D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1775
Browse
Item ANALISA KEBUTUHAN SISTEM FIREFIGHTING DAN LIFESAVING KAPAL SUPERYACHT 32M(2024-07-12) Sihombing,Ferdinandus; Cahyagi, DanangItem ANALISA PERANCANGAN KAPAL SPOB 350 DWT(2024-07-05) Fernando,Yudo; Ulfah,NurulItem Analisa Perbandingan Olah Gerak Kapal Monohull dan Catamaran pada Prototipe Kapal USV (Unmanned Surface Vehicle): Studi Kasus di Perairan Selat Singapura(2024-07-04) Niclous stheven; Saputra Hendra; Kamsyah DomiOlah gerak kapal atau seakeeping merupakan aspek penting dalam kapal, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil olah gerak prototipe kapal USV antara monohull dan catamaran. Hal ini dipilih karena kedua jenis tipe lambung ini memiliki karakteristik yang berbeda. Spesifikasi lambung pada kapal monohull dan catamaran dalam penelitian ini adalah jenis variasi lambung X-bow, dengan konfigurasi melengkung ke depan seperti huruf X. Seakeeping adalah studi tentang bagaimana kapal merespon gaya eksternal dari kondisi laut, yang penting untuk keselamatan, efisiensi, dan kinerja kapal. Gerakan kapal dilaut meliputi tiga gerakan translasi (surging, swaying, heaving) dan tiga gerakan rotasi (rolling, pitching, yawing). Analisis dalam penelitian ini menggunakan software maxsurf motions dengan menggunakan metode strip theory dan menggunakan parameter yang sudah ditetapkan untuk kebutuhan kapal ini sebelumnya. Dimana hasil output yang digunakan ialah grafik dari nilai RAO pitch, heave, dan roll kemudian data RMS dari heave motion, pitch motion, dan roll motion.Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa model kapal monohull dengan jenis lambung X-BOW lebih efisien dibandingkan dengan model kapal catamaran dengan jenis lambung X-BOW.Item Analisa Percepatan Proyek Pembangunan Barge 320 Feet Metode Overturning Block Dengan Menggunakan Critical Path Method(2024-07-05) Pramansa, Abid Abyan; Muvariz, Mufti Fathonah; Perkasa, Veryawan NandaDalam industri perkapalan, keterlambatan proyek sering terjadi, dan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mempercepat proses pengerjaan melalui penjadwalan yang tepat. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada percepatan reparasi kapal daripada pembangunan kapal baru. Penelitian ini mengisi celah tersebut dengan menganalisis percepatan pembangunan barge 320 Feet di sebuah galangan di Batam. Metode critical path method (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek, memungkinkan penjadwalan ulang dan percepatan tugas-tugas penting. Proses percepatan dilakukan melalui crashing, yaitu dengan menambah tenaga kerja dan menyesuaikan metode kerja. Studi ini juga mengkaji alternatif percepatan dengan menggunakan metode overturning block. Hasil analisa menggunakan CPM menunjukkan percepatan bahwa penggunaan metode overturning block mengurangi durasi proyek dari 136 hari menjadi 109 hari, mempercepat waktu pengerjaan selama 27 hari. Selain itu, peningkatan produktivitas harian dari 26 kg/jam menjadi 28 kg/jam juga dicapai. Penelitian ini memberikan referensi penting bagi industri perkapalan dalam mengimplementasikan metode percepatan yang lebih efektif, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.Item Analisa Perhitungan Jumlah dan Jarak Antara Airbag Pada Proses Launching Kapal Tongkang 330 Feet(2024-07-10) Husen; Pamungkas, Nurman; Leksonowati, Nur Fitria PujoTahapan peluncuran kapal merupakan proses dalam pembuatan kapal yang menggunakan gravitasi atau daya dorong. Dalam dunia pelayaran, metode peluncuran kapal memiliki beragam jenis, namun metode peluncuran kapal dengan airbag yang paling banyak digunakan. Kelebihan metode peluncuran dengan airbag yaitu penghematan waktu, penghematan tenaga kerja, fleksibilitas tinggi, dan tidak perlu biaya perawatan yang mahal. Perhitungan jumlah dan jarak antara airbag sangat diperlukan, jika tidak diperhitungkan bisa berdampak pada proses peluncuran kapal yang dapat merugikan pihak galangan maupun pemilik kapal, tujuan dari penelitian ini adalah memperhitungkan jumlah dan jarak antara airbag pada peluncuran kapal tongkang 330 feet. Studi literatur dari berbagai sumber diperlukan untuk menjadi acuan dalam penelitian ini. Wawancara lapangan juga diperlukan untuk mengambil data yang diperlukan untuk perhitungan yaitu ukuran utama kapal dan spesifikasi airbag yang digunakan. Setelah mendapatkan data yang diperlukan untuk perhitungan, dapat melakukan perhitungan jumlah dan jarak antara airbag berdasarkan C/B T 3837- 1998 shipbuilding industry standard. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan C/B T 3837- 1998 shipbuilding industry standard, didapatkan jumlah airbag yang dipakai pada peluncuran kapal tongkang 330 feet sebanyak 18 buah dan jarak antara airbag antara 6,66-11,78 meter.Item ANALISA PRODUKTIVITAS PERAWATAN FORKLIFT MENGGUNAKAN METODE PENERAPATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.KARYASINDO SAMUDERA BIRU BATAM(2024-07-14) Marpaung,Timbul; Perkasa,VeryawanItem ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENTS EFFECTIVENESS PADA MESIN CNC TURNING DI PT.APCB(2024-07-04) Sitio,Berlinton; Muvaris,MuftiItem Analisa Uji Kekedapan Fresh Water Tank Pada Kapal Tugboat 26 M Dengan Membandingkan Metode Air Pressure Test Dan Penetrant Test(2024-07-11) Alfajri, Muhammad Rizqy; Pamungkas, Nurman; Purba, Syahputra AdiPada pengerjaan terhadap bangunan baru atau perbaikan pada kapal itu berkaitan dengan proses perencanaan, fabrikasi, perakitan dan juga peluncuran. Metode air pressure test yang digunakan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah bagian dari prosedur inspeksi dan sertifikasi untuk memastikan integritas dan keamanan struktur kapal. Pada penelitian ini akan lebih dalam membahas suatu dari proses fabrikasi yaitu pengelasan, yang dimana dari proses pengelasan ini juga termasuk dalam hal penting pada proses pembangunan kapal. Oleh karena itu untuk mencegah dari hal yang tidak diinginkan yaitu perhatian terhadap kekuatan pada struktural kapal dan keselamatan dari tidak adanya kebocoran pada tangki maupun badan kapal dari air maupun bahan berbahaya. Salah satu aspekkrusial dalam desain dan konstruksi kapal adalah kekedapan watertight floor.Pengujian kekedapan Fresh Water Tank pada kapal tugboat berukuran 26 meter yaitu dengan 2 metode pengujian yaitu (air pressure test dan penetrant test). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu dengan melakukan eksperimen langsung dilapangan, mulai dari awal persiapan alat dan bahan dan juga tenaga. Kemudian menuju lokasi pengecekan dan pengujian kekedapan terhadap sambungan pengelasan di dalam tangki kapal tugboat. Dan dilanjutkan dengan pengambilan data dan memberi tanda agar diperbaiki jika terdapat kebocoran pada sambungan las.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode kekedapan pengelasan yang dapat memberikan hasil pembacaan titik kebocoran yang paling akurat dan mengetahui waktu proses pengujian di setiap metodenya.Item Analisa Waste Material Plate pada Pembuatan Barge 230 ft Menggunakan Design Cutting Plan(2024-07-05) Adhim, M. Arshil; Yuniarsih, Nidia; Dija, Rafia NurProses pembuatan kapal memerlukan estimasi kebutuhan material, biaya, dan waktu produksi kapal. Estimasi kebutuhan yang dilakukan dalam pembuatan kapal selama ini hanya pada jumlah biaya, jumlah material yang dibutuhkan dan terpakai. Material sisa (waste material) menjadi suatu hal yang dikesampingkan. Waste material merupakan material sisa pembangunan, material berlebih, atau material yang tidak terpakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan material pada proses pembuatan barge 230ft dengan cara meminimalkan waste material. Salah satu proses yang dapatdigunakan untuk menghindari waste material dan biaya yang berlebih adalah dengan menggunakan metode cutting plan. Cutting plan adalah acuan atau perencanaan dalam proses pemotongan material, proses pemotongan ini dilakukan menggunakan mesin CNC dengan mengikuti pola sesuai design yang telah dibuat. Hasil dari penerapan metode ini menunjukkan bahwa waste material plate yang dihasilkan dari proses pembuatan barge 230ft sebesar 0.12%, dan berada dibawah toleransi perusahaan sebesar <5%. Setelah waste material dari design cutting plan yang dibuat telah dihitung, didapatkan waste material plate dari design cutting plan sebesar 2.29%, dengan selisih antara estimasi dan design cutting plan sebesar 2.17%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan design cutting plan dapat efektif untuk mengurangi waste material plate, sehingga dapat meminimalkan penggunaan material dan biaya yang berlebihan.Item Analisis Aliran Fluida Fuel oil Sistem Pipa Kapal Tugboat 30 Meter(kharisma al quarisbi, 2024-07-12) quarisbi, kharisma al; Muvariz, Mufti FathonahDalam industri perkapalan kinerja dan keandalan sistem sangat penting untuk operasi yang sukses, masalah yang berkaitan dengan stres pipa akibat penggunaan bending dan elbow menjadi fokus utama. Dalam penelitian ini, data simulasi numerik dan pengukuran empiris digunakan untuk membandingkan kinerja kedua komponen tersebut. Penelitian ini didorong untuk mengevaluasi performa pipa elbow dan pipa yang dibending pada sudut 45 derajat dalam mengalirkan fluida bahan bakar. Analisis ini mencakup kecepatan aliran fluida, pola aliran, tegangan dan deforms pada pipa. Simulasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan menggunakan sofware ANSYS. Simulasi CFD untuk analisis kekuatan pipa dan elbow 45 derajat melibatkan persiapan geometri, pembuatan mesh, setup CFD dengan definisi fisika, dan eksekusi simulasi untuk mendapatkan hasil akurat.Item ANALISIS BEBAN PADA CABLE LADDER SUPPORT ANGLE BAR DI MODULE ONSHORE(2024-07-04) Siregar,Yose; Cahyagi,Danang; Mantik,AndrewDalam konstruksi module onshore, terdapat peralatan pendukung yang digunakan dalam sistem tenaga listrik untuk mendukung peralatan sistem listrik dan instrumen yaitu cable ladder,support angle bar. Cable ladder (Tangga Kabel) adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi kabel listrik dari faktor lingkungan dan juga untuk memudahkan pengelolaan jalur kabel. Tangga kabel ini biasanya terbuat dari baja galvanis atau aluminium. Support angle bar adalah jenis peralatan yang digunakan dalam konstruksi dan instalasi sistem kabel listrik. Support angle bar biasanya terbuat dari baja carbon dan memiliki bentuk sudut L yang khas. Tujuan dari penelitian ini memastikan support angle bar dengan dimensi yang telah ditentukan memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan beban yang diterapkan keatasnya, memastikan mendukung penyediaan tenaga listrik yang andal dan kontinu untuk sistem listrik dan instrumen pada fasilitas module onshore, dengan meminimalkan risiko kegagalan pada sistem listrik dan instrumen yang disebabkan oleh masalah struktural. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi beban menggunakan metode elemen hingga (Finite Element Method, FEM) untuk menentukan distribusi stress, deformasi, safety factor pada angle bar yang digunakan sebagai penopang kabel dengan nilai beban 131 kg. Berdasarkan hasil simulasi, pengujian stress pada support angle bar menggunakan material carbon steel ASTM A36, struktur support angle bar dan cable ladder memperoleh tegangan maksimum 76.527 MPa dan tegangan minimum 0.007 MPa. Nilai tegangan maksimum ini masih dibawah nilai yield strength sebesar 250MPa sehingga bisa dikatakan bahwa struktur ini kuat menahan beban. Pada pengujian displacement, didapatkan perubahan maksimum sebesar 1.878 mm dan perubahan minimum sebesar 0 mm. Dan pada pengujian safety factor, didapatkan hasil safety factor dengan nilai minimum 3.27 dan nilai maksimum sebesar 35.988. Dengan demikian rangka ini mampu menahan beban sebesar 131 kg karena nilai safety factor pada support cable ladder angle bar ini melebihi batas nilai minimum. Hal ini berdasarkan nilai minimum safety factor yang ditetapkan oleh rules NEMA VE 1 sebesar 1.5. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa support cable ladder angle bar mampu menahan beban yang telah dirancang sebesar 131 kg berdasarkan data dari hasil pengujian analisis.Item Analisis Kekuatan Material Pada Support Electrical Equipment Menggunakan Software Solidworks(2024-07-09) Ginting, Erika Margaretha; Yuniarsih, Nidia; Manurung, Mandhalena MeilaniDalam departement electrical & instrumentation yang bertanggung jawab atas sistem listrik yang vital untuk operasi fasilitas di darat maupun lepas pantai terutama pada peralatan listrik. Peralatan listrik harus dirancang untuk menahan beban berat serta tahan terhadap berbagai kondisi ekstrim seperti getaran, suhu tinggi, korosi, dan tekanan. Dalam konstruksi minyak dan gas salah satu peralatan listrik yang digunakan adalah lampu jenis flood. Support (penyangga) yang digunakan pada peralatan tersebut yaitu angle dan channel dengan material ASTM A36 dan S355J0. Tujuan dari laporan akhir ini adalah untuk mengetahui nilai kekuatan dalam penyangga dan juga melakukan perbandingan terkait material yang digunakan. Jenis lampu flood yang digunakan dengan berat beban dari penyangga yang berbeda yaitu dengan angle sebesar 213.25 N dan channel sebesar 209.54 N, menggunakan material steinlees steel. Maka nilai perbandingan yang dapat diambil dari hasil simulasi yang telah dilakukan pada penyangga dengan jenis material yang berbeda dan jenis lampu yang sama, sehingga didapatkan pada penyangga angle dan channel material yang baik digunakan adalah ASTM A36 dengan nilai maksimum factor of safety pada angle dengan material ASTM A36 sebesar 4.63e+05 sedangkan penyangga channel dengan material ASTM A36 sebesar 2.51e+05Item Analisis Kemajuan Pembangunan Hull Construction Berdasarkan Work Breakdown Structure Pada Deck Cargo Barge 314x88x20 Feet(2024-07-08) Putra, Muhammad Fadly Dwi; Perkasa, Veryawan Nanda; Fajrin, AuliaDalam industri galangan kapal, pembangunan kapal memerlukan pengelolaan yang cermat untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Kemajuan proyek sangat dipengaruhi oleh perencanaan waktu pelaksanaan, karena bagaimanapun baiknya perencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan proyek dengan memecah atau menurunkan lingkup kegiatan proyek keseluruhan menjadi beberapa level WBS yang lebih terperinci dan membuat Kurva-S pada tiap level WBS yang akan digunakan sebagai pedoman pengendalian proyek pembangunan hull construction deck cargo barge berukuran 314x88x20 feet menggunakan metode Work Breakdown Structure (WBS) dan Kurva-S. Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu metode pendekatan untuk menjabarkan, memecah, membagi, menguraikan, atau menurunkan proyek yang utuh secara sistematis dan hirarkis menjadi proyek-proyek kecil atau elemen atau bagian kecil yang dapat dikendalikan dalam bentuk diagram pohon atau tree chart. Kurva-S adalah gambaran keseluruhan jenis pekerjaan, volume keseluruhan jenis pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah persentase kegiatan pada garis waktu. Pembuatan WBS dan Kurva-S menggunakan software Microsoft Project 2016 dan Microsoft Excel 2016. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbandingan antara progres perencanaan dan progres aktual. Pada week -1 hingga week 11 progres aktual mengalami kemajuan dibanding progres perencanaan, karena kebutuhan material yang mencukupi untuk memulai pembangunan. Sedangkan pada week 12 hingga week 25 progres aktual mengalami keterlambatan progres dibanding progres perencanaan, karena alat berat yang kurang memadai dan kondisi cuaca hujan pada beberapa hari dengan intensitas yang tinggi.Item Analisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) pada Project Agogo.(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-01) Miftah,Raja; Nanda,Veryawan; Baharudin,BudiAnalisis Kemajuan Project Berdasarkan Struktur Pembagian Kerja (WBS) merupakan pendekatan Penting dalam manajemen Project yang bertujuan untuk memastikan kemajuan yang lancar dalam pelaksanaan Project. Tujuan Penelitian ini adalah mendefinisikan dan mengelompokkan tugas-tugas dari sebuah Project menjadi bagianbagian kecil sehingga lebih mudah diatur dan bisa melihat hasil kemajuan dalam Project . Penelitian ini difokuskan pada perencanaan dengan metode WBS dalam Project Agogo. WBS membantu dalam memecah pekerjaan Project menjadi unit-unit yang lebih kecil dan terukur, memudahkan pemantauan kemajuan Project. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas Penting dan menetapkan metrik untuk mengukur kemajuan berdasarkan observasi lapangan,tim Project dapat secara efektif memantau dan menganalisis perkembangan Project. Berdasarkan Analisis yang didapatkan mengunakan WBS dalam membuat project Menghasilkan perbedaan antara kemajuan recana memerlukan 365 hari dan Kemajuan aktual memerlukan 213 hari. jadi dapat di simpulkan Dengan penerapan analisis kemajuan Project berbasis WBS dapat membantu memastikan kelancaran Project Agogo dan mencapai hasil yang diinginkan secara efisien.Item Analisis Ketebalan Lapisan Cat pada Kapal Tongkang Berukuran 330 feet dengan menggunakan Alat Elcometer DFT(2024-07-04) Buana, Tegar Satria; Cahyagi, Danang; Restu, FediaIndustri perkapalan memainkan peran sentral dalam perdagangan global, dengan kapal tongkang berukuran 330 kaki yang dioperasikan oleh PT BBS Batam menjadi tulang punggung transportasi barang melalui jalur maritim. Kesuksesan operasional kapal ini tidak hanya bergantung pada keandalan mekanis dan strukturalnya, tetapi juga pada kondisi perlindungan lapisan cat yang optimal. Dalam penelitian ini menganalisis ketebalan lapisan cat pada kapal tongkang berukuran 330 kaki menggunakan alat Elcometer DFT dan metode standar SSPC-PA 2 dengan tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi apakah ketebalan lapisan cat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Sehingga hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketebalan rata-rata lapisan anti-fouling atau lapisan total akhir sesuai dengan standar yang ditetapkan, yaitu dengan nilai dari 350,8 μm hingga 368,6 μm. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketebalan lapisan cat tidak kurang dari nilai minimum yang diizinkan (280 μm) dan tidak melebihi nilai maksimum yang ditetapkan (420 μm).Item Analisis Pengaruh Modifikasi Lambung Kapal Self Propelled Barge 15000 DWT Terhadap Hambatan Total dengan Menggunakan Metode CFD(2024-07-05) Saputra, Gestra Arya; Muvariz, Mufti Fathonah; Widiastuti, HanifahDalam perancangan sebuah kapal ada beberapa hal penting yang perlu dianalisis yang salah satunya yaitu hambatan kapal. Hambatan kapal adalah gaya yang ditimbulkan kapal saat bergerak atau beroperasi di dalam air, hambatan kapal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu bentuk lambung kapal, semakin bagus atau streamline lambung kapal semakin kecil hambatan pada kapal. Pada penelitian ini difokuskan pada modifikasi lambung kapal dengan merubah salah satu parameter pada kapal yaitu Coefficient blok (Cb). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Computational Fluids Dynamic, atau biasa disebut dengan CFD. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai hambatan kapal setelah dimodifikasi dan mendapatkan perbandingan nilai hambatan kapal sehingga bisa menentukan nilai hambatan yang terkecil dari modifikasi dan juga menentukan bentuk lambung yang memiliki hambatan yang paling optimal dari analisis tersebut. Dari hasil modifikasi lambung kapal mendapatkan koefisien blok kapal yaitu, pada modifikasi bagian haluan dengan koefisien blok sebesar 0,875, modifikasi di bagian buritan kapal sebesar 0,876, modifikasi pada bagian haluan buritan sebesar 0,873, sedangkan model asli dari lambung kapal memiliki Koefisien blok sebesar 0,892. Dari hasil analisis yang didapatkan berdasarkan tujuan dari penelitian ini mendapatkan nilai hambatan total kapal pada model asli sebesar 58883,12 N, model modifikasi haluan sebesar 67464,42 N, model modifikasi buritan sebesar 69736,11 N, dan model modifikasi haluan buritan sebesar 56992,87 N. Nilai hambatan total kapal yang terkecil dari hasil analisis yaitu, pada modifikasi haluan buritan kapal dan bentuk lambung kapal yang paling optimal dilihat dari hasil analisis yaitu model lambung kapal modifikasi haluan buritan kapal.Item ANALISIS PENGARUH PROSES PENGELASAN DAN SETELAH PROSES PENGELASAN TERHADAP LEVEL STRUKTUR(2024-07-05) Ryandhika Nelvan; Wiratno Sapto; Mantik W P AndrewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pengelasan terhadap level dari suatu stuktur yang di fabrikasikan. Strruktur ini merupakan struktur skidway yang dirancang agar dapat menahan beban yang berada di atas nya. Oleh karena itu struktur skidway harus dibuat dengan baik agar menghasilkan stuktur skidway yang memiliki level yang baik sehingga dapat menahan beban dari platform secara maksimal. Dengan melakukan pengambilan level ketika dilakukannya proses pengelasan dan setelah pengelasan dapat meminimalisir agar level struktur tetap baik selama proses fabrikasi. Pengambilan data level struktur ketika proses pengelasan terjadi pada progress pengelasan struktur secara keseluruhan berada di angka 65% hal itu dikarenakan meeting bersama client yang menghasilkan keputusan dengan nilai progress 65% akan di lakukannya pengambilan nilai dari level struktur agar mengetahui pengaruh dari proses pengelasan yang telah berlangsung terhadap level dari struktur skidway tersebut hal ini dilakukan agar dapat dilakukan pencegahan ketika pada proses ini terdapat struktur yang memiliki level yang tidak baik. Adapun pengambilan data level struktur yang selanjutnya dilakukan ketika progress pengelasan secara keseluruhan berada di angka 100% pada progress ini dapat mengetahui hasil final dari level struktur yang telah di lakukan pengelasan secara keseluruhan dan mengetahui apakah pencegahan yang dilakukan ketika proses pengelasan yang dilakukan berjalan dengan baik sehingga menciptakan nilai level struktur yang baik. Metode pengelasan adalah salah satu point yang mempengaruhi level dari struktur skidway hal itu dikarenakan pada proses ini penggunaan metode pengelasan fcaw dan smaw mempengaruhi dari kekuatan tarik yang dihasilkan dari proses pengelasan sehingga dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan dimensi (distorsi)[Item ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE RHINOCEROS DALAM PROSES PEMBANGUNAN KAPAL(2024-07-04) Zamorano, Andika Ivan; Ulfah, Nurul; Stefani, WindyIndustri perkapalan merupakan salah satu industri yang keberadaannya cukup banyak di Indonesia. Dikutip dari laman resmi kementerian perindustrian setidaknya terdapat 198 unit galangan kapal yang ada di indonesia dimana dari jumlah itu 110 unit terbesar terdapat di batam dan 88 unit tersebar di wilayah lain[1]. Pada penelitian ini akan dilakukan survey dan uji coba pembuatan 3D menggunakan software rhinoceros dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah software tersebut layak untuk digunakan dalam proses pembangunan kapal dengan beberapa parameter seperti kemudahan dalam penggunaan dan hasil akhir yang dapat ditampilkan oleh software tersebut. Proses uji coba pada penelitian dilakukan terhadap sebuah kapal oil barge panjang 48,60 M, lebar 15,60 M, tinggi 5 M dan draft 3,80M serta kapasitas penyimpanan sebanyak 2.050 KL. Beberapa data yang akan digunakan untuk melakukan uji coba pembuatan 3D detail konstruksi ialah berupa data kapal yang akan kita bangun dalam bentuk dua dimensi. Dalam proses penelitian ini pembuatan 3D memang sangat efektif untuk menunjang pekerjaan dalam proses pembangunan kapal dan software Rhinoceros sejauh ini dirasa cukup efektif digunakan dalam proses fabrikasi dimana software ini memiliki beberapa keunggulan mulai dari kemudahan dalam penggunaan, ringan untuk digunakan dan tampilan visual yang baik.Item ANALISIS RESISTANCE KAPAL PATROLI UKURAN 28 METER MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD UNTUK MENENTUKAN DAYA MAIN ENGINE(2024-08-15) PERNANDO P, DICKY; ULFAH, NURULItem Desain Model 3D Pembuatan Struktur Skid Dengan Menggunakan Konsep BIM (Building Information Modeling)(2024-07-09) Lubis, Abdul; Pamungkas, Nurman; BATUBARA, NINDAPenelitian ini mengeksplorasi penerapan Building Information Modeling (BIM) dalam pembuatan model 3D struktur skid menggunakan program Tekla structures. BIM memfasilitasi permodelan yang efisien dengan berbagai shortcut yang mempercepat proses desain. Tekla structures menyediakan informasi komprehensif pasca-pemodelan, termasuk deteksi benturan dan menhitung beban. Pengujian struktur menggunakan Sap2000 menunjukkan bahwa struktur dapat menahan beban mati dan hidup tanpa kegagalan, dengan momen rasio tidak melebihi nilai standar sebesar 1. Pengujian sambungan beam yang dianalisis dengan Ideastatica ditemukan bahwa tegangan yang dihasilkan tidak melebihi tegangan maksimum material. Faktor keamanan yang dihasilkan berkisar antara 1,66 hingga 9,6, jauh melampaui faktor keamanan kritis yang ditetapkan sebesar 1,5. Hasil ini menegaskan keberhasilan pengujian struktur sesuai dengan standar BIM, menunjukkan keandalan metode dan material yang digunakan. Kata kunci: BIM, Faktor keamanan, Tegangan