77 mm low low (LL) dengan nilai Cpk 0,78, dan parameter 72 mm very low (VL) dengan nilai Cpk 0,92 dan analisis ternyata pengujian sudah baik pada parameter mm dengan ketinggian shielding 82 mm dengan hasil Cpk sebesar 2,23 yang berada pada range dari USL dan LSL dan mencapai spesifikasi Cpk perusahaan yaitu lebih dari 1,67.Item Analisis Keselamtan Dan Kesehatan Kerja Pada Mesin Las di Laboratorium Pengelasan Dengan Metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control)(2024-07-04) Gultom, Alex Samuel; Nugroho, Cahyo Budi;Politeknik Negeri Batam merupakan perguruan tinggi teknik yang mempunyai banyak laboratorium yang digunakan tidak hanya sebagai tempat menghasilkan produk tetapi juga sebagai sarana praktik mahasiswa. Karena Politeknik Negeri Batam mempunyai laboratorium, maka Politeknik Negeri Batam juga menyelenggarakan K3 seperti halnya perusahaan industri lainnya. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan bahaya dan cedera pada pekerja. Kegiatan praktikum di laboratorium pengelasan antara lain pelatihan praktik dengan menggunakan mesin las yang merupakan sarana untuk mengembangkan kualifikasi mahasiswa, tentunya keselamatan dan kesehatan di tempat kerja juga menjadi aspek penting dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja risk, hazard, dan rekomendasi pengendalian risiko kecelakaan kerja pada saat praktik. Penelitian ini dilaksanakan dengan merumuskan masalah yang diajukan pada topik utama, penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca atau mencatat hal-hal yang berkaitan dengan topik tersebut kemudian pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan, observasi langsung, dan wawancara atau kuesioner. Tahap pengolahan data menggunakan metode HIRADC. Hasil penelitian ini adalah untuk pengendalian risiko pada praktek pengelasan di laboratorium w2 dapat berupa pengendalian dengan APD (alat pelindung diri) dan pengendalian dengan administratif yaitu dengan memberi pelatihan tentang keselamatan kerja maupun sign yang berupa peringatan untuk mengingatkan mahasiswa yang melakukan praktik.Item Analisis Keterlambatan Proyek pada Pembuatan Kapal Tugboat 27M dengan Metode Fault Tree Analysis(2024-07-11) Anwar, Nurul Fatihah; ; Puspita, RozaItem Analisis Penyebab APU Auto Shutdown pada Pesawat Airbus A 320(2024-07-05) Firdaus, Angga Ginti; Irawan, Benny Haddli; Dzulfiqar, Mohamad AlifAPU (Auxiliary Power Unit) adalah Gas turbine engine yang berkecepatan konstan yang berlokasi di area unpressurized pada tail cone pesawat. Fungsi dari APU (Auxiliary Power Unit) adalah agar pesawat mendapatkan electrical system serta pneumatic system saat pengoperasian pesawat di darat maupun di udara dengan batasan pengoperasian tertentu sesuai jenis atau tipe APU tersebut. APU Auto Shutdown adalah kondisi dimana APU mengalami malfunction pada saat beroperasi ataupun pada saat starting, yang menyebabkan APU menjadi berhenti beroperasi secara otomatis untuk mencegah kerusakan pada sistem yang lain. Berdasarkan hasil dari PFR (Post Flight Report) dan dari bite test APU Auto Shutdown Report di CFDS, ada beberapa message yang berbeda-beda yang menyebabkan APU Auto Shutdown dan cara mengatasi masalah tersebut. Beberapa metode yang digunakan seperti studi literature melalui AMM (Aircraft Maintenance Manual), observasi di lapangan, dan konsultasi ke Engineer Specialist Engine dan APU, untuk menganalisa masalah APU Auto Shutdown dengan menggunakan diagram Fish Bone. Berdasarkan hasil analisis mengenai penyebab APU Auto Shutdown pada pesawat Airbus A320, dapat disimpulkan bahwa masalah penyebab APU Auto Shutdown dengan Fault Message FCU (8022KM) / APU FUEL SUPPLY / STARTER MOTOR (8KA) banyak diakibatkan karena adanya kerusakan pada Starter Motor yang terjadi karena akibat dari banyaknya pengoperasian APU. Berdasarkan cara perbaikan masalah APU Auto Shutdown dengan Fault Message FCU (8022KM) / APU FUEL SUPPLY / STARTER MOTOR (8KA) yang terjadi pada APU, yaitu dengan mengganti APU STARTER MOTOR (8KA). Setelah itu melakukan operational test pada APU, untuk memastikan APU beroperasi dengan normal dan tidak terjadi lagi auto shutdown.Item Analisis Penyebab Teknanan Engine Bleed Air Menurun Pada Pesawat Boeing 737-800/900(2024-07-12) Suyanto, Elkana Adesetya; Manurung, Meilani Mandhalena; Stefani, WindyPesawat komersil modern seperti Boeing 737-800/900 sudah dilengkapi dengan berbagai macam sistem pendukung yang sangat penting untuk operasional pesawat agar menjadi lebih efisien dan aman. Salah satu sistem yang sangat berpengaruh terhadap pengoperasian pesawat udara adalah Bleed air system. Bleed air system sendiri merupakan suatu sistem yang menggunakan udara bertekanan untuk pengoperasiannya. Bleed air system mendapatkan supply udara bertekanan dari berbagai sumber seperti GTC (Ground Turbine Compressor), APU (Auxuliary Power Unit), dan juga engine pesawat. Untuk mengetahui tekanan udara yang terdapat di dalam bleed air system bisa dilihat melalui indikator pada overhead panel (cockpit). Namun indikator tersebut terkadang menunjukan hasil tekanan yang tidak sesuai ketika engine sedang beroperasi. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya tekanan engine bleed air menurun pada pesawat Boeing 737-800/900 ketika thrust lever advance yang disebabkan karena adanya kebocoran pada sense line tube yang terdapat di antara komponen High Stage Regulator dan High Stage Valve. Tahapan yang dilakukan dengan cara mempelajari cara kerja dari setiap komponen penunjang engine bleed air system berdasarkan referensi dari Boeing 737-600/700/800/900 Training Manual - ATA Chapter 36, melakukan troubleshoting terhadap masalah yang terjadi pada engine bleed air system berdasarkan panduan Boeing Fault Issolation Manual Chapter 36 Task 809-810, mengganti komponen yang menjadi penyebab masalah menggunakan panduan Boeing 737-600/700/800/900 Aircraft Maintenance Manual Practice and Procedure - ATA Chapter 36 dan melakukan operational test sehingga dapat mengatahui engine bleed air system bekerja normal dengan tekanan 32 +/-6 Psi ketika thrust lever advance.Item Analisis Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area Store PT. XYZ dengan Metode HIRARC(Diagy Khasif Arisal, 2024-08-15) Arisal, Diagy Khasif; Manurung, Meilani Mandhalena; Restu, FediaKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di area store suatu perusahaan merupakan serangkaian kebijakan, prosedur, dan tindakan yang bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja yang bekerja di area Store. Di dalam lingkungan kerja terutama di area Store, harus terdapat media informasi keselamatan dan kesehatan kerja untuk mengurangi dan mencegah kecelakaan kerja. Media informasi tersebut tidak hanya berupa gambar atau tulisan peringatan saja, tetapi harus terdapat potensi bahaya, tingkat risiko, dan pencegahan atau pengendalian bahaya tersebut agar tidak terjadi kecelekaan kerja yang sangat membahayakan para pekerja dan orang-orang yang terlibat kegiatan di area Store seperti Klien QC. Maka dari itu tujuan dilakukan identifikasi ini adalah untuk mencegah kecelekaan kerja yang terdapat di area Store menggunakan metode HIRARC agar para pekerja memahami setiap bahaya sehingga bisa mengurangi angka kecelekaan kerja di perusahaan.Item Analisis Preventive Maintenance Accessories Trolley Wings dengan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-04) Ashari Akila Fadhil; ;Perusahaan PT. XYZ, yang berfokus pada produksi Integrated Circuit (IC) di sektor semikonduktor, menerapkan preventive Maintenance pada Accessories Trolley, yang digunakan untuk transportasi material di berbagai area. Meskipun sudah melakukan preventive Maintenance sesuai jadwal, masih terdapat kerusakan saat menggunakan Accessories Trolley. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagian Trolley yang kritis melalui metode FMEA, sehingga dapat diprioritaskan dalam preventive Maintenance. Variabel yang diamati adalah Severity, Occurrence, dan Detection untuk menentukan nilai RPN (Risk Priority Number) yang mengindikasikan preventive Maintenance. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Wings Of Place Tray memiliki RPN tertinggi dengan nilai 192, diikuti oleh Wheels dengan nilai 90, melebihi nilai kritis RPN sebesar 38,4. Dengan ini, teknisi dapat lebih fokus pada perawatan preventif pada bagian-bagian yang membutuhkan perhatian lebih, untuk menghindari keterlambatan dalam proses pengantaran material.Item Analisis Resiko Keselamatan Kerja Pada Mesin Bubut di Laboratorium Manufaktur Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment Control)(Muhammad Romi, 2024-08-04) Romi, Muhammad; Saputra, Ihsan; Kamsyah, DomyDalam lingkungan laboratorium manufaktur, pengoperasian mesin bubut merupakan aktivitas yang memiliki potensi bahaya yang signifikan, terutama terkait dengan serpihan bram yang dapat membahayakan mata. Dengan melihat adanya potensi bahaya yang ada pada mesin bubut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya dengan metode Hazzard Identification Risk Assessment (HIRARC). Metode penelitian dilakukan dengan observasi lapangan untuk pengambilan data yang selanjutnya data diolah menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). Pengolahan data ini melibatkan penilaian risiko dan pengendalian risiko. Penilaian dalam risk assessment yaitu perkalian antara likelihood dan severity. Dari hasil penilaian resiko pada mesin bubut didapatkan 11 resiko dengan persentase resiko rendah sebesar 37%, resiko sedang sebesar 36%, resiko tinggi sebesar 9%,dan resiko bahaya sebesar 18%. Pengendalian bahaya resiko dilakukan untuk meminimalisir resiko pada laboratorium manufaktur yaitu dengan cara meningkatkan safatey dan menggunakan APD yang lenggapItem Application of Decision Matrix in Pan Handle Model Evaluation Based on Product Design Specifications(2024-07-08) Husna,Silmy Faridhatul; ; HAKIM, RAHMANThe research focuses on cooking tools, such as pans and pots with detachable handles, which require careful model selection to ensure usability and efficiency. The goal is to identify the most suitable pan handle design, enhancing daily living for the elderly and improving overall product satisfaction and production efficiency. Utilizing the Decision Matrix method, this research aims to quantitatively evaluate various pan handle models based on Product Design Specifications (PDS). The final chosen pan handle design will be considered with more further improvements.Item Cladding pada Flange dengan Menggunakan Inconel 625 dan Inconel 825(2024-08-12) Raharjo, Hernano; ; Havwini,TianCladding merupakan proses pelapisan logam dengan logam lainnya dengan cara pengerolan panas atau pengelasan. Proses cladding memiliki keuntungan yaitu dapat meningkatkan ketahanan korosi, ketahanan aus, atau ketahanan panas. Proses Weld Overlay Cladding dapat digunakan untuk menghambat laju korosi dengan menambahkan lapisan logam yang bersifat tahan karat pada permukaan baja karbon dan menambah kekuatan pada baja. Minyak dan gas adalah salah satu sumber daya alam penghasil energi yang paling dibutuhkan dalam kehidupan manusia pada saat ini. Minyak dan gas berperan penting sebagai sumber energi utama di seluruh dunia. PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ialah perusahaan yang bergerak di bidang jasa industri untuk beberapa pekerjaan mengenai material logam, khususnya proses Weld Overlay dan Lining pada pipa baja karbon untuk keperluan industri. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan dari Inconel 625 dengan Inconel 825 pada saat proses cladding pada flange. Material uji 1 dilakukan proses cladding dengan menggunakan Inconel 625 dengan durasi waktu pengelasan selama 360 menit dengan 3 lapisan pengelasan, material uji 2 dilakukan proses cladding dengan menggunakan Inconel 825 dengan durasi waktu pengelasan selama 240-270 menit dengan 3 lapisan pengelasan. Inconel 625 memiliki kekuatan tarik 827 MPa lebih tinggi dibandingkan dengan Inconel 825 yang memiliki kekuatan tarik 586 MPa dan Inconel 625 sangat tahan terhadap korosi.Item DESAIN DAN FABRIKASI JIG UNTUK PENGUJIAN KOMPOSISI MATERIAL PADA SEAL ALLOY(2024-07-10) Pakpahan, Raymond Oktavius; Fyona, Annisa; Batubara, Ninda HardinaDalam industri manufaktur, menjaga kualitas dari suatu produk sangat penting. Seal alloy sebagai produk dari PT. F membutuhkan pengembangan pengujian komposisi material yang cermat untuk memastikan kualitas dan kinerja optimal. Batasan masalah yang telah di identifikasi adalah jig hanya digunakan untuk seal alloy dengan diameter 94.84 mm dan tebal 12.95 mm. Metode yang digunakan meliputi observasi kebutuhan jig, pemodelan menggunakan solidworks, pencetakan 3D printing dan pengujian komposisi material pada seal alloy menggunakan handheld XRF (X-Ray Fluoresence). Sebuah jig di desain dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti presisi, kestabilan, dan kemudahan penggunaan. Proses fabrikasi jig menggunakan mesin 3D printing ultimaker s5. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, bahwa jig yang di desain dapat memberikan kemudahan dalam pengujian komposisi material pada seal alloy. Serta, proses pengujian komposisi material pada seal alloy dapat dilakukan dengan lebih cepat dan konsisten, memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan inspeksi produk. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah jig yang efisien dan efektif untuk pengujian komposisi material pada seal alloy. Metode ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan jig, hanya memerlukan 1 hingga 2 kali percobaan, dibandingkan 5 hingga 7 kali percobaan jika part diletakkan di atas meja atau menggunakan styrofoam. Stabilitas dan penempatan yang presisi yang diberikan oleh jig memungkinkan sinar x-ray mengenai part dengan tepat, sehingga hasil pengujian menjadi lebih maksimal dan efisien.Item Desain dan Fabrikasi Soft Jaws Dual Fungsi pada Mesin CNC Cylindrical Grinding(Delpiero Hasibuan, 2024-08-14) Delpiero Hasibuan; Manurung, Meilani Mandhalena; Siregar, JamesSoft jaws merupakan salah satu komponen dalam pemesinan yang digunakan sebagai alat pencengkram atau penahan material, terbuat dari baja dengan kandungan karbon 0.48% - 0.55% sehingga memudahkan dalam penyesuaian bagian benda yang sulit dijangkau sebelum melakukan pemesinan. Pencengkraman menggunakan soft jaws bertujuan untuk menjaga bentuk dan menghindari permukaan benda dari goresan. Soft jaws dipasang pada sebuah mesin CNC Cylindrical Grinding dalam proses pemesinan untuk mengurangi dimensi permukaan sebuah benda yang berbentuk silinder, menggunakan batu abrasif yang berputar berlawan dengan putaran benda sehingga menghasilkan pemakanan yang akurat dan presisi. Soft jaws biasanya dibuat khusus untuk pengerjaan pemesinan sebuah benda kerja. Penggunaan soft jaws merupakan hal yang sangat berpengaruh pada hasil produk, namun memiliki kekurangan, yaitu waktu set up yang tidak efektif karena pekerja harus melakukan pergantian soft jaws secara berulang-ulang ketika hendak membuat benda kerja yang berbeda dan memberikan resiko besar untuk hasil benda jika terjadi kesalahan dalam memasang soft jaws. Solusi yang diberikan supaya waktu set-up dapat dikurangi dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi yaitu dengan soft jaws yang memiliki fungsi ganda. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat soft jaws dual fungsi dimulai dengan menyiapkan peralatan, mengidentifikasi dimensi dan bagian kritikal benda kerja, mendesain, memfabrikasi, uji coba, analisis data set-up dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisa. Proses fabrikasi menghasilkan soft jaws dual fungsi dengan dimensi sesuai desain, yang diverifikasi menggunakan CMM dan diuji coba pada mesin CNC Cylindrical Grinding. Penggunaan soft jaws dual fungsi mengurangi waktu set-up sebanyak 49,45% dari 138.55 menit menjadi 70.04 menit sehingga dapat meningkatkan efektivitas waktu produksi.Item DESAIN FABRIKASI FIXTURE LASER MARKING UNTUK HEAT TREAT STRIP DENGAN MENGGUNAKAN MESIN 3D PRINTING(2024-07-12) Fernanda, Andrean; ; Batubara, Ninda HardinaPT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing yang memproduksi suku cadang pesawat (Aerospace). Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mendesain fabrikasi fixture proses laser marking pada heat treat strip dengan presisi yang tinggi dan efisiensi yang optimal. Untuk mengembangkan sebuah Fixture laser marking yang dapat digunakan dalam proses heat treat strip agar cepat dalam penandaan, persisi, dan akurat. Pada Metodologi yang digunakan mencakup tahap akan memanfaatkan teknologi mesin 3D printing untuk mendesain dan memproduksi Fixture secara efisien. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam proses heat treat strip. Penelitian ini memperkenalkan Fixture Laser Marking inovatif yang secara signifikan meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam proses penandaan Heat Treat Strip. Dibandingkan dengan metode sebelumnya yang mengandalkan alat seadanya, penggunaan Fixture ini memungkinkan penandaan massal dalam satu siklus produksi dengan hasil yang cepat, rapi, dan konsisten. Keunggulan lainnya termasuk penempatan strip yang presisi dan program marking yang dioptimalkan, yang meningkatkan kualitas produk akhir sambil meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Dengan demikian, implementasi Fixture Laser Marking ini menawarkan solusi efektif untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam proses penandaan Heat Treat Strip. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Fixture Laser Marking yang telah dirancang dan difabrikasi berfungsi dengan baik, memberikan kemudahan dan kejelasan dalam penandaan nama pada Heat Treat Strip. Transisi dari metode manual ke otomatisasi yang presisi menunjukkan dampak positif teknologi dalam industri manufaktur.Item Desain Platform Stair Sesuai Dengan Standar OSHA 1910.25(2024-07-12) Firmansyah, Ade Ridho; Mandhalena Manurung Meilani; Stefani WindyPlatform stair adalah alat bantu di industri yang digunakan untuk mempermudah pekerja yang bekerja di jarak ketinggian tidak bisa dicapai. Platform stair sendiri memiliki teknik konfigurasi yang telah diatur dalam standar k3 yaitu OSHA 1910.25 (Ocupational Safety and Health Administration). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain mobile platform stair yang berguna untuk proses perakitan dan juga bisa dipindah dimana saja dengan metode gambar menggunakan aplikasi software solidwork dan platform stair yang akan didesain akan digunakan di mesin dengan ketinggian pengerjaan setinggi 2 meter, dan menggunakan material besi square hollow dengan jenis ASTM A36 memiliki ukuran profil 50 mm x 50 mm x 2 mm. Proses simulasi dari platform stair akan dilakukan dengan aplikasi software solidworks yang diuji salah satu dari pijakan platform stair untuk mampu menopang dengan berat 450 kg. Hasil dari simulasi pada software solidworks akan menunjukkan bahwa platform stair yang didesain menunjukan bahwa nilai von mises stress yaitu 96.94 MPA. Nilai displacement 1,24 mm. Nilai factor of safety 2.57.Maka dari hasil simulasi yang dilaksanakan desain platform stair sudah mencapai tujuan yang diminta.Item Dipl.-Ing(2024-07-16) HERIANTO, ACHMAD; Rossbandrio, Wowo; Yuniarsih, NidiaPesawat merupakan salah satu sarana transportasi utama di era modern ini, dengan keamanan sebagai prioritas utama dalam industri penerbangan. Salah satu aspek yang memerlukan perhatian khusus adalah kelaikan dan keandalan pintu bagian depan pesawat. Radius link, sebuah komponen krusial dalam menggerakkan dan mengunci pintu bagian depan pesawat tipe Boeing 737 900 ER, menjadi fokus penelitian dalam tugas akhir ini. Studi kasus ini bertujuan untuk menyelidiki penyebab kerusakan yang terjadi pada radius link pada pintu bagian depan pesawat Boeing 737 900ER dengan registrasi PK-LHP milik salah satu maskapai swasta nasional. Melalui analisis mendalam terhadap kasus tersebut, penelitian ini memperhatikan faktor penyebab kerusakan, dampaknya terhadap operasional pesawat, dan strategi perbaikan yang efektif. Adapun Faktor penyebab tersebut dapat disebabkan oleh Fatique Material dan keausan akibat penggunaan berulang, ketidaksesuaian desain komponen, atau faktor-faktor lain seperti kondisi cuaca atau kegagalan dalam pemeliharaan. Metode penelitian melibatkan pengumpulan data lapangan dan analisis dokumentasi teknis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang tantangan yang terkait dengan kerusakan radius link pada pintu bagian depan pesawat Boeing PK-LHP 737-900ER. Hasil dari temuan ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman industri terhadap masalah krusial dalam pemeliharaan pesawat, serta memberikan kontribusi positif dalam memperkuat keamanan dan keandalan armada pesawat.Item Effect Holding Oven Electrode E7016 Pada Defect Porosity Dengan Pengelasan SMAW(2024-07-12) Hayat, Ibnu; ; Ariyanto, Nugroho Pratomo