D3 Teknik Perawatan Pesawat Udara
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing D3 Teknik Perawatan Pesawat Udara by Subject "TECHNOLOGY::Information technology::Systems engineering"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemFault Hydraulic Reservoir Pressuraizing System(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-14) Rahman Fathur Muhammad; Gemala Mega; Nova Andi MuhammadPesawat Airbus a320 memiliki sistem yang bernama Hydraulic Pressurization System, fungsinya membantu reservoir menyuplai fluida dari reservoir menuju ke Pump dengan cara memberikan tekanan udara pada reservoir agar tidak terjadi celah pada fluida yang bisa menyebabkan terjadinya bubble. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati sebuah sistem Hydraulic Pressurization yang berperan penting untuk membantu mengalirkan fluida yang ada pada Hydraulic Reservoir ke Hydraulic Pump, dan mengetahui penyebab terjadinya permasalahan di Hydraulic Reservoir Pressurization System. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Hydraulic Pressurization System, dengan fokus pada identifikasi potensi masalah yang mungkin terjadi di dalamnya. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, di mana data disajikan dalam bentuk deskripsi naratif tanpa melibatkan angka atau perhitungan matematis. Metode pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap yaitu observasi langsung terhadap proses Troubleshooting Servicing of the Reservoir Pressurization Filter di pesawat Airbus a320, wawancara dengan teknisi pesawat dan studi pustaka dari sumber-sumber seperti Aircraft Training Manual dan Aircraft Maintenance Manual yang digunakan sebagai standar.
- ItemLoss of the Brake Accumulator Pressure pada Pesawat Airbus A330-300(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Siagian, Randy; Fadilah, Nurul; MoeltjantoThis research aims to identify the causes and solutions for cases of loss brake accumulator pressure on the Airbus A330-300 aircraft. The brake accumulator is a component of the brake system, serving as a source of hydraulic power for emergency operations, absorbing pressure spikes, providing temporary power supply during pump failures, and maintaining pressure in the hydraulic system during certain periods or when the pump is not functioning. This is crucial for the brake system in the event of hydraulic system failures. The occurrence of one error, namely loss brake accumulator pressure, was identified when indications in the cockpit showed that the loss brake accumulator pressure. Subsequently, troubleshooting was conducted referring to the aircraft maintenance manual. The causes loss of pressure were identified as damage to the accumulator. The solution to the case loss of brake accumulator pressure can be achieved by replacing the accumulator due to exceeding its designated service life.
- ItemStudi Kasus Lampu FAULT Engine Fire Loop 2A lluminate pada Pesawat ATR 72-500 PK-WFQ(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-05) Nathanael, Kevin; Fadilah, Nurul; Dzulfiqar, M. AlifEngine Fire Protection System pada pesawat udara dirancang untuk mendeteksi dan mengatasi fire di bagian engine, yang merupakan ancaman serius. Loops merupakan komponen pada Fire Detection System yang berfungsi untuk mendeteksi fire berdasarkan perubahan resistance dan capacitance yang dipengaruhi oleh suhu dari sensing element. Studi kasus dilakukan pada pesawat ATR 72-500 PK-WFQ milik PT. Batam Aero Technic yang menunjukkan lampu FAULT indicator menyala saat replacement engine, mengindikasikan ada kerusakan pada engine fire detection system. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur maintenance yang perlu dilakukan, serta mencari tahu dampak dari engine fire loops yang chafing dan juga mengetahui latar belakang urgensi terkait Engine Fire Protection System. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumen, wawancara dengan engineer terkait, dan pengamatan langsung terhadap sistem keamanan pesawat. Data yang diperoleh akan dianalisis secara eksperimental untuk memahami faktor penyebab lampu FAULT Engine Fire Loop 2A illuminate serta langkah-langkah perbaikan yang dapat diimplementasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab menyalanya lampu FAULT disebabkan oleh kerusakan pada fire sensing element akibat dari chafing, prosedur perbaikan melibatkan penggantian fire sensing element yang rusak dan pengujian operasional untuk memastikan sistem berfungsi dengan baik. Selain itu penelitian ini juga menekankan pentingnya pemeliharaan berkala untuk mencegah terjadinya false warnings, seperti yang terjadi pada pesawat ATR72-600 milik PNG air dengan registrasi P2-ATB rute dari bandara Kiunga Airport menuju ke bandara Mount Hagen-Kagamuga Airport, yang dapat menyebabkan tindakan darurat yang tidak perlu dan menjaga keamanan penerbangan.
- ItemStudi Kasus Menyalanya Indicator Caution Fault Pack Valve di System Air Conditioning Pada Pesawat ATR 72-500/600(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Tarigan, Em Boy Persadanta; Dzulfiqar, Mohamad AlifAir conditioning adalah alat pendingin pada pesawat yang memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga temperatur kabin bagi kenyamanan seluruh penumpang dan awak kabin didalam suatu pesawat. Kegagalan sistem air conditioning tentu akan menganggu kenyamanan penerbangan. Pada studi kasus yang dilakukan terhadap pesawat ATR 72-500/600 didapati permasalahan menyalanya Indicator Caution Fault Pack Valve pada sistem air conditioning, yang menyebabkan sistem air conditioning fail sebagai pendingin, sehingga suhu pada kabin tidak bisa dikontrol. Oleh sebab itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses perbaikan yang sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual (AMM). Setelah melakukan identifikasi masalah ditemukan bahwa pack valve pada komponen air conditioning do not open dikarenakan komponen sudah unserviceable ataupun komponen tersebut tidak dapat memenuhi fungsinya dengan kata lain, tidak layak untuk digunakan. Penyelesaian merujuk pada pergantian komponen pack valve. Setelah dilakukan pergantian komponen dan operasional tes, sistem air conditioning dapat kembali beroperasi secara normal dan dapat memberikan suhu yang nyaman ke kabin pesawat.
- ItemStudi Kasus Vibration Fanblade pada Engine CFM56-7B Pesawat B737-800NG PK-BGO(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Syaefudin, Daril; Dzulfiqar, Alif Mohamad; MoeljantoGas turbine engine CFM56-7B memiliki rotasi fan-blade yang sangat tinggi, sehingga mampu menghasilkan thrust yang besar pada pesawat. Namun, semakin tinggi putaran yang dihasilkan, risiko vibrasi juga semakin besar. Vibrasi pada engine pesawat adalah hal yang wajar, tetapi tetap ada batas toleransi vibrasi yang ditetapkan, yaitu sebesar 1,5 mils. [3] Vibrasi yang terjadi tidak dapat dihindari namun dapat ditangani sesuai prosedur yang ada di manual saat pesawat sedang cruising atau mengudara. Vibrasi berlebih pada mesin ini terdeteksi oleh Engine Indicating and Crew Alerting System (EICAS) yang terhubung dengan airborne vibration monitoring (AVM). Data yang terkumpul digunakan untuk menentukan apakah perlu dilakukan perawatan atau tidak. Hasil AVM menunjukkan batas vibrasi sebesar 3,5 sehingga menyebabkan vibrasi sangat tinggi. Untuk mengembalikan kondisi engine ke keadaan normal, dilakukan penanganan dengan fan lubrication.[3] Saat fan lubrication dilakukan, ditemukan beberapa platform yang mengalami kerusakan akibat vibrasi berlebih, sehingga komponen mesin rusak dan perlu diganti. Penggantian platform pada bagian fan major module engine dilakukan sesuai prosedur yang tercantum pada task card dan Aircraft Maintenance Manual (AMM).[1]