Jurusan Teknik Mesin
Permanent URI for this communityhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1751
Browse
Item -(2024) Wardanas, Samsu; Fajrin, Aulia; Hanifah, WidiastutiDalam mengetahui permasalahan pada mesin coating yang mempengaruhi kualitas yang terjadi maka dilakukan pengujian terhadap spesifikasi kode spray tip coating karena beberapa ditemukan cacat produk pada saat produksi berjalan. Cacat produk yang sering ditemukan pada proses coating yaitu: sagging, holiday, orange peel dan pin hole. Penyebab kualitas pelapis yang kurang optimal umumnya terletak pada pengaturan spray tip dan pressure pump yang tidak optimal. Maka dilakukan pengujian visual pada pipa ukuran 9 ⅝ inch dan pembuatan sampel hasil pengujian visual untuk pengaturan pressure pump dan spray tip. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dengan variasi pengaturan spray tip yang berbeda dengan kode ukuran 613, 615 dan 617 yang memiliki arti sebagai berikut: -lebar kipas spray tip digit pertama (6) 6 X 2=12 Inch, -ukuran lubang spray tip: dua digit terakhir (13,15, dan 17) 0.013 Inch, 0.015 Inch ,0.017 Inch. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi hasil reject pada proses coating pipa OCTG (Oil Country Tubular goods). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memilih kode spray tip yang tepat untuk mencapai kualitas hasil coating yang sesuai spesifikasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil yang didapatkan pengaturan yang optimal pada spray tip dan pressure pump dengan kode spray tip 613 serta pressure pump 2 Bar. Penggunaan spray tip 613 dalam proses coating memberikan hasil coating yang lebih baik, karena mengurangi reject pada proses coating untuk pipa berukuran 9 ⅝ Inch berdasarkan pengujian visual, jika dibandingkan banyaknya pipa yang reject dengan menggunakan pengaturan spray tip variasi kode 615 dan 617.Item 3432101015_Karya Ilmiah.pdf(2024-07-01) Pulungan, Muhammad Abdillah; Dzulfiqar, Mohamad Alif; Stefani, WindyBrake system merupakan sistem yang digunakan sebagai pemberhenti pesawat ketika Landing, Reject Takeoff (RTO), dan Parking. Airbus A330-300 CEO pesawat yang dilengkapi dengan 8 (delapan) Main Landing Gear, yang terhitung dengan urutan nomor 1 pada bagian depan LH outboard sampai dengan nomor 8 pada bagian belakang RH outboard, dengan masing-masing Wheel dilengkapi dengan satu komponen lengkap brake. Pada bagian brake di setiap wheel juga dilengkapi dengan brake fan komponen yang berfungsi sebagai cooling terhadap brake pada saat bekerja, gesekkan ketika brake bekerja dapat menyebabkan peningkatan suhu secara cepat, ataupun kerusakan pada komponen lainnya yang disebabkan oleh panas yang berlebihan. Pesawat Airbus A330-300 CEO RP-C3348 yang sedang melakukan maintenance di Batam Aero Technic terdapat finding yang ditunjukkan oleh System Display (SD), yaitu brake fan inoperate pada main wheel 8. Oleh sebab itu, perlu adanya proses identifikasi lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses troubleshooting yang mengacu pada Trouble Shooting Manual (TSM), dijelaskan dalam Trouble Shooting Manual (TSM) untuk melakukan penanganan troubleshooting untuk mencari penyebab kerusakan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumentasi, wawancara dengan engineer terkait ataupun pihak yang memiliki pengalaman dalam penyelesaian kasus tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kerusakan ataupun penyebab brake fan inoperate adalah pada motor yang sudah tidak bekerja lagi, berdasarkan kerusakan tersebut maka akan dilakukan replacement sebagai penanganan. Replacement motor assy dilakukan sebagai penanganan. Setelah dilakukanya replacement maka pada pesawat Airbus A330-300 dilakukanya konfirmasi perbaikan dengan cara mengoperasikan sistem. Tidak adanya indikasi pada system display dan secara visual terlihat normal, maka dinyatakan permasalahan selesai dengan melakukan replacement. Kata kunci: Troubleshooting, airbus A330-300, break fanItem A.Md.T(Politeknik Negeri Batam, 2024-08-13) Simatupang, Ricky; HAKIM, RAHMAN;Mesin autosoldering jumper adalah mesin solder yang bertujuan untuk menggabungkan kedua titik/pad komponen pada material yang prosesnya di operasikan secara automatic. Masalah pada mesin autosoldering jumper yang sering dijumpai di perusahaan tempat studi adalah adanya reject pada produk yang dihasilkan sehingga kualitasnya tidak memenuhi standar perusahaan. Untuk mengetahui permasalahan pada mesin autosoldering jumper yang mempengaruhi kualitas hasil soldering yang terjadi maka perlu dilakukan pengujian terhadap mesin autosoldering karena beberapa ditemukan reject pada proses produksi berlangsung. Hal ini biasanya disebabkan dari keausan tips solder, yaitu komponen mesin autosoldering yang mempunyai fungsi untuk melelehkan timah sehingga mudah menempel pada material sehingga mempengaruhi proses soldering yang membuat kualitas hasil soldering menjadi kurang maksimal. Untuk menghindari hal itu terjadi maka diperlukan pergantian tips solder yang dimana pergantian tips solder juga membuat downtime pada produksi. Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan umur pakai dari tips solder tipe P3DR dan P4DR dengan cara melakukan observasi keausan bagian tips solder untuk mengetahui umur pakai. Observasi dilakukan dengan dua jenis tips solder yang memiliki spesifikasi yang berbeda yaitu P3DR dan P4DR. Dari hasil observasi tips solder P3DR memiliki jumlah pemakaian 6 pieces/week dan lifetime sekitar 24 jam/piece, sedangkan tips solder P4DR memiliki jumlah pemakaian 3 pieces/week dan lifetime sekitar 48 jam/piece.Item Analisa dan Penanggulangan Defect Pengelasan FCAW Menggunakan Metode Six Sigma guna Meningkatkan Kualitas Produksi pada Industri Manufaktur. Studi Kasus: Proses Fabrikasi Chute Gallery Grasberg Block Cave (GBC) di PT XYZ(2025-08-25) Cantika Putri, Wanda; Wiratno Satoto, Sapto; M Avrieldi, KMSIndustri manufaktur adalah sektor utama dalam produktifitas salah satunya di Indonesia yang memiliki produktifitas dan tujuan perusahaan salah satunya kepuasan pelanggan. Penelitian ini dilakukan di PT XYZ yang bergerak dibidang manufaktur produksi alat pertambangan. Dalam produktifitas secara terus-menerus pastinya PT XYZ memiliki hambatan yang mempengaruhi alur produktifitas, yaitu tingginya repair rate pada hasil pengelasan. Tingginya repair rate dikhawatirkan mempengaruhi kepercayaan pelanggan, kualitas hasil produk, dan misi perusahaan. Metode six sigma dipilih untuk dapat menggambarkan kualitas pengelasan PT XYZ saat ini secara statistika. Penelitian ini menggunakan tahapan pendekatan six sigma yaitu DMAIC yang mencakup tahap identifikasi masalah, perhitungan level sigma berdasarkan data, dan mengidentifkasi rekomendasi perbaikan. Hasil dari perhitungan level sigma pada kualitas hasil pengelasan project Chute Gallery di PT XYZ didapatkan masih masuk kedalam level kompetitif standar industri di Indonesia berdasarkan tabel level sigma. Penggunaan metode six sigma dapat menampilkan hasil analisa data secara statistika. Tahap metode six sigma juga mencakup identifikasi rekomendasi perbaikan dan kontrol kualitas berdasarkan sebab masalah yang disajikan dalam diagram fishbone atau diagram sebab akibat. Berdasarkan diagram tersebut, jenis perbaikan yang direkomendasikan berasal dari observasi langsung tanpa mengubah prosedur, sehingga diharapkan dapat diimplentasikan dalam proses industri untuk menjadi kontrol dalam kualitas.Item ANALISA KEBUTUHAN SISTEM FIREFIGHTING DAN LIFESAVING KAPAL SUPERYACHT 32M(2024-07-12) Sihombing,Ferdinandus;Item Analisa Kekedapan Pengelasan pada Tangki Kapal Tugboat 23 Meter dengan Metode Air Pressure Test(Politeknik Negeri Batam, 2025-08-07) Lani, Rahim; Cahyagi,Danang; Fadilah, NurulGalangan kapal memiliki peran krusial dalam mengembangkan transportasi laut. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah kualitas pengelasan pada tangki kapal merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keamanan dan keandalan kapal selama beroperasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis kekedapan sambungan pengelasan pada tangki kapal tugboat 23 meter dengan menggunakan metode Air Pressure Test (uji tekanan udara). Uji dilakukan pada tangki air bersih dan tangki bahan bakar di kapal Tugboat Jonny 02 yang dibangun di PT Baloi Shipyard, Batam. Proses pengujian meliputi pemberian tekanan udara sebesar 0,15—0,2 bar ke dalam tangki, kemudian deteksi kebocoran dilakukan dengan larutan sabun yang dioleskan pada sambungan las. Hasil uji menunjukkan sebagian besar tangki memenuhi standar kekedapan, namun terdapat beberapa titik kebocoran yang memerlukan perbaikan pada sambungan las. Analisa penyebab kebocoran menggunakan diagram fishbone menunjukkan faktor utama adalah kurangnya pengalaman operator, ketidakpatuhan prosedur kerja, kualitas material yang tidak sesuai, mesin pengelasan yang tidak optimal, dan kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pelatihan untuk operator, penyempurnaan SOP, serta perawatan alat untuk meminimalkan cacat las yang berpotensi menimbulkan kebocoran.Item Analisa Pengendalian Defect Pada Proses Produksi Wiring Harness Dengan Metode PDCA di PT XYZ(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Rahmatullah; Restu,Fedia; Siregar,JamesItem ANALISA PENYEBAB CACAT PRODUK INSULATION PADA PROSES WINDING(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Nabawi, Arsyil Abiell; FYONA, ANNISA; ROSSBANDRIO, WOWOIndustri manufaktur, khususnya dalam produksi peralatan spareparts otomotif, menghadapi tantangan memastikan kualitas produknya. Proses winding produk insulasi di PT Panasonic Industrial Devices Batam tingkat cacatnya masih menjadi perhatian utama. Penelitian ini difokuskan pada proses winding dan masalah cacat insulation pada produk. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis penyebab insulation serta memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi proses produksi. Metode penelitian menggunakan analisis penyebab dengan Fishbone Diagram. Langkah-langkah metodologi penelitian mencakup identifikasi masalah, rumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat faktor utama yang menyebabkan kecacatan produk, yaitu manusia (Man), metode (Method), bahan baku (Material), dan mesin (Machine). Faktor bahan baku (Material) merupakan penyebab paling dominan dengan 54 kasus kecacatan terkait kualitas bahan baku dan penyimpanan yang tidak sesuai. Faktor metode (Method) menyebabkan 39 kasus kecacatan, terutama disebabkan oleh prosedur yang tidak tepat dan kurangnya pengecekan rutin. Faktor mesin (Machine) menyumbang 37 kasus kecacatan, terutama akibat tegangan berlebih dan kurangnya kalibrasi serta perawatan mesin. Faktor manusia (Man) menyebabkan 25 kasus kecacatan, terkait dengan kesalahan operator dan ketidaktelitian dalam proses produksi.Item ANALISA PENYEBAB OVER TEMPERATURE PRECOOLER DURING CRUISE AND DESCENT (STUDI KASUS AIRBUS A320 IAE V2500 ENGINE)(2024-07-11) Yusuf, Ahmad Maulana; Saputra, Hendra; Havwini, TianPrecooler-exchanger merupakan bagian penting dari pesawat terbang, terutama pada fase cruise dan descent. precooler-exchanger berfungsi untuk menurunkan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya suhu berlebih (over-temperature) pada precooler-exchanger selama fase cruise dan descent pada pesawat Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. precooler-exchanger memiliki peran penting dalam penurunan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Suhu berlebih pada precooler-exchanger dapat mengganggu operasional dan berpotensi menimbulkan bahaya keselamatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan fokus pada armada Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. Data dari operasi penerbangan, catatan pemeliharaan, dan sistem pemantauan kinerja mesin dikumpulkan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan potensi penyebab kejadian suhu berlebih selama fase cruise dan descent. Hasil penelitian pada PK-XYZ ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger selama fase penerbangan cruise dan descent disebabkan oleh kebocoran pada sensing line Fan Air Valve (FAV) yang menyebabkan gangguan fungsi FAV sebagai penyedia udara dingin. Sementara pada PK-ABC ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger disebabkan oleh kerusakan pada seal bagian atas precooler-exchanger yang mengganggu fungsi dari precooler-exchanger itu sendiri. Penggantian komponen sesuai dengan prosedur mengembalikan suhu precooler-exchanger ke kondisi normal pada suhu 2100C.Item ANALISA PERANCANGAN KAPAL SPOB 350 DWT(2024-07-05) Fernando,Yudo; Ulfah,NurulItem Analisa Perbandingan Olah Gerak Kapal Monohull dan Catamaran pada Prototipe Kapal USV (Unmanned Surface Vehicle): Studi Kasus di Perairan Selat Singapura(2024-07-04) Niclous stheven; Saputra Hendra; Kamsyah DomiOlah gerak kapal atau seakeeping merupakan aspek penting dalam kapal, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil olah gerak prototipe kapal USV antara monohull dan catamaran. Hal ini dipilih karena kedua jenis tipe lambung ini memiliki karakteristik yang berbeda. Spesifikasi lambung pada kapal monohull dan catamaran dalam penelitian ini adalah jenis variasi lambung X-bow, dengan konfigurasi melengkung ke depan seperti huruf X. Seakeeping adalah studi tentang bagaimana kapal merespon gaya eksternal dari kondisi laut, yang penting untuk keselamatan, efisiensi, dan kinerja kapal. Gerakan kapal dilaut meliputi tiga gerakan translasi (surging, swaying, heaving) dan tiga gerakan rotasi (rolling, pitching, yawing). Analisis dalam penelitian ini menggunakan software maxsurf motions dengan menggunakan metode strip theory dan menggunakan parameter yang sudah ditetapkan untuk kebutuhan kapal ini sebelumnya. Dimana hasil output yang digunakan ialah grafik dari nilai RAO pitch, heave, dan roll kemudian data RMS dari heave motion, pitch motion, dan roll motion.Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa model kapal monohull dengan jenis lambung X-BOW lebih efisien dibandingkan dengan model kapal catamaran dengan jenis lambung X-BOW.Item Analisa Percepatan Proyek Pembangunan Barge 320 Feet Metode Overturning Block Dengan Menggunakan Critical Path Method(2024-07-05) Pramansa, Abid Abyan; ; Perkasa, Veryawan NandaDalam industri perkapalan, keterlambatan proyek sering terjadi, dan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat proses pengerjaan melalui penjadwalan yang tepat. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada percepatan reparasi kapal daripada pembangunan kapal baru. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan menganalisis percepatan pembangunan barge 320 Feet di sebuah galangan di Batam. Metode critical path method (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek, memungkinkan penjadwalan ulang dan percepatan tugas-tugas penting. Proses percepatan dilakukan melalui crashing, yaitu dengan menambah tenaga kerja dan menyesuaikan metode kerja. Studi ini juga mengkaji alternatif percepatan dengan menggunakan metode overturning block. Hasil analisa menggunakan CPM menunjukkan percepatan bahwa penggunaan metode overturning block mengurangi durasi proyek dari 136 hari menjadi 109 hari, mempercepat waktu pengerjaan selama 27 hari. Selain itu, peningkatan produktivitas harian dari 26 kg/jam menjadi 28 kg/jam juga dicapai. Penelitian ini memberikan referensi penting bagi industri perkapalan dalam mengimplementasikan metode percepatan yang lebih efektif, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.Item Analisa Perhitungan Jumlah dan Jarak Antara Airbag Pada Proses Launching Kapal Tongkang 330 Feet(2024-07-10) Husen; ;Tahapan peluncuran kapal merupakan proses dalam pembuatan kapal yang menggunakan gravitasi atau daya dorong. Dalam dunia pelayaran, metode peluncuran kapal memiliki beragam jenis, namun metode peluncuran kapal dengan airbag yang paling banyak digunakan. Kelebihan metode peluncuran dengan airbag yaitu penghematan waktu, penghematan tenaga kerja, fleksibilitas tinggi, dan tidak perlu biaya perawatan yang mahal. Perhitungan jumlah dan jarak antara airbag sangat diperlukan, jika tidak diperhitungkan bisa berdampak pada proses peluncuran kapal yang dapat merugikan pihak galangan maupun pemilik kapal, tujuan dari penelitian ini adalah memperhitungkan jumlah dan jarak antara airbag pada peluncuran kapal tongkang 330 feet. Studi literatur dari berbagai sumber diperlukan untuk menjadi acuan dalam penelitian ini. Wawancara lapangan juga diperlukan untuk mengambil data yang diperlukan untuk perhitungan yaitu ukuran utama kapal dan spesifikasi airbag yang digunakan. Setelah mendapatkan data yang diperlukan untuk perhitungan, dapat melakukan perhitungan jumlah dan jarak antara airbag berdasarkan C/B T 3837- 1998 shipbuilding industry standard. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan C/B T 3837- 1998 shipbuilding industry standard, didapatkan jumlah airbag yang dipakai pada peluncuran kapal tongkang 330 feet sebanyak 18 buah dan jarak antara airbag antara 6,66-11,78 meter.Item Analisa Perhitungan Payload Barge 300’ X 80’ X 20’ Dalam Beberapa Variasi Draft(Politeknik Negeri Batam, 2025-07-16) Shaula Nugraha, Verdi; Irsyad Saihilmi, Muhammad; NovebriantikaKapal tongkang adalah sebuah kapal yang berfungsi sebagai sarana pengangkut barang bermuatan berat yang berbentuk seperti kotak besar terapung. Kapal ini memiliki fungsi untuk mengangkut material besar seperti batu bara, pasir, kayu, minyak, hingga bahan konstruksi lainnya. Pada saat sebelum mengangkut barang biasanya kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa kapasitas atau daya angkut yang bisa dimuat dalam kapal tongkang, atau yang biasa dikenal dengan istilah Payload. Payload adalah jumlah kargo atau barang yang dapat dimuat kapal tongkang. Dalam Analisa ini kita dapat mengetahui jumlah payload pada draft 1 meter, 2 meter, 3 meter, 4 meter, 4,928 meter. Tujuan Analisa ini dilakukan yaitu untuk mengetahui jumlah total volume muatan pada kapal tongkang dengan ukuran 300’ X 80’ X 20’ dalam beberapa variasi draft. Metode yang digunakan dalam analisis tugas akhir ini yaitu metode kuantitatif, analisis ini akan menggunakan data kapal yang telah di approve oleh class. Dengan data yang telah didapatkan maka akan bisa dilakukan analisis untuk mendapatkan volume atau payload pada kapal di beberapa variasi draft yang akan dicari. Dari penelitian ini juga telah didaptkan jumlah maksimal payload pada kapal barge dengan ukuran 300’ X 80’ X 20’ adalah 8908,093 ton. Jumlah muatan tersebut didapatkan pada kondisi draft berada di ketinggian 4,928m.Item ANALISA PRODUKTIVITAS PERAWATAN FORKLIFT MENGGUNAKAN METODE PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.KARYASINDO SAMUDERA BIRU(2024-07-04) Marpaung,Timbul; Pandapotan; Perkasa,Veryawan; nandaItem ANALISA PRODUKTIVITAS PERAWATAN FORKLIFT MENGGUNAKAN METODE PENERAPATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.KARYASINDO SAMUDERA BIRU BATAM(2024-07-14) Marpaung,Timbul; Perkasa,VeryawanItem ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENTS EFFECTIVENESS PADA MESIN CNC TURNING DI PT.APCB(2024-07-04) Sitio,Berlinton; Muvaris,MuftiItem Analisa Uji Kekedapan Fresh Water Tank Pada Kapal Tugboat 26 M Dengan Membandingkan Metode Air Pressure Test Dan Penetrant Test(2024-07-11) Alfajri, Muhammad Rizqy; Pamungkas, Nurman; Purba, Syahputra AdiPada pengerjaan terhadap bangunan baru atau perbaikan pada kapal itu berkaitan dengan proses perencanaan, fabrikasi, perakitan dan juga peluncuran. Metode air pressure test yang digunakan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah bagian dari prosedur inspeksi dan sertifikasi untuk memastikan integritas dan keamanan struktur kapal. Pada penelitian ini akan lebih dalam membahas suatu dari proses fabrikasi yaitu pengelasan, yang dimana dari proses pengelasan ini juga termasuk dalam hal penting pada proses pembangunan kapal. Oleh karena itu untuk mencegah dari hal yang tidak diinginkan yaitu perhatian terhadap kekuatan pada struktural kapal dan keselamatan dari tidak adanya kebocoran pada tangki maupun badan kapal dari air maupun bahan berbahaya. Salah satu aspekkrusial dalam desain dan konstruksi kapal adalah kekedapan watertight floor.Pengujian kekedapan Fresh Water Tank pada kapal tugboat berukuran 26 meter yaitu dengan 2 metode pengujian yaitu (air pressure test dan penetrant test). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu dengan melakukan eksperimen langsung dilapangan, mulai dari awal persiapan alat dan bahan dan juga tenaga. Kemudian menuju lokasi pengecekan dan pengujian kekedapan terhadap sambungan pengelasan di dalam tangki kapal tugboat. Dan dilanjutkan dengan pengambilan data dan memberi tanda agar diperbaiki jika terdapat kebocoran pada sambungan las.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode kekedapan pengelasan yang dapat memberikan hasil pembacaan titik kebocoran yang paling akurat dan mengetahui waktu proses pengujian di setiap metodenya.Item Analisa Waste Material Plate pada Pembuatan Barge 230 ft Menggunakan Design Cutting Plan(2024-07-05) Adhim, M. Arshil; ; Dija, Rafia NurProses pembuatan kapal memerlukan estimasi kebutuhan material, biaya, dan waktu produksi kapal. Estimasi kebutuhan yang dilakukan dalam pembuatan kapal selama ini hanya pada jumlah biaya, jumlah material yang dibutuhkan dan terpakai. Material sisa (waste material) menjadi suatu hal yang dikesampingkan. Waste material merupakan material sisa pembangunan, material berlebih, atau material yang tidak terpakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan material pada proses pembuatan barge 230ft dengan cara meminimalkan waste material. Salah satu proses yang dapatdigunakan untuk menghindari waste material dan biaya yang berlebih adalah dengan menggunakan metode cutting plan. Cutting plan adalah acuan atau perencanaan dalam proses pemotongan material, proses pemotongan ini dilakukan menggunakan mesin CNC dengan mengikuti pola sesuai design yang telah dibuat. Hasil dari penerapan metode ini menunjukkan bahwa waste material plate yang dihasilkan dari proses pembuatan barge 230ft sebesar 0.12%, dan berada dibawah toleransi perusahaan sebesar <5%. Setelah waste material dari design cutting plan yang dibuat telah dihitung, didapatkan waste material plate dari design cutting plan sebesar 2.29%, dengan selisih antara estimasi dan design cutting plan sebesar 2.17%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan design cutting plan dapat efektif untuk mengurangi waste material plate, sehingga dapat meminimalkan penggunaan material dan biaya yang berlebihan.Item Analisis Aliran Fluida Fuel oil Sistem Pipa Kapal Tugboat 30 Meter(kharisma al quarisbi, 2024-07-12) quarisbi, kharisma al;Dalam industri perkapalan kinerja dan keandalan sistem sangat penting untuk operasi yang sukses, masalah yang berkaitan dengan stres pipa akibat penggunaan bending dan elbow menjadi fokus utama. Dalam penelitian ini, data simulasi numerik dan pengukuran empiris digunakan untuk membandingkan kinerja kedua komponen tersebut. Penelitian ini didorong untuk mengevaluasi performa pipa elbow dan pipa yang dibending pada sudut 45 derajat dalam mengalirkan fluida bahan bakar. Analisis ini mencakup kecepatan aliran fluida, pola aliran, tegangan dan deforms pada pipa. Simulasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan menggunakan sofware ANSYS. Simulasi CFD untuk analisis kekuatan pipa dan elbow 45 derajat melibatkan persiapan geometri, pembuatan mesh, setup CFD dengan definisi fisika, dan eksekusi simulasi untuk mendapatkan hasil akurat.