D3 Teknik Perawatan Pesawat Udara
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1774
Browse
Item High Pressure Bleed valve engine fault on ground, pada pesawat ATR72-500/600 PK-WGK(2024-07-08) Rahman Alif, Kemal; Fadilah, Nurul; Subiyono, GatotSalah satu masalah pesawat ATR72-600 PK-WGK adalah Fault pada HP Bleed valve Engine on ground. Ini adalah sistem yang menyuplai udara bertekanan sesuai dengan suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh putaran engine. Pneumatic system menyediakan Air conditioning, Pressuration, Ventilation, dan De-icing. HP Bleed Valve Fault terjadi ketika tekanan yang dihasilkan tidak cukup untuk menyuplai air pressure. Akibatnya sistem tidak dapat bekerja. Indicator Air Bleed Panel menunjukkan kode kegagalan (failure), dan ketika dilakukan troubleshooting, harus sesuai dengan yang ada di Maintenance Procedure (MP). Jadi, jika ada kegagalan HP Bleed Valve Fault, komponen akan diganti. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan pergantian HP Bleed Valve Fault pesawat ATR 72-500/600 PK-WGK. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara metode eksperimental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara berurut faktor penyebab Fault pada HP Bleed Valve dan diselesaikan dengan prinsip-prinsip troubleshootingItem Loss of the Brake Accumulator Pressure pada Pesawat Airbus A330-300(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Siagian, Randy; Fadilah, Nurul; MoeltjantoThis research aims to identify the causes and solutions for cases of loss brake accumulator pressure on the Airbus A330-300 aircraft. The brake accumulator is a component of the brake system, serving as a source of hydraulic power for emergency operations, absorbing pressure spikes, providing temporary power supply during pump failures, and maintaining pressure in the hydraulic system during certain periods or when the pump is not functioning. This is crucial for the brake system in the event of hydraulic system failures. The occurrence of one error, namely loss brake accumulator pressure, was identified when indications in the cockpit showed that the loss brake accumulator pressure. Subsequently, troubleshooting was conducted referring to the aircraft maintenance manual. The causes loss of pressure were identified as damage to the accumulator. The solution to the case loss of brake accumulator pressure can be achieved by replacing the accumulator due to exceeding its designated service life.Item Studi Kasus Kerusakan Pada Bonding Lead Wing Tank Pesawat Airbus A320 PK-SJD(2024-07-10) Syarif, Muhammad; Fadilah, Nurul; SutartoAbstrak Pesawat Airbus A320 PK-SJD mengalami kerusakan Bonding Lead pada L/H Wing Tank . Bonding Lead berfungsi menyamakan beda potensial, meminimalkan risiko percikan diakibatkan oleh Listrik Statis. Bonding Lead juga bisa meminimalisir Radio Frequency Interference (RFI). Menurut Maintenance Defect & Rectification Report (MDRR), tercatat sebanyak 13 dari 151 Bonding Lead pada L/H Wing Tank mengalami kerusakan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menentukan sebab akibat kerusakan pada Bonding Lead serta hasil observasi dan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah kerusakan pada Bonding Lead di L/H wing tank pesawat Airbus A320 PK-SJD. Penelitian ini menggunakan metode troubleshooting sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual Airbus A320 PK SJD dengan melakukan pergantian Bonding Lead. Komponen tersebut mengalami pengurangan daya tahan dikarenakan letak komponen tersebut pada Wing Tank. Sehingga, mengalami kerusakan dengan sendirinya. Efek jangka panjang jika tidak diselesaikan, memungkinkan insiden yang buruk terjadi. Penyebab yang dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan pada Bonding Lead terindikasi terjadinya korosi pada komponen tersebut kemungkinan pertama disebabkan adanya air atau uap air di dalam wing tank sehingga terjadinya oksidasi. Yang kedua, kemungkinan terjadi nya perbedaan material diantara end fitting dengan kabel sehingga terjadi nya galvanic corrosion. Permasalahan tersebut mendapat langkah yang tepat sesuai dengan AMM yaitu melakukan pergantian komponen yang serviceable. Setelah melakukan pemasangan, komponen Bonding Lead diperlukan pengujian sesuai dengan AMM dengan jumlah maksimal 10 milliohm. diketahui hasil pengukuran yang didapati dengan jumlah rata rata 8 milliohm. maka dapat disimpulkan komponen Bonding Lead serviceable atau layak di pakai pada pesawat.Item Studi Kasus Kerusakan Pada Bonding Lead Wing Tank Pesawat Airbus A320 PK-SJD(2024-07-10) Syarif, Muhammad; Fadilah, Nurul; SutartoAbstrak Pesawat Airbus A320 PK-SJD mengalami kerusakan Bonding Lead pada L/H Wing Tank . Bonding Lead berfungsi menyamakan beda potensial, meminimalkan risiko percikan diakibatkan oleh Listrik Statis. Bonding Lead juga bisa meminimalisir Radio Frequency Interference (RFI). Menurut Maintenance Defect & Rectification Report (MDRR), tercatat sebanyak 13 dari 151 Bonding Lead pada L/H Wing Tank mengalami kerusakan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menentukan sebab akibat kerusakan pada Bonding Lead serta hasil observasi dan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah kerusakan pada Bonding Lead di L/H wing tank pesawat Airbus A320 PK-SJD. Penelitian ini menggunakan metode troubleshooting sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual Airbus A320 PK SJD dengan melakukan pergantian Bonding Lead. Komponen tersebut mengalami pengurangan daya tahan dikarenakan letak komponen tersebut pada Wing Tank. Sehingga, mengalami kerusakan dengan sendirinya. Efek jangka panjang jika tidak diselesaikan, memungkinkan insiden yang buruk terjadi. Penyebab yang dapat menyebabkan terjadi nya kerusakan pada Bonding Lead terindikasi terjadinya korosi pada komponen tersebut kemungkinan pertama disebabkan adanya air atau uap air di dalam wing tank sehingga terjadinya oksidasi. Yang kedua, kemungkinan terjadi nya perbedaan material diantara end fitting dengan kabel sehingga terjadi nya galvanic corrosion. Permasalahan tersebut mendapat langkah yang tepat sesuai dengan AMM yaitu melakukan pergantian komponen yang serviceable. Setelah melakukan pemasangan, komponen Bonding Lead diperlukan pengujian sesuai dengan AMM dengan jumlah maksimal 10 milliohm. diketahui hasil pengukuran yang didapati dengan jumlah rata rata 8 milliohm. maka dapat disimpulkan komponen Bonding Lead serviceable atau layak di pakai pada pesawat.Item Studi Kasus Lampu FAULT Engine Fire Loop 2A lluminate pada Pesawat ATR 72-500 PK-WFQ(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-05) Nathanael, Kevin; Fadilah, Nurul; Dzulfiqar, M. AlifEngine Fire Protection System pada pesawat udara dirancang untuk mendeteksi dan mengatasi fire di bagian engine, yang merupakan ancaman serius. Loops merupakan komponen pada Fire Detection System yang berfungsi untuk mendeteksi fire berdasarkan perubahan resistance dan capacitance yang dipengaruhi oleh suhu dari sensing element. Studi kasus dilakukan pada pesawat ATR 72-500 PK-WFQ milik PT. Batam Aero Technic yang menunjukkan lampu FAULT indicator menyala saat replacement engine, mengindikasikan ada kerusakan pada engine fire detection system. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur maintenance yang perlu dilakukan, serta mencari tahu dampak dari engine fire loops yang chafing dan juga mengetahui latar belakang urgensi terkait Engine Fire Protection System. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis dokumen, wawancara dengan engineer terkait, dan pengamatan langsung terhadap sistem keamanan pesawat. Data yang diperoleh akan dianalisis secara eksperimental untuk memahami faktor penyebab lampu FAULT Engine Fire Loop 2A illuminate serta langkah-langkah perbaikan yang dapat diimplementasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab menyalanya lampu FAULT disebabkan oleh kerusakan pada fire sensing element akibat dari chafing, prosedur perbaikan melibatkan penggantian fire sensing element yang rusak dan pengujian operasional untuk memastikan sistem berfungsi dengan baik. Selain itu penelitian ini juga menekankan pentingnya pemeliharaan berkala untuk mencegah terjadinya false warnings, seperti yang terjadi pada pesawat ATR72-600 milik PNG air dengan registrasi P2-ATB rute dari bandara Kiunga Airport menuju ke bandara Mount Hagen-Kagamuga Airport, yang dapat menyebabkan tindakan darurat yang tidak perlu dan menjaga keamanan penerbangan.Item Studi Kasus Terjadinya Lightning Strike Pada Horizontal Stabilizer Pesawat Boeing 737-900 ER PK LSR(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-17) Wijaya, Ilyas; Fadilah, Nurul; Siregar, JamesPesawat boeing 737-900 ER dengan no. registrasi PK-LSR umumnya terbang di ketinggian 31.000 feet-36.000 feet pada saat normal. Tetapi, jika pesawat dibutuhkan untuk terbang rendah dibawah ketinggian 30.000 feet. Dimana wilayah operasi terbang tersebut, berpotensi Terkena sambaran petir yang dapat menyebabkan Damage biasa disebut lightning Strike.. Saat melakukan general visual inspection, engineer telah menemukan adanya damage pada horizontal stabilizer di pesawat boeing 737-900 ER. Setelah ditemukan damage yang dinyatakan lebih dari toleransi yang dianjurkan pada Horizontal stabilizer kemudian diperoleh kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan tentang penyebab masalah yang ada pada pesawat boeing 737-800/900 ER yaitu fuel consumption bertambah yang normalnya 4875 L menjadi 4916 L sehingga menyebabkan Fuel cost per hour $4.431 berkurangnya 605.480 ribu. Ketika pesawat dilakukan perbaikan dengan cara di doubler mengacu pada SRM (Structure Repair Manual). Setelah semuanya selesai lalu dilakukannya pre-flight dari batam menuju Jakarta dan landing pilot menyatakan fuel consumption sudah kembali normal dilihat dari fuel capacity di indikator cockpit. Pada akhirnya engineer menyatakan pesawat airworthy atau layak terbang.Item Troubleshooting Of Weather Radar System pada Pesawat Boeing 737-900 ER(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Caucin, Maria; Fadilah, Nurul; Giat, LaluSystem Weather Radar (WXR) menyediakan indikasi visual weather condition, windshear events, land contours. WXR beroperasi dengan prinsip yang sama seperti echo. System WXR mentransmisikan radio frequency (RF) pulses dalam area 120 derajat atau 180 derajat ke depan pesawat, tergantung pada mode yang dipilih dan ditampilkan pada navigation display (ND). Objek memantulkan pulses kembali ke penerima. Penerima memproses sinyal yang dikembalikan untuk menunjukkan cuaca , ground mapping ,windshear events. Tujuan dari penelitian ini antara lain mengetahui fungsi yang terdapat pada system WXR dan langkah-langkah troubleshooting pada system tersebut. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, observasi langsung, wawancara dengan engineer terkait, dan Tracing Aircraft Manual, Aircraft Maintenance Manual (AMM), Fault Isolation Manual (FIM) dan Illustrated Part Catalog (IPC). Trouble dicatat di buku AFML lalu ditransfer ke DMI No 009951 oleh engineer pada pesawat PK-LFO. Cara mengatasi troubleshooting dalam system WXR dimulai dengan melakukan self-test. Jika self-test menemukan kegagalan, langkah selanjutnya adalah melakukan Built-in test equipment (BITE). Menurut FIM ada beberapa hal yang menjadi penyebab masalah WXR fail adalah R/T dan waveguide assembly. Pada saat inspect waveguide assembly tidak ditemukan kerusakan. Oleh karena itu, R/T problem dan diperbaiki dengan mengganti R/T. Setelah penggantian, lakukan self-test kembali. Jika tampilan menunjukkan "TEST COMPLETE", itu berarti system sudah berfungsi kembali dan siap digunakan.