D3 Teknik Mesin

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 179
  • Item
    Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Spindel Mesin Bubut Terhadap Hasil Penguliran Dengan Spesimen Aluminium 6061 dan S45C Menggunakan Holder Snei to Tailstock
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-07-23) Putra, Akri Ramadhan; Saputra, Ihsan; Mutiarani
    Pemahaman mahasiswa mengenai proses pembuatan ulir luar menggunakan mesin bubut konvensional dan handle snei masih menghadapi tantangan dalam praktik lapangan. Kendala ini muncul akibat terbatasnya waktu penggunaan mesin serta sistem bergiliran antar pengguna, yang seringkali mengakibatkan kerusakan atau ketidaksesuaian standar pada ulir yang dihasilkan. Salah satu faktor utama penyebab kerusakan tersebut saat menggunakan handle snei adalah kurangnya perhatian terhadap ketegaklurusan benda kerja ketika dijepit di ragum. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecepatan putar spindle yang optimal bagi proses penguliran diameter luar dengan holder snei to tailstock pada mesin bubut konvensional, menggunakan material S45C dan Aluminium 6061 sebagai spesimen serta dimensi ulir M 8 × 1.25 mm. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuantitatif, dilaksanakan di PT. X. Batasan penelitian meliputi dua jenis material berdiameter 30 mm dan panjang 60 mm, dengan panjang ulir mencapai 35 mm. Penelitian mencakup enam variasi putaran spindle untuk material S45C (50 RPM, 130 RPM, 180 RPM, 260 RPM, 360 RPM, dan 560 RPM) serta Aluminium 6061 (180 RPM, 260 RPM, 360 R PM, 560 RPM, 800 RPM, 1120 RPM). Data yang dikumpulkan mencakup dimensi produk akhir,jangka waktu pengerjaan, hasil visual dari ulir yang dihasilkan, pengujian fungsi melalui pemasangan ulir ke mur M 8 ×1 .25 mm, dengan media penguji berupa lembaran plat baja setebal 15 mm serta dibandingkan dengan part standar (cap screw M 8 ×1.25 mm). Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk spesimen S45C, kecepatan putar spindle optimum berada pada angka 50 RPM sedangkan untuk Aluminium 6061 180 RPM hingga 260 RPM. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menetapkan parameter kecepatan putar ideal guna menghasilkan ulir luar yan baik secara tampilan maupun fungsional.
  • Item
    ANALISIS HASIL PENGUKURAN FREE HEIGHT PADA PRODUK SEAL DENGAN METODE GAGE REPEATABILITY AND REPRODUCIBILITY OLEH INSPECTOR DAN OPERATOR
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-07-30) Hardiansyah, Ansor; Widiastuti, Hanifah; Albana, Hasan Muhammad
    Pengukuran yang akurat dan konsisten sangat penting untuk menjamin kualitas produk di industri manufaktur. Namun dalam praktiknya ditemukan adanya perbedaan hasil pengukuran antara Inspector dan Operator, terutama dalam pengukuran dimensi kritis seperti Free Height pada produk Seal dengan alat ukur Digital Micrometer. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi variasi pengukuran yang perlu dianalisis lebih lanjut untuk menjaga kualitas produk. Salah satu metode yang digunakan dalam industri manufaktur untuk menganalisis sistem pengukuran adalah metode Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R) sebagai bagian dari Measurement System Analysis (MSA) yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan dari sistem alat ukur. Tujuannya adalah untuk mengukur besar variasi yang disebabkan oleh alat ukur (Repeatability) dan operator pengukuran (Reproducibility). Dengan menggunakan metode Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R) penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sumber utama dari variasi hasil pengukuran, serta mengetahu seberapa besar nilai persentase dari Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Gage Repeatability and Reproducibility (GR&R) untuk Inspector adalah 12%, sedangkan untuk Operator sebesar 17,1%, yang keduanya termasuk dalam kategori dapat diterima dengan bersyarat berdasarkan standar MSA. Selain itu nilai Number of Distinct Categories (NDC) masing-masing adalah 10 untuk Inspector dan 8 untuk Operator, yang menunjukkan bahwa sistem pengukuran cukup mampu membedakan variasi antar produk. Ditemukan bahwa variasi pengukuran lebih besar disebabkan oleh faktor Reproducibility dibandingkan dengan Repeatability, yang menandakan bahwa variasi antar individu pengukur lebih besar dibanding dengan variasi alat ukur.
  • Item
    Rancang Bangun Adjustable Roller Support untuk Proses Forming Manufaktur
    (POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-07-25) Anugrah, Alvin; Baharudin, Budi; Batubara, Ninda Hardina
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada proses pembentukan di industri manufaktur, dimana penggunaan alat bantu konvensional kurang adaptif terhadap perubahan diameter benda kerja, sehingga menghambat proses produksi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan pendekatan perancangan untuk membuat adjustable roller support sebagai alternatif solusi yang lebih adaptif. Proses pembuatannya terdiri dari 17 tahap meliputi perancangan menggunakan SolidWorks 2020, fabrikasi komponen utama (spacer, sliding plate, dan roller), dan perakitan, dengan total waktu pengerjaan selama 430 menit. Hasil pengujian melalui gambar ilustrasi perancangan 3D pada benda kerja dengan diameter 40 inci dan 45 inci menunjukkan bahwa adjustable roller support mampu menopang benda kerja dengan baik dan dapat diatur secara fleksibel, tidak seperti alat bantu konvensional yang bersifat tidak adaptif dan menimbulkan ketidakstabilan. Berdasarkan hasil tersebut, maka diputuskan bahwa adjustable roller support dinilai sebagai solusi yang efektif dan layak untuk digunakan karena memberikan kestabilan yang lebih baik dan menunjang efisiensi kerja secara keseluruhan.
  • Item
    Design and Implementation of a Pusher Loader Jig on a Hook Forming Machine with the Addition of a Compression Spring System
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-09-08) Ramadana, Khairul; M Avrieldi, KMS; Novebriantika
    The forming process is one of the common material forming methods used in the manufacturing industry to make products with certain shapes precisely. In the hook forming machine at PT VMC, damage often occurs to the jig pusher loader machine components. The jig pusher loader has a dual role, namely as an active component that transmits the thrust force and at the same time as a component that receives the backlash force. Under certain conditions, the compressive force received by the jig can be very large, this causes the potential for cracks, breaks, and deformation. This study aims to design and implement a modification concept of the jig pusher loader by adding a spring element (compression spring) as a damper for the compressive force received by the jig. The research method used is experimental engineering and mechanical design because the problems faced are technical in nature, so they require design-based solutions and direct testing in the field. The test results showed that the frequency of damage in the new system decreased from 1 time per month to 0 cases during 1 month of observation. The service life of the jig increased from ±1 month to more than 2 months without damage. The jig dimension of the new system only experienced wear of 0.91 mm, compared to 3 mm in the old system. In addition, the new jig showed better stability because it did not experience shifting, impact sounds, or vibrations during machine operation. With the implementation of the new jig, it is expected to reduce the risk of damage, extend the service life, and increase the work efficiency of the machine.
  • Item
    Pengujian Selang Hydrolic Dengan Menggunakan Mesin Pressure Test Untuk Menguji Hasil Crimping
    (POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-09-02) Rizki Pratama, Sadi; Fadilah, Nurul; LEKSONOWATI PUJO FITRIA NUR
    Selang hydraulic sangat penting untuk menjaga keamanan. Kondisi selang yang penggunaan selang yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebocoran, kerusakan peralatan, atau bahaya bagi pekerja, cuaca, sinar matahari, bahan kimia, kondisi pengoperasian, atau kesalahan selama pengoperasian dapat mempengaruhi lamanya pemakaian selang hydraulic, dan pemilihan selang yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan pemeliharaan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan proses manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada kebocoran pada hasil crimping, hydraulic hose juga berperan penting dalam menjaga keamanan. Kondisi selang yang buruk atau penggunaan selang yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebocoran, kerusakan peralatan, atau bahaya bagi pekerja. Teknologi crimping adalah cara selang hydraulic dihubungkan ke fitting nya. Mesin crimping selang hydraulic digunakan untuk mengikat selang hydraulic dengan berbagai ukuran, bentuk, dan bentuk fitting. Mereka dapat bekerja dengan minyak hydraulic, listrik, atau kombinasi keduanya. Bahan yang digunakan adalah karet sintetis yang dilapisi dengan dua lapisan kawat untuk menjaga keamanan selang pada suhu mulai dari -40 derajat celcius hingga +100 derajat celcius. Spesifikasi selang tersedia di sini. Berdasarkan hasil pengujian pada selang dengan diameter lingkar crimping yang berbeda, pada pengujian pertama dengan diameter 19mm adanya retak pada bibir ferrule setelah di analisa penyebabnya adalah terlalu berlebihan tekanan yang menyebabkan keretakan pada selang dan, pada pengujian kedua dengan diameter 22mm, selang aman digunakan tidak ada kebocoran dan retak pada bibir ferrule selanjut nya, pada pengujian ketiga dengan diameter lingkar crimping 24mm terdapat kebocoran pada bagian leher ferrule setelah dianalisa adanya kurang tekanan pada proses crimping yang menyebabkan longgar pada selang sehingga memuat fitting dan ferrule lepas.
  • Item
    -
    (2024) Wardanas, Samsu; Fajrin, Aulia; Hanifah, Widiastuti
    Dalam mengetahui permasalahan pada mesin coating yang mempengaruhi kualitas yang terjadi maka dilakukan pengujian terhadap spesifikasi kode spray tip coating karena beberapa ditemukan cacat produk pada saat produksi berjalan. Cacat produk yang sering ditemukan pada proses coating yaitu: sagging, holiday, orange peel dan pin hole. Penyebab kualitas pelapis yang kurang optimal umumnya terletak pada pengaturan spray tip dan pressure pump yang tidak optimal. Maka dilakukan pengujian visual pada pipa ukuran 9 ⅝ inch dan pembuatan sampel hasil pengujian visual untuk pengaturan pressure pump dan spray tip. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dengan variasi pengaturan spray tip yang berbeda dengan kode ukuran 613, 615 dan 617 yang memiliki arti sebagai berikut: -lebar kipas spray tip digit pertama (6) 6 X 2=12 Inch, -ukuran lubang spray tip: dua digit terakhir (13,15, dan 17) 0.013 Inch, 0.015 Inch ,0.017 Inch. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi hasil reject pada proses coating pipa OCTG (Oil Country Tubular goods). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memilih kode spray tip yang tepat untuk mencapai kualitas hasil coating yang sesuai spesifikasi yang diinginkan. Berdasarkan hasil yang didapatkan pengaturan yang optimal pada spray tip dan pressure pump dengan kode spray tip 613 serta pressure pump 2 Bar. Penggunaan spray tip 613 dalam proses coating memberikan hasil coating yang lebih baik, karena mengurangi reject pada proses coating untuk pipa berukuran 9 ⅝ Inch berdasarkan pengujian visual, jika dibandingkan banyaknya pipa yang reject dengan menggunakan pengaturan spray tip variasi kode 615 dan 617.
  • Item
    Identifikasi Sensor Tekanan Pompa Error pada Panel Monitor Komatsu PC130: Penyebab, Dampak dan Solusi Pemulihan Sistem Kontrol
    (https://jurnal.akipba.ac.id/index.php/JITS/article/view/52, 2025-04-25) Mustaqim, Mustaqim; Nova, Mohammad Andi; Mutiarani
    Kesalahan nilai pada pembacaan sensor tekanan dalamsistemekskavator merupakan masalah yang sangat krusial dalam operasionalalat berat. Kesalahan pembacaan tersebutakanberdampak terhadapnilai input pada sistem lainnyaseperti padasistem kontrol hidraulik dan menurunnyaefisiensi operasional. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, dan solusi pemulihan terhadap malfungsi sensor pada alat berat Komatsu PC130 milik PT. Rimba Prima Mas. Dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan analisis berbasis wiring diagrammaka penelitian iniditemukan bahwa kerusakan konektor wiring harnessakibat faktor eksternal sehingga dampak yang ditimbulkan mencakup distribusi tekanan hidraulik yang tidak stabil dan penurunan performa alat berat. Solusi yang diterapkan yaitu dilakukan penyambungan sementara (temporary)untuk mendukung operasional mendesak dan terbukti efektif dalam memulihkan fungsi sensor dan sistem kontrol. Temuan ini juga menekankan pentingnya pemeliharaan preventif, perlindungan wiring harness, serta peningkatan kesadaran operator untuk mengurangi risiko kerusakan serupa di masa mendatang.
  • Item
    IDENTIFIKASI LIMITASI DENT PADA FUSELAGE SKIN PESAWAT BOEING 737-800
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-02-07) Ramadhani, Dwi Fikri; Nova, Mohammad Andi; Satoto, Sapto Wiratno
    Abstrak Penelitian ini membahas tentang kerusakan dent pada fuselage skin pesawat Boeing 737-800, yang sering terjadi akibat berbagai faktor, termasuk tabrakan burung dan tumbukan selama proses pemeliharaan yang disebabkan oleh tangga pemeliharaan, tangga penumpang (garbarata), maupun gerobak pengangkut bagasi penumpang. Dent ini dapat memengaruhi kekuatan struktural dan aerodinamika pesawat. Oleh karena itu, analisis terhadap limitasi kerusakan dent sangat penting untuk memastikan keselamatan penerbangan. Dalam studi ini, langkah-langkah pemeriksaan kerusakan dilakukan melalui DVI (detail visual inspection), pengukuran menggunakan vernier caliper, deepth gauge dan NDT (Non-Destructive Testing) dengan metode eddy current untuk mendeteksi adanya kerusakan tambahan seperti crack pada sekitaran area dent. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dent memiliki ukuran panjang 2,36 inci, lebar 1,57 inci, dan kedalaman 0,094 inci, menghasilkan rasio W/Y sebesar 16,70. Berdasarkan referensi dari SRM (Structural Repair Manual), dent tersebut melewati dalam batasan yang diperbolehkan, memerlukan perbaikan permanen. Oleh karena itu, langkah-langkah perbaikan yang sesuai dengan SRM akan dilaksanakan, termasuk reformasi bentuk skin hingga dilakukannya pengecatan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan dalam penanganan kerusakan dent di industri penerbangan untuk menjaga keselamatan dan kelayakan operasional pesawat. Abstract This research discusses dent damage on the fuselage skin of the Boeing 737-800, which frequently occurs due to various factors, including bird strikes and collisions during maintenance processes caused by maintenance stairs, passenger boarding stairs (jet bridges), or baggage trolleys. Dents can affect the structural integrity and aerodynamics of the aircraft. Therefore, analyzing the damage limitations of dents is crucial to ensuring flight safety. In this study, the steps for inspecting damage were carried out through DVI (Detailed Visual Inspection), measurements using a vernier caliper, depth gauge, and NDT (Non-Destructive Testing) using the Eddy Current method to detect additional damage, such as cracks, around the dent area. The measurement results show that the dent has a length of 2.36 inches, a width of 1.57 inches, and a depth of 0.094 inches, resulting in a W/Y ratio of 16.70. Based on the reference from the SRM (Structural Repair Manual), this dent exceeds the allowable limits and requires permanent repair. Therefore, the necessary repair steps in accordance with the SRM will be implemented, including skin shape reform followed by repainting. This study is expected to provide guidance on handling dent damage in the aviation industry to maintain the safety and operational viability of the aircraft.
  • Item
    STUDI KASUS PENYEBAB TOILET “A” INOPERATIVE PADA PESAWAT BOEING 737-900 ER
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-01-24) Maskur Maskur; andi nova, muhammad
    Waste system merupakan salah satu dari sistem pada pesawat yang berfungsi untuk membuang limbah guna menjaga kebersihan dan kenyamanan selama penerbangan. Limbah yang dihasilkan berasal dari lavatory, galley, dan saluran air pembuangan pada pintu pesawat. Lavatory merupakan sebuah ruangan dengan toilet dan wastafel atau biasa juga disebut kamar mandi. Toilet adalah bagian dari waste system yang paling penting pada pesawat. Pesawat Boeing 737-900 ER dilengkapi dengan tiga lavatory, yaitu satu diarea kabin depan (Lavatory A) dan dua di kabin belakang (Lavatory D & E). Salah satu permasalahan yang sering terjadi selama perawatan pesawat adalah toilet yang tidak berfungsi (Toilet Inoperative) pada lavatory. Dalam situasi ini, diperlukan penanganan yang tepat berdasarkan aircraft manual serta penerapan metode Observasi, Analisa, Literature, untuk mengidentifikasi kerusakan pada setiap komponen dengan cara melakukan pengujian terhadap komponen terkait. Tujuan dari laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab Toilet A Inoperative pada saat flush switch ditekan pada lavatory dan bagaimana cara penyelesaiannya. Berdasarkan aircraft manual yaitu, fault isolation manual (FIM) terdapat 7 kemungkinan penyebab/possible causes single toilet inoperative. Hasil pengujian terhadap komponen terkait sesuai dengan possible causes pada FIM ditemukan flush valve obstructed yaitu stuck closed sebanyak 8 kasus dari bulan juli 2024 hingga desember 2024. Setelah dilakukan penggantian komponen dengan yang baru sesuai dengan aircraft maintenance manual dan dilakukan pengetesan pada flush valve dengan melihat indikator berupa pergerakan komponen terkait, toilet beroperasi dengan normal.