D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1775
Browse
Item Proses Pemasangan Dan Fungsi Passive Fire Proofing Untuk Struktur Anjungan Produksi Lepas Pantai(2024-07-04) Pratama, Prima; Wiratno, Sapto; Aryswan, AdheKebakaran hidrokarbon pada struktur anjungan produksi lepas pantai sangat berbahaya jika dibandingkan dengan kebakaran yang terjadi akibat bahan mudah terbakar sederhana, karena kebakaran hidrokarbon mempunyai kemampuan untuk membakar dalam skala yang lebih besar dan juga berpotensi memicu ledakan jika cairan yang dikeluarkan tidak dapat dikendalikan. Tujuan pemasangan PFP dan inspeksi yang tepat selama proses coating adalah untuk meningkatkan kualitas perlindungan struktur bangunan terhadap risiko kebakaran, serta untuk memperoleh nilai dew point yang sempurna agar cat mengering secara merata tanpa retak atau gelembung, menghasilkan permukaan yang halus dan rata, dan memberikan hasil yang ideal. Penelitian passive fire proofing menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif menampilkan data apa adanya tanpa proses manipulasi yang dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi serta mempelajari dokumen. Pada umumnya, carbon steel mulai kehilangan kekuatannya pada suhu di atas 300°C dalam waktu 5 menit. Penurunan kekuatan ini terjadi secara bertahap dan konsisten hingga mencapai 800°C untuk carbon steel dengan ketebalan 1 cm atau setara dengan 10.000 μm. Sedangkan carbon steel yang mengunakan intumescent coating akan membutuhkan waktu 2 jam untuk mencapai suhu 500°C dalam waktu 2 jam dengan tebal 3 mm setara dengan 3000 μm. Maka passive fire proofing akan menjadi solusi terhadap permasalahan untuk menghindari atau menunda keruntuhan pada struktur anjungan produksi lepas pantai. Serta digunakan untuk menahan bangunan sementara untuk jalannya evakuasi.Item RANCANG BANGUN ALAT KESELAMATAN DAN PENDETEKSI KORBAN KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT BERBASIS IoT DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI(2024-07-04) Panjaitan, Armando; Perkasa, Nanda Veryawan; Fajrin, AuliaPenggunaan transportasi laut menjadi sarana mobilitas antarpulau yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Data investigasi kecelakaan pelayaran oleh KNKT pada tahun 2018-2021 menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal/hilang sebanyak 342 jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengurangi jumlah korban kecelakaan transportasi laut. Rancang bangun ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Tahapan yang dilakukan antara lain pengumpulan data sekunder, perancangan produk, pembuatan, pengujian, dan evaluasi produk. Rancang bangun ini berbentuk gelang yang dilengkapi dengan airbag dan modul GPS serta menggunakan jaringan LoRaWAN sebagai komunikasi data. Hasil pengujian komunikasi data, dapat disimpulkan bahwa jangkauan komunikasi data LoRa mencapai jarak sejauh 2 km. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan juga kesimpulan bahwa rata-rata error pada modul GPS NEO-6MV berkisar sejauh 1.82 meter dari posisi realtime. Pada pengujian daya tampung airbag, menunjukkan bahwa airbag yang digunakan sebagai pelampung dapat digunakan oleh korban dengan berat badan mencapai 86 kg. Hasil perhitungan daya pada rancang bangun ini menunjukkan bahwa waktu pengosongan dan pengisian baterai masing-masing adalah kurang lebih 27 jam dan 7 jam.Item WELDING DISTORTION ANALYSIS ON WELDING JIG/FIXTURE USING FINITE ELEMENT METHOD(2024-07-04) Sianturi Vicky; Saputra Hendra; Rissmann, Lea-FediaIn the fabrication processes associated with the marine and oil/gas industries, the Indonesian city of Batam is home to numerous welding operations the most frequent of which is SMAW (Shield Metal Arc Welding). The primary disadvantage of this joining process however is that all of these techniques require a high heat to melt the components together and cause distortion. One such material that used are ASTM A36. to counter this problem is making a support to adjust the material prior welding that called Jig/Fixture since welding distortion occur when welding process it made. with the purpose to maintain the material to be adjust in a fixed position so that even after weld its still maintain its designated position. so it need more study for consideration during the tool design phase, and with that a computerized analysis using Finite Element Method (FEM) program to help knowing deformation pattern, thermal response of T-Joint Weld under applied load that can obtain approximated result. The result of the analysis with T-Joint A-36 material with 277.41 MPa is the stress value (von mises). The material type of ASTM A-36 has a deformation value of 0.77 mm. In the meantime, 15 is the safety factor value for the material type of mild steel. Thus, substance with a safety factor value of ≥1, mild steel material is deemed safe to employ as a supporting fixture in this design.