Jurusan Teknik Mesin
Permanent URI for this communityhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1751
Browse
263 results
Search Results
Item Estimasi Waktu Dan Biaya Pada Proses Coating(2024-07-10) Nur Cahaya Putra Nur Cahaya Putra; baharudin,budi; Kamsyah, DomiCoating is a process of adding a special layer to the surface of a vehicle's paint so that the special paint makes the vehicle look glossy, clean and new. Many vehicles are dull and the paint color is starting to fade. Because of this, I started a vehicle coating business. So that it can become a place to care for vehicle cats and invite young people and the public to pay more attention to the vehicles they use every day so that they look clean and tidy. Many people are confused and afraid of caring for vehicle cats because of the time and costs involved. This article presents the coating process on vehicles, estimated time and costs for 1 unit of HONDA CB 200 vehicle.Item PROSES PERHITUNGAN SOUNDING TABLE PADA KAPAL TUGBOAT 2 X 837 HP(2025-02-20) Jafar, Mhd JasminProses kalibrasi tangki kapal memainkan peranan penting dalam pengelolaan muatan cairan untuk memastikan akurasi pengukuran volume cairan berdasarkan kedalaman sounding. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses kalibrasi tangki pada kapal menggunakan pendekatan interpolasi linear dan regresi polinomial, serta menyusun tabel sounding yang lebih akurat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Maxsurf Modeler dan Maxsurf Stability untuk memodelkan tangki kapal secara tiga dimensi. Hasil simulasi digunakan untuk menghitung volume cairan pada berbagai kondisi trim kapal. Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data sounding awal, penghitungan interpolasi, dan regresi polinomial untuk memvalidasi volume pada kondisi trim yang berbeda (0.2 m dan 0.4 m). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode interpolasi linear menghasilkan volume akhir sebesar 25.63 m³, sementara regresi polinomial menghasilkan nilai sebesar 25.211 m³. Perbedaan hasil yang kecil antara kedua metode menunjukkan bahwa regresi polinomial memiliki keunggulan dalam memberikan estimasi yang lebih stabil pada variasi trim kapal. Tabel sounding yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional kapal, khususnya dalam proses pengukuran muatan cairan. Penelitian ini juga memberikan kontribusi signifikan dalam mengoptimalkan pengelolaan tangki kapal dengan pendekatan yang lebih sistematis dan berbasis teknologi, mendukung akurasi dalam pengambilan keputusan operasional di industri maritim.Item Analisis Faktor-Faktor Kegagalan dalam Proses CNC Plasma Cutting untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi dengan Metode FMEA(2025-02-20) Sihura, Wilherwelmus; Yuniarsih, NidiaProses pemotongan plasma CNC merupakan salah satu teknologi pemotongan logam yang banyak digunakan di sektor industri karena kecepatan dan keakuratannya dalam memotong material. Namun beberapa faktor dalam proses, seperti pemotongan yang tidak tepat, kerusakan mesin, dan kerusakan material, mengakibatkan pemborosan waktu dan sumber daya, serta menghambat proses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor kegagalan pada proses pemotongan plasma CNC dan menganalisisnya menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Analysis Effect). Metode ini memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko dari berbagai potensi kegagalan, serta dampaknya terhadap kualitas produk dan waktu produksi. Data penelitian diperoleh dengan observasi langsung dan wawancara dengan operator serta analisis dokumen terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan meliputi electrode atau nozzle yang aus dan tidak berfungsi dengan baik, tekanan udara yang tidak mencukupi dan stabil, serta kurangnya pemeliharaan secara rutin. Kerusakan pada nozzle dan masalah pada arc start (gagal memulai pemotongan) memiliki nilai RPN tertinggi yaitu 192 dan 140, sehingga menjadi prioritas dalam tindakan perbaikan. Dengan mengimplementasikan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil FMEA, diharapkan efisiensi produksi dapat meningkat secara signifikan, mengurangi downtime, dan meningkatkan kualitas produk akhir. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi industri dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing.Item Pengaruh Kecepatan Potong Konstan (G96) dan Kecepatan Putaran Konstan (G97) Pada Kehalusan Permukaan Material ST 37 dan S45C Pada Mesin CNC Bubut(2024-07-16) Adimas; Baharudin, Budi; Cahyagi,DanangThe progress of manufacturing technology is increasingly rapid, all competing to be the best, the need for high quality products produced at high production speeds as well. This trial research is to determine the results of product surface smoothness using constant cutting speed (G96), determine the results of product surface smoothness using constant rotation speed (G97), and determine the comparison of surface smoothness quality from the results of the two experiments using 2 different types of materials namely ST 37 and S45C. This research method is experimental research, turning ST 37 and S45C steel specimens with the same parameters using each program mode from G96 and G97. Each specimen will be turned in stages, namely with 2 levels only and each level will be tested as many as 3 points of surface quality using a measuring tool, namely the Mitutoyo surface tester. The measurement results will be obtained from the average surface smoothness or roughness of the two specimens with details of the ST 37 specimen using a constant cutting speed parameter of µm 2.27 in class N7 and a constant rotation speed parameter of µm 3.03 in class N8, while in the S45C specimen using a constant cutting speed parameter of µm 2.22 in class N7 and a constant rotation speed parameter of µm 3.08 in class N8. G96 mode parameters are better and better results than using G97 mode in turning done on a CNC machine.Item PEMBUATAN SPECIMEN WELDING PLATE MILD STEEL UNTUK UJI PENETRANT(2024-07-05) Nuryanto, Fajar Dwi; Mutiarani; Puspita, RozaItem IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA YELLOW ENGINE DRIVEN PUMP HYDRAULIC PRESSURE NOT DECREASE TO ZERO PADA PESAWAT AIRBUS A320(Politkenik Negeri Batam, 2024-07-12) Surya Pratama, Moh Adi;Item Studi Kasus Kerusakan Pada Bonding Lead Wing Tank Pesawat Airbus A320 PK-SJD(2024-07-10) Syarif, Muhammad; Fadilah, Nurul; SutartoAbstrak Pesawat Airbus A320 PK-SJD mengalami kerusakan Bonding Lead pada L/H Wing Tank . Bonding Lead berfungsi menyamakan beda potensial, meminimalkan risiko percikan diakibatkan oleh Listrik Statis. Bonding Lead juga bisa meminimalisir Radio Frequency Interference (RFI). Menurut Maintenance Defect & Rectification Report (MDRR), tercatat sebanyak 13 dari 151 Bonding Lead pada L/H Wing Tank mengalami kerusakan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menentukan sebab akibat kerusakan pada Bonding Lead serta hasil observasi dan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah kerusakan pada Bonding Lead di L/H wing tank pesawat Airbus A320 PK-SJD. Penelitian ini menggunakan metode troubleshooting sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual Airbus A320 PK SJD dengan melakukan pergantian Bonding Lead. Komponen tersebut mengalami pengurangan daya tahan dikarenakan letak komponen tersebut pada Wing Tank. Sehingga, mengalami kerusakan dengan sendirinya. Efek jangka panjang jika tidak diselesaikan, memungkinkan insiden yang buruk terjadi. Penyebab yang dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan pada Bonding Lead terindikasi terjadinya korosi pada komponen tersebut kemungkinan pertama disebabkan adanya air atau uap air di dalam wing tank sehingga terjadinya oksidasi. Yang kedua, kemungkinan terjadi nya perbedaan material diantara end fitting dengan kabel sehingga terjadi nya galvanic corrosion. Permasalahan tersebut mendapat langkah yang tepat sesuai dengan AMM yaitu melakukan pergantian komponen yang serviceable. Setelah melakukan pemasangan, komponen Bonding Lead diperlukan pengujian sesuai dengan AMM dengan jumlah maksimal 10 milliohm. diketahui hasil pengukuran yang didapati dengan jumlah rata rata 8 milliohm. maka dapat disimpulkan komponen Bonding Lead serviceable atau layak di pakai pada pesawat.Item PENYEBAB PENINGKATAN SUHU KABIN PESAWAT B737-800/900 SAAT DI DARAT(2024-07-11) Mabruri, Tonny; Abdurrahman Prasetyo, NaufalPesawat Boeing 737-800/900 ER adalah salah satu jenis Pesawat yang banyak di gunakan oleh berbagai maskapai dunia. Salah satu komponen penting dari Pesawat ini adalah Air Conditioning System yang berfungsi untuk mengontrol suhu di dalam Pesawat seperti ruang Pilot dan ruang penumpang beserta peralatan di dalam nya. Oleh karena itu menjaga Air Conditioning System Pesawat sangatlah penting untuk kenyamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisi terjadinya cabin temperature not cool on the ground. Penelitian ini di latarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan adanya kegagalan Air Conditioning System yaitu Heat Exchanger dengan melakukan pengecekan, perbaikan, dan penggantian. Heat Exchanger sendiri tidak bekerja dengan maksimal dikarenakan kotor dan rusak sehingga menyebabkan kenaikan suhu hingga 30-40 derajat celcius dan setelah dilakukan pergantian komponen, suhu di kabin maupun diruang kemudi pilot menjadi suhu yang nyaman bagi manusia yaitu 18-24 derajat celcius. The Boeing 737-800/900 ER aircraft is a type of aircraft that is widely used by various airlines in the world. One of the important components of this aircraft is the Air Conditioning System which functions to control the temperature inside the aircraft such as the pilot room and passenger room along with the equipment inside. Therefore, maintaining the aircraft's air conditioning system is very important for comfort and safety in flight. This final assignment aims to analyze the occurrence of cabin temperature not cool on the ground. This research is motivated by observation data which shows the failure of the Air Conditioning System, namely the Heat Exchanger, by checking, repairing and replacing. The heat exchanger itself did not work optimally because it was dirty and damaged, causing the temperature to rise to 30-40 degrees Celsius and after replacing components, the temperature in the cabin and pilot's wheelhouse became a comfortable temperature for humans, namely 18-24 degrees CelsiusItem STUDI KASUS BRAKE FAN INOPERATE PADA MAIN LANDING GEAR PESAWAT AIRBUS A330-300 CEO (RP-C3348)(2024-07-01) Pulungan, Muhammad Abdilllah; Mohamad, Alif Dzulfiqar; Stefani, WindyBrake system merupakan sistem yang digunakan sebagai pemberhenti pesawat ketika Landing, Reject Takeoff (RTO), dan Parking. Airbus A330-300 CEO pesawat yang dilengkapi dengan 8 (delapan) Main Landing Gear, yang terhitung dengan urutan nomor 1 pada bagian depan LH outboard sampai dengan nomor 8 pada bagian belakang RH outboard, dengan masing-masing Wheel dilengkapi dengan satu komponen lengkap brake. Pada bagian brake di setiap wheel juga dilengkapi dengan brake fan komponen yang berfungsi sebagai cooling terhadap brake pada saat bekerja, gesekkan ketika brake bekerja dapat menyebabkan peningkatan suhu secara cepat, ataupun kerusakan pada komponen lainnya yang disebabkan oleh panas yang berlebihan. Pesawat Airbus A330-300 CEO RP-C3348 yang sedang melakukan maintenance di Batam Aero Technic terdapat finding yang ditunjukkan oleh System Display (SD), yaitu brake fan inoperate pada main wheel 8. Oleh sebab itu, perlu adanya proses identifikasi lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses troubleshooting yang mengacu pada Trouble Shooting Manual (TSM), dijelaskan dalam Trouble Shooting Manual (TSM) untuk melakukan penanganan troubleshooting untuk mencari penyebab kerusakan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumentasi, wawancara dengan engineer terkait ataupun pihak yang memiliki pengalaman dalam penyelesaian kasus tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kerusakan ataupun penyebab brake fan inoperate adalah pada motor yang sudah tidak bekerja lagi, berdasarkan kerusakan tersebut maka akan dilakukan replacement sebagai penanganan. Replacement motor assy dilakukan sebagai penanganan. Setelah dilakukanya replacement maka pada pesawat Airbus A330-300 dilakukanya konfirmasi perbaikan dengan cara mengoperasikan sistem. Tidak adanya indikasi pada system display dan secara visual terlihat normal, maka dinyatakan permasalahan selesai dengan melakukan replacement. Kata kunci: Troubleshooting, airbus A330-300, break fanItem Studi Kasus Kerusakan Pada Bonding Lead Wing Tank Pesawat Airbus A320 PK-SJD(2024-07-10) Syarif, Muhammad; Fadilah, Nurul; SutartoAbstrak Pesawat Airbus A320 PK-SJD mengalami kerusakan Bonding Lead pada L/H Wing Tank . Bonding Lead berfungsi menyamakan beda potensial, meminimalkan risiko percikan diakibatkan oleh Listrik Statis. Bonding Lead juga bisa meminimalisir Radio Frequency Interference (RFI). Menurut Maintenance Defect & Rectification Report (MDRR), tercatat sebanyak 13 dari 151 Bonding Lead pada L/H Wing Tank mengalami kerusakan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menentukan sebab akibat kerusakan pada Bonding Lead serta hasil observasi dan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah kerusakan pada Bonding Lead di L/H wing tank pesawat Airbus A320 PK-SJD. Penelitian ini menggunakan metode troubleshooting sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual Airbus A320 PK SJD dengan melakukan pergantian Bonding Lead. Komponen tersebut mengalami pengurangan daya tahan dikarenakan letak komponen tersebut pada Wing Tank. Sehingga, mengalami kerusakan dengan sendirinya. Efek jangka panjang jika tidak diselesaikan, memungkinkan insiden yang buruk terjadi. Penyebab yang dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan pada Bonding Lead terindikasi terjadinya korosi pada komponen tersebut kemungkinan pertama disebabkan adanya air atau uap air di dalam wing tank sehingga terjadinya oksidasi. Yang kedua, kemungkinan terjadi nya perbedaan material diantara end fitting dengan kabel sehingga terjadi nya galvanic corrosion. Permasalahan tersebut mendapat langkah yang tepat sesuai dengan AMM yaitu melakukan pergantian komponen yang serviceable. Setelah melakukan pemasangan, komponen Bonding Lead diperlukan pengujian sesuai dengan AMM dengan jumlah maksimal 10 milliohm. diketahui hasil pengukuran yang didapati dengan jumlah rata rata 8 milliohm. maka dapat disimpulkan komponen Bonding Lead serviceable atau layak di pakai pada pesawat.