D3 Teknik Mesin

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 163
  • Item
    PEMBUATAN SPECIMEN WELDING PLATE MILD STEEL UNTUK UJI PENETRANT
    (2024-07-05) Nuryanto, Fajar Dwi; Mutiarani; Puspita, Roza
  • Item
    PENYEBAB PENINGKATAN SUHU KABIN PESAWAT B737-800/900 SAAT DI DARAT
    (2024-07-11) Mabruri, Tonny; Abdurrahman Prasetyo, Naufal
    Pesawat Boeing 737-800/900 ER adalah salah satu jenis Pesawat yang banyak di gunakan oleh berbagai maskapai dunia. Salah satu komponen penting dari Pesawat ini adalah Air Conditioning System yang berfungsi untuk mengontrol suhu di dalam Pesawat seperti ruang Pilot dan ruang penumpang beserta peralatan di dalam nya. Oleh karena itu menjaga Air Conditioning System Pesawat sangatlah penting untuk kenyamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisi terjadinya cabin temperature not cool on the ground. Penelitian ini di latarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan adanya kegagalan Air Conditioning System yaitu Heat Exchanger dengan melakukan pengecekan, perbaikan, dan penggantian. Heat Exchanger sendiri tidak bekerja dengan maksimal dikarenakan kotor dan rusak sehingga menyebabkan kenaikan suhu hingga 30-40 derajat celcius dan setelah dilakukan pergantian komponen, suhu di kabin maupun diruang kemudi pilot menjadi suhu yang nyaman bagi manusia yaitu 18-24 derajat celcius. The Boeing 737-800/900 ER aircraft is a type of aircraft that is widely used by various airlines in the world. One of the important components of this aircraft is the Air Conditioning System which functions to control the temperature inside the aircraft such as the pilot room and passenger room along with the equipment inside. Therefore, maintaining the aircraft's air conditioning system is very important for comfort and safety in flight. This final assignment aims to analyze the occurrence of cabin temperature not cool on the ground. This research is motivated by observation data which shows the failure of the Air Conditioning System, namely the Heat Exchanger, by checking, repairing and replacing. The heat exchanger itself did not work optimally because it was dirty and damaged, causing the temperature to rise to 30-40 degrees Celsius and after replacing components, the temperature in the cabin and pilot's wheelhouse became a comfortable temperature for humans, namely 18-24 degrees Celsius
  • Item
    Preparasi Sebelum Proses Pengelasan Pada Material AISI 4140 join to API 5CT L80
    (Politeknik Negeri Batam, 2023-07-07) Siagian Lensius, Ligath Luis; Batubara, Hardina Ninda; Fajrin, Aulia
    Dalam pengelasan, persiapan sebelum melakukan proses pengelasan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan, karena hasil dari pengelasan sangat berpengaruh jika kegiatan preparasi tidak dilakukan berdasarkan WPS (Welding Procedure Specification), Apabila preparasi proses pengelasan tidak sesuai dengan WPS dapat mempengaruhi hasil dan kualitas produk yang dilas dan dapat menimbulkan cacat las serta mempengaruhi sifat mekanik dari produk yaitu Strength (kekuatan), Toughness (kekerasan), Ductillity (elastisitas), Weldabillity (kemampuan las) dan Durabillity (ketahanan). WPS merupakan dokumen yang menjelaskan parameter pengelasan untuk menghasilkan hasil las yang sesuai dengan kode dan standar yang telah ditentukan. Penelitian ini menjelaskan tentang identifikasi persiapan proses pengelasan yang sesuai dengan WPS (Welding Procedure Specification) agar mencapai kualitas produk yang optimal sesuai dengan JO (Job Order) perusahaan. Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk memastikan bahwa proses preparasi pengelasan berjalan sesuai dengan WPS (welding procedure specification) dan bertujuan untuk menghindari resiko kecelakaan kerja.
  • Item
    PENGARUH HEAT INPUT PENGELASAN GTAW TERHADAP NILAI HARDNESS PADA MATERIAL SUPERDUPLEX STAINLESS STEEL S32750
    (2024-03-22) Ardiyansyah, M; Saputra, Ihsan; Irawan, Benny Hadli
    Di era serba canggih ini proses pembuatan logam yang dilakukan tidak lepas dari proses pengelasan. Pengelasan merupakan proses penyambungan dari dua buah logam dengan menggunakan elektroda atau logam pengisi (filler metal) yang biasa digunakan di dunia fabrikasi dan industri. Energi panas sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah lasan. Tiga parameter yang ada pada energi panas tersebut adalah kuat arus (A), tegangan (V) dan masukan panas (heat input). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masukan panas (heat input) terhadap nilai kekerasan (hardness) pada material Superduplex Stainless Steel S32750 dengan proses pengelasan GTAW. Kekerasan pada material sangatlah penting untuk mengetahui ketahanan sebuah material. Dalam proses fabrikasinya masih terdapat material yang memiliki nilai hardness melebihi nilai standar dari manufaktur material tersebut. Proses pengelasan dilakukan dari Root, Hotpass, Fill pass hingga Capping dengan lima variasi heat input terhadap lima sampel sambungan dalam sebuah pipe spool, kemudian dilakukan pengujian kekerasan dengan menggunakan metode Vickers dengan alat uji Portable UCI Sonodur 3. Pengujian kekerasan dilakukan pada lokasi permukaan daerah logam las (weld metal), logam induk (base metal), dan daerah yang dipengaruhi panas (HAZ). Dengan variasi heat input yang digunakan selanjutnya dilakukan pengujian hardness. Dari analisa yang dilakukan dengan lima variasi heat input dan membandingkan nilai hardness pada masing-masing lokasi uji, heat input rendah yaitu 0.97 kJ/mm menghasilkan nilai rata-rata hardness tertinggi sebesar 299.2 HV pada daerah logam induk (base metal), daerah terpengaruh panas (HAZ) sebesar 265.9 HV, dan daerah logam las (weld metal) sebesar 229.5 HV.
  • Item
    Modification Of Rudder Pedal Pada Pesawat BOEING 737-8GP
    (Politeknik Negeri Batam, 2024-07-16) Kurniansyah Ervian; Juangsa, Lalu Giat; Moeljanto
    The Boeing 737-8GP aircraft has a rudder system that is crucial for yawing or turning left and right. However, pilots often encounter difficulties due to friction between the rudder pedal and the upper cover, which can hinder the movement of the rudder pedal and make it challenging to operate the rudder effectively. To address this issue, researchers aim to modify the upper cover by adding brackets to provide additional space. This modification aims to prevent interference with the fasteners installed on the steering pedals, ensuring smoother operation and reducing the risk of component damage.The modifications are guided by the Airworthiness Directive (AD) and are carried out using Taskcards. These modifications are essential for ensuring safe and efficient operation of the aircraft, particularly during critical phases of flight such as takeoff and landing
  • Item
    PENAMBAHAN TOMBOL EMERGENCY STOP PADA MESIN YANG BERUKURAN BESAR GUNA MENGHINDARI POTENSI KECELAKAAN KERJA
    (2024-07-04) Putra, Anugrah Gilang Pratama; Restu, Fedia; Havwini, Tian
    Batam merupakan salah satu kota industri terbesar diIndonesia. Banyak Perusahaan yang bergerak dibidang industri yang menggunakan mesin produksi yang berukuran besar. Kecelakaan kerja sering terjadi pada saat mengoprasikan mesin produksi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh mesin, mesin harus dilengkapi dengan tombol emergency stop yang mudah untuk dijangkau. Tombol emergency stop merupakan salah satu fitur penting yang harus ada pada mesin industri yang berfungsi untuk memberikan keamanan tambahan bagi operator dan melindungi mesin dari kerusakan yang lebih parah. Dan tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan sistem keamanan pada mesin produksi agar dapat mencegah tidak terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan tujuan, tentunya penulis melakukan penelitian ini didasari dengan kosep folwchart supaya mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diharapakan. Kesimpulan dan saran dari penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan X untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam bekerja.
  • Item
    PENENTUAN WAKTU PRIVENTIVE MAINTANACE (PM) PADA TABUNG FILTER VACUUM RING BLAWER VTZ401AN
    (2024-07-04) Jaya, Indra; Kamsyah, Domi; Butar Butar, Hendra
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya beberapa parameter yang memperlihatkan adanya ketidaknormalan pada perilaku kerja mesin Vacuum Ring Blower VFZ401AN. Terdapat penurunan kecepatan hisap angin yang disebabkan oleh terdapat banyaknya debu atau partikel pada tabung filter. Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk untuk mengkaji penentuan waktu preventive maintenance pada tabung filter Vacuum Ring Blower VFZ401AN dengan skala pengukuran kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis waktu terbaik dalam melakukan preventive maintenance yang mana penggunaan pemeliharaan dengan teknik ini diharapkan mampu meminimalisir kegagalan mesin yang menghambat kegiatan produksi dan memperpanjang lifetime mesin yang dapat meringankan biaya maintenance. Berdasarkan Overall Equiptment Effectiveness (OEE) mesin yang terdapat pada perusahaan yang diamati, minimum kecepatan daya hisap pada mesin vacuum ring blower VFZ401AN sebesar 18,00 m/s. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perlu waktu terbaik yang efektif dan efisien untuk melaksanakan preventive maintenance adalah pada hari ke-12 dengan kecepatan hisap angin yaitu sebesar 18,06 m/s dan dengan maksimum total debu komulatif sebanyak 7,766 gram.
  • Item
    PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN X-RAY PADA CARGO TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA (TPS)
    (2024-07-02) Kurniawan, Moch Kamal; Puspita, Roza; Nanda, Veryawan
    Penelitian ini menjelaskan tentang tindakan perawatan rutin terhadap mesin X-Ray. Mesin X-Ray mempunyai peran penting dalam proses pengecekan barang kiriman di Tempat Penimbunan Sementara ( TPS ) oleh tim Bea Cukai. Pihak Tempat Penimbunan Sementara ( TPS) menggunakan metode Preventive Maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak diinginkan yang menyebabkan fasilitas pengecekan mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses pengecekan barang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apa saja perawatan rutin yang dilakukan untuk merawat mesin X-Ray dan membandingkan hasil kerja dari sebelum dan sesudah dilakukan nya perawatan rutin terhadap mesin X-Ray. Hasil dari penelitian ini ialah kita bisa mengetahui bagaimana prosedur menghidupkan, mengoperasikan serta mematikan mesin X-Ray. Mesin X-Ray ini juga sudah melewati test untuk menguji kesentifitas mesin X-Ray terhadap suatu barang. Terdapat masalah mekanis dan perangkat lunak yang pernah terjadi pada mesin X-Ray ini dimana masalah tersebut bisa teratasi dengan preventive maintenance dan prosedue pemeliharaan yang sudah dibuat oleh TPS Pukadara Pranaperkasa dan berhasil mengurangi kerusakan-kerusakan berulang.
  • Item
    OPTIMALISASI JUMLAH TENAGA KERJA DALAM PROSES PEMASANGAN DUKUNGAN PIPA (PIPE SUPPORT) PADA PROYEK MARJAN PRODUCTION PLATFORM DECK
    (Politeknik Negeri Batam, 2024-07-08) Farid, Muhammad; Butar Butar, Hendra; Mantik W.P., Andrew
    Proyek Marjan, yang dikelola oleh PT McDermott Indonesia dan Saudi Aramco, melibatkan pemasangan dukungan pipa (pipe support) untuk menjaga stabilitas sistem perpipaan. Penelitian ini bertujuan menentukan jumlah tenaga kerja optimal untuk pemasangan pipe support pada Marjan Production Platform. Data dari 22 bulan pemasangan dianalisis menggunakan regresi linear berganda, dengan variabel berat pipe support, jumlah pipe support, dan man hours. Hasilnya menunjukkan berat pipe support dan man hours berpengaruh positif terhadap jumlah tenaga kerja, sementara jumlah pipe support berpengaruh negatif. Model regresi yang dihasilkan memiliki nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar 1, menunjukkan akurasi tinggi. Berdasarkan analisis, jumlah tenaga kerja optimal dalam satu bulan adalah 46 orang. Kesimpulannya, optimalisasi jumlah tenaga kerja dapat dicapai dengan mempertimbangkan berat pipe support, man hours, dan jumlah pipe support, meningkatkan efisiensi pemasangan pada proyek Marjan Production Platform.
  • Item
    PENGARUH SPESIFIKASI KODE SPRAY TIP COATING TERHADAP KUALITAS MANUFAKTUR PIPA OCTG
    (2024-06-04) Wardanas, Samsu; Fajrin, Aulia;
    Dalam mengetahui permasalahan pada mesin coating yang mempengaruhi kualitas yang terjadi maka dilakukan pengujian terhadap spesifikasi kode spray tip coating karena beberapa ditemukan cacat produk pada saat produksi berjalan. Cacat produk yang sering ditemukan pada proses coating yaitu: sagging, holiday, orange peel dan pin hole. Penyebab kualitas pelapis yang kurang optimal umumnya terletak pada pengaturan spray tip dan pressure pump yang tidak optimal. Maka dilakukan pengujian visual pada pipa ukuran 9 ⅝ inch dan pembuatan sampel hasil pengujian visual untuk pengaturan pressure pump dan spray tip. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dengan variasi pengaturan spray tip yang berbeda dengan kode ukuran 613, 615 dan 617 yang memiliki arti sebagai berikut: -lebar kipas spray tip digit pertama (6) 6 X 2=12 Inch, -ukuran lubang spray tip: dua digit terakhir (13,15, dan 17) 0.013 Inch, 0.015 Inch ,0.017 Inch. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi hasil reject pada proses coating pipa OCTG (Oil Country Tubular goods). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memilih kode spray tip yang tepat untuk mencapai kualitas hasil coating yang sesuai spesifikasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil yang didapatkan pengaturan yang optimal pada spray tip dan pressure pump dengan kode spray tip 613 serta pressure pump 2 Bar. Penggunaan spray tip 613 dalam proses coating memberikan hasil coating yang lebih baik, karena mengurangi reject pada proses coating untuk pipa berukuran 9 ⅝ Inch berdasarkan pengujian visual, jika dibandingkan banyaknya pipa yang reject dengan menggunakan pengaturan spray tip variasi kode 615 dan 617.