D3 Teknik Mesin

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760

Browse

Search Results

Now showing 1 - 5 of 5
  • Item
    Identifikasi Penyebab Air L Wing Leak Pada Pesawat Airbus A320
    (Politeknik negeri batam, 2024-07-11) Lesmana, Hendra Surya; ; Batubara, Ninda Hardina
    Kebocoran udara pada sistem pneumatic pesawat Airbus A320 pada area wing merupakan salah satu masalah yang dapat mempengaruhi pembatasan operasi pesawat udara. Keberadaan kebocoran udara pada pesawat Airbus ini menyebabkan pesawat tidak dapat terbang atau aircraft on ground (AOG) sesuai dengan buku panduan MEL atau Minimum Equipment List. Penelitian Air L Wing leak ini dilakukan pada pesawat Airbus A320 milik perusahaan penerbangan PT. ABC. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini mengikuti SOP yang diberikan oleh pabrik pembuat pesawat, yaitu diantaranya identifikasi masalah, troubleshooting, rectification, operasional tes dan result. Pada saat dilakukan pengecekan ditemukan kebocoran pada pipa penghubung antara sistem pneumatic dari engine dengan saluran menuju wing anti ice valve. Kebocoran ini disebabkan karena perubahan bentuk dari seal pada duct pneumatic akibat usia dari komponen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kebocoran udara pada sayap pesawat Airbus A320. Selain itu, dalam penelitian ini juga memberikan rekomendasi perbaikan dan pencegahan yang dapat diimplementasikan oleh maskapai penerbangan dan perusahaan perawatan pesawat untuk mengatasi masalah ini. Berdasarkan hasil identifikasi, penyebab munculnya fault Air L Wing Leak yang diakibatkan karena rusaknya seal pada bagian penghubung antara duct wing anti ice dengan engine bleed. Hal tersebut menyebabkan bocornya udara yang mengakibatkan sistem pendeteksi menerima udara panas dan menghasilkan warning Air L Wing Leak.
  • Item
    Analisis Penyebab Teknanan Engine Bleed Air Menurun Pada Pesawat Boeing 737-800/900
    (2024-07-12) Suyanto, Elkana Adesetya; Manurung, Meilani Mandhalena; Stefani, Windy
    Pesawat komersil modern seperti Boeing 737-800/900 sudah dilengkapi dengan berbagai macam sistem pendukung yang sangat penting untuk operasional pesawat agar menjadi lebih efisien dan aman. Salah satu sistem yang sangat berpengaruh terhadap pengoperasian pesawat udara adalah Bleed air system. Bleed air system sendiri merupakan suatu sistem yang menggunakan udara bertekanan untuk pengoperasiannya. Bleed air system mendapatkan supply udara bertekanan dari berbagai sumber seperti GTC (Ground Turbine Compressor), APU (Auxuliary Power Unit), dan juga engine pesawat. Untuk mengetahui tekanan udara yang terdapat di dalam bleed air system bisa dilihat melalui indikator pada overhead panel (cockpit). Namun indikator tersebut terkadang menunjukan hasil tekanan yang tidak sesuai ketika engine sedang beroperasi. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya tekanan engine bleed air menurun pada pesawat Boeing 737-800/900 ketika thrust lever advance yang disebabkan karena adanya kebocoran pada sense line tube yang terdapat di antara komponen High Stage Regulator dan High Stage Valve. Tahapan yang dilakukan dengan cara mempelajari cara kerja dari setiap komponen penunjang engine bleed air system berdasarkan referensi dari Boeing 737-600/700/800/900 Training Manual - ATA Chapter 36, melakukan troubleshoting terhadap masalah yang terjadi pada engine bleed air system berdasarkan panduan Boeing Fault Issolation Manual Chapter 36 Task 809-810, mengganti komponen yang menjadi penyebab masalah menggunakan panduan Boeing 737-600/700/800/900 Aircraft Maintenance Manual Practice and Procedure - ATA Chapter 36 dan melakukan operational test sehingga dapat mengatahui engine bleed air system bekerja normal dengan tekanan 32 +/-6 Psi ketika thrust lever advance.
  • Item
    Studi Kasus Tail Pipe Fire pada Engine CFM 56-7B di Pesawat Boeing 737
    (2024-07-15) Nugraha, Andhika Ceisar; Kamsyah, Domi; Firmansyah, Nurman
    Pesawat Boeing 737 Next Generation dilengkapi dengan mesin CFM 56-7B yang merupakan mesin handal dan efisien [12]. Meskipun mesin ini memiliki performa yang baik, terdapat masalah yang terjadi pada pesawat ini yaitu engine tail pipe fire. Kasus Engine tail pipe fire akan dibahas dalam studi kasus ini dengan menggunakan metode penelitian studi literatur dari dokumen manual milik manufaktur dan berdasarkan pengalaman pribadi sebagai teknisi pesawat udara. Studi literatur dilakukan dengan membaca Aircraft Maintenance Manual, Fault Isolation Manual dan menganalisa dari laporan tim working group sebagai penghubung tim teknisi lapangan dengan tim engineering atas kasus yang terjadi pada engine ini. Analisis data yang dilakukan adalah dengan mempelajari laporan dari tim working group berdasarkan adanya insiden ini pada pesawat Boeing 737 Next Generation. Hasil penelitian menunjukan adanya faktor yang mempengaruhi engine tail pipe fire, yaitu karena adanya fuel contamination pada engine oil system, dimana hal ini perlu diperhatikan karena insiden ini berbahaya pada keseluruhan komponen engine itu sendiri. Studi kasus ini membahas penyebab engine tail pipe fire yang diakibatkan oleh adanya fuel contamination pada engine oil system. Salah satu penyumbang terbesar fuel contamination pada engine adalah kerusakan atau malfungsi pada komponen Main oil/fuel heat-exchanger dan Servo fuel heater. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman bagi setiap teknisi penerbangan terhadap insiden engine tail pipe fire untuk bisa mengambil kesimpulan tentang apa yang mengakibatkan insiden ini terjadi pada pesawat Boeing 737 next generation yang menggunakan engine CFM 56-7B.
  • Item
    Analisis Penyebab APU Auto Shutdown pada Pesawat Airbus A 320
    (2024-07-05) Firdaus, Angga Ginti; Irawan, Benny Haddli; Dzulfiqar, Mohamad Alif
    APU (Auxiliary Power Unit) adalah Gas turbine engine yang berkecepatan konstan yang berlokasi di area unpressurized pada tail cone pesawat. Fungsi dari APU (Auxiliary Power Unit) adalah agar pesawat mendapatkan electrical system serta pneumatic system saat pengoperasian pesawat di darat maupun di udara dengan batasan pengoperasian tertentu sesuai jenis atau tipe APU tersebut. APU Auto Shutdown adalah kondisi dimana APU mengalami malfunction pada saat beroperasi ataupun pada saat starting, yang menyebabkan APU menjadi berhenti beroperasi secara otomatis untuk mencegah kerusakan pada sistem yang lain. Berdasarkan hasil dari PFR (Post Flight Report) dan dari bite test APU Auto Shutdown Report di CFDS, ada beberapa message yang berbeda-beda yang menyebabkan APU Auto Shutdown dan cara mengatasi masalah tersebut. Beberapa metode yang digunakan seperti studi literature melalui AMM (Aircraft Maintenance Manual), observasi di lapangan, dan konsultasi ke Engineer Specialist Engine dan APU, untuk menganalisa masalah APU Auto Shutdown dengan menggunakan diagram Fish Bone. Berdasarkan hasil analisis mengenai penyebab APU Auto Shutdown pada pesawat Airbus A320, dapat disimpulkan bahwa masalah penyebab APU Auto Shutdown dengan Fault Message FCU (8022KM) / APU FUEL SUPPLY / STARTER MOTOR (8KA) banyak diakibatkan karena adanya kerusakan pada Starter Motor yang terjadi karena akibat dari banyaknya pengoperasian APU. Berdasarkan cara perbaikan masalah APU Auto Shutdown dengan Fault Message FCU (8022KM) / APU FUEL SUPPLY / STARTER MOTOR (8KA) yang terjadi pada APU, yaitu dengan mengganti APU STARTER MOTOR (8KA). Setelah itu melakukan operational test pada APU, untuk memastikan APU beroperasi dengan normal dan tidak terjadi lagi auto shutdown.
  • Item
    Identifikasi Defect Short Mold Pada Produk Case dan Cover MCB Menggunakan Metode Fishbone
    (2024-07-15) Pangestu, Galih Mohamad Sukma; Baharudin, Budi; W P Mantik, Andrew
    Perkembangan teknologi di dunia industri saat ini terus bekembang sehingga setiap perusahan yang bergerak dalam dunia industri khususnya manufaktur terus melakukan inovasi agar dapat terus bersaing dalam dunia industri. Mesin cetak (mold) merupakan suatu mesin yang memiliki ruang atau tempat plastic cair panas, yang dinjeksikan dengan mesin injeksi untuk dibentuk menjadi produk plastik tertentu sesuai bentuk ruang. Pada proses injection molding banyak terjadi defect atau cacat pada produk case dan cover yang dihasilkan, salah satu defect yang sering ditemukan adalah short mold, yaitu kondisi dimana cetakan tidak terisi sempurna oleh cairan yang diinjeksikan, untuk meningkatkan kualitas produksi maka dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada.