D3 Teknik Perawatan Pesawat Udara
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1774
Browse
Item 3432101015_Karya Ilmiah.pdf(2024-07-01) Pulungan, Muhammad Abdillah; Dzulfiqar, Mohamad Alif; Stefani, WindyBrake system merupakan sistem yang digunakan sebagai pemberhenti pesawat ketika Landing, Reject Takeoff (RTO), dan Parking. Airbus A330-300 CEO pesawat yang dilengkapi dengan 8 (delapan) Main Landing Gear, yang terhitung dengan urutan nomor 1 pada bagian depan LH outboard sampai dengan nomor 8 pada bagian belakang RH outboard, dengan masing-masing Wheel dilengkapi dengan satu komponen lengkap brake. Pada bagian brake di setiap wheel juga dilengkapi dengan brake fan komponen yang berfungsi sebagai cooling terhadap brake pada saat bekerja, gesekkan ketika brake bekerja dapat menyebabkan peningkatan suhu secara cepat, ataupun kerusakan pada komponen lainnya yang disebabkan oleh panas yang berlebihan. Pesawat Airbus A330-300 CEO RP-C3348 yang sedang melakukan maintenance di Batam Aero Technic terdapat finding yang ditunjukkan oleh System Display (SD), yaitu brake fan inoperate pada main wheel 8. Oleh sebab itu, perlu adanya proses identifikasi lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses troubleshooting yang mengacu pada Trouble Shooting Manual (TSM), dijelaskan dalam Trouble Shooting Manual (TSM) untuk melakukan penanganan troubleshooting untuk mencari penyebab kerusakan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumentasi, wawancara dengan engineer terkait ataupun pihak yang memiliki pengalaman dalam penyelesaian kasus tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kerusakan ataupun penyebab brake fan inoperate adalah pada motor yang sudah tidak bekerja lagi, berdasarkan kerusakan tersebut maka akan dilakukan replacement sebagai penanganan. Replacement motor assy dilakukan sebagai penanganan. Setelah dilakukanya replacement maka pada pesawat Airbus A330-300 dilakukanya konfirmasi perbaikan dengan cara mengoperasikan sistem. Tidak adanya indikasi pada system display dan secara visual terlihat normal, maka dinyatakan permasalahan selesai dengan melakukan replacement. Kata kunci: Troubleshooting, airbus A330-300, break fanItem ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN PARKING BRAKE SYSTEM PADA PESAWAT A320(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Samudra, Muhammad Gilang; Nova, Muhammad AndiSebuah sistem yang sangat penting untuk menjaga keselamatan dan keamanan pesawat terbang adalah sistem hidrolik, khususnya pada brake system. Pada landing gear system terdapat brake system yang harus beroperasi dengan baik dan dapat diandalkan ketika pesawat beroperasi di darat (landing). Terdapat indikasi trouble pada Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM) yang menunjukkan bahwa parking brake tidak bisa beroperasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah yang menyebabkan kegagalan pada parking brake system dan untuk mengetahui jumlah pesawat yang sering mengalami kegagalan pada parking brake system selama 4 tahun terakhir serta menganalisis penyebab kegagalan yang paling banyak terjadi pada parking brake system pesawat A320. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode FTA (Fault Tree Analysis). Data-data penelitian didapatkan berdasarkan observasi dilapangan, data-data dokumentasi, wawancara, dan jurnal-jurnal. Analisis masalah dalam penelitian ini menggunakan referensi dari Troubleshooting Manual (TSM) dan Aircraft Maintenance Manual (AMM). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pesawat yang sering mengalami kegagalan pada parking brake system selama 4 tahun terakhir adalah 10 pesawat dan faktor penyebab terjadinya kegagalan parking brake system pada pesawat A320 yang paling banyak terjadi yaitu karena adanya kerusakan komponen control switch parking brake sehingga terdapat indikasi trouble pada Electrical Centralized Aircraft Monitoring (ECAM). Untuk penanggulangannya yaitu dengan cara melakukan perawatan pesawat secara rutin dan terjadwal untuk mengurangi resiko kerusakan pada peralatan dan sistem pada pesawat serta dapat menjaga kondisi peralatan pesawat selalu dalam keadaan aman dan dapat berfungsi dengan baik.Item Fault Hydraulic Reservoir Pressuraizing System(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-14) Rahman Fathur Muhammad; Gemala Mega; Nova Andi MuhammadPesawat Airbus a320 memiliki sistem yang bernama Hydraulic Pressurization System, fungsinya membantu reservoir menyuplai fluida dari reservoir menuju ke Pump dengan cara memberikan tekanan udara pada reservoir agar tidak terjadi celah pada fluida yang bisa menyebabkan terjadinya bubble. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati sebuah sistem Hydraulic Pressurization yang berperan penting untuk membantu mengalirkan fluida yang ada pada Hydraulic Reservoir ke Hydraulic Pump, dan mengetahui penyebab terjadinya permasalahan di Hydraulic Reservoir Pressurization System. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Hydraulic Pressurization System, dengan fokus pada identifikasi potensi masalah yang mungkin terjadi di dalamnya. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, di mana data disajikan dalam bentuk deskripsi naratif tanpa melibatkan angka atau perhitungan matematis. Metode pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap yaitu observasi langsung terhadap proses Troubleshooting Servicing of the Reservoir Pressurization Filter di pesawat Airbus a320, wawancara dengan teknisi pesawat dan studi pustaka dari sumber-sumber seperti Aircraft Training Manual dan Aircraft Maintenance Manual yang digunakan sebagai standar.Item High Pressure Bleed valve engine fault on ground, pada pesawat ATR72-500/600 PK-WGK(2024-07-08) Rahman Alif, Kemal; Fadilah, Nurul; Subiyono, GatotSalah satu masalah pesawat ATR72-600 PK-WGK adalah Fault pada HP Bleed valve Engine on ground. Ini adalah sistem yang menyuplai udara bertekanan sesuai dengan suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh putaran engine. Pneumatic system menyediakan Air conditioning, Pressuration, Ventilation, dan De-icing. HP Bleed Valve Fault terjadi ketika tekanan yang dihasilkan tidak cukup untuk menyuplai air pressure. Akibatnya sistem tidak dapat bekerja. Indicator Air Bleed Panel menunjukkan kode kegagalan (failure), dan ketika dilakukan troubleshooting, harus sesuai dengan yang ada di Maintenance Procedure (MP). Jadi, jika ada kegagalan HP Bleed Valve Fault, komponen akan diganti. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan pergantian HP Bleed Valve Fault pesawat ATR 72-500/600 PK-WGK. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara metode eksperimental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara berurut faktor penyebab Fault pada HP Bleed Valve dan diselesaikan dengan prinsip-prinsip troubleshootingItem IDENTIFIKASI BLEED TRIP OFF INDICATOR MENYALA PADA PESAWAT BOEING 737 - NEXT GENERATION(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-01) Wahyu Permana, Delvino; Andi Nova, Muhammad; Butar Butar, HendraBleed Trip Off is a condition where the pneumatic system on the engine experiences an increase in temperature or pressure, where the effect of this bleed trip is to close the valve that supplies the pneumatics in the engine system. If the bleed trip light indicator lights up, it is certain that the engine system will not function normally, resulting in the air conditioning system working single pack (pneumatic supplied from one engine only). Therefore, observations are carried out to find out what actions to take if a bleed trip occurs. and what parts have an influence on this happening. The methods used are literature study, observation and consultation with experts in the field. Then troubleshooting efforts were made when this problem occurred, it was found that the Precooler Control Valve (PCCV) failed to supply air into the pneumatic system duct to cool the air because the precooler control valve sensor was damaged or in bad condition. After that, the 390F Sensor is replaced and tested again to ensure the precooler control valve is functioning normally.Item Identifikasi dan Perbaikan Indikator Kuantitas Bahan Bakar Tidak Terbaca pada Pesawat ATR72-500/600(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-07-11) Setiawan, Andi; Nova, Muhammad Andi; Subiyono, GatotThis study aims to determine the causes and improvements when there is a case of fuel unreadable on ATR72-500/600 aircraft. fuel unreadable is closely related to the fuel system where this system functions as a regulator of combustion on the aircraft engine so that it can run well. If there is damage to the fuel system, there will be an error, one of which is fuel unreadable. Identify this problem by checking the DMI (Deferred Maintenance Item) due to a report by the pilot or checking at the time of maintenance. After that, do troubleshooting and then change the goods by reffering to the maintenance procedure. Several components cause fuel unreadable, including damage to the fuel probe and pin damage to the fuel probe connector. The completion of the unreadable fuel case can be finish by replacing the fuel probe component contained in the right or left fuel tank.Item IDENTIFIKASI KASUS PENURUNAN KINERJA AIR SEPARATOR MODULE PADA INERTING GAS GENERATION SYSTEM PESAWAT AIRBUS 330-900(2025-08-11) Inaya Awaliyah Inaya Awaliyah; ROSSBANDRIO, WOWOThe fuel system is a crucial aspect of aircraft care because it is not only the efficiency and support of the engine's performance. To support engine performance over long distances, the fuel systems in aircraft must be able to work safely so that there is no risk of fire or explosion. In the fuel system there is an inerting gas generation system which will reduce fire or explosion especially from inside the fuel tank. The iggs separates oxygen (21% in the air) and nitrogen (78% in the air) in tanks that will then be reduced in oxygen by the air separator module. There has been indications of a reduction in performance from the component of the air separator module which causes the iggs to malfunction, which may cause a shortage of nitrogen levels to be put into the fuel tank center. The purpose of this research is to identify the cause of the decrease in performance of asm and to know how its reinforcement using methods for study of literature and direct observation. After the problem that occurred in the ASM was found, the repair process was carried out in accordance with the instructions of the Trouble Shooting Manual. The result of the maintenance and retesting carried out was that no internal demage or contamination was found on the ASM components but a false indication. Keywords: Inerting Generation Gas System, Air Separator Module, Identification, Trouble Shooting Manual.Item Identifikasi Penyebab Kegagalan Pada Air Cycle Machine Di Pesawat Boeing 737-800 PK-LBS(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-29) Wijonarko, Alip; ROSSBANDRIO, WOWO; Kamsyah, DomiThe Boeing 737-800 aircraft has an Air Cycle Machine system which functions as air expansion and compression, changing hot air into cold air. This component is very important because if this component is damaged it will disturb passenger comfort, because it can cause a reduction in speed and will affect the loss of efficiency. The temperature will increase and the air flow in the aircraft will decrease. The purpose of this research is to find out the causes of failure in the Air Cycle Machine and find solutions to solve the problem. The data source is taken based on the Fault Isolation Manual (FIM) reference. After the author found the problem from the Fault Isolation Manual (FIM), the author carried out a visual check refers to the Aircraft Maintenance Manual (AMM) and the problem with the air cycle machine where the blade on the air cycle machine is stuck and cannot twist because it touches the compressor casing and to find items and also the location of the damaged part, you can see the Illustrated Parts Catalog ( IPC), after getting the damaged part, the author replaced the damaged part by looking at the Aircraft Maintenance Manual (AMM) to see how to remove, repair and install and also tested after carrying out the replacement to ensure the problem had been successfully resolved.Item IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA YELLOW ENGINE DRIVEN PUMP HYDRAULIC PRESSURE NOT DECREASE TO ZERO PADA PESAWAT AIRBUS A320(Politkenik Negeri Batam, 2024-07-12) Surya Pratama, Moh Adi;Item IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA YELLOW ENGINE DRIVEN PUMP HYDRAULIC PRESSURE NOT DECREASE TO ZERO PADA PESAWAT AIRBUS A320(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) Pratama, Moh Adi Surya; Nova, Muhammad Andi; MoelyantoAbstrak Hydraulic system di pesawat terbang menggunakan putaran engine atau electric motor sebagai sumber dan mengubahnya menjadi hydraulic power melalui hydraulic pump. Pada pesawat airbus A320 terdapat tiga hydraulic system yaitu green, yellow dan blue system. Pada green dan yellow system dalam kondisi normal sumbernya dari engine drivent pump yang ada pada engine 1 dan 2 yang dihubungkan melalui accessory gear box, pada kondisi abnormal menggunakan sumber dari power transfers unit dan electrical pump untuk yellow system saja, sedangkan untuk blue system sumbernya dari electrical pump dan ram air turbine, pada saat kondisi abnormal seperti terjadi over pressure atau overheat pada primary hidrolik sistem dan pesawat dalam kondisi inflight atau dalam kondisi engine running maka sangat berbahaya apabila engine drivent pump tidak dapat dimatikan, oleh karena itu kegagalan yang terjadi pada engine drivent pump berdampak pada keselamatan penerbangan dan juga dapat merusak kompenen lain yang ada di dalam hidrolik sistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya engine driven pump hydraulic pressure not decrease to zero ketika yellow eng 2 pump pushbutton switch in off position pada pesawat airbus A320 serta untuk mengetahui solusi penanganan permasalahan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan disalah satu MRO swasta yang berlokasi di kota Batam dengan subjek pengamatan pesawat airbus A320, dengan menggunakan metode pengamatan fishbone. Setelah dilakukan pengamatan dengan metode fishbone, wawancara dan observasi lapangan diperoleh beberapa penyebab terjadinya engine driven pump not decrease to 0 ketika yellow engine 2 pushbotton switch in off position adalah kehilangan daya, circuit breaker hidraulik eng 2, electrical conector dan engine pump selenoid valve, Untuk menguji langkah dari identifikasi tersebut dilakukan pengetesan dengan menggunakan Aircraft Maintenance Manual (AMM) sebagai pedoman. Proses pengumpulan data melalui studi literatur, observasi lapangan dan wawancara dengan PIC terkait.Item Identifikasi Penyebab Tidak Berfungsinya Keran Lavatory Pada Pesawat Airbus 320-200HS-CBK(2025-07-04) SIREGAR PARSAULIAN TUA MANAEK, MANAEK TUA PARSAULIAN SIREGARThis final project discusses the identification of the causes of a malfunctioning faucet in the lavatory of an Airbus A320-200 aircraft with registration HS-CBK. The lavatory is an essential facility that supports passenger comfort and ensures compliance with aircraft operational hygiene standards. The research was carried out through field studies, direct observation, consultation with technicians, and analysis of damage data from several aircraft of the same type. The analysis results indicate that the main factors causing the lavatory faucet to malfunction are leaks due to corrosion in the faucet or solenoid valve, as well as issues with the infrared sensor. The troubleshooting process included component inspections, sensor function testing, and replacement of damaged parts. The conclusion of this study is that leakage is the primary cause of the faucet malfunction, which can be resolved by replacing the faulty components to maintain optimal faucet performance and support the aircraft’s operational airworthiness.Item Identifikasi Terjadinya Hot Temperature Cabin Pada Pesawat ATR72-500/600(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-07-12) Siregar, Andriansyah; Juangsa Putra, Lalu Giat; Dijjah, Nur rafiaIn the ATR72-500/600 aircraft there is a case of hot temperature cabin which is closely related to Air Conditioning which functions to provide and maintain the pressure, temperature, humidity and cleanliness needed for the comfort of passengers and cabin crew. If there is damage to air conditioning, it will interfere with the comfort of passengers and crew in the cabin and endanger the flight. Therefore, if a problem occurs in this system, it is necessary to troubleshoot based on the official aircraft manual, namely AMM (Aircraft Maintenance Manual) and AFI (Aircraft Fault Isolation). The purpose of this study is to determine the cause of hot cabin temperature in the Air Conditioning system on ATR 72-500/600 aircraft if the indicator on the temperature control panel shows a high temperature, there is a failure in the air conditioning component. The thing that is done to fix the problem is to troubleshoot, if it is known that the component is damaged then replace the component temperature control valve in the air conditioning system with a new component.Item Loss of the Brake Accumulator Pressure pada Pesawat Airbus A330-300(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Siagian, Randy; Fadilah, Nurul; MoeltjantoThis research aims to identify the causes and solutions for cases of loss brake accumulator pressure on the Airbus A330-300 aircraft. The brake accumulator is a component of the brake system, serving as a source of hydraulic power for emergency operations, absorbing pressure spikes, providing temporary power supply during pump failures, and maintaining pressure in the hydraulic system during certain periods or when the pump is not functioning. This is crucial for the brake system in the event of hydraulic system failures. The occurrence of one error, namely loss brake accumulator pressure, was identified when indications in the cockpit showed that the loss brake accumulator pressure. Subsequently, troubleshooting was conducted referring to the aircraft maintenance manual. The causes loss of pressure were identified as damage to the accumulator. The solution to the case loss of brake accumulator pressure can be achieved by replacing the accumulator due to exceeding its designated service life.Item Pembuatan Media Pembelajaran Electrical standby power dan Transfer bus(Raihan Ali, 2024-07-26) ; juangsa putra lalu giatAircraft electrical system adalah suatu system schematic yang berperan sebagai supply power di suatu pesawat terbang sebagai penunjang keberlangsungan semua system di pesawat. Didalam aircraft electrical system terdapat standby battery (standby power) and Transfer bus dan masing masing bus bar tersebut mensuplai user yang ada di pesawat terbang. Tujuan pembuatan media pembelajaran ini adalah langkah awal untuk pembuatan alat peraga schematic aircraft electrical system for powering DC bus bar 1,DC bus bar 2 and Transfer bus yang digunakan sebagai alat pembelajaran mahasiswa penerbangan untuk mengetahui suatu system yang ada pada pesawat terbang . Penelitian menggunakan metode simulasi dengan memakai dan melibatkan suatu rancangan schematic electrical system dan menggunakan komponen electrical konvesional. Hasil simulasi dari projek ini dapat beroperasi dengan baik, sehinngga hasil ini dapat di pakai untuk melakukan pembuatan secara fisik alat schematic electrical system dan simulasi memberikan pengetahuan yang didapat secara detail saat suatu system failure dan back up schematic nya berkerja sebagaimana fungsi. simpulan yang dikembangkan menggunakan perangkat schematic, menjadi dasar untuk mengembangkan teknologi aircraft electrical yang lebih canggih dan handal.Item Penanganan Masalah Keretakan Wing Spar Pada Pesawat Airbus A380(Politeknik Negeri Batam, 2025-02-20) Rifky Latif Ramadhan Rifky Latif Ramadhan; Fadilah, Nurul; Mantik, P W AndrewKondisi pandemi pada rentang tahun 2019 hingga 2022 menyebabkan banyak pesawat, termasuk Airbus A380 yang dimiliki beberapa maskapai dunia, harus terparkir 2-3 tahun di daratan. Lamanya pesawat diparkir berdampak pada struktur pesawat, termasuk pada Wing Spar Airbus A380. Dengan kondisi- kondisi tersebut, telah ditemukan keretakan pada Wing Spar Airbus A380 yang perlu ditinjau penyebab dan penanganannya. Maka dari itu, dalam studi ini penulis akan memaparkan penanganan untuk masalah keretakan Wing Spar pada pesawat Airbus A380. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keretakan pada wing spar pesawat Airbus A380, serta penanganan keretakan berdasarkan referensi dari manufaktur. Adapun metodologi penelitian dalam yang digunakan untuk masalah tersebut dilakukan dengan mempelajari A380 Structure Repair Manual (SRM) yang prosesnya dimulai dari damage evaluation, repair procedure dan inspections.Item PENYEBAB PENINGKATAN SUHU KABIN PESAWAT B737-800/900 SAAT DI DARAT(2024-07-11) Mabruri, Tonny; Abdurrahman Prasetyo, NaufalPesawat Boeing 737-800/900 ER adalah salah satu jenis Pesawat yang banyak di gunakan oleh berbagai maskapai dunia. Salah satu komponen penting dari Pesawat ini adalah Air Conditioning System yang berfungsi untuk mengontrol suhu di dalam Pesawat seperti ruang Pilot dan ruang penumpang beserta peralatan di dalam nya. Oleh karena itu menjaga Air Conditioning System Pesawat sangatlah penting untuk kenyamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisi terjadinya cabin temperature not cool on the ground. Penelitian ini di latarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan adanya kegagalan Air Conditioning System yaitu Heat Exchanger dengan melakukan pengecekan, perbaikan, dan penggantian. Heat Exchanger sendiri tidak bekerja dengan maksimal dikarenakan kotor dan rusak sehingga menyebabkan kenaikan suhu hingga 30-40 derajat celcius dan setelah dilakukan pergantian komponen, suhu di kabin maupun diruang kemudi pilot menjadi suhu yang nyaman bagi manusia yaitu 18-24 derajat celcius. The Boeing 737-800/900 ER aircraft is a type of aircraft that is widely used by various airlines in the world. One of the important components of this aircraft is the Air Conditioning System which functions to control the temperature inside the aircraft such as the pilot room and passenger room along with the equipment inside. Therefore, maintaining the aircraft's air conditioning system is very important for comfort and safety in flight. This final assignment aims to analyze the occurrence of cabin temperature not cool on the ground. This research is motivated by observation data which shows the failure of the Air Conditioning System, namely the Heat Exchanger, by checking, repairing and replacing. The heat exchanger itself did not work optimally because it was dirty and damaged, causing the temperature to rise to 30-40 degrees Celsius and after replacing components, the temperature in the cabin and pilot's wheelhouse became a comfortable temperature for humans, namely 18-24 degrees CelsiusItem PERAWATAN HARD TIME MAIN LANDING GEAR PESAWAT AIRBUS A320 PK-STG: STUDI KASUS REAR PINTLE PIN STUCK(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-17) Hasibuan, Hafizd, Muhammad; Dija, Rafia Nur; SutartoPemeliharaan hard time merupakan pemeliharaan yang mengharuskan komponen pesawat diperiksa dan diperbaiki atau diganti pada interval waktu tertentu untuk memastikan keselamatan dan keandalan operasional. Dalam konteks ini, masalah rear pintle pin yang macet teridentifikasi ketika upaya untuk membuka nut rear pintle pin menggunakan special tools gagal dan mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya rear pintle pin stuck pada main landing gear Airbus A320 serta alur proses perbaikan yang efektif. Melalui inspeksi visual dan studi literatur, penyebab utama stuck nut pin ditemukan sebagai korosi di sekitar pin dan nut, yang menyebabkan tingkat adhesi yang tinggi dan menghambat gerakan pintle pin. Untuk mengatasi masalah ini, tindakan korektif yang diterapkan adalah pembersihan dengan menggunakan bahan kimia jenis Methyl ethyl ketone. Teknik ini terbukti efektif dalam melonggarkan pin yang macet, memungkinkan pin untuk bergerak kembali dengan lancar tanpa menyebabkan kerusakan tambahan pada komponen lain dalam sistem landing gearItem Studi Kasus Anti-Ice Indicator Tetap Aktif Dalam Posisi Anti-Ice Control Switch Off Pada Engine Helikopter Robinson R66 (PK-PVZ)(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-12) HidayahTullah Fiqri; Rossbandrio, Wowo; Subiyono, GatotPada RR300 Engine yang digunakan pada Robinson R66 Helicopter terdapat suatu system yang disebut engine Anti- Ice system yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya ice pada area compressor front support. Sistem ini menggunakan udara panas bertekanan yang diambil dari pressure bled pada compressor scroll. Dalam sistem ini terdiri dari beberapa komponen yaitu anti-icing air valve, anti-icing solenoid valve, dan anti-ice switch. Pada saat helikopter dengan registrasi PK-PVZ telah landing pilot melaporkan bahwa Anti-ice indicator pada annunciator panel menyala pada saat engine Anti-Ice system tidak digunakan (Anti-Ice Control Switch Off) sehingga diperlukan penanganan yang tepat serta mencari penyebab dari kasus tersebut yang bertujuan agar engine dapat beroperasi kembali dengan normal. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah studi litelatur dengan pengumpulan data dan informasi melalui Aircraft Maintenance Manual Robinson R66 (AMM), RR300 Engine training manual, RR300 Operation And Maintenance Manual (OMM), Pilot’s Operating Handbook (POH) Illustrated Parts Catalog (IPC) serta melakukan observasi ke lapangan melakukan wawancara secara langsung dengan engineer yang bertugas. Diketahui penyebab terjadinya engine Anti-ice indicator tetap aktif pada saat Anti-Ice control switch pada posisi off adalah stuck open pada komponen Anti-Icing solenoid valve. Upaya penanganannya adalah dengan melakukan prosedur Anti-Icing solenoid valve replacement. Pada kasus ini telah dilakukan penanganan dengan prosedur yang tepat karena apabila engine Anti-Ice aktif secara terus menerus akan menyebabkan engine performance degradation.Item STUDI KASUS BRAKE FAN INOPERATE PADA MAIN LANDING GEAR PESAWAT AIRBUS A330-300 CEO (RP-C3348)(2024-07-01) Pulungan, Muhammad Abdilllah; Mohamad, Alif Dzulfiqar; Stefani, WindyBrake system merupakan sistem yang digunakan sebagai pemberhenti pesawat ketika Landing, Reject Takeoff (RTO), dan Parking. Airbus A330-300 CEO pesawat yang dilengkapi dengan 8 (delapan) Main Landing Gear, yang terhitung dengan urutan nomor 1 pada bagian depan LH outboard sampai dengan nomor 8 pada bagian belakang RH outboard, dengan masing-masing Wheel dilengkapi dengan satu komponen lengkap brake. Pada bagian brake di setiap wheel juga dilengkapi dengan brake fan komponen yang berfungsi sebagai cooling terhadap brake pada saat bekerja, gesekkan ketika brake bekerja dapat menyebabkan peningkatan suhu secara cepat, ataupun kerusakan pada komponen lainnya yang disebabkan oleh panas yang berlebihan. Pesawat Airbus A330-300 CEO RP-C3348 yang sedang melakukan maintenance di Batam Aero Technic terdapat finding yang ditunjukkan oleh System Display (SD), yaitu brake fan inoperate pada main wheel 8. Oleh sebab itu, perlu adanya proses identifikasi lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut dan dilakukan proses troubleshooting yang mengacu pada Trouble Shooting Manual (TSM), dijelaskan dalam Trouble Shooting Manual (TSM) untuk melakukan penanganan troubleshooting untuk mencari penyebab kerusakan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumentasi, wawancara dengan engineer terkait ataupun pihak yang memiliki pengalaman dalam penyelesaian kasus tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kerusakan ataupun penyebab brake fan inoperate adalah pada motor yang sudah tidak bekerja lagi, berdasarkan kerusakan tersebut maka akan dilakukan replacement sebagai penanganan. Replacement motor assy dilakukan sebagai penanganan. Setelah dilakukanya replacement maka pada pesawat Airbus A330-300 dilakukanya konfirmasi perbaikan dengan cara mengoperasikan sistem. Tidak adanya indikasi pada system display dan secara visual terlihat normal, maka dinyatakan permasalahan selesai dengan melakukan replacement. Kata kunci: Troubleshooting, airbus A330-300, break fanItem STUDI KASUS DE-ICING AIRFRAME FAULT LIGHT ON PADA PESAWAT ATR 72-500/600(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-07-12) Ramadhan, Aji Satrio; Nova, Mohammad Andi; Wijayanti, ItaThe ATR 72-500/600 aircraft has an icebreaker system or de-icing system which is located on the front wing and also the front propeller. This system functions to break up ice that forms during flights in icing conditions. The aim of this research is to identify the cause of the de-icing airframe fault light on the ATR 72-500/600 aircraft and to find out the steps that need to be taken on the wing de-icer boots system if this occurs. If the airframe fault light is on, then there is a fault, one of which is the de-icer boots. Identification of problems is done by checking the DMI (Deferred Maintenance Item) based on the pilot's report to the mechanic or when checking the aircraft during maintenance. Data collection was carried out using the literature method referring to the ATR 72-500/600 Training Manual. The next step is to replace the wing de-icer boots components. Once the replacement of the components is done, then the next step to do is operational test to determine the problem has been solved. Therefore, it can be concluded that there is a crack on the wing de-icer boots that causes the airframe fault light to turn on.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »