D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1775
Browse
Item IDENTIFIKASI DAN EVALUASI DEFORMASI STRUKTURAL PADA TONGKANG BERDIMENSI PANJANG 300 FT PADA SEPULUH UNIT KAPAL(2024-07-08) Simanjuntak, Betran Denis; Satoto, Wiratno Sapto; Purba, Syahputra AdiIndustri perkapalan di Indonesia, khususnya kapal tongkang sebagai sarana transportasi utama, memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi regional. Namun, masalah deformasi struktural pada kapal tongkang di Indonesia menjadi ancaman serius terhadap keselamatan maritim dan operasional. Artikel ini menyoroti tantangan geografis Indonesia, peningkatan volume transportasi, dan kebutuhan akan standar desain serta pemeliharaan yang memadai. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab deformasi struktural, mengembangkan strategi desain dan kebijakan pemeliharaan yang efektif. Pemahaman mendalam terhadap permasalahan ini diharapkan dapat membantu inovasi dalam sektor perkapalan, mendukung pertumbuhan ekonomi regional yang berkelanjutan, dan meningkatkan keselamatan operasional di laut. Dampak deformasi struktural pada keamanan dan lingkungan juga menjadi fokus, memerlukan perhatian khusus untuk melindungi awak kapal, muatan, dan ekosistem laut. Keseluruhan, pemahaman menyeluruh terhadap permasalahan ini dapat menjadi dasar untuk kebijakan mendukung keberlanjutan industri perkapalan di Indonesia.Item Pengujian Kebocoran pada Tangki Kapal Tugboat 2400 HP dengan Metode Air Test(2024-04-07) Hafizhsyach, Muhammad Fauzan Nurja; Cahyagi, Danang; Fajrin, AuliaDalam dunia industri maritim, galangan kapal memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan transportasi laut dalam suatu negara, galangan kapal tersebut harus memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satunya kapal harus terhindar dari masalah kebocoran. Kebocoran pada kapal biasanya di sebabkan oleh tubrukan dan juga kandas, namun kebocoran yang terjadi pada tangki kapal juga tidak dapat diabaikan, kebocoran pada tangki kapal dapat berakibat fatal misalnya terjadi kebocoran pada tangki fuel oil(tangki minyak), minyak yang berserakan dapat menyebabkan kebakaran pada kapal. Untuk memastikan agar tangki dapat digunakan dengan baik, dan tidak ada kebocoran perlu di lakukan salah satu uji yaitu pengujian kekedapan/pengujian kebocoran. Pengujian kekedapan pada tangki kapal dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti kebocoran didalam tangki kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi kebocoran pada tangki kapal tugboat 2400 HP menggunakan metode airtest. Metode pengujian yang digunakan adalah metode udara bertekanan (Air Test). Air test merupakan pengujian kebocoran menggunakan metode udara bertekanan tinggi pada tangki dan pipa kapal. Pengujian ini menggunakan tekanan berkisar antara 0.15 hingga 0.2 bar. Proses ini pula mengunakan bantuan berupa cairan sabun berbusa untuk mendeteksi kebocoran. Hal ini disebabkan oleh adanya udara dengan busa sabun yang keluar dari tangki. Jika memiliki lasan yang tiba-tiba memiliki gelembung, kita harus menandai area tersebut Pada penelitian ini dilakukan pengujian kebocoran pada tangki air bersih (fresh water), Tangki bahan bakar (fuel oil tank), cofferdam, dan tangki air ballast. Dipilihnya metode ini karena metode ini memiliki keunggulan yaitu proses pengujiannya yang mudah juga dapat membaca banyak titik kebocoran. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada kapal tugboat 2400 hp terdapat 3 tangki yang terdapat kebocoran dan 2 tangki yang tidak ada kebocoran sama sekali. Setelah dilakukan pengujian, 3 tangki tersebut harus melakukan tahap repair atau penambalan pada titik kebocoran yang sudah ditandai sebelumnya.Item TEKNIK PEMBUATAN NESTING DRAWING STIFFENER PLATE PADA PEMBANGUNAN TOPSIDE MODULE MENGGUNAKAN SOFTWARE PRONEST(2024-07-08) RIFALDI, MHD.; Yuniarsih, Nidia; Arifin, Nurul LailiTopside module atau anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang (minyak dan gas bumi). Galangan fabrikasi bangunan lepas pantai merupakan tempat dilakukannya kegiatan fabrikasi atau pembangunan bangunan lepas pantai. Dalam proses pembangunan sebuah anjungan lepas Pantai tidak akan lepas dari penggunaan lembaran-lembaran pelat baja. Guna memaksimalkan material-material tersebut maka perlu dilakukannya proses nesting, yaitu proses membuat sketch material atau meletakkan pola material pada aplikasi Pronest serta membuat perhitungan material untuk meminimalkan banyaknya material yang harus terbuang. Pada saat proses nesting ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti trim/gap yaitu jarak potong yang dihasilkan oleh mesin cutting, Ketebalan Plate (thickness), grade material, dan luas area plate. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pembuatan nesting drawing serta mengetahui berat plate yang akan di potong, berat plate sisah dari pemotongan, luasan area plate yang di potong, serta luasan area plate sisah yang masih bisa digunakan untuk nesting selanjutnya. Dari hasil pembuatan nesting drawing, penulis menggunakan stiffener dengan ukuran 385mm x 116mm dengan ketebalan plate 8mm sebagai objek yang akan dinesting serta menggunakan plate grade material [A22] dengan ukuran 12000mm x 3050mm dengan ketebalan 8mm. Kemudian didapatkan berat awal plate utuh 2298.5 kg, berat plate yang akan dipotong 843.9 kg, serta berat material sisahnya adalah 1454.5 kg. Kemudian didapatkan juga luasan area plate yang akan dipotong 13438476mm2 serta didapatkan area plate sisa 23161524mm2. Output yang dihasilkan dari penelitian kali ini adalah berupa CNC file dan juga report berupa file Excel dan file Pdf.