D3 Teknologi Geomatika
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1767
Browse
Item ANALISIS HUBUNGAN INDEKS VEGETASI TERHADAP SUHU PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN SATELIT PENGINDERAAN JAUH LANDSAT 8(2024-10-17) Sunggu, Feni Indri Ani Ompu; Gustin, OktaviantoPulau Rempang adalah pulau yang berdekatan langsung dengan Pulau Batam. Pulau ini mengalami perubahan suhu yang di sebabkaan oleh berkurangnya vegetasi di Pulau Rempang. Peningkatan suhu permukaan diakibatkan adanya pembangunan dan penggunaan lahan sebagai perkebunan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan yang terjadi indeks vegtasi dan suhu permukaan tanah. Citra Landsat 8 OLI/TIRS merupakan salah satu citra satelit yang digunakan pada proses penginderaan jauh, bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks vegetasi dengan suhu permukaan tanah di Pulau Rempang dengan menggunakan persamaan korelasi regresi adalah y= ax + b. Dari pengolahan tidak menunjukkan adanya hubungan korelasi dengan R² = 0.0589. Akan tetapi analisis menunjukkan semakin tinggi rapat vegetasi maka semakin rendah pula nilai suhu di Pulau Rempang. Dari pengolahan data NDVI di peroleh nilai klasifikasi dengan badan air sebanyak 0.37 % dengan luas 58.210 ha, lahan tidak bervegetasi 1.19 % dengan luas 185.626 ha, kehijauan rendah sebanyak 6.01 % dengan luas 939.519 ha, kehijauan sedang 27.38 % dengan luas 4281.308 ha, dan kehijauan tinggi sebanyak 65.05 % dengan luas 10169.356 ha. Sedangkan pengolahan data LSTdiperoleh nilai dengan suhu rendah 18-24 °C sebanyak 17.75% dengan luas 2773.875 ha, suhu sedangan 25°C sebanyak 53.44% dengan luas 8352.252 ha dan suhu tinggi 26-32°C sebanyak 28.81% dengan luas 4503.353 ha.Item Analisis Indeks Kekritisan Lingkungan Menggunakan Citra Landsat 9(2024-06-21) Abdul Malik, Maulana; Ratna Sari, LuthfiyaKegiatan industri di Pulau Batam yang meningkat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang menyebabkan fenomena seperti urban heat island. Maka dari itu diperlukan penelitian terkait sebaran kondisi lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan analisis menggunakan citra Landsat 9 OLI/TIRS dengan metode algoritma pengolahan Land Surface Temperature (LST), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Enhance Built-up and Bareness Index (EBBI), Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI). Kemudian diuji akurasi untuk algoritma dengan menggunakan Normalized Mean Absolute Error (NMAE), Koefisien determinasi (R2), dan matrix konfusi dengan menggunakan Overall Accuracy dan Kappa Coefficient. Setelah algoritma diuji akurasinya, dilakukan kombinasi untuk mengetahui sebaran daerah kritis dengan menggunakan algoritma Environmental Criticality Index (ECI). Hasil dari pengolahan menunjukkan daerah kritis tinggi sebesar 106.4 km2, daerah kritis sedang seluas 105.3 km2, daerah kritis rendah seluar 104.5 km2, dan daerah tidak kritis seluas 105.4 km2. Dari luasan setiap klasifikasi didapatkan perbandingan 1 : 1 untuk setiap kelas, yang dimana hal ini menunjukkan keseimbangan antara objek alam dan buatan.Item ANALISIS KESESUAIAN DAN JANGKAUAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA (TPS), DI KECAMATAN BATAM KOTA(Politeknik Negeri Batam, 2024-10-23) Sitio Nika, Aneta Stefani; Rassarandi Dinda, FaroukiTujuan penelitian adalah untuk menyajikan sebuah gambaran mengenai lokasi TPS terjangkau dengan wilayah pemukiman dan seberapa dekat pelayanan TPS berada di wilayah tersebut. Untuk menentukan kelas kesesuaian lokasi TPS dilakukan model Sistem Informasi Geografis menggunakan metode skoring untuk menghitung dengan sejumlah parameter. Pembuatan model menggunakan aplikasi ArcGIS. Metode Network Analyst tools Service Area digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan TPS. Data lokasi yang digunakan merupakan data yang didapat bedasarkan hasil wawancara dari tiap-tiap kelurahan. Hasil skoring kesesuaian menunjukkan ke-empat lokasi TPS sudah termasuk ke dalam lokasi yang sesuai, namun untuk TPS Buana Vista terdapat kekurangan yakni TPS tersebut berada di jalan dengan kondisi yang buruk karena berlubang, tidak sepenuhnya beraspal dan tanpa perkerasan, sehingga disarankan untuk perbaikan jalan pada daerah tersebut. Hasil Network Analyst tools service area menunjukkan bahwa pelayanan TPS pada pemukiman yang ada di Kecamatan Batam Kota tidak terlalu memadai, seperti pada wilayah TPS Buana Vista tidak mencakup seluruh pemukiman. Sehingga disarankan untuk penambahan kontainer di banyak tempat, sehingga pelayanan TPS terhadap wilayah pemukiman menjadi optimal.Item DIMENSIONAL CONTROL FOR ASSEMBLY NODE STRUCTURE CELLAR DECK MODULE OIL AND GAS PLATFORM (Studi Kasus: North Field Expansion Project NXFP – Offshore QatarGas, PT. Mcdermott Indonesia)(2023-12-19) Fajri, Rahmat; Corrie, Rachel; Aji, Satriya BayuPT. McDermott Indonesia is a company engaged in fabricating Oil and Gas platforms for the manufacture of offshore platforms. Currently, one of the ongoing projects is the NXFP project which amounts to 9 modules. In this research, the author took a crucial research subject from a module, namely the Leg Deck which is an assembly of starplates and tubullar which will be placed on the Cellar Deck. The creation of Le g Decks in the NXFP project has dimensional tolerance standards that must be followed in order to achieve the specified dimensional quality. In an effort to minimize errors in Assembly activities, there is a Quality Dimensional Control department whose duty is to inspect dimensions (sizes) and ensure the results of the Assembly between Tubular and Starplate in accordance with the tolerances that have been given. Dimensional inspection is carried out using the Leica TS 11 Total Station tool which has accurate accuracy. Measurement begins with making reference points as a mapping control framework in terms of measuring object dimensions then making inspection coordinate points on objects. In the dimension calculation stage using Bestfit software which serves to assist in the calculation process. The results of the long seam review are used as a reference in the assembly process and the results of measuring and processing tubullar and starplate produce length, levelness and ovality of objects which are then adjusted to the tolerances contained in the Dimensional Control Procedure Project soas to determine the acquisition of Assembly measurements between Tubullar and Starplate which is then poured in the form of a dimensional deviation report using AutoCAD Civil 3D 2023 software.Item Dinamika Perubahan Nilai Tanah Pasca Covid-19 Tahun 2020 dan 2023 Wilayah Pulau Batam(2024-05-15) Br Sebayang, Amira Leoni; Sari, Luthfiya RatnaPandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak Desember 2019 membawa dampak yang signifikan termasuk dalam nilai tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika nilai tanah di Pulau Batam selama pandemi, periode 2020-2023. Penelitian ini menggunakan teknik overlay dengan bahan data peta digital zona nilai tanah tahun 2020 dan 2023 dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengidentifikasi perubahan nilai tanah yang diolah dalam perangkat lunak pengolahan data spasial dan data nilai tanah yang di olah dalam perangkat lunak pengolah data numerik yang disajikan dalam tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi nilai tanah di Pulau Batam mengalami kenaikan dalam kurun waktu tiga tahun. Kecamatan Sukajadi memiliki nilai tanah tertinggi pada tahun 2020 (Rp13.734.000 per m²) dan 2023 (Rp17.355.000 per m²), sedangkan kecamatan Batu Aji memiliki nilai tanah terendah pada tahun 2020 (Rp83.873 per m²) dan 2023 (Rp105.989 m²). Dari hasil tersebut didapatkan bahwa kondisi dinamika perubahan nilai tanah memiliki tren kenaikan antara tahun 2020 dan 2023, namun kecamatan Sagulung dan Sei Beduk mengalami penurunan nilai tanah.Item DISTRIBUSI SPASIAL HUTAN MANGROVE KABUPATEN BINTAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8(2025-01-23) Pratama, Danil; Irawan, SudraHutan mangrove, yang sering disebut sebagai hutan bakau, merupakan ekosistem unik yang tumbuh di daerah pesisir, khususnya di area pertemuan antara air laut dan air tawar. Di Indonesia, yang memiliki sekitar 3 juta hektare hutan mangrove, ekosistem ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan serta melindungi garis pantai dari erosi dan bencana alam. Namun, keberadaan hutan mangrove di Indonesia menghadapi berbagai ancaman, termasuk penebangan liar, konversi lahan untuk pertanian dan pembangunan, serta dampak perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Kerusakan ini berdampak pada fungsi ekologis dan sosial ekonomi hutan mangrove, sehingga penting untuk melakukan pemetaan yang akurat untuk memahami kondisi dan distribusi hutan mangrove secara lebih baik. Penelitian ini bertujujan untuk mengetahui distribusi spasial hutan mangrove di Kabupaten Bintan dengan menggunakan Citra Landsat 8 dan mengetahui nilai akurasi Overall akurasi representasi klasifikasi dari data pengindraan jauh terhadap kenampakan asli di lapangan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh sebagai data utama. Dalam penelitian ini, metode Modified Soil Adjusted Vegetation Index (MSAVI) digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan persebaran mangrove. MSAVI dirancang untuk meningkatkan akurasi deteksi vegetasi dengan mengurangi pengaruh latar belakang tanah, sehingga sangat cocok untuk kondisi ekosistem mangrove yang kompleks. Interpretasi visual merupakan salah satu metode penting dalam penelitian pemetaan hutan mangrove, khususnya ketika menggunakan data yang dihasilkan dari transformasi indeks vegetasi seperti MSAVI. Proses ini memungkinkan peneliti untuk secara langsung menganalisis dan menafsirkan karakteristik serta distribusi hutan mangrove berdasarkan peta yang dihasilkan. Setelah menghitung nilai MSAVI, peta persebaran mangrove dapat dibuat dengan mengklasifikasikan area berdasarkan nilai indeks tersebut. Hasil penelitian menunjukkan distribusi sebaran mangrove dikabupaten bintan seluas 106.650 Km2 atau 10.665 ha dengan rentang nilai MSAVI pada -0.073 untuk mangrove dengan kondisi sangat jarang sampai dengan 0.63884 pada kondisi mangrove yang lebat dengan derajat kesepakatan akurasi yang ditunjukan pada hasil perhitungan overall akurasi sebesar 82% yang menyatakan bahwa representasi hasil penelitian merepresentasikan 82% kenampakan asli dilapangan.Item GEO SITE LOCATION MAPPING OF VILLA BUKIT INDAH HOUSING BATAM CENTER(2024-06-25) renaldyanto;Geo site location is a mapping that has the function of providing visual information to the reader, therefore Geo Site Location has an important role that is needed by new people or those who do not know the location address fluently, so a geographic information system can be defined as a a computer-based system used to manipulate and store various geographic information. GIS design is carried out to analyze, store and collect various phenomena and objects whose geographic location is a critical and important characteristic for analysis. Another problem is also a consideration for the need to develop a mapping system that can provide information and data that previously did not exist. By building a mapping system, it can support information that was previously non-renewable to become renewable. This research aims to produce several maps such as Aerial Photo Maps, Block Boundary Maps, and Geo Site Location Maps.Item Identifikasi Daerah Banjir Menggunakan Citra Sentinel-1 di Kabupaten Dharmasraya(2024-06-25) Erwin, Afifah Khairunnisa; Sari, Luthfiya RatnaKabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang sering terjadi hujan lebat berkepanjangan menyebabkan banjir dan meluapnya air sungai ke pemukiman sehingga mengganggu aktivitas warga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi daerah yang berpotensi dataran banjir di Kabupaten Dharmasraya. Dalam penelitian ini, area yang terkena banjir diidentifikasi melalui perubahan nilai backscattering. Data dihasilkan dari pengolahan menggunakan software SNAP dengan menggunakan citra SAR Sentinel-1. Citra satelit dan teknik penginderaan jauh telah menjadi alat yang berharga untuk memantau dan memetakan daerah rawan banjir. Data Sentinel-1 digunakan untuk mendeteksi area banjir dengan membandingkan perubahan nilai piksel citra sebelum dan saat banjir terjadi. Nilai ambang batas kemudian diterapkan untuk mengidentifikasi area yang tergenang banjir dan area yang tidak. Luas sebaran genangan banjir pada kabupaten Dharmasraya secara keseluruhan adalah 10,73 km2. Uji validasi hasil lapangan diperoleh nilai dari producer accuracy non banjir dan banjir adalah 93,33% dan 96%. Untuk nilai user accuracy non banjir dan banjir adalah 98,59% dan 82,76%. Untuk nilai secara keseluruhan adalah 97,12%. Diharapkan dengan memahami lebih dalam mengenai pola dan fenomena banjir di wilayah tersebut, penelitian ini dapat membantu dalam mengambil tindakan pencegahan yang efektif untuk mengidentifikasi dan menandai wilayah banjir di Kabupaten Dharmasraya.Item Identifikasi Penggunaan Algoritma EBBI (Enhanced Built-Up and Bareness Index) Dengan Kombinasi Klasifikasi Threshold dan Supervised Pada Pemetaan Spasial Kawasan Terbangun dan Lahan Kosong Di Pulau Batam 2023(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-11-25) Silvia, Ega; Gustin, OktaviantoKota Batam yang masuk tahun 2024 telah menyebabkan banyak sisi perkembangan dan kemajuan seperti pembangunan berbagai infrastruktur, beragam kawasan industri, hingga pengembangan sistem perizinan yang terintegrasi mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang merupakan aspek yang cukup penting. Oleh sebab itu diperlukan pemetaan Kawasan terbangun dan lahan kosong menggunakan metode penginderaan jauh. Oleh karenanya pada penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kawasan terbangun dan lahan kosong di Pulau Batam dengan menggunakan dua metode yaitu Enhanced Built-Up and Bareness Index dan klasifikasi terbimbing dengan metode Maximum Likelihood. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2023. Setelah melakukan analisis akurasi terhadap kedua metode tersebut, diperoleh hasil bahwa klasifikasi menggunakan metode EBBI memiliki tingkat overall accuracy sebesar 75% dan Kappa accuracy sebesar 32,4%. Hasil ini menunjukkan bahwa EBBI kurang optimal dalam memberikan klasifikasi yang akurat secara konsisten. Sebaliknya, metode klasifikasi terbimbing menghasilkan overall accuracy sebesar 93,18% dan Kappa accuracy sebesar 86,72%, yang menandakan bahwa metode ini lebih tepat dalam mengklasifikasikan tutupan lahan di Pulau Batam. Hasil pemetaan dari kombinasi kedua metode ini menunjukkan bahwa pada tahun 2023, luas kawasan terbangun di Pulau Batam mencapai 17.134 Ha (43%), sementara lahan kosong tercatat seluas 2.479 Ha (6%). Peta sebaran yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa kawasan terbangun tersebar di seluruh pulau, dengan konsentrasi tinggi di wilayah barat dan timur laut. Sementara itu, lahan kosong cenderung berdekatan dengan kawasan terbangun dan memberikan potensi pengembangan lebih lanjut.Item Identifikasi Permukiman Kumuh Menggunakan Citra Pleiades Dengan Metode Object Based Image Analysis (Studi Kasus: Kampung Tua Tanjung Uma)(2025-07-17) Ramadhani, Rakhmat; Aji, Satriya BayuPermasalahan permukiman kumuh menjadi isu krusial dalam pengelolaan tata ruang kota, termasuk di Kota Batam yang mengalami pertumbuhan penduduk pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tingkat kekumuhan di Kampung Tua Tanjung Uma menggunakan citra satelit Pleiades dengan metode Analisi Objek Berbasis Gambar (OBIA). Data yang digunakan merupakan citra satelit resolusi tinggi Pleiades multispektral dan data survei lapangan. Proses identifikasi dimulai dari pemotongan citra, koreksi geometrik, segmentasi citra, klasifikasi objek, hingga pembobotan kawasan berdasarkan parameter seperti kondisi bangunan, jalan, drainase, pengelolaan limbah, dan persampahan. Klasifikasi permukiman dilakukan dalam tiga kategori, yaitu kumuh ringan, sedang, dan berat. Uji akurasi dilaksanakan dengan menerapkan metode Matriks Kesalahan, yang menghasilkan nilai Akurasi Keseluruhan sebesar 93,20% dan Akurasi Kappa sebesar 86,44%. Hasil tersebut menunjukkan peta kelas permukiman kumuh di Kampung Tua Tanjung Uma yang dapat dimanfaatkan sebagai data pendukung dalam perencanaan penataan kawasan permukiman serta sebagai referensi pengentasan permukiman kumuh secara efisien.Item INTEGRASI PEMANTAUAN KONDISI LINGKUNGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN KEBIJAKAN SDGS 11: STUDI KASUS KEHIDUPAN BERKELANJUTAN DIPULAU BATAM(2025-07-04) Purba, Delima; Anurogo, WenangPertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang pesat telah memberikan tekanan signifikan terhadap kualitas lingkungan perkotaan, termasuk di Pulau Batam. Sebagai kota industri yang berkembang cepat, Batam menghadapi tantangan lingkungan serius seperti peningkatan suhu, polusi udara, degradasi lahan, dan penurunan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk memantau kondisi lingkungan di Pulau Batam menggunakan teknologi penginderaan jauh berbasis citra Landsat 8 dengan pendekatan indeks lingkungan seperti Suhu Pemukaan Daratan dengan metode LST, Kekeringan dengan metode TVDI, Kelembaban dengan metode NDWI, Potensi Kekeringan dengan metode NDDI, serta estimasi PM2,5 dan PM10 dengan menggunakan metode AOT. Hasil pengolahan menunjukkan nilai maksimum Suhu Permukaan Darat sebesar 34,92℃, Kekeringan 0,999997, Kelembaban 1,07121, Potensi kekeringan 13,58, PM2,5 sebesar 70 µg/m³, dan PM10 sebesar 111 µg/m³. Nilai aktual dari hasil validasi lapangan dan pengolahan data diperoleh nilai regresi dengan persamaan Y=0,5439x+12,475(LST), Y=0,1938x+27,232(TVDI), Y=26,389x+74,773(NDWI), Y=0,4747x+15,302(PM2,5) dan Y=0,3904x+18,81(PM10) dengan nilai aktual Suhu Permukaan Darat sebesar 31,46℃, Kekeringan 27,42, Kelembaban 103,00%RH, Potensi Kekeringan -0,84095, PM2,5 sebesar 48,55 µg/m³, dan PM10 sebesar 62,26 µg/m³. Validasi menghasilkan koefisien determinasi (R²) yang kuat untuk masing-masing parameter, yaitu Suhu Permukaan Darat (0,7192), Kekeringan (0,7144), Kelembaban (0,8074), PM2,5 (0,7369), dan PM10 (0,8648). Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya pemanfaatan data spasial dalam perencanaan kota berkelanjutan, serta mendukung pencapaian indikator SDGs 11.6 (pengurangan dampak lingkungan) dan 11.7 (penyediaan ruang publik hijau yang inklusif dan aman).Item INVENTARISASI POTENSI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI PULAU REMPANG DENGAN METODE SPATIAL MULTI CRITERIA (SMC)(Politeknik Negeri Batam, 2025-06-29) Kristanti, Natalia; Anurogo, WenangPenelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi potensi kesesuaian lahan permukiman di Pulau Rempang dan mengevaluasi tingkat potensi kesesuaian lahan permukiman di Pulau Rempang guna mendukung perencanaan wilayah yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA) berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG), dengan mempertimbangkan beberapa parameter: penutupan lahan, kemiringan lereng, jarak terhadap jalan utama, dan kawasan rawan bencana. Hasil analisis menghasilkan lima kelas kesesuaian lahan, mulai dari Sangat Sesuai (S1) diindiksi warna hijau tua dengan luas 5.225 ha, kemudian kelas cukup sesuai (S2) diindiksi warna hijau mudah dengan luas 252 ha, Sesuai Marginal (S3) diindiksi warna kuning dengan luas 10.974 ha, Tidak Sesuai Sementara (N1) diindiksi warna oren dengan luas 1 ha, dan yang terakhir Tidak Sesuai Permanen (N2) diindiksi warna merah dengan luas 243 ha. Sebagian besar wilayah Pulau Rempang tergolong dalam kelas sesuai marginal (S3).Item Kawasan Layak Huni Berdasarkan Integrated Ecologycal Index (IEI): Penilaian Kriteria Ekologi Perkotaan di Kota Batam dalam Konteks Pencapaian SDGs 11(Politeknik Negeri Batam, 2025-07-21) Romadhona, Astin Sally; Anurogo, WenangPenelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas ekologi kawasan layak huni di Kota Batam dengan menggunakan pendekatan Integrated Ecological Index (IEI) berdasarkan data citra Landsat 9 tahun 2024. Penilaian dilakukan pada dua periode yang mewakili kondisi ekstrem curah hujan, yaitu Maret (curah hujan terendah) dan November (curah hujan tertinggi). Empat indikator ekologis utama yang digunakan meliputi indeks kehijauan (SAVI), kelembapan (NDMI), kekeringan (NDSI), dan area terbangun (NDBI), yang kemudian diintegrasikan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) untuk menghasilkan IEI. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai IEI pada bulan Maret berkisar antara 4,73 × 10⁻⁸ hingga 1, sedangkan pada bulan November meningkat menjadi 0,168508 hingga 1. Wilayah tengah dan utara Kota Batam memiliki nilai IEI yang rendah akibat tekanan pembangunan, sedangkan wilayah selatan dan pulau-pulau kecil menunjukkan kualitas ekologi yang lebih baik. Temuan ini menunjukkan bahwa variabilitas musiman, khususnya curah hujan, berpengaruh signifikan terhadap kelayakan ekologis kawasan. Penelitian ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 11, khususnya dalam penyediaan kota yang layak huni dan berkelanjutan berbasis ekologi.Item KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN METODE NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX DAN SOIL ADJUSTED VEGETATION INDEX MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2 DI KOTA BATAM(2024-10-22) Wijaya, Mayang Nurazizah; Gustin, OktaviantoKota Batam berada di Provinsi Kepulauan Riau yang berbentuk kepulauan. Berdasarkan “UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTH ialah area yang lebih panjang/jalur atau mengelompok yang penggunaannya lebih banyak bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman yang secara alamiah maupun sengaja ditanam, serta memiliki luas minimal dari kawasan perkotaan 30% RTH dari luasan perkotaan, dialokasikan 20% publik dan 10% privat.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan RTH di Kota Batam dengan menggunakan Citra Satelit Sentinel-2A. Metode NDVI didapatkan overall accuracy yaitu 91,35% dan metode SAVI overall accuracy yaitu 92,59%. Adapun kappa accuracy NDVI 88,80% dan SAVI sebesar 90,38%. Hal ini dikarenakan kedua metode tersebut telah memenuhi ambang batas minimal yaitu 85%, sesuai tingkat kebenaran yang tergolong memenuhi kaidah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perubahan area RTH Kota Batam serta memberikan informasi kepada pihak terkait dalam menyusun kebijakan terkait keberadaan RTH.Item Kontrol Dimensi Pada Proses Fabrikasi Girder ( Studi Kasus Elemen Struktural Modul Offshore di PT.McDermott Indonesia )(2024-05-06) Surya Armen, Fauzan; Rassarandi Dinda, FaroukiSering tidak sesuainya perencanaan fabrikasi girder dengan kenyataan, menjadi latar belakang penelitian ini. PT. McDermott Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang fabrikasi Minyak dan Gas. Pembuatan modul offshore dalam industri fabrikasi merupakan tantangan kompleks yang memerlukan ketepatan dan kehati-hatian dalam semua aspek, termasuk pengendalian dimensi pada proses fabrikasi girder. Girder sebagai elemen struktural kunci dalam modul tersebut harus memenuhi standar dimensi yang ketat untuk memastikan integritas struktural dan kinerja jangka panjang dalam kondisi laut yang menantang. Luaran dari penelitian ini mendapatkan hasil penyimpangan pada item girder untuk mengatasi nilai-nilai diluar toleransi, disajikan berbentuk arah panah kesalahan sehingga dalam perbaikan hendaknya dengan cara mengikuti arah panah itu sendiri.Item (Measuring Saddle Pressure Vessel Dimensions with Conditions Before and After the Welding Process on the Project (Case Study: Accommodation Platform))_Alfiansyah Triezky Ramadhani Yutisyo_3322111009_&_Fitra Kurnia Raya_3322101037(2024-05-17) Yutisyo, Alfiansyah Triezky Ramadhani; Raya, Fitra Kurnia; Aji, Satriya BayuA pressure vessel can be defined as a container that experiences both external and internal pressure due to the weight of the fluid it contains. To withstand the external pressure exerted on the pressure vessel, a saddle pressure vessel is required as a support. The placement of the saddle pressure vessel plays a crucial role in reducing the external load or force caused by the weight of the fluid being held (Novian Rizky, Miftachul Munir, and Indrawan, 2023). Welding itself generates tensile forces due to softening during the welding process, resulting in displacement values (Nishimura, 2021). This study aims to determine the influence of welding on the displacement values to prevent the pressure vessel from receiving excessive loads using a Leica 16 total station. The method involves collecting measurement data using the total station, followed by calculations comparing the coordinates before and after the welding process to determine the significant level of displacement that occurs. Monitoring results indicate that the displacement values of the saddle pressure vessel are relatively small, with the displacement values on the X-axis = -0.0008, Y-axis = -0.0004, and Z-axis = -0.0007, indicating that there are no significant changes occurring in the saddle pressure vessel after welding, or it can be said that the saddle position tends to be stable.Item MENGIDENTIFIKASI RATA-RATA SEBARAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ISOHYET (STUDI KASUS : PULAU BATAM)(2025-07-22) Septyana, Ruth Diva; Gustin, OktaviantoPulau Batam, salah satu pulau yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Kepulauan Riau, memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional berkat letaknya di jalur pelayaran internasional serta karakteristik iklim tropis dengan suhu rata-rata 26,5°C–28,8°C dan kelembapan tinggi 81,3% 86,8%. Topografi yang terdiri dari wilayah pesisir dan daratan menyebabkan distribusi curah hujan di Pulau Batam menjadi tidak merata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi spasial rata-rata curah hujan di Pulau Batam selama periode 2022–2024, penelitian ini menggunakan data sekunder curah hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang didapatkan dari 10 stasiun Automatic Weather Station (AWS) yang tersebar di wilayah Pulau Batam. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW) dan teknik pemetaan isohyet berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menggambarkan garis-garis penghubung area dengan jumlah curah hujan seragam. Data curah hujan bulanan diolah menjadi rata-rata tahunan per stasiun, kemudian diklasifikasikan berdasarkan standar BMKG: rendah (0–1500mm), menengah (1500–3000mm), tinggi (3000–4500mm), dan sangat tinggi (>4500mm). Hasil analisis memperlihatkan sebaran curah hujan yang sangat bervariasi. Area dengan intensitas tertinggi ditemukan di sekitar Stasiun Sei Harapan, Hang Nadim, dan Sei Ladi, sedangkan area Piayu dan Maritim mencatatkan curah hujan terendahItem Metode Penilaian Biomassa Di Atas Permukaaan Tanah Pulau Rempang Dengan Pendekatan Penginderaan Jauh(2024-07-05) Manalu, Nedita Wifanni; Anurogo,Wenang;Perubahan iklim merupakan salah satu hal yang sering terjadi di dunia dikarenakan perubahan iklim, suhu, dan curah hujan yang signifikan, selain itu perubahan iklim terjadi akibat efek rumah kaca yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Karbon yang berasal dari hutan yang dimana 50% disimpan dalam bentuk biomassa yang jika dilakukan pengukuran yang akurat dapat mengurangi dampak dari pemanasan global. Pulau Rempang memiliki kawasan hutan sebagai penyedia jasa lingkungan, antara lain menyerap karbondioksida dan menyimpannya dalam biomassa tumbuhan. Fitur ini penting mengingat jejak karbon yang tinggi akibat kemacetan lalu lintas dan emisi gas rumah kaca. Teknologi penginderaan jauh yang terus bertambah dapat digunakan untuk mencari nilai biomassa di atas permukaan tanah rempang. Data penginderaan jauh yang digunakan berupa Citra Landsat 8 dengan resolusi spatial 30 meter. Data ini kemudian di proses dengan indeks transformasi MSAVI, hasil dari indeks MSAVI kemudia di regresi dan korelasi kan dengan hasil perhitungan data lapangan. Hasil penelitian ini berupa nilai biomassa di Pulau Rempang dengan 714 ton dan nilai maksimum 6.470 tonItem Pelaksanaan Penataan Akses Reforma Agraria Studi Kasus di Kampung Tua, Kelurahan Tanjung Riau, Kota Batam(2024-05-19) Saragih, Fratia Yunirahma; Chayati, Siti Noor; Wahyuni; Chayati, Siti NoorAccess arrangement is one of the programs of agrarian reform that continues from asset arrangement. Access arrangement is considered as empowerment for communities whose land assets have been legalized through PTSL as determined by the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning. The empowerment referred to is by providing ease of access in developing small businesses that already exist. Access arrangement is intended so that communities facing obstacles in their businesses can receive assistance in the form of capital provision, training, marketing strategies, and so on. Kampung Tua Tanjung Riau is the location for access arrangement in 2022, through data collection in that year various types of micro-medium small businesses (MSMEs) referred to as agrarian reform access objects were obtained. This study aims to determine how the implementation of agrarian reform access is carried out in Kampung Tua Tanjung Riau, using a qualitative approach method and field data collection resulting in types of businesses of agrarian reform access participants, business status, certificate utilization status (mortgaged/not mortgaged), and success indicators determined through business development post-empowerment and land ownership certificate (title) mortgaging for additional business capital. The constraints in the implementation of agrarian reform access arrangement in Kampung Tua Tanjung Riau are the lack of community understanding of the agrarian reform access program, where not all participants are registered for empowerment training, the abundance of similar businesses that are not balanced with existing market demands resulting in competition among MSME players, the majority of registered participants do not mortgage because they feel unwilling to bear the burden and it is not yet needed.Item Pembaharuan Pemetaan Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR) Dengan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) (Studi Kasus : Kampung Tua Bagan, Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau)(2024-07-04) Dewi, Nanda Rahma Setia; Chayati, Siti NoorSistem pengolahan tanah di Kota Batam masih belum optimal sehingga banyak menimbulkan kasus terkait sengketa dan perkara pertanahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kementrian ATR/BPN Kota Batam melakukan program Pemetaan Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR) berbasis persil pada tahun 2022 diwilayah Kampung Tua Bagan dengan melakukan inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (IP4T). Seiring dengan berjalannya waktu, pastinya terjadi perubahan informasi mengenai penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah diwilayah tersebut, maka dari itu diperlukan adanya updating data. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan mengenai informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah diwilayah Kampung Tua Bagan. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2024 menggunakan metode fotogrametri memanfaatkan wahana terbang drone yang selanjutnya menghasilkan orthophoto dengan koreksi GCP 0,096m dan ICP 0,315m. Untuk proses updating menggunakan data IP4T tahun 2024 dari BPN Kota Batam dan identifikasi orthophoto. Hasil akhir dari penelitian ini berupa peta dan tabel klasifikasi perbandingan IP4T tahun 2022 dan tahun 2024. Penggunaan tanah tahun 2022 didominasi oleh permukiman sebanyak 695 bidang dan tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi 698. Pemanfaatan tanah tahun 2022 didominasi oleh tempat tinggal sebanyak 877 bidang dan tahun 2024 mengalami penurunan menjadi 876 bidang. Pemilikan tanah tahun 2022 didominasi oleh belum terdaftar sebanyak 1.023 bidang dan tahun 2024 didominasi oleh terdaftar sebanyak 654 bidang.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »