D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1775
Browse
40 results
Search Results
Item Analisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) pada Project Agogo.(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-01) Miftah,Raja; Nanda,Veryawan; Baharudin,BudiAnalisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) merupakan pendekatan Penting dalam manajemen Project yang bertujuan untuk memastikan kemajuan yang lancar dalam pelaksanaan Project. Tujuan Penelitian ini adalah mendefinisikan dan mengelompokkan tugas-tugas dari sebuah Project menjadi bagianbagian kecil sehingga lebih mudah diatur dan bisa melihat hasil kemajuan dalam Project . Penelitian ini difokuskan pada perencanaan dengan metode WBS dalam Project Agogo. WBS membantu dalam memecah pekerjaan Project menjadi unit-unit yang lebih kecil dan terukur, memudahkan pemantauan kemajuan Project. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas Penting dan menetapkan metrik untuk mengukur kemajuan berdasarkan observasi lapangan,tim Project dapat secara efektif memantau dan menganalisis perkembangan Project. Berdasarkan Analisis yang didapatkan mengunakan WBS dalam membuat project Menghasilkan perbedaan antara kemajuan recana memerlukan 365 hari dan Kemajuan aktual memerlukan 213 hari. jadi dapat di simpulkan Dengan penerapan analisis kemajuan Project berbasis WBS dapat membantu memastikan kelancaran Project Agogo dan mencapai hasil yang diinginkan secara efisien.Item Analisa Perbandingan Olah Gerak Kapal Monohull dan Catamaran pada Prototipe Kapal USV (Unmanned Surface Vehicle): Studi Kasus di Perairan Selat Singapura(2024-07-04) Niclous stheven; Saputra Hendra; Kamsyah DomiOlah gerak kapal atau seakeeping merupakan aspek penting dalam kapal, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil olah gerak prototipe kapal USV antara monohull dan catamaran. Hal ini dipilih karena kedua jenis tipe lambung ini memiliki karakteristik yang berbeda. Spesifikasi lambung pada kapal monohull dan catamaran dalam penelitian ini adalah jenis variasi lambung X-bow, dengan konfigurasi melengkung ke depan seperti huruf X. Seakeeping adalah studi tentang bagaimana kapal merespon gaya eksternal dari kondisi laut, yang penting untuk keselamatan, efisiensi, dan kinerja kapal. Gerakan kapal dilaut meliputi tiga gerakan translasi (surging, swaying, heaving) dan tiga gerakan rotasi (rolling, pitching, yawing). Analisis dalam penelitian ini menggunakan software maxsurf motions dengan menggunakan metode strip theory dan menggunakan parameter yang sudah ditetapkan untuk kebutuhan kapal ini sebelumnya. Dimana hasil output yang digunakan ialah grafik dari nilai RAO pitch, heave, dan roll kemudian data RMS dari heave motion, pitch motion, dan roll motion.Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa model kapal monohull dengan jenis lambung X-BOW lebih efisien dibandingkan dengan model kapal catamaran dengan jenis lambung X-BOW.Item Analisis Pengaruh Modifikasi Lambung Kapal Self Propelled Barge 15000 DWT Terhadap Hambatan Total dengan Menggunakan Metode CFD(2024-07-05) Saputra, Gestra Arya; Muvariz, Mufti Fathonah; Widiastuti, HanifahDalam perancangan sebuah kapal ada beberapa hal penting yang perlu dianalisis yang salah satunya yaitu hambatan kapal. Hambatan kapal adalah gaya yang ditimbulkan kapal saat bergerak atau beroperasi di dalam air, hambatan kapal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu bentuk lambung kapal, semakin bagus atau streamline lambung kapal semakin kecil hambatan pada kapal. Pada penelitian ini difokuskan pada modifikasi lambung kapal dengan merubah salah satu parameter pada kapal yaitu Coefficient blok (Cb). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Computational Fluids Dynamic, atau biasa disebut dengan CFD. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai hambatan kapal setelah dimodifikasi dan mendapatkan perbandingan nilai hambatan kapal sehingga bisa menentukan nilai hambatan yang terkecil dari modifikasi dan juga menentukan bentuk lambung yang memiliki hambatan yang paling optimal dari analisis tersebut. Dari hasil modifikasi lambung kapal mendapatkan koefisien blok kapal yaitu, pada modifikasi bagian haluan dengan koefisien blok sebesar 0,875, modifikasi di bagian buritan kapal sebesar 0,876, modifikasi pada bagian haluan buritan sebesar 0,873, sedangkan model asli dari lambung kapal memiliki Koefisien blok sebesar 0,892. Dari hasil analisis yang didapatkan berdasarkan tujuan dari penelitian ini mendapatkan nilai hambatan total kapal pada model asli sebesar 58883,12 N, model modifikasi haluan sebesar 67464,42 N, model modifikasi buritan sebesar 69736,11 N, dan model modifikasi haluan buritan sebesar 56992,87 N. Nilai hambatan total kapal yang terkecil dari hasil analisis yaitu, pada modifikasi haluan buritan kapal dan bentuk lambung kapal yang paling optimal dilihat dari hasil analisis yaitu model lambung kapal modifikasi haluan buritan kapal.Item Studi Komparasi Sudut Serang Hull Vane Berbasis CFD Terhadap Hambatan Passenger Ferry 31 M(2024-07-08) PUTRA, FAJAR AFRIDHANI EKA; Prasetyo, Naufal Abdurrahman; Dija, Nur RafiaIndonesia adalah negara kepulauan yang bergantung pada transportasi laut dalam sektor mobilisasi, perdagangan, dan pariwisata. Pada Desember 2019, tercatat indonesia memiliki 2250 transportasi laut. Dalam rangka menerapkan green shipping, mengurangi konsumsi bahan bakar adalah langkah penting yang dilakukan melalui pengurangan hambatan kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Hull Vane® (HV) dan variasi sudut serang terhadap hambatan kapal passenger ferry 31 m. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif, melibatkan pengambilan data, pemodelan kapal, pemilihan foil, integrasi HV, dan simulasi hambatan dengan CFD. Hasil analisis CFD menunjukkan pada 14 kn, variasi V – shape sudut serang 0°, 2°, 3°, dan 5° terjadi peningkatan hambatan total sebesar 8.77%, 10.98%, 13.46%, dan 19.24%. Sedangkan, pada 22 kn sudut serang 5° memiliki hambatan total 2% lebih kecil dari 3°. Perbandingan pitch pada kecepatan 14 – 28 kn, kapal tanpa HV mengalami trim by stern dengan pitch 0.5° – 2.5 ° dengan hambatan sebesar 21337.5 – 48451.3 N. Sedangkan V – shape mengalami kondisi trim by stern dan trim by bow, dengan hambatan trim by bow meningkat pada pitch terbesar dan hambatan trim by stern meningkat pada pitch terkecil. Hydrodynamic pressure menunjukkan V – shape HV memiliki hydrodynamic pressure tertinggi dari kapal tanpa HV. Sedangkan pada 22 kn, hydrodynamic pressure V – shape HV sudut 5° lebih rendah dari 3°. Selanjutnya, pola gelombang V – shape HV memiliki hambatan gelombang yang kecil pada kecepatan rendah, sedangkan V – shape HV sudut serang 0° menghasilkan tinggi gelombang yang kecil pada kecepatan tinggi dibandingkan tanpa HV dan V – shape HV sudut serang lainnya.Item Analisis Aliran Fluida Fuel oil Sistem Pipa Kapal Tugboat 30 Meter(kharisma al quarisbi, 2024-07-12) quarisbi, kharisma al; Muvariz, Mufti FathonahDalam industri perkapalan kinerja dan keandalan sistem sangat penting untuk operasi yang sukses, masalah yang berkaitan dengan stres pipa akibat penggunaan bending dan elbow menjadi fokus utama. Dalam penelitian ini, data simulasi numerik dan pengukuran empiris digunakan untuk membandingkan kinerja kedua komponen tersebut. Penelitian ini didorong untuk mengevaluasi performa pipa elbow dan pipa yang dibending pada sudut 45 derajat dalam mengalirkan fluida bahan bakar. Analisis ini mencakup kecepatan aliran fluida, pola aliran, tegangan dan deforms pada pipa. Simulasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan menggunakan sofware ANSYS. Simulasi CFD untuk analisis kekuatan pipa dan elbow 45 derajat melibatkan persiapan geometri, pembuatan mesh, setup CFD dengan definisi fisika, dan eksekusi simulasi untuk mendapatkan hasil akurat.Item ANALISA PRODUKTIVITAS PERAWATAN FORKLIFT MENGGUNAKAN METODE PENERAPATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.KARYASINDO SAMUDERA BIRU BATAM(2024-07-14) Marpaung,Timbul; Perkasa,VeryawanItem WELDING DISTORTION ANALYSIS ON WELDING JIG/FIXTURE USING FINITE ELEMENT METHOD(2024-07-04) Sianturi Vicky; Saputra Hendra; Rissmann, Lea-FediaIn the fabrication processes associated with the marine and oil/gas industries, the Indonesian city of Batam is home to numerous welding operations the most frequent of which is SMAW (Shield Metal Arc Welding). The primary disadvantage of this joining process however is that all of these techniques require a high heat to melt the components together and cause distortion. One such material that used are ASTM A36. to counter this problem is making a support to adjust the material prior welding that called Jig/Fixture since welding distortion occur when welding process it made. with the purpose to maintain the material to be adjust in a fixed position so that even after weld its still maintain its designated position. so it need more study for consideration during the tool design phase, and with that a computerized analysis using Finite Element Method (FEM) program to help knowing deformation pattern, thermal response of T-Joint Weld under applied load that can obtain approximated result. The result of the analysis with T-Joint A-36 material with 277.41 MPa is the stress value (von mises). The material type of ASTM A-36 has a deformation value of 0.77 mm. In the meantime, 15 is the safety factor value for the material type of mild steel. Thus, substance with a safety factor value of ≥1, mild steel material is deemed safe to employ as a supporting fixture in this design.Item Efektivitas Metode Pipe Spooling Terhadap Proses Fabrikasi Pada Kapal Tugboat 26 Meter(2024-07-03) Riyaldi Fajar; Prasetyo Naufal; Gemala MegaSistem perpipaan adalah sistem yang mengalirkan suatu fluida yang disimpan ataupun diteruskan dari tangki menuju peralatan lain yang membutuhkan fluida. Metode pipe spooling merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam industri konstruksi pipa untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas proses pemasangan pipa. Termasuk pada proses fabrikasi pipa yang ada di dalam kapal. Penelitian ini bentujuan untuk mengukur peningkatan efisiensi waktu serta kualitas hasil fabrikasi yang dicapai dengan menerapkan metode pipe spooling dibandingkan dengan metode konvensional, dengan menggunakan software pendukung yaitu perangkat lunak desain CAD (Computer-Aided Design). Gambar 3D sistem perpipaan yang ada di dalam kapal dipecah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk 2D. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengukur meningkatkan produktivitas, kualitas dan penghematan biaya yang dihasilkan dengan menerapkan metode pipe spooling dibandingkan dengan metode konvensional. Menggabungkan penerapan metode Critical Path Method (CPM) dan wawancara mendalam untuk mengidentifikasi semua faktor signifikan yang mempengaruhi produktivitas,kualitas dan penghematan biaya. Penelitian ini memberikan kerangka kerja untuk pendekatan yang lebih komprehensif dalam memperkirakan efektivitas dengan menggunakan metode pipe spooling.Item ANALISIS PENGARUH PROSES PENGELASAN DAN SETELAH PROSES PENGELASAN TERHADAP LEVEL STRUKTUR(2024-07-05) Ryandhika Nelvan; Wiratno Sapto; Mantik W P AndrewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pengelasan terhadap level dari suatu stuktur yang di fabrikasikan. Strruktur ini merupakan struktur skidway yang dirancang agar dapat menahan beban yang berada di atas nya. Oleh karena itu struktur skidway harus dibuat dengan baik agar menghasilkan stuktur skidway yang memiliki level yang baik sehingga dapat menahan beban dari platform secara maksimal. Dengan melakukan pengambilan level ketika dilakukannya proses pengelasan dan setelah pengelasan dapat meminimalisir agar level struktur tetap baik selama proses fabrikasi. Pengambilan data level struktur ketika proses pengelasan terjadi pada progress pengelasan struktur secara keseluruhan berada di angka 65% hal itu dikarenakan meeting bersama client yang menghasilkan keputusan dengan nilai progress 65% akan di lakukannya pengambilan nilai dari level struktur agar mengetahui pengaruh dari proses pengelasan yang telah berlangsung terhadap level dari struktur skidway tersebut hal ini dilakukan agar dapat dilakukan pencegahan ketika pada proses ini terdapat struktur yang memiliki level yang tidak baik. Adapun pengambilan data level struktur yang selanjutnya dilakukan ketika progress pengelasan secara keseluruhan berada di angka 100% pada progress ini dapat mengetahui hasil final dari level struktur yang telah di lakukan pengelasan secara keseluruhan dan mengetahui apakah pencegahan yang dilakukan ketika proses pengelasan yang dilakukan berjalan dengan baik sehingga menciptakan nilai level struktur yang baik. Metode pengelasan adalah salah satu point yang mempengaruhi level dari struktur skidway hal itu dikarenakan pada proses ini penggunaan metode pengelasan fcaw dan smaw mempengaruhi dari kekuatan tarik yang dihasilkan dari proses pengelasan sehingga dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan dimensi (distorsi)[Item Analisa Percepatan Proyek Pembangunan Barge 320 Feet Metode Overturning Block Dengan Menggunakan Critical Path Method(2024-07-05) Pramansa, Abid Abyan; Muvariz, Mufti Fathonah; Perkasa, Veryawan NandaDalam industri perkapalan, keterlambatan proyek sering terjadi, dan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat proses pengerjaan melalui penjadwalan yang tepat. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada percepatan reparasi kapal daripada pembangunan kapal baru. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan menganalisis percepatan pembangunan barge 320 Feet di sebuah galangan di Batam. Metode critical path method (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek, memungkinkan penjadwalan ulang dan percepatan tugas-tugas penting. Proses percepatan dilakukan melalui crashing, yaitu dengan menambah tenaga kerja dan menyesuaikan metode kerja. Studi ini juga mengkaji alternatif percepatan dengan menggunakan metode overturning block. Hasil analisa menggunakan CPM menunjukkan percepatan bahwa penggunaan metode overturning block mengurangi durasi proyek dari 136 hari menjadi 109 hari, mempercepat waktu pengerjaan selama 27 hari. Selain itu, peningkatan produktivitas harian dari 26 kg/jam menjadi 28 kg/jam juga dicapai. Penelitian ini memberikan referensi penting bagi industri perkapalan dalam mengimplementasikan metode percepatan yang lebih efektif, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.