D3 Teknologi Geomatika

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1767

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 14
  • Item
    KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN METODE NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX DAN SOIL ADJUSTED VEGETATION INDEX MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2 DI KOTA BATAM
    (2024-10-22) Wijaya, Mayang Nurazizah; Gustin, Oktavianto
    Kota Batam berada di Provinsi Kepulauan Riau yang berbentuk kepulauan. Berdasarkan “UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTH ialah area yang lebih panjang/jalur atau mengelompok yang penggunaannya lebih banyak bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman yang secara alamiah maupun sengaja ditanam, serta memiliki luas minimal dari kawasan perkotaan 30% RTH dari luasan perkotaan, dialokasikan 20% publik dan 10% privat.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan RTH di Kota Batam dengan menggunakan Citra Satelit Sentinel-2A. Metode NDVI didapatkan overall accuracy yaitu 91,35% dan metode SAVI overall accuracy yaitu 92,59%. Adapun kappa accuracy NDVI 88,80% dan SAVI sebesar 90,38%. Hal ini dikarenakan kedua metode tersebut telah memenuhi ambang batas minimal yaitu 85%, sesuai tingkat kebenaran yang tergolong memenuhi kaidah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perubahan area RTH Kota Batam serta memberikan informasi kepada pihak terkait dalam menyusun kebijakan terkait keberadaan RTH.
  • Item
    ANALISIS HUBUNGAN INDEKS VEGETASI TERHADAP SUHU PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN SATELIT PENGINDERAAN JAUH LANDSAT 8
    (2024-10-17) Sunggu, Feni Indri Ani Ompu; Gustin, Oktavianto
    Pulau Rempang adalah pulau yang berdekatan langsung dengan Pulau Batam. Pulau ini mengalami perubahan suhu yang di sebabkaan oleh berkurangnya vegetasi di Pulau Rempang. Peningkatan suhu permukaan diakibatkan adanya pembangunan dan penggunaan lahan sebagai perkebunan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan yang terjadi indeks vegtasi dan suhu permukaan tanah. Citra Landsat 8 OLI/TIRS merupakan salah satu citra satelit yang digunakan pada proses penginderaan jauh, bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks vegetasi dengan suhu permukaan tanah di Pulau Rempang dengan menggunakan persamaan korelasi regresi adalah y= ax + b. Dari pengolahan tidak menunjukkan adanya hubungan korelasi dengan R² = 0.0589. Akan tetapi analisis menunjukkan semakin tinggi rapat vegetasi maka semakin rendah pula nilai suhu di Pulau Rempang. Dari pengolahan data NDVI di peroleh nilai klasifikasi dengan badan air sebanyak 0.37 % dengan luas 58.210 ha, lahan tidak bervegetasi 1.19 % dengan luas 185.626 ha, kehijauan rendah sebanyak 6.01 % dengan luas 939.519 ha, kehijauan sedang 27.38 % dengan luas 4281.308 ha, dan kehijauan tinggi sebanyak 65.05 % dengan luas 10169.356 ha. Sedangkan pengolahan data LSTdiperoleh nilai dengan suhu rendah 18-24 °C sebanyak 17.75% dengan luas 2773.875 ha, suhu sedangan 25°C sebanyak 53.44% dengan luas 8352.252 ha dan suhu tinggi 26-32°C sebanyak 28.81% dengan luas 4503.353 ha.
  • Item
    Identifikasi Penggunaan Algoritma EBBI (Enhanced Built-Up and Bareness Index) Dengan Kombinasi Klasifikasi Threshold dan Supervised Pada Pemetaan Spasial Kawasan Terbangun dan Lahan Kosong Di Pulau Batam 2023
    (POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-11-25) Silvia, Ega; Gustin, Oktavianto
    Kota Batam yang masuk tahun 2024 telah menyebabkan banyak sisi perkembangan dan kemajuan seperti pembangunan berbagai infrastruktur, beragam kawasan industri, hingga pengembangan sistem perizinan yang terintegrasi mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang merupakan aspek yang cukup penting. Oleh sebab itu diperlukan pemetaan Kawasan terbangun dan lahan kosong menggunakan metode penginderaan jauh. Oleh karenanya pada penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kawasan terbangun dan lahan kosong di Pulau Batam dengan menggunakan dua metode yaitu Enhanced Built-Up and Bareness Index dan klasifikasi terbimbing dengan metode Maximum Likelihood. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2023. Setelah melakukan analisis akurasi terhadap kedua metode tersebut, diperoleh hasil bahwa klasifikasi menggunakan metode EBBI memiliki tingkat overall accuracy sebesar 75% dan Kappa accuracy sebesar 32,4%. Hasil ini menunjukkan bahwa EBBI kurang optimal dalam memberikan klasifikasi yang akurat secara konsisten. Sebaliknya, metode klasifikasi terbimbing menghasilkan overall accuracy sebesar 93,18% dan Kappa accuracy sebesar 86,72%, yang menandakan bahwa metode ini lebih tepat dalam mengklasifikasikan tutupan lahan di Pulau Batam. Hasil pemetaan dari kombinasi kedua metode ini menunjukkan bahwa pada tahun 2023, luas kawasan terbangun di Pulau Batam mencapai 17.134 Ha (43%), sementara lahan kosong tercatat seluas 2.479 Ha (6%). Peta sebaran yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa kawasan terbangun tersebar di seluruh pulau, dengan konsentrasi tinggi di wilayah barat dan timur laut. Sementara itu, lahan kosong cenderung berdekatan dengan kawasan terbangun dan memberikan potensi pengembangan lebih lanjut.
  • Item
    Pelaksanaan Penataan Akses Reforma Agraria Studi Kasus di Kampung Tua, Kelurahan Tanjung Riau, Kota Batam
    (2024-05-19) Saragih, Fratia Yunirahma; Chayati, Siti Noor; Wahyuni; Chayati, Siti Noor
    Access arrangement is one of the programs of agrarian reform that continues from asset arrangement. Access arrangement is considered as empowerment for communities whose land assets have been legalized through PTSL as determined by the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning. The empowerment referred to is by providing ease of access in developing small businesses that already exist. Access arrangement is intended so that communities facing obstacles in their businesses can receive assistance in the form of capital provision, training, marketing strategies, and so on. Kampung Tua Tanjung Riau is the location for access arrangement in 2022, through data collection in that year various types of micro-medium small businesses (MSMEs) referred to as agrarian reform access objects were obtained. This study aims to determine how the implementation of agrarian reform access is carried out in Kampung Tua Tanjung Riau, using a qualitative approach method and field data collection resulting in types of businesses of agrarian reform access participants, business status, certificate utilization status (mortgaged/not mortgaged), and success indicators determined through business development post-empowerment and land ownership certificate (title) mortgaging for additional business capital. The constraints in the implementation of agrarian reform access arrangement in Kampung Tua Tanjung Riau are the lack of community understanding of the agrarian reform access program, where not all participants are registered for empowerment training, the abundance of similar businesses that are not balanced with existing market demands resulting in competition among MSME players, the majority of registered participants do not mortgage because they feel unwilling to bear the burden and it is not yet needed.
  • Item
    PERBANDINGAN HITUNGAN LUAS BIDANG TANAH SEBELUM DAN SESUDAH BLOCK ADJUSTMENT
    (2024-05-16) RASSARANDI, FAROUKI; SINAGA, KRISTINA MIRANDA; RASSARANDI, FAROUKI
    Setiap hasil pengukuran mengandung kesalahan. Kesalahan ini muncul karena adanya perbedaan teknologi, surveyor, metode, dan waktu dalam kegiatan pengukuran. Maka dari itu dilakukan upaya peningkatan kualitas data hasil pengukuran bidang tanah dengan Block Adjustment menggunakan bantuan plugin Adumanis. Dalam kegiatan ini diperlukan data bidang tanah yang diperoleh dari instansi pemerintah Badan Pertanahan Nasional (BPN) kota Batam dan titik kontrol. Data yang di Block Adjustment akan di analisis tingkat signifikansinya serta akurasi perubahan luas bidang tanahnya. Dua hal ini dilakukan dengan menggunakan metode uji-T dan membandingkan luas bidang tanah terhadap toleransi yang ditetapkan, Toleransi tersebut menurut JUKNIS PMNA/KBPN No.3 Tahun 1997. Hasil dari uji signifikansi yang telah dilakukan terhadap luas 13 bidang tanah dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara luas bidang tanah sebelum dan sesudah Block Adjustment. Kemudian hasil perbandingan hitungan luas terhadap akurasi terdapat sepuluh bidang tanah sesuai dengan toleransi dan tiga bidang tanah yang tidak sesuai dengan toleransi yang ditetapkan. Selain itu, luas bidang tanah sesudah Block Adjustment ada yang mengalami kenaikan dan penurunan luas terhadap luas sebelum Block Adjutment.
  • Item
    Dinamika Perubahan Nilai Tanah Pasca Covid-19 Tahun 2020 dan 2023 Wilayah Pulau Batam
    (2024-05-15) Br Sebayang, Amira Leoni; Sari, Luthfiya Ratna
    Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak Desember 2019 membawa dampak yang signifikan termasuk dalam nilai tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika nilai tanah di Pulau Batam selama pandemi, periode 2020-2023. Penelitian ini menggunakan teknik overlay dengan bahan data peta digital zona nilai tanah tahun 2020 dan 2023 dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengidentifikasi perubahan nilai tanah yang diolah dalam perangkat lunak pengolahan data spasial dan data nilai tanah yang di olah dalam perangkat lunak pengolah data numerik yang disajikan dalam tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi nilai tanah di Pulau Batam mengalami kenaikan dalam kurun waktu tiga tahun. Kecamatan Sukajadi memiliki nilai tanah tertinggi pada tahun 2020 (Rp13.734.000 per m²) dan 2023 (Rp17.355.000 per m²), sedangkan kecamatan Batu Aji memiliki nilai tanah terendah pada tahun 2020 (Rp83.873 per m²) dan 2023 (Rp105.989 m²). Dari hasil tersebut didapatkan bahwa kondisi dinamika perubahan nilai tanah memiliki tren kenaikan antara tahun 2020 dan 2023, namun kecamatan Sagulung dan Sei Beduk mengalami penurunan nilai tanah.
  • Item
    Pemetaan Kawasan Terlayani Infrastruktur Bangunan Pasar Kota Batam
    (2024-07-05) Natali, Suci Dayanti; Chayati, Siti Noor; Chayati, Siti Noor
    Persebaran pasar yang tidak merata membuat beberapa kawasan sulit untuk mengakses infrastruktur pasar tersebut, apalagi jika kawasan tersebut memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Maka diperlukan pemetaan kawasan yang dapat terlayani infrastruktur bangunan Kota Batam dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pola persebaran, density serta kawasan terlayani infrastruktur bangunan pasar baik berdasarkan jarak maupun berdasarkan waktu tempuh, dan mengetahui pemukiman mana saja yang dapat terlayani. Hasil dari penelitian ini memiliki pola persebaran yang mengelompok (clustered) dan nilai density dengan rentang 0 –1,04 sedangkan kawasan terlayani infrastruktur pasar Kota Batam berdasarkan jarak dan waktu dapat menjangkau beberapa kawasan Kecamatan dengan baik namun Kecamatan Bulang dan Galang tidak terlayani karena tidak ada nya pasar pada Kecamatan tersebut. Kawasan pemukiman yang dapat terlayani sudah menjangkau banyak pemukiman kecuali Kecamatan Bulang, dikarenakan tidak ada pasar dan jaringan jalan untuk ke pasar yang ada di Kecamatan lain kurang memadai.
  • Item
    PEMETAAN KEMAMPUAN LAHAN DI KOTA BATAM BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 20 TAHUN 2007
    (2024-07-04) Zahra, Mulyani Aprilia; Chayati, Siti Noor
    Pada perkembangan saat ini di Kota Batam satuan kemampuan lahan ini bertujuan untuk mencari perhitungan tingkatan kemampuan lahan berdasarkan aspek fisik dasar. Aspek dasar adalah salah satu penilaian yang penting dalam rencana pengembangan atau pembangunan suatu kota, hal tersebut dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2007 tentang pedoman teknik analisis fisik dan lingkungan, ekonomi serta sosial budaya dalam penyusunan rencana tata ruang. Aspek – aspek fisik kemampuan lahan tersebut dalam analisis ini dikenal dengan satuan kemampuan lahan. Pada penelitian ini menggunakan data DEM, data jenis tanah, data curah hujan, data penggunaan lahan, data rawan bencana. Dalam penelitian ini menggunakan metode pembobotan dan overlay yang dimana mengahasilkan peta yaitu tingkat kelas kemampuan lahan yang terdapat di Kawasan Kota Batam yang dimana terdiri atas 2 (dua) tingkat kelas C dan D untuk kemampuan lahannya yaitu kemampuan untuk pengembangan lahan cukup dan kemampuan untuk pengembangan lahan sedang. kemampuan untuk pengembangan lahan cukup dengan luas wilayah sekitar 29397,66 Ha dari total luas Kota Batam sedangkankemampuan untuk pengembangan lahan sedang dengan luas wilayah sekitar 47138,78 Ha dari total luas kawasan Kota Batam.
  • Item
    Metode Penilaian Biomassa Di Atas Permukaaan Tanah Pulau Rempang Dengan Pendekatan Penginderaan Jauh
    (2024-07-05) Manalu, Nedita Wifanni; Anurogo,Wenang;
    Perubahan iklim merupakan salah satu hal yang sering terjadi di dunia dikarenakan perubahan iklim, suhu, dan curah hujan yang signifikan, selain itu perubahan iklim terjadi akibat efek rumah kaca yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Karbon yang berasal dari hutan yang dimana 50% disimpan dalam bentuk biomassa yang jika dilakukan pengukuran yang akurat dapat mengurangi dampak dari pemanasan global. Pulau Rempang memiliki kawasan hutan sebagai penyedia jasa lingkungan, antara lain menyerap karbondioksida dan menyimpannya dalam biomassa tumbuhan. Fitur ini penting mengingat jejak karbon yang tinggi akibat kemacetan lalu lintas dan emisi gas rumah kaca. Teknologi penginderaan jauh yang terus bertambah dapat digunakan untuk mencari nilai biomassa di atas permukaan tanah rempang. Data penginderaan jauh yang digunakan berupa Citra Landsat 8 dengan resolusi spatial 30 meter. Data ini kemudian di proses dengan indeks transformasi MSAVI, hasil dari indeks MSAVI kemudia di regresi dan korelasi kan dengan hasil perhitungan data lapangan. Hasil penelitian ini berupa nilai biomassa di Pulau Rempang dengan 714 ton dan nilai maksimum 6.470 ton
  • Item
    Pembaharuan Pemetaan Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR) Dengan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) (Studi Kasus : Kampung Tua Bagan, Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau)
    (2024-07-04) Dewi, Nanda Rahma Setia; Chayati, Siti Noor
    Sistem pengolahan tanah di Kota Batam masih belum optimal sehingga banyak menimbulkan kasus terkait sengketa dan perkara pertanahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kementrian ATR/BPN Kota Batam melakukan program Pemetaan Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR) berbasis persil pada tahun 2022 diwilayah Kampung Tua Bagan dengan melakukan inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (IP4T). Seiring dengan berjalannya waktu, pastinya terjadi perubahan informasi mengenai penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah diwilayah tersebut, maka dari itu diperlukan adanya updating data. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan mengenai informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah diwilayah Kampung Tua Bagan. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2024 menggunakan metode fotogrametri memanfaatkan wahana terbang drone yang selanjutnya menghasilkan orthophoto dengan koreksi GCP 0,096m dan ICP 0,315m. Untuk proses updating menggunakan data IP4T tahun 2024 dari BPN Kota Batam dan identifikasi orthophoto. Hasil akhir dari penelitian ini berupa peta dan tabel klasifikasi perbandingan IP4T tahun 2022 dan tahun 2024. Penggunaan tanah tahun 2022 didominasi oleh permukiman sebanyak 695 bidang dan tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi 698. Pemanfaatan tanah tahun 2022 didominasi oleh tempat tinggal sebanyak 877 bidang dan tahun 2024 mengalami penurunan menjadi 876 bidang. Pemilikan tanah tahun 2022 didominasi oleh belum terdaftar sebanyak 1.023 bidang dan tahun 2024 didominasi oleh terdaftar sebanyak 654 bidang.