D4 Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1766
Browse
Item Aanalisis Pembumian Penyalur Petir Pada Sistem Pembangkit Tegangan Menegah Pada Proyek PT. lancang Kuning Sukses(Politeknik Negeri Batam, 2025-01-08) Denni Solona Situmorang Denni Solona Situmorang; Kaisar, laluSistem pembumian atau yang dikenal dengan grounding system merupakan salah satu bagian yang penting pada sistem ketenaga listrikan. Nilai pembumian yang terukur menjadi suatu indikator pada kondisi suatu sistem pembumian. Pada sistem Pembumian batas tertinggi yang dianjurkan pada PUIL 2011 ialah <5 Ω. Pada proyek PT. Lancang Kuning Sukses yaitu pemasangan pembumian penyalur petir pada suatu pembangkit Listrik tegangan menengah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi sistem pembumian pada pembangkit listrik tegangan menengah pada proyek PT. Lancang Kuning Sukses apakah sudah sesuai memenuhi standar regulasi atau tidak. Pembumian ini bertujuan agar dapat melindungi komponen-komponen dari sambaran petir secara langsung dan dapat mengalirkan arus dari sambaran petir ke dalam tanah dengan baik. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan pengukuran secara langsung dan perhitungan pada jumlah elektroda batang yang ditanam dan di pararelkan. Dari pengamatan yang telah dilakukan jenis tanah di area yang ditentukan ialah tanah ladang dengan nilai resistansinya sebesar 59,1 Ωm. Pada saat penanaman elektroda batang pembumian, didapatkan hasil pada pengukuran pertama dengan menanamkan 1 elektroda batang pada 6 titik box chamber dengan kedalaman 1,5 m menghasilkan nilai rata-rata resistansi sebesar 29.91Ω. Selanjutnya, pada saat mempararelkan keseluruhan elektroda batang pada 6 titik box chamber dengan total keselurahan elektrodanya sebanyak 37 elektroda batang, dan rata-rata kedalaman elektroda pada setiap titik box chamber nya sedalam 12 m dengan 8 elektroda batang, didapatkan nilai pengukuran rata-ratanya sebesar 0.95Ω. Sementara itu, pada hasil dari perhitungan didapatkan nilai rata-rata sebesar 0.75 Ω. Jadi, dari kedua nilai pengukuran dan perhitungan sama-sama telah memenuhi standar PUIL 2011 tentang nilai resistansi pembumian yaitu <5 Ω.Item Analisa Beban untuk Menentukan Daya Generator pada Kapal Cement Barge di PT. Marine CadCam Indonesia(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-29) Subhika, Mandha; Putra, Irwanto ZarmaKapal Cement Barge merupakan jenis kapal yang digunakan untuk mengangkut dan membongkar muatan semen. Maka diperlukan suatu analisa terhadap kebutuhan daya listrik pada kapal dalam pemilihan generator sebagai sumber pembangkit listrik kapal. Generator merupakan sumber pembangkit listrik kapal berfungsi untuk menyuplai kebutuhan listrik yang ada di atas kapal. Kapasitas generator harus mampu memenuhi kebutuhan listrik kapal dalam operasionalnya dan harus memperhatikan keefektifan daya generator yang dipilih karena berhubungan dengan masalah investasi. Pemilihan kapasitas generator yang sesuai dengan kebutuhan sudah ditetapkan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Vol. IV Tahun 2004 Electrical Balance BKI adalah perhitungan untuk menentukan kebutuhan daya listrik kapal dari generator yang akan dioperasikan pada kapal dengan menghitung nilai Load Factor peralatan, mencari beban listrik dalam setiap operasional kapal pada saat Loading & Unloading, Sailing, dan Harbour. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa perbandingan Power consumtion peralatan 80% dan 90% dengan nilai Diversity Factor yang diatas 0,70 dan Load Factor Generator dalam operasional kapal masih layak dan sesuai standart yang ditetapkan oleh BKI yang tidak boleh lebih dari 80% Kata kunci: Load Factor , Diversity Factor, Beban ListrikItem ANALISA GANGGUAN TEKNIS TERHADAP KINERJA SISTEM PROTEKSI DI GARDU INDUK 150 KV UB KITRANS BATAM(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-31) Tsalasaton,Adil,Tauladan; Juwito, Arif FPT. PLN (Persero) UB Kitrans Batam merupakan gardu induk 150 KV di wilayah Batam yang mengatur distribusi energi listrik ke beban sebagai pusat pengamanan peralatan-peralatan listrik pada system tenaga listrik. Pada proses penyaluran tenaga listrik kebeban tidak menutup kemungkinan terjadinya gangguan, baik gangguan secara teknis dan non teknis yang bersifat sementara maupun permanen. Gangguan teknis yang terjadi adalah penghantar kabel putus, kerusakan pada pembangkit, gangguan pada saluran transmisi akibat petir, gangguan hubung singkat, kerusakan pada system rel, dan sistem trip peralatan dari maintenance. Gangguan non teknis yang terjadi adalah sambar petir, pohon tumbang, dan puting beliung. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah gangguan teknis yang terjadi pada gardu induk 150 KV UB Kitrans Batam pada tahun 2023 sebanyak 5 kali, setelah melakukan perhitungan menggunakan rumus analisis deskripsi persentase. Gangguan yang terjadi yaitu pada bulan Februari, Maret, Juni, Juli, dan November tahun 2023. Rele proteksi yang bekerja adalah rele CB Hyd pump error, rele differential, rele lockout. Rele yang bekerja sebanyak 4 dari 5 kuantitas gangguan. Sehingga dapat disimpulkan kinerja proteksi siistem proteeksi terhadap gangguan yang terjadi di Gardu Induk 150 KV UB Kitrans Batam pada tahun 2023 bekerja dengan baik, karena memiliki system proteksi yang bekerja sebesar 80%Item Analisa Pengujian Kabel NYA dan NYM Menggunakan Pengujian Hi-Pot di PT. Global Rising Technologies Perkasa(2024-07-10) Nicoles; Juwito, ArifFokus penelitian ini adalah menganalisis uji tegangan tembus tahanan isolasi kabel NYA dan NYM. Nilai tegangan tertinggi yang dapat ditahan oleh isolasi kabel hingga tegangan tembus adalah parameter uji. PT. Global Rising Technologies Perkasa menggunakan alat uji Hi-Pot tegangan tinggi dengan kapasitas tegangan maksimum untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan batas maksimum kemampuan sampel kabel untuk menahan tegangan. Penelitian juga akan menyelidiki dampak yang dimiliki sampel kabel terhadap resistansi isolasi dan arus bocor ketika kabel terkena tegangan yang lebih tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan injeksi kabel tegangan rendah terkait dengan arus bocor yang lebih besar dan resistansi isolasi yang lebih rendah.Item Analisa Pengujian Kabel NYA dan NYM Menggunakan Pengujian Hi-Pot di PT. Global Rising Technologies Perkasa(2024-07-19) Nicoles; Juwito, ArifFokus penelitian ini adalah menganalisis uji tegangan tembus tahanan isolasi kabel NYA dan NYM. Nilai tegangan tertinggi yang dapat ditahan oleh isolasi kabel hingga tegangan tembus adalah parameter uji. PT. Global Rising Technologies Perkasa menggunakan alat uji Hi-Pot tegangan tinggi dengan kapasitas tegangan maksimum untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan batas maksimum kemampuan sampel kabel untuk menahan tegangan. Penelitian juga akan menyelidiki dampak yang dimiliki sampel kabel terhadap resistansi isolasi dan arus bocor ketika kabel terkena tegangan yang lebih tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan injeksi kabel tegangan rendah terkait dengan arus bocor yang lebih besar dan resistansi isolasi yang lebih rendah.Item Analisa Perbandingan Metode Starting Motor Direct On Line dengan Adjustable Frekuensi Motor Induksi(2022-12-22) Agas, Tegar Mahendri; Juwito, Arif Febriansyah; Juwito, Arif FebriansyahPT. Ecogreen Oleochemicals is a company that produces fatty alcohol. Which has many electric motors and uses several propulsion systems. One of them is the motor compressor system. The use of the drive system on the compressor engine uses a Frequency Adjustable drive system. However, due to damage to the Frequency Adjustable drive system, it must use a direct on line drive system. Then there is a problem that causes an overload or overload. In the use of these two propulsion systems one can see the differences that make these two propulsion systems have their respective advantages and disadvantages. And in this final project calculations are carried out for load currents of 177 A, cable selection of KHA 212.4 A, short circuits of 35410.12 A, grounding resistance R<1.68254×10^(3) Ω, voltage drop of V_drop=4.564<51.11° V.Item Analisis Air Umpan pada Steam Drum Dalam Kondisi Masuk dan Keluar di Boiler Unit 2 PT Bintan Alumina Indonesia(2024-10-22) Ikhsan, Muhammad; Wahyudi, Muhammad Prihadi Eko; Wahyudi, Muhammad Prihadi EkoPembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PT Binta Alumina Indonesia adalah pembangkit listrik yang dibangun untuk mendukung operasional pabrik pemurnian (Smelter) alumina milik PT BAI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Air umpan atau feed water adalah bagian paling penting dalam pengoperasian unit boiler. Pada dasarnya air umpan harus diolah terlebih dahulu, mulai dari dalam wtp atau (Water Treatment Plant) agar mencapai air yang ditentukan berdasarkan SOP (Standard Operating Procedure) operasional unit boiler yang yang ditempatkan hingga menjadi Air Denimineral yang terbebas dari mineral-mineral yang terlarut dalam air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui air umpan pada steam drum dalam kondisi masuk dan keluar. Dari hasil analisis pada data – data yang telah didapat hasil DCS di tanggal 1 januari sampai dengan 30 januari 2024 di PT. Bintan Alumina Indonesia menemukan bahwa tekanan air umpan pada boiler unit 2 pada air umpan mengalami penurunan atau kenaikan yang signifikan sehingga membuat kondisi tekanan air umpan tidak normal sebesar 8.38 mpa. Sedangkan tekanan air umpan yang normalnya yaitu berkisaran 9.96 mpa. Tekanan air umpan pada boiler di PLTU PT. Bintan Alumina merupakan parameter penting yang memengaruhi kinerja dan efisiensi boiler. Sedangkan suhu air umpan dan jumlah air umpan mengalami kenaikan sebesar 541°C hingga 542°C sedangkan suhu yang mengalami penurunan berkisaran 533°C sedang jumlah air umpan yang ada di pltu PT Bintan Alumina Indonesia turun berkisaran 120 t/h dan mengalami kenaikan 160 t/h. Dapat di simpulkan Kualitas air umpan sangat penting untuk menjaga efisiensi pada boiler. Air umpan yang diolah dengan baik membantu untuk mencegah pembentukan kerak, korosi, dan kontaminasi uap.Item Analisis Ketidakseimbangan Beban pada Transformator Step Down di Switch House 3 PT Batamindo Investment Cakrawala(politeknik negeri batam, 2025-01-08) Hasanudin Hasanudin; YusiranSalah satu transformator yang dimiliki Batamindo Investment Cakrawala adalah transformator step down, yang dapat menurunkan tegangan dari 20 kV hingga 400 V. Dalam hal ini perusahaan pembangkit Listrik khusus nya power house batamindo harus memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi kualitas listrik yang mengakibatkan terjadi nya penurunan kualitas pada trafo sehingga dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan atau pemadaman. Untuk itu hal yang harus diperhatikan Salah satunya adalah perhitungan ketidakseimbangan beban, perhitungan rugi-rugi daya dan efisiensi pada trafo. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis persentase ketidakseimbangan beban pada trafo ABB 902, pengaruh ketidakseimbangan beban terhadap rugi daya yang disebabkan arus netral, besar nya rugi-rugi daya pada trafo dan menganalisis nilai efisiensi pada trafo ABB 902. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan komparatif. Adapun hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ketidakseimbangan beban pada trafo berada di angka 0% - 2%, besarnya rugi-rugi daya pada trafo step down ABB 902 di switch house 3 baik itu rugi arus netral,rugi tembaga,rugi inti dalam satu hari atau pun 2 minggu saat pengukuran bahwa persentase rugi-rugi daya nya masih berada di angka 0% - 1% dan efisiensi transformator ABB 902 di switch house 3 berada di angaka 98% - 99%. Sehingga dapat disimpulkan kondisi Trafo ABB 902 masih dalam kondisi baik menurut standar PLN No 17 tahun 2014, PLN 50:1997, dan SPLN D3.002-1:2007Item Analisis Ketidakseimbangan Beban pada Transformator Step Down di Switch House 3 PT Batamindo Investment Cakrawala(politeknik negeri batam, 2025-01-08) Hasanudin Hasanudin; YusiranSalah satu transformator yang dimiliki Batamindo Investment Cakrawala adalah transformator step down, yang dapat menurunkan tegangan dari 20 kV hingga 400 V. Dalam hal ini perusahaan pembangkit Listrik khusus nya power house batamindo harus memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi kualitas listrik yang mengakibatkan terjadi nya penurunan kualitas pada trafo sehingga dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan atau pemadaman. Untuk itu hal yang harus diperhatikan Salah satunya adalah perhitungan ketidakseimbangan beban, perhitungan rugi-rugi daya dan efisiensi pada trafo. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis persentase ketidakseimbangan beban pada trafo ABB 902, pengaruh ketidakseimbangan beban terhadap rugi daya yang disebabkan arus netral, besar nya rugi-rugi daya pada trafo dan menganalisis nilai efisiensi pada trafo ABB 902. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan komparatif. Adapun hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ketidakseimbangan beban pada trafo berada di angka 0% - 2%, besarnya rugi-rugi daya pada trafo step down ABB 902 di switch house 3 baik itu rugi arus netral,rugi tembaga,rugi inti dalam satu hari atau pun 2 minggu saat pengukuran bahwa persentase rugi-rugi daya nya masih berada di angka 0% - 1% dan efisiensi transformator ABB 902 di switch house 3 berada di angaka 98% - 99%. Sehingga dapat disimpulkan kondisi Trafo ABB 902 masih dalam kondisi baik menurut standar PLN No 17 tahun 2014, PLN 50:1997, dan SPLN D3.002-1:2007Item Analisis Kualitas Air Clarifier Pada Proses Water Treatment Plant PT Bintan Alumina Indonesia(2024-06-12) Anjelina; Putra, Irwanto ZarmaAir baku menjadi kursial dalam proses PLTU, perubahan fisik air dapat terjadi akibat konsentrasi padatan terlarut, mokroba, dan zat-zat lainnya. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh kualitas air clarifier pada water treatmant plant di PT Bintan Alumina Indonesia, yang bertujuan memastikan bahwa air baku yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum proses clarifier, nilai rata-rata konduktifitas air sebesar 25,11 μS/cm, dengan rata-rata pH 6,9. Setelah proses klarifikasi, konduktivitas mengalami peningkatan sebesar 21,22%, pH naik 1,5%, dan kekeruhan mengalami penurunan sebesar 0,53%. Kadar natrium klorida (NaCl) dalam air keluar clarifier berkisar antara 0,01 mg/L hingga 0,3 mg/L setelah penambahan dosis koagulan, dan nilai 0,3 mg/L masih sesuai dengan standar perusahaan. Dengan batas maksimum kadar NaCl pada air clarifier sesuai standar perusahaan sebesar <0,5 mg/L. Meskipun hasil menunjukkan bahwa air setelah proses clarifier masih memenuhi standar kualitas yang ditetapkan, tetapi perlu tetap memperhatikan kadar zat kimia pada air clarifier agar tidak melebihi batas standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pemantauan terus-menerus terhadap kualitas air clarifier penting untuk menjaga kinerja dan efisiensi PLTU serta memastikan keberlanjutan pasokan energi listrik.Item Analisis Nilai Tahanan Isolasi dan Tegangan Tembus Transformator 150 kV Sebelum dan Sesudah Purifikasi di PT Energi Listrik Batam(2024-08-08) Muhammad Suharian Safriandi; Ir. John Hericson Purba S.Pd., M.Pd.Item Analisis Overheat Pada Genset Diesel 800 kVA di PT.Inti Cakrawala Citra Indogrosir Batam(2024-10-02) manurung irfando tulus;Overheat adalah suatu kondisi dimana suhu mesin mengalami peningkatan diatas suhu kerjanya. Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis pada Genset Diesel 800 kVA di PT. Inti Cakrawala Citra Indogrosir Batam yang mengalami overheating. Mesin genset 800 kVA yang beroperasi selama kurang lebih satu jam mengalami overheating yang mengakibatkan mesin mati secara tiba-tiba. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah dengan cara melakukan pemeriksaan pada komponen cooling system dan parameter elektrikal secara visual serta pengujian menggunakan alat ukur. Kemudian Komponen yang terdeteksi mengalami kerusakan dilakukan penggantian dengan komponen yang baru. Hasil Analisis menunjukkan bahwa penyebab utama mesin genset mengalami overheating disebabkan karena thermostat yang mengalami kerusakan. Valve thermostat yang tidak dapat membuka pada saat suhu sudah melewati batas suhu normal (92,1°C), dan juga level oli pelumas mesin genset yang berada di bawah level standar. Setelah dilakukan penambahan oli dan penggantian dengan thermostat yang baru genset dapat beroperasi normal dengan suhu terjaga pada temperature 80°CItem Analisis Pembebanan Transformator Step Down Unit 3 Tipe Kering 10kV/0.4kV Ruang Distribusi Disolusi di PT. Bintan Alumina Indonesia(2024-06-07) Paturuzy, Agusrizal; Kaisar, laluTransformator step down unit 3 tipe kering 10kV/0.4kV ruang distribusi disolusi di PT. Bintan Alumina Indonesia memiliki peran penting dalam proses pendistribusian tenaga listrik. Berfungsi sebagai penurun tegangan listrik pada peralatan listrik yang memerlukan tegangan yang lebih rendah dan mendistribusikan listrik ke berbagai peralatan seperti motor pemompa material, pengaduk material, pembuangan material, ruang kontrol dan lampu penerangan di tangki area disolusi. Pada transformator distribusi, ketidakseimbangan beban sering muncul karena adanya perbedaan beban pada setiap fasa di sisi sekunder transformator. Oleh karena itu arus netral dapat mengalir melalui transformator dan berpotensi menimbulkan kerugian daya. Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi beban berlebih dengan merujuk pada standar yang ditetapkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC), yang memperbolehkan pembebanan hingga 50%. Selain itu, dilakukan perhitungan ketidakseimbangan beban transformator dengan mempertimbangkan standar 5%, serta dianalisis rugi-rugi daya yang timbul akibat adanya arus pada penghantar netral. Dalam melakukan analisis transformator step down unit 3 tipe kering 10kV/0.4kV ruang distribusi disolusi di PT. Bintan Alumina Indonesia dapat dilakukan melalui perhitungan persentase pembebananan, ketidakseimbangan beban dan rugi-rugi arus netral. Setelah dilakukan perhitungan, persentase pembebanan tertinggi mencapai 49% dan terendah sebesar 24%, persentase Ketidakseimbangan beban tertinggi sebesar 0.8% dan terendah sebesar 0%, persentase rugi-rugi daya tertinggi sebesar 0.26kW (0.014%) dan terendah sebesar 0.10kW (0.005%). Berdasarkan hasil evaluasi persentase pembebanan trafo step down unit 3 tipe kering 10kV/0.4kV ruang distribusi disolusi di PT. Bintan Alumina Indonesia dapat disimpulkan bahwa transformator berada dalam kondisi yang stabil dan optimal.Item ANALISIS PENETEPAN SETTING OVER CURRENT RELAY PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA PENGGERAK CONVEYOR DI SISTEM DISTRIBUSI BATU BARA PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA(2022-12-22) Napitupulu, Daniel Saputra; Putra, Irwanto ZarmaPLTU yang berada di PT.BAI merupakan PLTU berbahan bakar utama batu bara, oleh sebab itu batu bara sangat penting dalam berlangsung nya proses PLTU. Pada PLTU PT.BAI terdapat sistem distribusi batu bara, sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau yang digunakan untuk menyalurkan Batu bara dari hanggar (tenpat gudang batu bara) ke boiler, jadi dalam hal ini sistem distribusi batu bara di jalan kan oleh conveyor yang bertugas sebagai transportasi untuk batu bara tersebut. Untuk mencegah terjadi nya gangguan pada motor dipasangkan sistem proteksi pada motor. Gangguan yang ditemukan adalah gangguan arus lebih yang disebabkan oleh gangguan arus hubung singkat dan kelebihan beban maksimum(overload) Pada motor ini telah di pasang sistem proteksi berupa relay arus lebih atau Over Current Relay(OCR). OCR juga harus di setting dan untuk mendapatkan setting yang akurat dilakukanlah perhitungan dan penetapannya agar OCR bisa bekerja dengan baik serta melakukan pemutusan dengan waktu yang seimbang. Metode perhitungan menggunakan rumus arus nominal pada motor dan arus setting pada OCR. Dari hasil perhitungan arus nominal sebesar 155.39A dengan arus setting sebesar 139.53A. Secara ideal motor conveyor harus berada maksimal 80% dari dari arus nominalnya agar bekerja tidak maksimal sehingga tidak menyebabkan overheat dan mudah terbakar. Dari hasil pengukuruan arus nominal yang telah dilakukan di lapangan pada saat beroperasi adalah 122,4A. Hal ini menandakan motor masih dalam kondisi yang ideal karena masih berada dibawah 80% dari 163.2A = 130,56A.5. Dan dari analisis yang telah dilakukan dari setting OCR yang telah ada sebelumnya 120.37A-124.20A dan setting OCR yang telah di hitung menggunakan rumus yang telah ada sebesar 139.53A di temukan perbedaan sebesar 15.33A. Ini menunjukan bahwa setting OCR yang dilakukan oleh PT. BAI tidak efektif dan kurang efesien lagi sehingga harus di perbarui agar sistem proteksi bisa kembali beroperasi dengan efektif dan efesien.Item Analisis Pengaruh Ambient Temperatur Terhadap Performa Gas Turbine Unit 1 Sebelum Dan Sesudah HGPI di PLTGU Tanjung Uncang(2025-02-21) OTOMOSI KURNIAWAN WARUWU; Gozali, M SyafeiPembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung uncang merupakan salah satu pembangkit yang dimiliki oleh PT PLN Batam, yang mengoperasikan turbin gas yang seiring berjalannya waktu performa turbin gas mengalami penurunan performa yang akan berpengaruh pada nilai heat rate, spesific fuel consumption, dan efisiensi termal agar turbin gas mengalami peningkatan sehingga perlu dilaksanakannya HGPI agar performa turbin gas meningkat. Sehingga setelah dilaksanakanya HGPI heat rate meningkat 50.95% dari nilai commisioning 9481 kJ/kWh setelah dilaksanakanya HGPI nilai heat rate menurun 50.59%. Begitu juga dengan SFC mangalami peningkatan 55.56% dari hasil commisioning 0.18 Kj/kWh ketika sudah dilaksankannya HGPI nilainya mengalami penurunan 47.37%. Sedangkan efisiensi termal sebelum dilaksanakannya HGPI mengalami penurunan 50.91% setelah dilaksakannya HGPI efisiensi termal meningkat 50..60% jika dilihat dari data commisioning selisihnya hanya 0.21% peningkatan dan penurunan tersebut dapat menjadi parameter untuk melaksanakan HGPI.Item Analisis Pengaturan Frekuensi Variable Speed Drive Terhadap Kinerja Motor Induksi 3 Fasa di PT Bintan Alumina Indonesia(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-17) Nuryanti, Anastasya; Juwito, ArifMotor pompa merupakan salah satu bentuk implementasi motor induksi yang sering dijumpai di industri. Pada pengoperasiannya, dibutuhkan kecepatan yang dapat berubah sesuai kebutuhan. Untuk mengubah kecepatan pada motor induksi dapat dilakukan dengan menyuplai motor menggunakan inverter Variable Speed Drive (VSD). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penggunaan Variable Speed Drive terhadap kinerja motor induksi tiga fasa. Pengujian dilakukan pada frekuensi 15, 20, 25, 30, 35 Hz (frekuensi inverter) dengan motor yang diberi beban. Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2023 – 15 Oktober 2023 diperoleh kesimpulan yakni peningkatan frekuensi secara linear meningkatkan kecepatan putaran motor sebesar rata-rata 19,8 rpm per kenaikan frekuensi. Namun, peningkatan frekuensi juga menyebabkan penurunan torsi motor, dengan rata-rata torsi sebesar 929 Nm. Selain itu, perubahan frekuensi memengaruhi tegangan, arus, dan daya, menghasilkan peningkatan nilai daya input dan output, dengan rata- rata daya input sekitar 62,79 kW dan daya output sekitar 46,29 kW. Meskipun terjadi peningkatan daya, efisiensi motor tetap stabil pada sekitar 73,72%. Kata kunci: Motor Induksi 3 Fasa, Variable Speed Drive, Kinerja MotorItem Analisis Pengujian Ketahanan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Hidrostatik Test di PT Rifariz Batam(2024-07-10) NASUTION,ARIE PRANANDA; Wahyudi, Muhammad Prihadi EkoPipa berperan penting dalam mengalirkan fluida, khususnya dalam sektor pertambangan energi yang terus berkembang. Penelitian ini secara spesifik menitikberatkan pada pipa carbon steel, material yang umum digunakan dalam berbagai aplikasi industri. Pipa ini dikenal karena kekuatannya, daya tahannya, dan kemudahan penggunaannya dalam sistem perpipaan. Penelitian ini akan difokuskan pada analisis pengujian pipa carbon steel grade A106 dalam proses produksi gas alam di PT. Rifariz Batam. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pengukuran hydrotest tidak diperbolehkan adanya kebocoran pada pipa, sehingga dilakukan repair pada pipa dan melakukan kembali pengujian hydrotest pressure. Penurunan tekanan yang terjadi di pipa bertekanan dilakukan pada tiga area kerja yakni area welding, powerhouse, dan dieshop. Ketiga wilayah kerja tersebut memiliki sistem perpipaan yang berbeda untuk memperlancar aliran udara bertekanan. Sistem perpipaan pada ketiga area tersebut dipengaruhi oleh penempatan kompresor dan pengering udara sesuai konsep sistem perpipaan terbuka. Berdasarkan hasil pengukuran hydrotest pipa berhasil memenuhi persyaratan pengujian tekanan diatas 4.13 Bar dan berdasarkan perhitungan desain pipa mampu menahan tekanan yang dibutuhkan, baik dari tegangan pipa, tegangan ijin, longitudinal dan sirkumferensial, dan hal ini juga dibuktikan melalui hydrotest. Berdasarkan perhitungan desain pipa sanggup menahan tekanan yang dibutuhkan, baik dari teganngan pipa, tegangan izin, longitudinal dan sirkumferensial, dan hal ini juga dibuktikan melalui hydrotest. Dengan Hasil perbandingan dari perhitungan teoritis dan aktual yaitu ketebalan minimum teoritis 3.2mm dan aktual 3.05mm, tegangan izin soccasial teoritis 83.39mPa dan aktual 137.89mPa, tegangan izin sekpansi teoritis 206.83mPa dan aktual 137.89mPa, tegangan sirkum teoritis 3.57mPa dan aktual tidak ada.Item Analisis Perbandingan Performa Turbin Uap Sebelum dan Sesudah Maintenance Pada PLTU PT. Ecogreen Oleochemicals Batam(2023-12-22) Natalia S, Yuni; YusiranItem Analisis Perhitungan Kinerja Genset Industri di Galangan PT. Marindo Jaya Samudera(Politeknik Negeri Batam, 2024-08-12) Hanif, Reyga; Kaisar, laluPT Marindo Jaya Samudera, sebuah perusahaan yang beroperasi dalam industri kelautan, sangat bergantung pada genset untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat dan tantangan-tantangan dalam memenuhi standar kualitas dan keandalan, PT. Marindo Jaya Samudera juga dihadapkan pada berbagai permasalahan yang perlu diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis kapasitas daya, efisiensi, serta kinerja genset yang dioperasikan oleh perusahaan tersebut. Genset digunakan selama 8 jam per hari dengan total penggunaan sebesar 522,6 A, menghasilkan daya sebesar 275,2 kW. Kapasitas daya maksimum yang dapat ditanggung oleh genset adalah 304 kW. Efisiensi genset dihitung berdasarkan penggunaan bahan bakar, dengan hasil efisiensi sebesar 47,62%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 47,62% dari total daya genset yang dapat digunakan sebagai daya listrik aktif, sehingga masih terdapat ruang untuk peningkatan efisiensi energi. Kinerja genset diukur menggunakan parameter Specified Operating Time (SOT), Actual Operating Time (AOT), Mean Time Between Failure (MTBF), reliability, dan availability. Hasilnya menunjukkan bahwa genset memiliki SOT sebesar 2.920 jam/tahun, AOT sebesar 2.868 jam/tahun, MTBF sebesar 717 jam, reliability sebesar 97,9%, dan availability sebesar 98,2%. Penentuan rating kinerja genset menunjukkan nilai rating sebesar 176 kVA/220,16 kW untuk kondisi stand by dan 195 kVA/220 kW untuk kondisi primer. Meskipun genset beroperasi dalam keadaan baik, efisiensi energinya belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemeliharaan untuk memastikan genset tetap terawat dengan baik dan menghasilkan daya listrik yang optimal. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi PT Marindo Jaya Samudera dalam upaya meningkatkan efisiensi dan kinerja operasional genset yang krusial untuk kelangsungan kegiatan perusahaan. Implementasi strategi pemeliharaan yang lebih baik diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan memperpanjang umur genset, serta mendukung keberlanjutan operasional perusahaan dalam jangka panjang dan berkelanjutan.Item Analisis Perubahan Beban Terhadap Efisiensi Generator Avk Type DIG142 Maxpower Panaran(2024-04-15) Rizki, Arief;The demand for electrical energy sources is increasing, but in propotion to the increasing number of energy sources, therefore efficiency is needed so that the electrical energy produced from a generator can be maximized. One of the electrical energy generators in Batam is the gas engine power plant (PLTMG). Maxpower Panaran. PLTMG Maxpower Panaran has 18 synchronous generator units, Panaran 1 unit with an output power of 25 MW and Panaran 2 unit with an output power of 25 MW. PLTMG Maxpower Panaran uses the LEANOX Control method, where the engine is supplied by a gas mixture with surplus air which then enters the combustion chamber, the result of the combustion process pushing the piston in the engine cylinder. This piston movement produces mechanical energy. The gas engine shaft is coupled to the generator shaft so that the output power from the gas engine is the input power to the generator. To determine the performance of the synchronous generator at PLTMG, it is necessary to know the efficiency of the generator. From the results of the analysis carried out, it was obtained that the efficiency of the synchronous generator based on specification data in unit 7 was 97,93 % and in unit 3 it was 97,66 % and based on log sheet data it was obtained that the average efficiency of the synchronous generator in unit 7 was 90,35 % and unit 3 of 87,43 %