Jurusan Teknik Mesin
Permanent URI for this communityhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1751
Browse
Item 3432101015_Karya Ilmiah.pdf(2024-07-01) Pulungan, Muhammad Abdillah; Dzulfiqar, Mohamad Alif; Stefani, WindyBrake system merupakan sistem yang digunakan sebagai pemberhenti pesawat ketika Landing, Reject Takeoff (RTO), dan Parking. Airbus A330-300 CEO pesawat yang dilengkapi dengan 8 (delapan) Main Landing Gear, yang terhitung dengan urutan nomor 1 pada bagian depan LH outboard sampai dengan nomor 8 pada bagian belakang RH outboard, dengan masing-masing Wheel dilengkapi dengan satu komponen lengkap brake. Pada bagian brake di setiap wheel juga dilengkapi dengan brake fan komponen yang berfungsi sebagai cooling terhadap brake pada saat bekerja, gesekkan ketika brake bekerja dapat menyebabkan peningkatan suhu secara cepat, ataupun kerusakan pada komponen lainnya yang disebabkan oleh panas yang berlebihan. Pesawat Airbus A330-300 CEO RP-C3348 yang sedang melakukan maintenance di Batam Aero Technic terdapat finding yang ditunjukkan oleh System Display (SD), yaitu brake fan inoperate pada main wheel 8. Oleh sebab itu, perlu adanya proses identifikasi lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses troubleshooting yang mengacu pada Trouble Shooting Manual (TSM), dijelaskan dalam Trouble Shooting Manual (TSM) untuk melakukan penanganan troubleshooting untuk mencari penyebab kerusakan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumentasi, wawancara dengan engineer terkait ataupun pihak yang memiliki pengalaman dalam penyelesaian kasus tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kerusakan ataupun penyebab brake fan inoperate adalah pada motor yang sudah tidak bekerja lagi, berdasarkan kerusakan tersebut maka akan dilakukan replacement sebagai penanganan. Replacement motor assy dilakukan sebagai penanganan. Setelah dilakukanya replacement maka pada pesawat Airbus A330-300 dilakukanya konfirmasi perbaikan dengan cara mengoperasikan sistem. Tidak adanya indikasi pada system display dan secara visual terlihat normal, maka dinyatakan permasalahan selesai dengan melakukan replacement. Kata kunci: Troubleshooting, airbus A330-300, break fanItem A.Md.T(Politeknik Negeri Batam, 2024-08-13) Simatupang, Ricky; HAKIM, RAHMAN;Mesin autosoldering jumper adalah mesin solder yang bertujuan untuk menggabungkan kedua titik/pad komponen pada material yang prosesnya di operasikan secara automatic. Masalah pada mesin autosoldering jumper yang sering dijumpai di perusahaan tempat studi adalah adanya reject pada produk yang dihasilkan sehingga kualitasnya tidak memenuhi standar perusahaan. Untuk mengetahui permasalahan pada mesin autosoldering jumper yang mempengaruhi kualitas hasil soldering yang terjadi maka perlu dilakukan pengujian terhadap mesin autosoldering karena beberapa ditemukan reject pada proses produksi berlangsung. Hal ini biasanya disebabkan dari keausan tips solder, yaitu komponen mesin autosoldering yang mempunyai fungsi untuk melelehkan timah sehingga mudah menempel pada material sehingga mempengaruhi proses soldering yang membuat kualitas hasil soldering menjadi kurang maksimal. Untuk menghindari hal itu terjadi maka diperlukan pergantian tips solder yang dimana pergantian tips solder juga membuat downtime pada produksi. Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan umur pakai dari tips solder tipe P3DR dan P4DR dengan cara melakukan observasi keausan bagian tips solder untuk mengetahui umur pakai. Observasi dilakukan dengan dua jenis tips solder yang memiliki spesifikasi yang berbeda yaitu P3DR dan P4DR. Dari hasil observasi tips solder P3DR memiliki jumlah pemakaian 6 pieces/week dan lifetime sekitar 24 jam/piece, sedangkan tips solder P4DR memiliki jumlah pemakaian 3 pieces/week dan lifetime sekitar 48 jam/piece.Item ANALISA KEBUTUHAN SISTEM FIREFIGHTING DAN LIFESAVING KAPAL SUPERYACHT 32M(2024-07-12) Sihombing,Ferdinandus;Item Analisa Pengendalian Defect Pada Proses Produksi Wiring Harness Dengan Metode PDCA di PT XYZ(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Rahmatullah; Restu,Fedia; Siregar,JamesItem ANALISA PENYEBAB CACAT PRODUK INSULATION PADA PROSES WINDING(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Nabawi, Arsyil Abiell; FYONA, ANNISA; ROSSBANDRIO, WOWOIndustri manufaktur, khususnya dalam produksi peralatan spareparts otomotif, menghadapi tantangan memastikan kualitas produknya. Proses winding produk insulasi di PT Panasonic Industrial Devices Batam tingkat cacatnya masih menjadi perhatian utama. Penelitian ini difokuskan pada proses winding dan masalah cacat insulation pada produk. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis penyebab insulation serta memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi proses produksi. Metode penelitian menggunakan analisis penyebab dengan Fishbone Diagram. Langkah-langkah metodologi penelitian mencakup identifikasi masalah, rumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat faktor utama yang menyebabkan kecacatan produk, yaitu manusia (Man), metode (Method), bahan baku (Material), dan mesin (Machine). Faktor bahan baku (Material) merupakan penyebab paling dominan dengan 54 kasus kecacatan terkait kualitas bahan baku dan penyimpanan yang tidak sesuai. Faktor metode (Method) menyebabkan 39 kasus kecacatan, terutama disebabkan oleh prosedur yang tidak tepat dan kurangnya pengecekan rutin. Faktor mesin (Machine) menyumbang 37 kasus kecacatan, terutama akibat tegangan berlebih dan kurangnya kalibrasi serta perawatan mesin. Faktor manusia (Man) menyebabkan 25 kasus kecacatan, terkait dengan kesalahan operator dan ketidaktelitian dalam proses produksi.Item ANALISA PENYEBAB OVER TEMPERATURE PRECOOLER DURING CRUISE AND DESCENT (STUDI KASUS AIRBUS A320 IAE V2500 ENGINE)(2024-07-11) Yusuf, Ahmad Maulana; Saputra, Hendra; Havwini, TianPrecooler-exchanger merupakan bagian penting dari pesawat terbang, terutama pada fase cruise dan descent. precooler-exchanger berfungsi untuk menurunkan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya suhu berlebih (over-temperature) pada precooler-exchanger selama fase cruise dan descent pada pesawat Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. precooler-exchanger memiliki peran penting dalam penurunan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Suhu berlebih pada precooler-exchanger dapat mengganggu operasional dan berpotensi menimbulkan bahaya keselamatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan fokus pada armada Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. Data dari operasi penerbangan, catatan pemeliharaan, dan sistem pemantauan kinerja mesin dikumpulkan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan potensi penyebab kejadian suhu berlebih selama fase cruise dan descent. Hasil penelitian pada PK-XYZ ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger selama fase penerbangan cruise dan descent disebabkan oleh kebocoran pada sensing line Fan Air Valve (FAV) yang menyebabkan gangguan fungsi FAV sebagai penyedia udara dingin. Sementara pada PK-ABC ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger disebabkan oleh kerusakan pada seal bagian atas precooler-exchanger yang mengganggu fungsi dari precooler-exchanger itu sendiri. Penggantian komponen sesuai dengan prosedur mengembalikan suhu precooler-exchanger ke kondisi normal pada suhu 2100C.Item ANALISA PERANCANGAN KAPAL SPOB 350 DWT(2024-07-05) Fernando,Yudo; Ulfah,NurulItem Analisa Perbandingan Olah Gerak Kapal Monohull dan Catamaran pada Prototipe Kapal USV (Unmanned Surface Vehicle): Studi Kasus di Perairan Selat Singapura(2024-07-04) Niclous stheven; Saputra Hendra; Kamsyah DomiOlah gerak kapal atau seakeeping merupakan aspek penting dalam kapal, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil olah gerak prototipe kapal USV antara monohull dan catamaran. Hal ini dipilih karena kedua jenis tipe lambung ini memiliki karakteristik yang berbeda. Spesifikasi lambung pada kapal monohull dan catamaran dalam penelitian ini adalah jenis variasi lambung X-bow, dengan konfigurasi melengkung ke depan seperti huruf X. Seakeeping adalah studi tentang bagaimana kapal merespon gaya eksternal dari kondisi laut, yang penting untuk keselamatan, efisiensi, dan kinerja kapal. Gerakan kapal dilaut meliputi tiga gerakan translasi (surging, swaying, heaving) dan tiga gerakan rotasi (rolling, pitching, yawing). Analisis dalam penelitian ini menggunakan software maxsurf motions dengan menggunakan metode strip theory dan menggunakan parameter yang sudah ditetapkan untuk kebutuhan kapal ini sebelumnya. Dimana hasil output yang digunakan ialah grafik dari nilai RAO pitch, heave, dan roll kemudian data RMS dari heave motion, pitch motion, dan roll motion.Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa model kapal monohull dengan jenis lambung X-BOW lebih efisien dibandingkan dengan model kapal catamaran dengan jenis lambung X-BOW.Item Analisa Percepatan Proyek Pembangunan Barge 320 Feet Metode Overturning Block Dengan Menggunakan Critical Path Method(2024-07-05) Pramansa, Abid Abyan; ; Perkasa, Veryawan NandaDalam industri perkapalan, keterlambatan proyek sering terjadi, dan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat proses pengerjaan melalui penjadwalan yang tepat. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada percepatan reparasi kapal daripada pembangunan kapal baru. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan menganalisis percepatan pembangunan barge 320 Feet di sebuah galangan di Batam. Metode critical path method (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek, memungkinkan penjadwalan ulang dan percepatan tugas-tugas penting. Proses percepatan dilakukan melalui crashing, yaitu dengan menambah tenaga kerja dan menyesuaikan metode kerja. Studi ini juga mengkaji alternatif percepatan dengan menggunakan metode overturning block. Hasil analisa menggunakan CPM menunjukkan percepatan bahwa penggunaan metode overturning block mengurangi durasi proyek dari 136 hari menjadi 109 hari, mempercepat waktu pengerjaan selama 27 hari. Selain itu, peningkatan produktivitas harian dari 26 kg/jam menjadi 28 kg/jam juga dicapai. Penelitian ini memberikan referensi penting bagi industri perkapalan dalam mengimplementasikan metode percepatan yang lebih efektif, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.Item Analisa Perhitungan Jumlah dan Jarak Antara Airbag Pada Proses Launching Kapal Tongkang 330 Feet(2024-07-10) Husen; ;Tahapan peluncuran kapal merupakan proses dalam pembuatan kapal yang menggunakan gravitasi atau daya dorong. Dalam dunia pelayaran, metode peluncuran kapal memiliki beragam jenis, namun metode peluncuran kapal dengan airbag yang paling banyak digunakan. Kelebihan metode peluncuran dengan airbag yaitu penghematan waktu, penghematan tenaga kerja, fleksibilitas tinggi, dan tidak perlu biaya perawatan yang mahal. Perhitungan jumlah dan jarak antara airbag sangat diperlukan, jika tidak diperhitungkan bisa berdampak pada proses peluncuran kapal yang dapat merugikan pihak galangan maupun pemilik kapal, tujuan dari penelitian ini adalah memperhitungkan jumlah dan jarak antara airbag pada peluncuran kapal tongkang 330 feet. Studi literatur dari berbagai sumber diperlukan untuk menjadi acuan dalam penelitian ini. Wawancara lapangan juga diperlukan untuk mengambil data yang diperlukan untuk perhitungan yaitu ukuran utama kapal dan spesifikasi airbag yang digunakan. Setelah mendapatkan data yang diperlukan untuk perhitungan, dapat melakukan perhitungan jumlah dan jarak antara airbag berdasarkan C/B T 3837- 1998 shipbuilding industry standard. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan C/B T 3837- 1998 shipbuilding industry standard, didapatkan jumlah airbag yang dipakai pada peluncuran kapal tongkang 330 feet sebanyak 18 buah dan jarak antara airbag antara 6,66-11,78 meter.Item ANALISA PRODUKTIVITAS PERAWATAN FORKLIFT MENGGUNAKAN METODE PENERAPATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.KARYASINDO SAMUDERA BIRU BATAM(2024-07-14) Marpaung,Timbul; Perkasa,VeryawanItem ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENTS EFFECTIVENESS PADA MESIN CNC TURNING DI PT.APCB(2024-07-04) Sitio,Berlinton; Muvaris,MuftiItem Analisa Uji Kekedapan Fresh Water Tank Pada Kapal Tugboat 26 M Dengan Membandingkan Metode Air Pressure Test Dan Penetrant Test(2024-07-11) Alfajri, Muhammad Rizqy; Pamungkas, Nurman; Purba, Syahputra AdiPada pengerjaan terhadap bangunan baru atau perbaikan pada kapal itu berkaitan dengan proses perencanaan, fabrikasi, perakitan dan juga peluncuran. Metode air pressure test yang digunakan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah bagian dari prosedur inspeksi dan sertifikasi untuk memastikan integritas dan keamanan struktur kapal. Pada penelitian ini akan lebih dalam membahas suatu dari proses fabrikasi yaitu pengelasan, yang dimana dari proses pengelasan ini juga termasuk dalam hal penting pada proses pembangunan kapal. Oleh karena itu untuk mencegah dari hal yang tidak diinginkan yaitu perhatian terhadap kekuatan pada struktural kapal dan keselamatan dari tidak adanya kebocoran pada tangki maupun badan kapal dari air maupun bahan berbahaya. Salah satu aspekkrusial dalam desain dan konstruksi kapal adalah kekedapan watertight floor.Pengujian kekedapan Fresh Water Tank pada kapal tugboat berukuran 26 meter yaitu dengan 2 metode pengujian yaitu (air pressure test dan penetrant test). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu dengan melakukan eksperimen langsung dilapangan, mulai dari awal persiapan alat dan bahan dan juga tenaga. Kemudian menuju lokasi pengecekan dan pengujian kekedapan terhadap sambungan pengelasan di dalam tangki kapal tugboat. Dan dilanjutkan dengan pengambilan data dan memberi tanda agar diperbaiki jika terdapat kebocoran pada sambungan las.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode kekedapan pengelasan yang dapat memberikan hasil pembacaan titik kebocoran yang paling akurat dan mengetahui waktu proses pengujian di setiap metodenya.Item Analisa Waste Material Plate pada Pembuatan Barge 230 ft Menggunakan Design Cutting Plan(2024-07-05) Adhim, M. Arshil; ; Dija, Rafia NurProses pembuatan kapal memerlukan estimasi kebutuhan material, biaya, dan waktu produksi kapal. Estimasi kebutuhan yang dilakukan dalam pembuatan kapal selama ini hanya pada jumlah biaya, jumlah material yang dibutuhkan dan terpakai. Material sisa (waste material) menjadi suatu hal yang dikesampingkan. Waste material merupakan material sisa pembangunan, material berlebih, atau material yang tidak terpakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan material pada proses pembuatan barge 230ft dengan cara meminimalkan waste material. Salah satu proses yang dapatdigunakan untuk menghindari waste material dan biaya yang berlebih adalah dengan menggunakan metode cutting plan. Cutting plan adalah acuan atau perencanaan dalam proses pemotongan material, proses pemotongan ini dilakukan menggunakan mesin CNC dengan mengikuti pola sesuai design yang telah dibuat. Hasil dari penerapan metode ini menunjukkan bahwa waste material plate yang dihasilkan dari proses pembuatan barge 230ft sebesar 0.12%, dan berada dibawah toleransi perusahaan sebesar <5%. Setelah waste material dari design cutting plan yang dibuat telah dihitung, didapatkan waste material plate dari design cutting plan sebesar 2.29%, dengan selisih antara estimasi dan design cutting plan sebesar 2.17%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan design cutting plan dapat efektif untuk mengurangi waste material plate, sehingga dapat meminimalkan penggunaan material dan biaya yang berlebihan.Item Analisis Aliran Fluida Fuel oil Sistem Pipa Kapal Tugboat 30 Meter(kharisma al quarisbi, 2024-07-12) quarisbi, kharisma al;Dalam industri perkapalan kinerja dan keandalan sistem sangat penting untuk operasi yang sukses, masalah yang berkaitan dengan stres pipa akibat penggunaan bending dan elbow menjadi fokus utama. Dalam penelitian ini, data simulasi numerik dan pengukuran empiris digunakan untuk membandingkan kinerja kedua komponen tersebut. Penelitian ini didorong untuk mengevaluasi performa pipa elbow dan pipa yang dibending pada sudut 45 derajat dalam mengalirkan fluida bahan bakar. Analisis ini mencakup kecepatan aliran fluida, pola aliran, tegangan dan deforms pada pipa. Simulasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan menggunakan sofware ANSYS. Simulasi CFD untuk analisis kekuatan pipa dan elbow 45 derajat melibatkan persiapan geometri, pembuatan mesh, setup CFD dengan definisi fisika, dan eksekusi simulasi untuk mendapatkan hasil akurat.Item ANALISIS BEBAN PADA CABLE LADDER SUPPORT ANGLE BAR DI MODULE ONSHORE(2024-07-04) Siregar,Yose; Cahyagi,Danang; Mantik,AndrewDalam konstruksi module onshore, terdapat peralatan pendukung yang digunakan dalam sistem tenaga listrik untuk mendukung peralatan sistem listrik dan instrumen yaitu cable ladder,support angle bar. Cable ladder (Tangga Kabel) adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi kabel listrik dari faktor lingkungan dan juga untuk memudahkan pengelolaan jalur kabel. Tangga kabel ini biasanya terbuat dari baja galvanis atau aluminium. Support angle bar adalah jenis peralatan yang digunakan dalam konstruksi dan instalasi sistem kabel listrik. Support angle bar biasanya terbuat dari baja carbon dan memiliki bentuk sudut L yang khas. Tujuan dari penelitian ini memastikan support angle bar dengan dimensi yang telah ditentukan memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan beban yang diterapkan keatasnya, memastikan mendukung penyediaan tenaga listrik yang andal dan kontinu untuk sistem listrik dan instrumen pada fasilitas module onshore, dengan meminimalkan risiko kegagalan pada sistem listrik dan instrumen yang disebabkan oleh masalah struktural. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi beban menggunakan metode elemen hingga (Finite Element Method, FEM) untuk menentukan distribusi stress, deformasi, safety factor pada angle bar yang digunakan sebagai penopang kabel dengan nilai beban 131 kg. Berdasarkan hasil simulasi, pengujian stress pada support angle bar menggunakan material carbon steel ASTM A36, struktur support angle bar dan cable ladder memperoleh tegangan maksimum 76.527 MPa dan tegangan minimum 0.007 MPa. Nilai tegangan maksimum ini masih dibawah nilai yield strength sebesar 250MPa sehingga bisa dikatakan bahwa struktur ini kuat menahan beban. Pada pengujian displacement, didapatkan perubahan maksimum sebesar 1.878 mm dan perubahan minimum sebesar 0 mm. Dan pada pengujian safety factor, didapatkan hasil safety factor dengan nilai minimum 3.27 dan nilai maksimum sebesar 35.988. Dengan demikian rangka ini mampu menahan beban sebesar 131 kg karena nilai safety factor pada support cable ladder angle bar ini melebihi batas nilai minimum. Hal ini berdasarkan nilai minimum safety factor yang ditetapkan oleh rules NEMA VE 1 sebesar 1.5. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa support cable ladder angle bar mampu menahan beban yang telah dirancang sebesar 131 kg berdasarkan data dari hasil pengujian analisis.Item Analisis Distribusi Ketebalan Untuk Paket IC TDSON SS08(2024-07-04) Humam Yafi, Naufal; Havwini,Tian; Mandhalena Manurung,MeilaniSn Plating adalah suatu proses pelapisan timah yang menggunakan teknik electroplating dengan tujuan untuk melapisi logam dengan menggunakan arus listrik dan larutan elektrolit tertentu. Cpk jig adalah alat yang digunakan untuk membantu mencapai indeks kapabilitas yang baik. Shield merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur arus dari anoda yang bergerak bebas di dalam larutan elektrolisis yang bergerak mendekati katoda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Cpk jig dan Shield terhadap distribusi ketebalan Sn (timah) pada mesin Sn plating, dan menentukan parameter Cpk jig dan Shield yang tepat untuk pendistribusian ketebalan Sn (timah) pada mesin Sn plating. Metode yang digunakan adalah pengukuran dengan menggunakan mesin XRF Fischer untuk mengetahui indeks kapabilitas proses. Setelah menjalankan beberapa kali percobaan dengan ketinggian shielding yang berbeda yaitu 102 mm very high (VH), 92 mm high high (HH), 82 mm mud mid (MM), 77 mm low low (LL), 72 mm very low (VL), kemudian melakukan pengukuran hasil ketebalan pelapisan dengan menggunakan mesin xrf fischer. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil dari parameter 102 mm very high (VH) dengan nilai Cpk 0,79, parameter 92 mm high high (HH) dengan nilai Cpk 0,91, parameter 82 mm mid mid (MM) dengan nilai Cpk 2,23, parameter 77 mm low low (LL) dengan nilai Cpk 0,78, dan parameter 72 mm very low (VL) dengan nilai Cpk 0,92 dan analisis ternyata pengujian sudah baik pada parameter mm dengan ketinggian shielding 82 mm dengan hasil Cpk sebesar 2,23 yang berada pada range dari USL dan LSL dan mencapai spesifikasi Cpk perusahaan yaitu lebih dari 1,67.Item Analisis Kekuatan Material Pada Support Electrical Equipment Menggunakan Software Solidworks(2024-07-09) Ginting, Erika Margaretha; ; Manurung, Mandhalena MeilaniDalam departement electrical & instrumentation yang bertanggung jawab atas sistem listrik yang vital untuk operasi fasilitas di darat maupun lepas pantai terutama pada peralatan listrik. Peralatan listrik harus dirancang untuk menahan beban berat serta tahan terhadap berbagai kondisi ekstrim seperti getaran, suhu tinggi, korosi, dan tekanan. Dalam konstruksi minyak dan gas salah satu peralatan listrik yang digunakan adalah lampu jenis flood. Support (penyangga) yang digunakan pada peralatan tersebut yaitu angle dan channel dengan material ASTM A36 dan S355J0. Tujuan dari laporan akhir ini adalah untuk mengetahui nilai kekuatan dalam penyangga dan juga melakukan perbandingan terkait material yang digunakan. Jenis lampu flood yang digunakan dengan berat beban dari penyangga yang berbeda yaitu dengan angle sebesar 213.25 N dan channel sebesar 209.54 N, menggunakan material steinlees steel. Maka nilai perbandingan yang dapat diambil dari hasil simulasi yang telah dilakukan pada penyangga dengan jenis material yang berbeda dan jenis lampu yang sama, sehingga didapatkan pada penyangga angle dan channel material yang baik digunakan adalah ASTM A36 dengan nilai maksimum factor of safety pada angle dengan material ASTM A36 sebesar 4.63e+05 sedangkan penyangga channel dengan material ASTM A36 sebesar 2.51e+05Item Analisis Kemajuan Pembangunan Hull Construction Berdasarkan Work Breakdown Structure Pada Deck Cargo Barge 314x88x20 Feet(2024-07-08) Putra, Muhammad Fadly Dwi; Perkasa, Veryawan Nanda; Fajrin, AuliaDalam industri galangan kapal, pembangunan kapal memerlukan pengelolaan yang cermat untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Kemajuan proyek sangat dipengaruhi oleh perencanaan waktu pelaksanaan, karena bagaimanapun baiknya perencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan proyek dengan memecah atau menurunkan lingkup kegiatan proyek keseluruhan menjadi beberapa level WBS yang lebih terperinci dan membuat Kurva-S pada tiap level WBS yang akan digunakan sebagai pedoman pengendalian proyek pembangunan hull construction deck cargo barge berukuran 314x88x20 feet menggunakan metode Work Breakdown Structure (WBS) dan Kurva-S. Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu metode pendekatan untuk menjabarkan, memecah, membagi, menguraikan, atau menurunkan proyek yang utuh secara sistematis dan hirarkis menjadi proyek-proyek kecil atau elemen atau bagian kecil yang dapat dikendalikan dalam bentuk diagram pohon atau tree chart. Kurva-S adalah gambaran keseluruhan jenis pekerjaan, volume keseluruhan jenis pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah persentase kegiatan pada garis waktu. Pembuatan WBS dan Kurva-S menggunakan software Microsoft Project 2016 dan Microsoft Excel 2016. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbandingan antara progres perencanaan dan progres aktual. Pada week -1 hingga week 11 progres aktual mengalami kemajuan dibanding progres perencanaan, karena kebutuhan material yang mencukupi untuk memulai pembangunan. Sedangkan pada week 12 hingga week 25 progres aktual mengalami keterlambatan progres dibanding progres perencanaan, karena alat berat yang kurang memadai dan kondisi cuaca hujan pada beberapa hari dengan intensitas yang tinggi.Item Analisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) pada Project Agogo.(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-01) Miftah,Raja; Nanda,Veryawan; Baharudin,BudiAnalisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) merupakan pendekatan Penting dalam manajemen Project yang bertujuan untuk memastikan kemajuan yang lancar dalam pelaksanaan Project. Tujuan Penelitian ini adalah mendefinisikan dan mengelompokkan tugas-tugas dari sebuah Project menjadi bagianbagian kecil sehingga lebih mudah diatur dan bisa melihat hasil kemajuan dalam Project . Penelitian ini difokuskan pada perencanaan dengan metode WBS dalam Project Agogo. WBS membantu dalam memecah pekerjaan Project menjadi unit-unit yang lebih kecil dan terukur, memudahkan pemantauan kemajuan Project. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas Penting dan menetapkan metrik untuk mengukur kemajuan berdasarkan observasi lapangan,tim Project dapat secara efektif memantau dan menganalisis perkembangan Project. Berdasarkan Analisis yang didapatkan mengunakan WBS dalam membuat project Menghasilkan perbedaan antara kemajuan recana memerlukan 365 hari dan Kemajuan aktual memerlukan 213 hari. jadi dapat di simpulkan Dengan penerapan analisis kemajuan Project berbasis WBS dapat membantu memastikan kelancaran Project Agogo dan mencapai hasil yang diinginkan secara efisien.