D4 Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1766
Browse
53 results
Search Results
Item Perencanaan PLTS Off-Grid untuk sumber Energi pada Kelong Apung di Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan(2025-01-07) Laksmana, Putra; Putra, Irwanto, ZarmaKelong Apung adalah alat tradisional nelayan di Kepulauan Riau yang saat ini masih bergantung pada generator berbahan bakar fosil untuk operasionalnya, yang menimbulkan permasalahan lingkungan. Potensi energi surya yang melimpah di wilayah ini memberikan peluang untuk menggantikan generator dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off Grid yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan merencanakan sistem PLTS Off Grid pada Kelong Apung di Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, dengan memperhatikan kebutuhan daya, spesifikasi komponen, serta aspek teknis dan keamanan instalasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar 1,26 kWh per hari, diperlukan panel surya berkapasitas 345 Wp, baterai dengan total kapasitas 1575 Wh yang terdiri dari 2 unit baterai seri 12 V 70 Ah, Solar Charge Controller 20 A, dan inverter 1500 Watt. Sistem ini dirancang menggunakan kabel NYA 4 mm² untuk sambungan dari SCC ke baterai, kabel NYA 25 mm² untuk sambungan dari baterai ke inverter, serta kabel NYA 1,5 mm² untuk arus AC dari inverter ke beban. Instalasi juga dilengkapi dengan MCB DC 16 A, MCB DC 25 A, MCB DC 63 A, dan MCB AC 16 A. Sistem pembumian dipasang menggunakan batang elektroda stainless steel tipe SS316 dengan panjang 1,2 meter dan diameter 28 mm yang dipasang di sekitar bawah Kelong Apung. Sehingga dapat disimpulkan Studi ini layak diimplementasikan dan memberikan solusi praktis untuk mengurangi ketergantungan energi fosil pada Kelong Apung dan mendukung transisi menuju energi terbarukan.Item Power Losses In Transmission Lines(2025-08-01) Siregar, Oloan Gana Putra; Putra, Irwanto, ZarmaThe electrical energy network from the power plant to the consumers is arranged through several stages of transmission lines, namely high-voltage, extra high-voltage, medium-voltage, and low-voltage distribution lines. Each line has different characteristics, particularly in terms of distance and power delivery capacity. In this system, the distance between the power plant and the consumers is generally quite far, which introduces several technical challenges. When transmission lines are supplied with electric current, impedance arises, leading to voltage drop and power losses. The magnitude of these losses is influenced by the transmission distance, the type of conductor material, and the cross-sectional area of the cable used. This research aims to analyze in more detail the effect of transmission line impedance on voltage drop and power losses by using a smart grid trainer as the simulation medium. The experiment was conducted by varying the impedance values on the transmission line to observe the differences in voltage and power losses. The results show that the greater the impedance of the line, the more significant the voltage drop and power losses that occur within the network. This confirms that impedance control in transmission networks plays a crucial role in maintaining the reliability of the power system. Based on the analysis, it can be concluded that impedance characteristics strongly affect the efficiency of electrical energy delivery from the power plant to consumers and must be carefully considered in both design and operation of power systems. Keywords: Line Impedance, Voltage Drop, Power Losses.Item Desain dan Implementasi Sistem Proteksi Petir Eksternal Jenis Early Streamer di Pembangkit Listrik Batamindo(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-01-08) Sumarsono Sumarsono; Juwito, ArifIndonesia secara geografis terletak didaerah khatulistiwa yang beriklim tropis dan dikelilingi lautan memiliki Tingkat hari guruh yang tinggi. Bangunan berstruktur tinggi memiliki potensi besar terhadap sambaran petir. Oleh karena itu bangunan seperti didalam Kawasan pembangkit Listrik batamindo perlu adanya sistim proteksi yang mampu melindungi dari kerusakan akibat sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam standar umum instalasi Listrik (PUIL) dan standar nasional melalui persyaratan umum instalasi penangkal petir(PUIPP) merupakan salah satu acuan yang digunakan dalam sistim proteksi petir. Didalam penelitian ini pengambilan data bersamaan proses instalasi di lapangan oleh PT.Lancang Kuning Sukses untuk pengumpulan data lapangan dilakukan dengan dokumentasi dan observasi komponen terminasi udara, sistim pembumian , memeriksa data sheet air terminal Viking – Early streamer, mengukur resistansi elektroda pembumian dan memeriksa tinggi bangunan serta luas area yang akan diproteksi. Hasil pengukuran pada sistem pembumian, diperoleh nilai sebesar 0,56 Ohm dan nilai ini sesuai dengan standar PUIL sebesar < 5 ohm.Item Rancang Bangun Lampu Taman Dengan Suplai Panel Surya (PLTS) Menggunakan Off-Grid(Politeknik Negeri Batam, 2025-08-25) YEHEZKIEL SILITONGA YEHEZKIEL SILITONGA; Toar HandriEnergi merupakan salah satu kebutuhan utama yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Hampir seluruh aktivitas, mulai dari rumah tangga, industri, Pendidikan, hingga tempat ibadah, membutuhkan energi Listrik untuk mendukung berbagai peralatan. Salah satu alternatif sumber energi yang ramah lingkungan adalah energi panel surya atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), yaitu sistem yang merubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Gedung Workshop 7 menjadi salah satu lokasi perancangan sistem PLTS yang dirancang khusus untuk menyuplai energi bagi lampu taman. Tujuan dari perancangan ini Adalah untuk mengetahui besarnya daya yang dapat di hasilkan oleh panel surya dengan menggunakan sistem PLTS 0ff-grid. Pada rancang bangun ini, digunakan panel surya monocrystalline 100 Wp, baterai 5 Ah, dan beban berupa 4 buah lampu masing-masing sebesar berdaya 5 Watt. Tiang lampu yang digunakan memiliki ukuran 80 x 9 cm. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi maksimum sistem PLTS off-grid mencapai 21% pada intensitas radiasi matahari 930,9 W/m2, dan efisiensi minimum tercatat sebesar 16% pada intensitas radiasi matahari sebesar 128,9 W/m2. Total biaya yang diperlukan untuk rancang bangun lampu taman dengan suplai tenaga surya off-grid ini Adalah sebesar Rp. 4.095.000.Item Analisis Pengaruh Kondisi Beban Terhadap Efisiensi Generator di PLTMG Panaran(2025-08-04) Akbar,Muhammad Rizki; Putra, Irwanto ZarmaPembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) Panaran merupakan salah satu pembangkit yang dimiliki oleh PT. PLN Batam yang telah beroperasi selama 12 tahun dan telah mengalami beberapa permasalahan yang dapat menurunkan efisiensi generator. Penurunan efisiensi generator dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti Engine Gas Trip, kesalahan dalam pengoperasian, dan kondisi beban yang berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi beban terhadap efisiensi generator menggunakan metode regresi linear sederhana dan mengetahui pengaruh kondisi beban terhadap efisiensi generator menggunakan metode uji koefisien determinasi. Analisis regresi linear sederhana menghasilkan persamaan Ŷ = 0.456 + 0.056X dengan korelasi kuat positif (R = 0,941) serta hasil signifikansi (0,000<0,05). Koefisien determinasi (R²) menunjukkan bahwa kondisi beban menjelaskan 88,6% perubahan efisiensi generator dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Disimpulkan bahwa efisiensi generator akan terus meningkat apabila beban generator mencapai batas beban maksimumnya.Item ANALISIS VIBRASI MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN METODE FFT DI PT. SYNERGY OIL NUSANTARA BERDASARKAN STANDAR ISO 10816-3(2025-01-07) Yolanda Razesta Yolanda Razesta; Putra, Irwanto, ZarmaPT. Synergy Oil Nusantara adalah perusahaan yang memproduksi minyak makan olein dan stearin dengan menggunakan motor induksi tiga fasa untuk menggerakkan pompa sentrifugal dalam pemindahan CPO Crude Palm Oil. Pada proses refinery yang beroperasi selama 24 jam, vibrasi berlebih sering menjadi masalah yang menyebabkan kebisingan dan mengganggu produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motor induksi terhadap getaran berlebih yang mengindikasikan potensi kerusakan, serta mengidentifikasi sumber kerusakan untuk menentukan tindakan perbaikan. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah pengukuran vibrasi velocity berdasarkan standar ISO 10816-3 dan analisis Fast Fourier Transform (FFT) untuk menentukan frekuensi harmonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai velocity sebesar 2,68 mm/s, yang mengindikasikan bahwa kondisi motor berada dalam kategori high monitoring sesuai standar ISO 10816-3. Pada spektrum frekuensi 30 Hz (0,5X), terjadi peningkatan amplitudo sebesar 1,5 mm/s, yang mengidentifikasikan kerusakan pada motor akibat mechanical looseness tipe C. Berdasarkan analisis tersebut, Tindakan perbaikan yang diperlukan adalah melakukan penyelarasan ulang realignment antara motor dengan kopling poros pompa untuk mengurangi vibrasi dan memastikan kelancaran operasi. Dengan penerapan langkah perbaikan ini, diharapkan vibrasi dapat diminimalkan sehingga proses produksi berjalan lebih optimal.Item Analisa Pengaruh Soot Blower Pada Sistem Economizer Terhadap Efisiensi Boiler Unit 03 di PT. Bintan Alumina Indonesia(Politeknik Negeri Batam, 2025-03-28) Miza Ramadan Miza Ramadan; Hasnira, HasniraEfisiensi boiler sangat dipengaruhi oleh kinerja economizer. Jika economizer bekerja dalam kondisi tidak optimal, hal ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi yang signifikan. Performa economizer sangat dipengaruhi oleh adanya tumpukan debu atau kerak yang menempel pada pipa-pipa economizer. Jika tumpukan debu atau kerak dibiarkan menempel pada pipa-pipa economizer, maka dapat menghambat perpindahan panas antara gas buang dan air umpan, sehingga temperatur air umpan yang akan dialirkan kedalam boiler masih rendah. Ketika temperatur air umpan yang dialirkan kedalam boiler masih rendah maka diperlukan pemanasan yang lebih lama di dalam boiler dan membutuhkan bahan bakar yang banyak untuk merubah air menjadi uap, hal ini dapat mengurangi effisensi boiler. Maka untuk mengatasi masalah tersebut digunakan sootblower pada economizer untuk membersihkan debu atau kerak yang menempel pada pipa-pipa economizer. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan effisiensi boiler sebelum sootblower yaitu sebesar 80,56% dengan penggunaan bahan bakar sebesar 22960 (kg/h) sedangkan setelah dilakukan sootblower yaitu sebesar 87,48% dengan penggunaan bahan bakar sebesar 22700 (kg/h). penggunaan sootblower pada economizer dapat meningkatkan effisiensi boiler dan menghemat penggunaan bahan bakar.Item Analisis Pengujian Kualitas Tahanan Isolasi pada Transformator Distribusi 2000 kVA pada Proyek Perusahaan(Politeknik Negeri Batam, 2025-01-07) Saputra, Muhammad Ar Randi; Kita, Lalu Kaisar WisnuTransformator distribusi adalah perangkat yang di gunakan dalam sistem tenaga listrik untuk mengubah tegangan dari tingkat lebih tinggi ke tingkat lebih rendah. Transformator distribusi ini juga digunakan dalam menyalurkan energi listrik ke Perusahaan untuk memfasilitasi kebutuhan sehari hari operasional industri. Transformator distribusi sangat rentan terhadap kerusakan isolasi yang dapat mempengaruhi kinerja dan keandalan sistem kelistrikan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kualitas tahanan isolasi pada transformator distribusi 2000 kVA pada proyek Perusahaan dengan menggunakan metode Indeks Polarisasi (PI) serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas isolasi. Metode Indeks Polarisasi digunakan karena dapat memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi isolasi dengan cara membandingkan tahanan isolasi pada waktu uji 1 menit dan 10 menit, pengujian kemudian di analisis untuk menghitung nilai index polarisasi dan di bandingkan dengan dengan standar IEEE. Dari hasil yang di dapatkan nilai tahahan isolasi nilai 1 menit sisi HV-Ground di dapatkan 3,23 GΩ dan untuk 10 menit 6,48 GΩ. Untuk sisi LV-Ground nilai 1 Menit 3,21 GΩ dan untuk 10 Menit 6,99 GΩ. Untuk sisi HV LV nilai 1 menit 5,42 GΩ dan untuk 10 menit 9,77 GΩ. Dan dari untuk hasil yang di dapatkan nilai indeks polarisasi dari sisi HV-Ground mendapatkan nilai 2,00. Untuk indeks polarisasi sisi LV-Ground mendapatkan nilai 2,17. Untuk indeks polarisasi sisi HV-LV mendapatkan nilai 1,80. Berdasarkan temuan-temuan ini, disarankan untuk melakukan pemeliharaan rutin dan pengendalian faktor lingkungan guna memperpanjang umur pakai transformator dan menjaga kinerja sistem distribusi listrik secara optimal.Item PENGARUH VIBRASI TERHADAP SUHU KRITIS PADA COOLING BOOSTER PUMP A UNIT 1 DI PLTU TANJUNG BALAI KARIMUN(2025-08-04) Nugroho, Harry S; Hasnira, HasniraPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh vibrasi terhadap suhu kritis pada pompa Cooling Booster Pump A Unit 1 di PLTU Tanjung Balai Karimun menggunakan metode analisis regresi linear sederhana untuk menjawab bagaimana vibrasi di posisi Drive-end dan Non Drive-End mempengaruhi suhu mesin di posisi Drive-end dan Non Drive-End pada pompa Cooling Booster Pump. Hasil regresi sederhana pada vibrasi kondisi di posisi Drive-end menunjukkan persamaan Ŷ = 34.774 + 9.634X dengan signifikansi 0.000 (< 0.05) dan R² = 88,4 %, Pada vibrasi kondisi di posisi Non Drive-End, hasil regresi sederhana Ŷ = 29.363 + 13.374X dengan signifikansi 0.000 (<0.05) dan R² = 88,8 %). Koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga dapat dinyakan bahwa ada pengaruh kondisi vibrasi posisi Drive-End terhadap suhu mesin di posisi Drive end dan Non Drive-End pada pompa Cooling Booster Pump adalah positif yang artinya semakin tinggi nilai vibrasi maka semakin tinggi pula kenaikan suhu mesin pada pompa Cooling Booster Pump. Berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa vibrasi posisi Drive-End dan Non Drive-End berpangaruh terhadap suhu dan besar pengaruh nya adalah 88,4% dan 88,8% sisanya dipengaruhi oleh hal lain.Item Analisis Pengaruh Suhu dan Tekanan Uap Jenuh dalam Steam Drum terhadap konsumsi Bahan Bakar Boiler unit 2 PLTU di PT. Bintan Alumina Indonesia(Politeknik Negeri Batam, 2025-06-13) Ramadhan, Hafidhin Syahru; Kita, Lalu Kaisar WisnuPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memegang peran vital sebagai sumber utama produksi listrik di Indonesia, termasuk di kawasan industri seperti PT. Bintan Alumina Indonesia (PT. BAI). Metode penelitian ini mengunakan metode kuantitatif, dimana data dikumpulkan dalam waktu 15 hari secara observasi langsung di lapangan pada System Distributed Control (DCS). Hasil penelitian, Konsumsi bahan bakar rendah 22,89 t/h sampai 23.69 t/h, mengasilkan tekanan uap 8,8Mpa, suhu 531°C sampai 539°C, dan laju aliran uap 137t/h sampai 143t/h menandakan ketidakstabilan. Konsumsi bahan bakar sedang 24,29t/h sampai 26,09t/h, menghasilkan tekanan uap 8,9Mpa sampai 9,2Mpa, suhu 532°C sampai 534°C, dan laju aliran uap 127t/h sampai 142t/h menunjukkan kestabilan. Konsumsi bahan bakar tinggi 27,29t/h sampai 28,79t/h, menghasilkan tekanan uap 9,1Mpa sampai 9,5Mpa, suhu 540°C sampai 544°C, dan laju aliran uap 137t/h sampai 140t/h, menunjukkan pembakaran maksimum akibat pembatasan system. Tekanan uap relatif stabil dikisaran 8,8Mpa hingga 9,4Mpa dengan konsumsi bahan bakar 22,89t/h sampai 28.79t/h. Disarankan Konsumsi bahan bakar 24,29t/h sampai 26,09t/h untuk menghasilkan tekanan uap 8,9Mpa sampai 9,2Mpa, suhu 532 °C sampai 534°C, dan laju aliran uap 127 t/h sampai 142 t/h. Hasil uji secara regresi linier, ada pengaruh suhu uap terhadap Konsumsi bahan bakar, dimana tingkat signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 , dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,539, atau 53,9%. Tidak ada pengaruh tekanan uap terhadap konsumsi bahan bakar, dimana tingkat signifikansi sebesar 0,476 > 0,05, dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,040, atau 4%.