D3 Teknik Perawatan Pesawat Udara
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1774
Browse
54 results
Search Results
Item STUDI KASUS INDICATOR LIGHT CARGO DOOR NOT ILLUMINATED(2025-07-25) NABABAN,CRISTINE; Siregar, JamesPada pesawat Airbus A320 terdapat salah satu komponen yang disebut Indicator Light Cargo Door berfungsi sebagai sarana mekanik untuk mengamati kondisi saat cargo door terbuka dan tertutup. Pada saat proses maintenance c-check dilakukan, ditemukan adanya Indicator Light Cargo Door Not Illuminated, sehingga dilakukan pencarian terhadap penyebab permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, serta solusi Indicator Light Cargo Door Not Illuminated dan melakukan perencanaan penggantian komponen. Penyebab terjadinya Indicator Light Cargo Door Not Illuminated berupa kerusakan pada lampu cargo, sehingga indikasi lampu berwarna hijau tidak menyala saat cargo door dioperasikan. mengetahui bahwa Indicator Light Cargo Door tidak berfungsi dengan baik, telah dilakukan proses identifikasi dan pengujian. Setelah kerusakan diidentifikasi, dapat diketahui bahwa Indicator Light Cargo Door Not Illuminated, langkah awal dalam proses troubleshooting terhadap Indicator Light Cargo Door adalah dilakukan pengecekan terhadap wiring/kabel memastikan bahwa wiring/kabel tidak terputus. Langkah selanjutnya adalah pengecekan tegangan, setelah dilakukan pengukuran,nilai tegangan diketahui tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam aircraft maintenance manual (AMM). Tahapan berikutnya adalah pengecekan pada Indicator Light dalam kondisi power on dengan cara menekan indicator. Setelah dilakukan pengecekan, ditemukan bahwa permasalahan terdapat pada komponen indicator-nya. Oleh karena itu,dilakukan penggantian komponen indicator light yang baru, sesuai dengan ketentuan dalam troubleshooting (TSM) dan aircraft maintenance manual (AMM) [3]. Dengan dilakukannya proses troubleshooting dan penggantian komponen, maka indicator light cargo door dapat kembali beroperasi secara optimal.Item IDENTIFIKASI KASUS PENURUNAN KINERJA AIR SEPARATOR MODULE PADA INERTING GAS GENERATION SYSTEM PESAWAT AIRBUS 330-900(2025-08-11) Inaya Awaliyah Inaya Awaliyah; ROSSBANDRIO, WOWOThe fuel system is a crucial aspect of aircraft care because it is not only the efficiency and support of the engine's performance. To support engine performance over long distances, the fuel systems in aircraft must be able to work safely so that there is no risk of fire or explosion. In the fuel system there is an inerting gas generation system which will reduce fire or explosion especially from inside the fuel tank. The iggs separates oxygen (21% in the air) and nitrogen (78% in the air) in tanks that will then be reduced in oxygen by the air separator module. There has been indications of a reduction in performance from the component of the air separator module which causes the iggs to malfunction, which may cause a shortage of nitrogen levels to be put into the fuel tank center. The purpose of this research is to identify the cause of the decrease in performance of asm and to know how its reinforcement using methods for study of literature and direct observation. After the problem that occurred in the ASM was found, the repair process was carried out in accordance with the instructions of the Trouble Shooting Manual. The result of the maintenance and retesting carried out was that no internal demage or contamination was found on the ASM components but a false indication. Keywords: Inerting Generation Gas System, Air Separator Module, Identification, Trouble Shooting Manual.Item STUDI KASUS TERJADINYA KOROSI FLOOR FRAME PADA PESAWAT ATR 72-600(2025-07-25) Yanto, Mochammad Rudi; Putra, Lalu Giat JuangsaKeselamatan penerbangan merupakan prioritas utama dalam operasional pesawat. Salah satu langkah penting untuk menjaga kelaikan udara adalah melalui inspeksi rutin terhadap struktur dan sistem pesawat. Area dengan kelembapan tinggi, seperti lavatory, memiliki risiko korosi yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis faktor penyebab terjadinya korosi pada floor frame area lavatory pesawat ATR 72-600. (2) Mengevaluasi efektivitas prosedur inspeksi visual (detailed visual inspection) pada area dengan kelembapan tinggi. (3) Menjelaskan secara detail proses rectification yang sesuai dengan panduan Structural Repair Manual (SRM). (4) Menyajikan hasil perbaikan serta laporan akhir sesuai standar industri penerbangan. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan observasi langsung, analisis dokumen, dan detailed visual inspection (DVI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa korosi disebabkan oleh kelembapan tinggi, kegagalan sistem drainase, ventilasi yang kurang optimal, serta residu bahan kimia pembersih. Tindakan perbaikan dilakukan dengan penggantian komponen terdampak, surface treatment, dan re-protection sesuai SRM. Hasil akhir menunjukkan area yang telah diperbaiki kembali memenuhi standar kelaikan udara, serta direkomendasikan inspeksi berkala untuk mencegah kejadian serupa. Ditemukan heavy corrosion pada floor frame nomor 37 di bawah lavatory, ditandai dengan serbuk putih pada permukaan aluminium. Penyebab utama adalah kombinasi kelembapan tinggi, kebocoran drainase, ventilasi minim, dan residu bahan kimia pembersih. Proses perbaikan mengikuti SRM, komponen terdampak dilepas, diganti, dilakukan surface treatment, kemudian proteksi ulang. Setelah perbaikan, inspeksi lanjutan memastikan area memenuhi standar kelayakan udara.Item Identifikasi Penyebab Tidak Berfungsinya Keran Lavatory Pada Pesawat Airbus 320-200HS-CBK(2025-07-04) SIREGAR PARSAULIAN TUA MANAEK, MANAEK TUA PARSAULIAN SIREGARThis final project discusses the identification of the causes of a malfunctioning faucet in the lavatory of an Airbus A320-200 aircraft with registration HS-CBK. The lavatory is an essential facility that supports passenger comfort and ensures compliance with aircraft operational hygiene standards. The research was carried out through field studies, direct observation, consultation with technicians, and analysis of damage data from several aircraft of the same type. The analysis results indicate that the main factors causing the lavatory faucet to malfunction are leaks due to corrosion in the faucet or solenoid valve, as well as issues with the infrared sensor. The troubleshooting process included component inspections, sensor function testing, and replacement of damaged parts. The conclusion of this study is that leakage is the primary cause of the faucet malfunction, which can be resolved by replacing the faulty components to maintain optimal faucet performance and support the aircraft’s operational airworthiness.Item Penanganan Masalah Keretakan Wing Spar Pada Pesawat Airbus A380(Politeknik Negeri Batam, 2025-02-20) Rifky Latif Ramadhan Rifky Latif Ramadhan; Fadilah, Nurul; Mantik, P W AndrewKondisi pandemi pada rentang tahun 2019 hingga 2022 menyebabkan banyak pesawat, termasuk Airbus A380 yang dimiliki beberapa maskapai dunia, harus terparkir 2-3 tahun di daratan. Lamanya pesawat diparkir berdampak pada struktur pesawat, termasuk pada Wing Spar Airbus A380. Dengan kondisi- kondisi tersebut, telah ditemukan keretakan pada Wing Spar Airbus A380 yang perlu ditinjau penyebab dan penanganannya. Maka dari itu, dalam studi ini penulis akan memaparkan penanganan untuk masalah keretakan Wing Spar pada pesawat Airbus A380. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keretakan pada wing spar pesawat Airbus A380, serta penanganan keretakan berdasarkan referensi dari manufaktur. Adapun metodologi penelitian dalam yang digunakan untuk masalah tersebut dilakukan dengan mempelajari A380 Structure Repair Manual (SRM) yang prosesnya dimulai dari damage evaluation, repair procedure dan inspections.Item IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA YELLOW ENGINE DRIVEN PUMP HYDRAULIC PRESSURE NOT DECREASE TO ZERO PADA PESAWAT AIRBUS A320(Politkenik Negeri Batam, 2024-07-12) Surya Pratama, Moh Adi;Item Studi Kasus Kerusakan Pada Bonding Lead Wing Tank Pesawat Airbus A320 PK-SJD(2024-07-10) Syarif, Muhammad; Fadilah, Nurul; SutartoAbstrak Pesawat Airbus A320 PK-SJD mengalami kerusakan Bonding Lead pada L/H Wing Tank . Bonding Lead berfungsi menyamakan beda potensial, meminimalkan risiko percikan diakibatkan oleh Listrik Statis. Bonding Lead juga bisa meminimalisir Radio Frequency Interference (RFI). Menurut Maintenance Defect & Rectification Report (MDRR), tercatat sebanyak 13 dari 151 Bonding Lead pada L/H Wing Tank mengalami kerusakan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menentukan sebab akibat kerusakan pada Bonding Lead serta hasil observasi dan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah kerusakan pada Bonding Lead di L/H wing tank pesawat Airbus A320 PK-SJD. Penelitian ini menggunakan metode troubleshooting sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual Airbus A320 PK SJD dengan melakukan pergantian Bonding Lead. Komponen tersebut mengalami pengurangan daya tahan dikarenakan letak komponen tersebut pada Wing Tank. Sehingga, mengalami kerusakan dengan sendirinya. Efek jangka panjang jika tidak diselesaikan, memungkinkan insiden yang buruk terjadi. Penyebab yang dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan pada Bonding Lead terindikasi terjadinya korosi pada komponen tersebut kemungkinan pertama disebabkan adanya air atau uap air di dalam wing tank sehingga terjadinya oksidasi. Yang kedua, kemungkinan terjadi nya perbedaan material diantara end fitting dengan kabel sehingga terjadi nya galvanic corrosion. Permasalahan tersebut mendapat langkah yang tepat sesuai dengan AMM yaitu melakukan pergantian komponen yang serviceable. Setelah melakukan pemasangan, komponen Bonding Lead diperlukan pengujian sesuai dengan AMM dengan jumlah maksimal 10 milliohm. diketahui hasil pengukuran yang didapati dengan jumlah rata rata 8 milliohm. maka dapat disimpulkan komponen Bonding Lead serviceable atau layak di pakai pada pesawat.Item STUDI KASUS BRAKE FAN INOPERATE PADA MAIN LANDING GEAR PESAWAT AIRBUS A330-300 CEO (RP-C3348)(2024-07-01) Pulungan, Muhammad Abdilllah; Mohamad, Alif Dzulfiqar; Stefani, WindyBrake system merupakan sistem yang digunakan sebagai pemberhenti pesawat ketika Landing, Reject Takeoff (RTO), dan Parking. Airbus A330-300 CEO pesawat yang dilengkapi dengan 8 (delapan) Main Landing Gear, yang terhitung dengan urutan nomor 1 pada bagian depan LH outboard sampai dengan nomor 8 pada bagian belakang RH outboard, dengan masing-masing Wheel dilengkapi dengan satu komponen lengkap brake. Pada bagian brake di setiap wheel juga dilengkapi dengan brake fan komponen yang berfungsi sebagai cooling terhadap brake pada saat bekerja, gesekkan ketika brake bekerja dapat menyebabkan peningkatan suhu secara cepat, ataupun kerusakan pada komponen lainnya yang disebabkan oleh panas yang berlebihan. Pesawat Airbus A330-300 CEO RP-C3348 yang sedang melakukan maintenance di Batam Aero Technic terdapat finding yang ditunjukkan oleh System Display (SD), yaitu brake fan inoperate pada main wheel 8. Oleh sebab itu, perlu adanya proses identifikasi lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses troubleshooting yang mengacu pada Trouble Shooting Manual (TSM), dijelaskan dalam Trouble Shooting Manual (TSM) untuk melakukan penanganan troubleshooting untuk mencari penyebab kerusakan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumentasi, wawancara dengan engineer terkait ataupun pihak yang memiliki pengalaman dalam penyelesaian kasus tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kerusakan ataupun penyebab brake fan inoperate adalah pada motor yang sudah tidak bekerja lagi, berdasarkan kerusakan tersebut maka akan dilakukan replacement sebagai penanganan. Replacement motor assy dilakukan sebagai penanganan. Setelah dilakukanya replacement maka pada pesawat Airbus A330-300 dilakukanya konfirmasi perbaikan dengan cara mengoperasikan sistem. Tidak adanya indikasi pada system display dan secara visual terlihat normal, maka dinyatakan permasalahan selesai dengan melakukan replacement. Kata kunci: Troubleshooting, airbus A330-300, break fanItem Studi Kasus Kerusakan Pada Bonding Lead Wing Tank Pesawat Airbus A320 PK-SJD(2024-07-10) Syarif, Muhammad; Fadilah, Nurul; SutartoAbstrak Pesawat Airbus A320 PK-SJD mengalami kerusakan Bonding Lead pada L/H Wing Tank . Bonding Lead berfungsi menyamakan beda potensial, meminimalkan risiko percikan diakibatkan oleh Listrik Statis. Bonding Lead juga bisa meminimalisir Radio Frequency Interference (RFI). Menurut Maintenance Defect & Rectification Report (MDRR), tercatat sebanyak 13 dari 151 Bonding Lead pada L/H Wing Tank mengalami kerusakan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menentukan sebab akibat kerusakan pada Bonding Lead serta hasil observasi dan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah kerusakan pada Bonding Lead di L/H wing tank pesawat Airbus A320 PK-SJD. Penelitian ini menggunakan metode troubleshooting sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual Airbus A320 PK SJD dengan melakukan pergantian Bonding Lead. Komponen tersebut mengalami pengurangan daya tahan dikarenakan letak komponen tersebut pada Wing Tank. Sehingga, mengalami kerusakan dengan sendirinya. Efek jangka panjang jika tidak diselesaikan, memungkinkan insiden yang buruk terjadi. Penyebab yang dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan pada Bonding Lead terindikasi terjadinya korosi pada komponen tersebut kemungkinan pertama disebabkan adanya air atau uap air di dalam wing tank sehingga terjadinya oksidasi. Yang kedua, kemungkinan terjadi nya perbedaan material diantara end fitting dengan kabel sehingga terjadi nya galvanic corrosion. Permasalahan tersebut mendapat langkah yang tepat sesuai dengan AMM yaitu melakukan pergantian komponen yang serviceable. Setelah melakukan pemasangan, komponen Bonding Lead diperlukan pengujian sesuai dengan AMM dengan jumlah maksimal 10 milliohm. diketahui hasil pengukuran yang didapati dengan jumlah rata rata 8 milliohm. maka dapat disimpulkan komponen Bonding Lead serviceable atau layak di pakai pada pesawat.