D3 Teknik Mesin
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760
Browse
22 results
Search Results
Item PENGARUH HEAT INPUT PENGELASAN GTAW TERHADAP NILAI HARDNESS PADA MATERIAL SUPERDUPLEX STAINLESS STEEL S32750(2024-03-22) Ardiyansyah, M; Saputra, Ihsan; Irawan, Benny HadliDi era serba canggih ini proses pembuatan logam yang dilakukan tidak lepas dari proses pengelasan. Pengelasan merupakan proses penyambungan dari dua buah logam dengan menggunakan elektroda atau logam pengisi (filler metal) yang biasa digunakan di dunia fabrikasi dan industri. Energi panas sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah lasan. Tiga parameter yang ada pada energi panas tersebut adalah kuat arus (A), tegangan (V) dan masukan panas (heat input). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masukan panas (heat input) terhadap nilai kekerasan (hardness) pada material Superduplex Stainless Steel S32750 dengan proses pengelasan GTAW. Kekerasan pada material sangatlah penting untuk mengetahui ketahanan sebuah material. Dalam proses fabrikasinya masih terdapat material yang memiliki nilai hardness melebihi nilai standar dari manufaktur material tersebut. Proses pengelasan dilakukan dari Root, Hotpass, Fill pass hingga Capping dengan lima variasi heat input terhadap lima sampel sambungan dalam sebuah pipe spool, kemudian dilakukan pengujian kekerasan dengan menggunakan metode Vickers dengan alat uji Portable UCI Sonodur 3. Pengujian kekerasan dilakukan pada lokasi permukaan daerah logam las (weld metal), logam induk (base metal), dan daerah yang dipengaruhi panas (HAZ). Dengan variasi heat input yang digunakan selanjutnya dilakukan pengujian hardness. Dari analisa yang dilakukan dengan lima variasi heat input dan membandingkan nilai hardness pada masing-masing lokasi uji, heat input rendah yaitu 0.97 kJ/mm menghasilkan nilai rata-rata hardness tertinggi sebesar 299.2 HV pada daerah logam induk (base metal), daerah terpengaruh panas (HAZ) sebesar 265.9 HV, dan daerah logam las (weld metal) sebesar 229.5 HV.Item OPTIMALISASI JUMLAH TENAGA KERJA DALAM PROSES PEMASANGAN DUKUNGAN PIPA (PIPE SUPPORT) PADA PROYEK MARJAN PRODUCTION PLATFORM DECK(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-08) Farid, Muhammad; Butar Butar, Hendra; Mantik W.P., AndrewProyek Marjan, yang dikelola oleh PT McDermott Indonesia dan Saudi Aramco, melibatkan pemasangan dukungan pipa (pipe support) untuk menjaga stabilitas sistem perpipaan. Penelitian ini bertujuan menentukan jumlah tenaga kerja optimal untuk pemasangan pipe support pada Marjan Production Platform. Data dari 22 bulan pemasangan dianalisis menggunakan regresi linear berganda, dengan variabel berat pipe support, jumlah pipe support, dan man hours. Hasilnya menunjukkan berat pipe support dan man hours berpengaruh positif terhadap jumlah tenaga kerja, sementara jumlah pipe support berpengaruh negatif. Model regresi yang dihasilkan memiliki nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar 1, menunjukkan akurasi tinggi. Berdasarkan analisis, jumlah tenaga kerja optimal dalam satu bulan adalah 46 orang. Kesimpulannya, optimalisasi jumlah tenaga kerja dapat dicapai dengan mempertimbangkan berat pipe support, man hours, dan jumlah pipe support, meningkatkan efisiensi pemasangan pada proyek Marjan Production Platform.Item Pembuatan PQR (Procedure Qualification Record) Menggunakan Material Casting Kraylos 420 Berdasarkan DNV OS-C 401 2018(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-10) Gebry, Muhammad; ; Andi Nova, MuhammadDalam industri fabrikasi yang bergerak di bidang pengelasan, prosedur pengelasan memiliki peran penting yaitu salah satunya adalah Welding Procedure Specification (WPS) adalah dokumen yang menjadi acuan bagi juru las saat melakukan pengelasan. Sebelum pembuatan prosedur pengelasan, langkah awal adalah menyusun Preliminary Welding Procedure Specification (PWPS). Data PWPS dapat diambil dari Procedure Qualification Record (PQR) sebelumnya yang telah mengalami kualifikasi. PQR mencatat informasi tentang proses pengelasan, bahan pengelasan, dan pengujian mekanikal yang harus sesuai dengan kebutuhan. Untuk isi dari PQR yang akan dikualifikasi yaitu menggunakan data dari PWPS yang telah mendapatkan approval dari client kecuali welding parameternya karena untuk hal itu diambil dari hasil actual pada saat pengelasan, untuk data PQR akan ditulis didalam yang nama nya PQR OR PTP RUN SHEET dimana terdapat 3lembar yang biasanya digunakan oleh welding monitor. Tujuan dari kualifikasi PQR adalah untuk menunjukkan hasil dari prosedur yang telah dikembangkan oleh beberapa tahap pengujian lalu dapat dinyatakan lulus, kemudian prosedur tersebut dapat dilakukan untuk pembuatan WPS yang akan digunakan oleh juru las di lapangan nanti. Pada tahap pengujian terdapat hasil yang dinyatakan reject yaitu pada saat dilakukannya tensile test. Dimana nilai yang disyaratkan pada pengujian tensile test adalah minimal 540 MPa, tetapi pada saat dilakukan dua kali pengujian tensile test mendapatkan nilai yang kurang dari persyaratan pada saat pengujian awal dan akhir. Maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat PQR kembali dengan material yang baru kemudian melakukan pengujian tensile test kembali.Item Pengaruh Variasi Welding Parameter terhadap Heat Input Pengelasan SAW (submerged arc welding) Posisi 1G(2024-08-13) Ramadhan, Halfy; Gemala, Mega; Hakim, RahmanPengelasan SAW (submerged arc welding) adalah proses untuk menggabungkan dua material logam atau lebih menjadi satu menggunakan bahan tambah bernama elektroda (filler metal), elektroda (filler metal) yang digunakan bersifat habis pakai dan juga menggunakan fluks (flux) berbentuk seperti pasir yang menutupi elektrodanya ketika proses pengelasan untuk melindungi proses pengelasan dari udara ataupun partikel yang dapat mempengaruhi hasil dari pengelasan. Pada proses pengelasan memiliki prosedur sebagai acuan yaitu WPS (welding procedure specification) yang berisi tentang welding parameter. Penggunaan welding parameter juga harus diperhatikan karena memiliki pengaruh pada nilai heat input yang didapatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi welding parameter terhadap nilai heat input, dengan memperhatikan kesesuaian dengan spesifikasi prosedur pengelasan (WPS) yang telah ditetapkan. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi ke lapangan selama proses produksi berlangsung dan mengumpulkan data parameter yang dibutuhkan. Penelitian ini berfokus pada perhitungan nilai heat input per pass pengelasan SAW posisi 1G. Setelah data hasil observasi dikumpulkan kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai heat input yang akan dibandingkan dengan nilai heat input yang tertera pada WPS. Untuk menjaga nilai heat input tidak melenceng dari range yang telah direkomendasikan WPS ialah dengan menggunakan welding parameter yang sesuai dengan range pada WPS.Item Studi Kasus Penyebab Kerusakan Mesin pada Wheel Loader Liugong ZL50CN Menggunakan Metode FMEA dan Diagram Fishbone(2024-07-05) Ramadhani, Hasan Fajriansyah; Kamsyah, Domi;Penelitian ini berfokus pada analisis kerusakan mesin wheel loader, sebuah traktor dengan roda karet dan bucket untuk mengangkat atau memindahkan material. Kegagalan fungsi komponen dapat mengganggu sistem secara keseluruhan, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan downtime serta biaya perbaikan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan dan mencegah kerusakan serupa di masa depan. Metode yang digunakan adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan diagram fishbone, dengan mengumpulkan data historis kerusakan, menentukan penyebab, dan menganalisis nilai Risk Priority Number (RPN). Kerusakan dengan RPN tertinggi dianalisis lebih lanjut untuk mencari akar penyebab dan memberikan solusi perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian, kerusakan sistem pendingin mesin memiliki nilai RPN tertingi yaitu 243. Kerusakan tersebut disebabkan oleh kerusakan komponen seperti waterpump rusak, hose radiator bocor, thermostat tidak berfungsi dan fanbelt putus. Faktor-faktor penyebab kerusakan komponen tersebut yaitu faktor mesin, metode, material dan manusia. Untuk mencegah kerusakan yang sama terulang kembali yaitu dengan memberikan pelatihan kepada mekanik serta menggunakan sparepart original dan berkualitas.Item Perhitungan Waktu Baku pada Proses Produksi Pipa Jacket Leg di PT XYZ Menggunakan Peta Proses Operasi(2024-07-10) Novita. S, Dina; Hardina Batubara, NindaSalah satu yang menjadi fokus utama perusahaan manufaktur adalah bagaimana cara mengefisiensikan dan mengoptimalkan waktu produksi agar dapat bersaing di dunia industri yang dinamis. Dengan menguraikan tahapan operasional secara spesifik, perusahaan dapat mengoptimalkan waktu produksi sehingga berdampak pada kemajuan perusahaan, khususnya PT XYZ. PT XYZ adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa struktural berdiameter besar yang salah satu jenis pipa yang diproduksinya ialah pipa jacket leg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang peta proses operasi untuk mengetahui waktu baku produksi pipa jacket leg sehingga memudahkan perusahaan dalam menentukan waktu produksi dan mengoptimalkan waktu produksi pipa jacket leg sehingga dapat memenuhi permintaan client dengan waktu seefisien mungkin. Oleh karena itu, dilakukan perancangan peta proses operasi sebagai acuannya dengan mengumpulkan data berupa proses produksi pipa jacket leg, waktu siklus, faktor penyesuaian Westinghouse, dan nilai kelonggaran (allowance). Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya waktu baku dari proses produksi pipa jacket leg berukuran Ø 1620 mm, ketebalan 90 mm, panjang 1830 mm sebesar 5207.62 menit, yang mana, proses dengan waktu terbesar terdapat pada proses pengelasan inside (pengelasan dalam), yaitu sebesar 533.76 menit dan yang terkecil terdapat pada proses pengangkutan ke Pos Cutting, yaitu sebesar 4.32 menit. Selain itu, plat harus melalui 32 proses produksi agar dapat terbentuk menjadi sebuah pipa, yang terdiri dari 14 proses operasi, tiga proses pemeriksaan/inspeksi, 13 proses transportasi, satu proses menunggu, dan satu proses perilisan.Item Cladding pada Flange dengan Menggunakan Inconel 625 dan Inconel 825(2024-08-12) Raharjo, Hernano; ; Havwini,TianCladding merupakan proses pelapisan logam dengan logam lainnya dengan cara pengerolan panas atau pengelasan. Proses cladding memiliki keuntungan yaitu dapat meningkatkan ketahanan korosi, ketahanan aus, atau ketahanan panas. Proses Weld Overlay Cladding dapat digunakan untuk menghambat laju korosi dengan menambahkan lapisan logam yang bersifat tahan karat pada permukaan baja karbon dan menambah kekuatan pada baja. Minyak dan gas adalah salah satu sumber daya alam penghasil energi yang paling dibutuhkan dalam kehidupan manusia pada saat ini. Minyak dan gas berperan penting sebagai sumber energi utama di seluruh dunia. PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing ialah perusahaan yang bergerak di bidang jasa industri untuk beberapa pekerjaan mengenai material logam, khususnya proses Weld Overlay dan Lining pada pipa baja karbon untuk keperluan industri. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan dari Inconel 625 dengan Inconel 825 pada saat proses cladding pada flange. Material uji 1 dilakukan proses cladding dengan menggunakan Inconel 625 dengan durasi waktu pengelasan selama 360 menit dengan 3 lapisan pengelasan, material uji 2 dilakukan proses cladding dengan menggunakan Inconel 825 dengan durasi waktu pengelasan selama 240-270 menit dengan 3 lapisan pengelasan. Inconel 625 memiliki kekuatan tarik 827 MPa lebih tinggi dibandingkan dengan Inconel 825 yang memiliki kekuatan tarik 586 MPa dan Inconel 625 sangat tahan terhadap korosi.Item Suhu Optimal Saat Menggunakan Heating Platform Untuk Melepas LED dari PCB(2024-07-08) Kurnia, Muhammad Harits; Baharudin, Budi; Putra, Lalu Giat JuangsaPT Weina Light Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam manufaktur produk lampu. Pada proses assembly sebuah lampu, langkah pertama adalah dengan mengetes fungsional dan visual LED pada PCB. Dari proses tersebut, ditemukan defect seperti LED off pada suatu PCB yang nantinya akan dilakukan penggantian komponen LED dengan menggunakan mesin Heating Platform. Penggunaan suhu pada proses rework ini belum ditentukan terlepas produk defect yang dihasilkan dari proses rework. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan standar penggunaan suhu yang optimal pada mesin heating platform. Adapun penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan sampel PCB dan 5 variasi parameter suhu (150˚C, 200˚C, 250˚C, 300˚C, dan 350˚C) dengan holding time 20 detik. Dari pengambilan data pada lima parameter suhu yang berbeda ditemukan suhu optimal saat menggunakan mesin heating platform adalah stabil pada suhu 250℃.Item IDENTIFIKASI DEFECT FLOW MARK DI MESIN HAITIAN MA 1200 PADA PROSES MOLDING DI PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM IDENTIFICATION OF FLOW MARK DEFECTS IN THE HAITIAN MA 1200 MACHINE IN THE MOLDING PROCESS AT PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM(Politeknik Negri Batam, 2024-07-03) Simanjuntak, Samuel Rodi Kemri Jefri; Purba, Syahputra Adi;Abstrak PT Philips Industries Batam merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing, salah satu proses produksi yang dilakukan di PT Philips Industries Batam adalah proses molding. Molding merupakan proses material plastik dilelehkan di barrel dan disuntikan ke dalam mold yang tertutup rapat kemudian lelehan tersebut memenuhi ruang pada mold sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Pada dunia industri proses molding memiliki beberapa jenis defect yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Pada penelitian ini penulis akan berfokus pada mesin yang beroperasi di PT Philips Industries Batam yaitu mesin Haitian MA 1200 dan penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan jenis-jenis defect pada mesin Haitan dan data tersebut diambil selama 3 bulan terakhir. Jumlah defect tertinggi akan di identifikasi untuk mencari faktor penyebab terjadinya defect, hal ini dapat dilakukan menggunakan analisis data berupa QC 7 tools yaitu diagram pareto, dan fishbone diagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab dari defect tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi parameter pada mesin Haitian MA 1200 yang menyebabkan defect flow mark dan bertujuan untuk memperbaiki tingkat kualitas produk yang dihasilkan. Dari lima kali percobaan, nilai pengaturan parameter yang optimal terdapat pada perobaan ke lima. Pengaturan parameter ini terdiri dari settingan start post inject 1 dengan nilai 63, inject 2 dengan nilai 42, pressure inject 1 dengan nilai 165, inject 2 dengan nilai 155, dan setinggan pressure hold 1 dengan nilai 55, hold 2 dengan nilai 45, serta flow hold 1 dengan nilai 18 dan hold 2 dengan nilai 13. Pengaturan parameter tersebut berhasil memperbaiki defect flow mark pada mesin Haitian MA 1200. Kata kunci: Proses Molding, Defect, Haitian MA 1200, Fishbone Diagram Abstract PT Philips Industries Batam is a company engaged in manufacturing, one of the production processes carried out at PT Philips Industries Batam is the molding process. Molding is the process of plastic material being melted in a barrel and injected into a tightly closed mold then the melt fills the space in the mold according to the desired product shape. In the industrial world, the molding process has several types of defects that can affect product quality. In this research the author will focus on the machine operating at PT Philips Industries Batam, namely the Haitian MA 1200 machine and this research is carried out by collecting the types of defects on the Haitan machine and the data is taken for the last 3 months. The highest number of defects will be identified to find the factors that cause defects, this can be done using data analysis in the form of QC 7 tools, namely pareto diagrams, and fishbone diagrams. This study aims to determine the causal factors of these defects. This study identifies the parameters on the Haitian MA 1200 machine that cause flow mark defects and aims to improve the quality level of the products produced. From five trials, the optimal parameter setting value is found in the fifth trial. This parameter setting consists of setting start post inject 1 with a value of 63, inject 2 with a value of 42, pressure inject 1 with a value of 165, inject 2 with a value of 155, and the height of pressure hold 1 with a value of 55, hold 2 with a value of 45, as well as flow hold 1 with a value of 18 and hold 2 with a value of 13. The parameter setting successfully improved the flow mark defect on the Haitian MA 1200 machine. Keywords: Molding Process, Defects, Haitian MA 1200, Fishbone DiagramItem Pemeriksaan Dimensi Sebelum & Sesudah Pengelasan Untuk Platform Akses(2024-07-05) Kholig, Rizki; Wibowo, Ari; Purba, Syahputra, AdiPada proses fabrikasi access platform dimensi yang sesuai dengan gambar sangat penting untuk menciptakan hasil fabrikasi yang berkualitas, dalam proses fabrikasi perubahan dimensi merupakan hal yang sering terjadi mulai dari tahap sebelum dilakukannya pengelasan dan setelah dilakukannya pengelasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengatahui perubahan dimensi yang terjadi pada access platform dalam sebelum dan sesudah dilakukannya pengelasan serta meminimalisir terjadinya perubahan dimensi pada saat sebelum dan sesudah proses pengelasan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan data yang relevan. Hasil fabrikasi yang kurang baik dapat menyebabkan permasalahan pada saat pemasangan dan bahkan mengancam keselamatan saat digunakan. Akibatnya, pengendalian dimensi menjadi perhatian utama dalam proses fabrikasi. Permasalahan yang terjadi dalam permasalahan ini dapat di minimalisir dengan cara proses tack weld yang kuat dan fit up yang sesuai dengan ukuran drawing, penggunaan support yang seimbang dengan ukuran material dan proses pengelasan yang baik dan benar.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »