D3 Teknik Mesin
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760
Browse
Item KALIBRASI WIRE FEEDER MENGGUNAKAN BS 7570:2000 DAN BS EN 50504:2008(2024-07-04) syukri rahmat; Butar Butar, Hendra; Wijayanti, ItaAbstrak Dalam industri fabrikasi proses pengelasan memiliki peranan penting pada proses rekayasa dan reparasi produksi. Penggunaan mesin pengelasan yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan penurunan efektivitas mesin. Mesin yang tidak optimal dapat menghasilkan produk yang tidak berkualitas. Permasalahan yang sering terjadi adalah buruknya kualitas hasil pengelasan sedangkan setiap tahapannya sudah disesuaikan dengan WPS ( Welding procedur specification ), salah satu sumber penyebab masalah tersebut yaitu pada welding equipment. Tujuan penelitian ini adalah mengkalibrasi arc welding equipment agar tidak keluar dari standard mesin. Kalibrasi dilakukan dengan mengacu pada BS EN 50504:2008 dan BS 7570:2000. Kalibrasi dilakukan untuk mengukur constant current dan wire feed speed. Kalibrasi yang dilakukan dengan mengacu pada BS EN 50504:2008 dan BS 7570:2000 ternyata mampu menghasilkan menghasilkan hasil kalibrasi yang bagus. Kata kunci: Arc Welding Equipment, Kalibrasi, Standard BS EN 50504:2008 , Standard BS 7570:2000 Abstract In the fabrication industry, the welding process has an important role in the production engineering and repair process. Continuous use of a welding machine will result in a decrease in the effectiveness of the machine. Machines that are not optimal can produce products that are not of good quality. The problem that often occurs is the poor quality of the welding results, even though each stage has been adjusted to the WPS (Welding procedure specification), one of the sources causing this problem is the welding equipment. The aim of this research is to calibrate the arc welding equipment so that it does not depart from the standard machine. Calibration is carried out by referring to BS EN 50504:2008 and BS 7570:2000. Calibration is carried out to measure constant current and wire feed speed. Calibration carried out by referring to BS EN 50504:2008 and BS 7570:2000 was able to produce good calibration results. Keywords: Arc Welding Equipment, Calibration, Standard BS EN 50504:2008 , Standard BS 7570:2000Item Pemeriksaan Dimensi Sebelum & Sesudah Pengelasan Untuk Platform Akses(2024-07-05) Kholig, Rizki; Wibowo, Ari; Purba, Syahputra, AdiPada proses fabrikasi access platform dimensi yang sesuai dengan gambar sangat penting untuk menciptakan hasil fabrikasi yang berkualitas, dalam proses fabrikasi perubahan dimensi merupakan hal yang sering terjadi mulai dari tahap sebelum dilakukannya pengelasan dan setelah dilakukannya pengelasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengatahui perubahan dimensi yang terjadi pada access platform dalam sebelum dan sesudah dilakukannya pengelasan serta meminimalisir terjadinya perubahan dimensi pada saat sebelum dan sesudah proses pengelasan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan data yang relevan. Hasil fabrikasi yang kurang baik dapat menyebabkan permasalahan pada saat pemasangan dan bahkan mengancam keselamatan saat digunakan. Akibatnya, pengendalian dimensi menjadi perhatian utama dalam proses fabrikasi. Permasalahan yang terjadi dalam permasalahan ini dapat di minimalisir dengan cara proses tack weld yang kuat dan fit up yang sesuai dengan ukuran drawing, penggunaan support yang seimbang dengan ukuran material dan proses pengelasan yang baik dan benar.Item Pengaruh Variasi Welding Parameter terhadap Heat Input Pengelasan SAW (submerged arc welding) Posisi 1G(2024-08-13) Ramadhan, Halfy; Gemala, Mega; Hakim, RahmanPengelasan SAW (submerged arc welding) adalah proses untuk menggabungkan dua material logam atau lebih menjadi satu menggunakan bahan tambah bernama elektroda (filler metal), elektroda (filler metal) yang digunakan bersifat habis pakai dan juga menggunakan fluks (flux) berbentuk seperti pasir yang menutupi elektrodanya ketika proses pengelasan untuk melindungi proses pengelasan dari udara ataupun partikel yang dapat mempengaruhi hasil dari pengelasan. Pada proses pengelasan memiliki prosedur sebagai acuan yaitu WPS (welding procedure specification) yang berisi tentang welding parameter. Penggunaan welding parameter juga harus diperhatikan karena memiliki pengaruh pada nilai heat input yang didapatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi welding parameter terhadap nilai heat input, dengan memperhatikan kesesuaian dengan spesifikasi prosedur pengelasan (WPS) yang telah ditetapkan. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi ke lapangan selama proses produksi berlangsung dan mengumpulkan data parameter yang dibutuhkan. Penelitian ini berfokus pada perhitungan nilai heat input per pass pengelasan SAW posisi 1G. Setelah data hasil observasi dikumpulkan kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai heat input yang akan dibandingkan dengan nilai heat input yang tertera pada WPS. Untuk menjaga nilai heat input tidak melenceng dari range yang telah direkomendasikan WPS ialah dengan menggunakan welding parameter yang sesuai dengan range pada WPS.Item Perbandingan Efektivitas Pemanasan Material Menggunakan Metode Induksi (RHS) dan Metode Api (Gas Torch) Pada Material S420(2024-07-04) SIPAYUNG INDRO S.; GEMALA MEGA; LEKSONOWATI PUJO FITRIA NURPenggunaan metode preheat dalam proses pengelasan menjadi sangat penting untuk mencegah terjadinya retakan pada hasil lasan. Tujuan utama dari preheat adalah untuk mengurangi potensi terbentuknya retakan akibat perbedaan temperatur di area pengelasan dan panas yang berlebih (overhead) di sekitarnya. Pada industri fabrikasi migas, terdapat dua metode umum yang digunakan untuk preheat, yaitu menggunakan gas torch dengan bahan bakar LPG dan metode induksi yang menggunakan energi listrik. Dalam tugas akhir ini, dilakukan penelitian untuk membandingkan efektivitas antara metode penggunaan gas torch dan metode induksi dalam hal efisiensi waktu, biaya, serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan preheat material S420 dengan dimensi yang sama untuk mencapai suhu 90°C. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan menguji preheat metode induksi (RHS) dan preheat metode api (gas torch) secara terpisah pada sampel material yang sama. Setelah itu, dilakukan pembahasan terhadap efisiensi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk setiap metode, serta evaluasi terhadap kelebihan dan kekurangan masing-masing metode berdasarkan hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengujian (eksperimen) dan analisis data diperoleh bahwa metode induksi lebih efisien dibandingkan dengan metode api dari segi pendistribusian panas ke material, biaya, dan waktu. Pada metode induksi dari segi waktu metode ini hanya membutuhkan waktu 16,5 menit dan dari segi biaya membutuhkan listrik dengan nominal Rp 6.917,-untuk mencapai suhu maksimal 90 derajat. Metode ini juga mampu menghasilkan pendistribusian panas yang hampir merata ke seluruh permukaan material yang akan dilas. fleksibilitasnya dalam menjangkau area yang sulit diakses menambah keunggulannya dibandingkan metode api dimana metode ini kurang fleksibel karena lidah api yang kurang besar tidak bisa menjangkau seluruh permukaan material dan membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal yaitu 20,28 menit dan dari segi biaya membutuhkan LPG dengan nomilal Rp. 36.666.-.