Analisis efisiensi Aplikasi warehouse inventory Powerapps dengan metode Value Stream Mapping (VSM) di PT. Cameron Systems Batam
Repository Politeknik Negeri Batam
Date
2024-08-22
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Penelitian ini membahas analisis efisiensi dari aplikasi warehouse inventory powerapps pada raw material process warehouse department di PT. Cameron Systems Batam. Pada penelitian ini raw material process masih mengalami kendala dalam proses pencarian barang dan system dokumentasi yang masih manual. untuk itu diperlukan identifikasi waste process dan menganalisis sejauh mana aplikasi warehouse inventory powerapps berpengaruh pada raw material process di gudang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik Value Stream Mapping sebagai alat analisisnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini adalah adanya Total presentase value added time pada kondisi Future State Value Stream Mapping mengalami peningkatan dari kondisi Current State Value Stream Mapping yaitu dari 33% menjadi 41% mengalami peningkatan yaitu sebesar 8% dengan waktu dari 109 menit ke 89 menit. Total presentase non value added time pada kondisi Future State Value Stream Mapping mengalami penurunan dari kondisi Current State Value Stream Mapping yaitu dari 67% menjadi 59% mengalami penurunan sebesar 8% dengan waktu total pada kondisi Current State Value Stream Mapping sebesar 218 menit menjadi Future State Value Stream Mapping sebesar 128 menit sehingga mengalami penurunan sebesar 90 menit.
Description
Perusahaan manufaktur pasti membutuhkan fasilitas gudang sebagai komponen integral dalam bisnis manufaktur yang membantu menjaga kelancaran produksi dan rantai pasokan. PT. Cameron A Schlumberger Company adalah Perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi peralatan kontrol tekanan minyak dan gas, termasuk katup, kepala sumur, kontrol, chokes, blowout preventers dan sistem rakitan untuk pengeboran, produksi dan tramisi minyak dan gas bumi (Wellhead Spare part dan Christmas Tree). Perusahaan ini menggunakan sistem produksi Make-to-Order (MTO), yang berarti proses produksi akan dilaksanakan setelah menerima pesanan dari konsumen.Berdasarkan kondisi gambar keadaan gudang di PT. Cameron Systems Batam diatas yang masih sangat jauh dari efektivitas dalam menunjang produktifitas sebuah gudang penyimpanan dan pengeluaran barang. Pada area kerja warehouse ini khususnya pada proses raw material process, masalah yang sering dihadapi oleh Operator warehouse adalah pecarian barang yang memakan waktu cukup banyak karena barang menumpuk didalam pallet dan sulit untuk ditemukan karena pencarian dilakukan secara manual, tidak adanya stadarisasi dalam pengelolaan barang ini, berdampak pada pengambilan barang yang memiliki peluang besar untuk tertukar.Melalui diagram batang diatas, menjelaskan bahwa kondisi gudang yang masih belum efektif sepanjang tahun 2022 sampai pertengahan tahun 2023. Diagram berwarna biru menjelaskan total work orders yang release ke warehouse yang memiliki rata rata sekitar 463 Work Orders, sedangkan diagram berwarna hijau adalah hasil aktual pencapaian kinerja dari warehouse yang memiliki rata rata sekitar 350 Work Orders, dan diagram berwarna merah adalah perbadingan total aktual pencapaian dan target yang telah ditentukan yang memiliki rata rata sekitar 113 Work Orders, terakhir diagram garis diatas adalah total kapasitas yang bisa ditampung oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas ada beberapa kendala yang menunjukkan kurang efektif nya pekerjaan warehouse sebelum adanya aplikasi sistem informasi, yang mengakibatkan tidak tercapainya target pengerjaan Work Orders, untuk mengerjakan satu work order operator memerlukan waktu 16.5 menit untuk proses pencarian tempat penyimpanan barang, terkhusnya dalam menyiapkan raw material untuk produk GV,HWO FLS,3.12, 5K FG,P/C,U-EE-2+3G-2* dimana produk ini memerlukan raw material atau component yang sangat banyak. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya sistem informasi “warehouse Inventory PowerApps” yang nantinya dapat menunjang proses pengelolaan gudang yang jauh lebih efektif dan efisien. Peneliti memilih metode Value Stream Mapping dalam dalam pengolahan data yang dilakukan untuk menggambarkan setiap langkah dalam proses produksi barang atau material. Oleh sebab itu, peneliti ini memutuskan untuk menggunakan metode Value Stream Mapping dalam memetakan aliran proses material khususnya di area kerja warehouse yaitu pada proses raw material . Selanjutnya, untuk menilai proporsi dari masing-masing kegiatan pergudangan sebagai Value Added (VA), Non-Value Added (NVA), dan Necessary Non-Value Added (NNVA). Alasan penggunaan Value Stream Mapping adalah karena metode ini sering diterapkan dalam praktik lean manufacturing, memungkinkan perusahaan untuk secara terperinci memetakan aliran produksi guna mengidentifikasi potensi pemborosan.
Keywords
TECHNOLOGY::Engineering physics::Material physics with surface physics
Citation
APA