D3 Teknologi Geomatika

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1767

Browse

Search Results

Now showing 1 - 6 of 6
  • Item
    Identifikasi Penggunaan Algoritma EBBI (Enhanced Built-Up and Bareness Index) Dengan Kombinasi Klasifikasi Threshold dan Supervised Pada Pemetaan Spasial Kawasan Terbangun dan Lahan Kosong Di Pulau Batam 2023
    (POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-11-25) Silvia, Ega; Gustin, Oktavianto
    Kota Batam yang masuk tahun 2024 telah menyebabkan banyak sisi perkembangan dan kemajuan seperti pembangunan berbagai infrastruktur, beragam kawasan industri, hingga pengembangan sistem perizinan yang terintegrasi mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang merupakan aspek yang cukup penting. Oleh sebab itu diperlukan pemetaan Kawasan terbangun dan lahan kosong menggunakan metode penginderaan jauh. Oleh karenanya pada penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan kawasan terbangun dan lahan kosong di Pulau Batam dengan menggunakan dua metode yaitu Enhanced Built-Up and Bareness Index dan klasifikasi terbimbing dengan metode Maximum Likelihood. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2023. Setelah melakukan analisis akurasi terhadap kedua metode tersebut, diperoleh hasil bahwa klasifikasi menggunakan metode EBBI memiliki tingkat overall accuracy sebesar 75% dan Kappa accuracy sebesar 32,4%. Hasil ini menunjukkan bahwa EBBI kurang optimal dalam memberikan klasifikasi yang akurat secara konsisten. Sebaliknya, metode klasifikasi terbimbing menghasilkan overall accuracy sebesar 93,18% dan Kappa accuracy sebesar 86,72%, yang menandakan bahwa metode ini lebih tepat dalam mengklasifikasikan tutupan lahan di Pulau Batam. Hasil pemetaan dari kombinasi kedua metode ini menunjukkan bahwa pada tahun 2023, luas kawasan terbangun di Pulau Batam mencapai 17.134 Ha (43%), sementara lahan kosong tercatat seluas 2.479 Ha (6%). Peta sebaran yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa kawasan terbangun tersebar di seluruh pulau, dengan konsentrasi tinggi di wilayah barat dan timur laut. Sementara itu, lahan kosong cenderung berdekatan dengan kawasan terbangun dan memberikan potensi pengembangan lebih lanjut.
  • Item
    Pemetaan Perubahan Garis Pantai Pulau Batam Menggunakan Analisis Citra Sentinel-2A Dengan Metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS)
    (Politeknik Negeri Batam, 2024-11-25) Sormin, Naomi Seftania; Gustin, Oktavianto
    Pembangunan Reklamasi dan Kawasan industri di Pulau Batam semakin mengarah ke wilayah pantai sehingga menyebabkan beberapa di pesisir Pulau Batam yang berorientasi laut seperti Batam Center, Ocarina, Golden Prawn dan Nongsa. Oleh karena itu, pentingnya untuk mendapatkan informasi terkini mengenai perubahan garis pantai yang terjadi dan dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan pengolahan didaerah pesisir pantai Pulau Batam. Metode yang digunakan pada penalitian ini memanfaatkan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan Net Shoreline Movement (NSM) dan Linear Regression Rate (LRR) sebagai mengitung jarak dan analisis perubahan garis pantai. Penelitian ini memanfaatkan Citra Sentinel-2A pada rekaman tahun 2019 hingga 2024 untuk pemantauan perubahan garis pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwah Akresi paling tinggi terjadi pada wilayah Kecamatan Nongsa sebesar 432 m pada tahun 2022 hingga 2023 dan Abrasi terjadi pada wilayah Kecamatan Sagulung sebesar -103,88 pada tahun 2023 hingga 2024. Dengan analisis perubahan pada 5 tahun menunjukkan Abrasi tertinggi terjadi pada wilayah Kecamatan Sekupang sebesar -556.52 m dan Akresi tertinggi terjadi pada wilayah Kecamatan Nongsa sebesar 788m.
  • Item
    Analisis Indeks Kekritisan Lingkungan Menggunakan Citra Landsat 9
    (2024-06-21) Abdul Malik, Maulana; Ratna Sari, Luthfiya
    Kegiatan industri di Pulau Batam yang meningkat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang menyebabkan fenomena seperti urban heat island. Maka dari itu diperlukan penelitian terkait sebaran kondisi lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan analisis menggunakan citra Landsat 9 OLI/TIRS dengan metode algoritma pengolahan Land Surface Temperature (LST), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Enhance Built-up and Bareness Index (EBBI), Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI). Kemudian diuji akurasi untuk algoritma dengan menggunakan Normalized Mean Absolute Error (NMAE), Koefisien determinasi (R2), dan matrix konfusi dengan menggunakan Overall Accuracy dan Kappa Coefficient. Setelah algoritma diuji akurasinya, dilakukan kombinasi untuk mengetahui sebaran daerah kritis dengan menggunakan algoritma Environmental Criticality Index (ECI). Hasil dari pengolahan menunjukkan daerah kritis tinggi sebesar 106.4 km2, daerah kritis sedang seluas 105.3 km2, daerah kritis rendah seluar 104.5 km2, dan daerah tidak kritis seluas 105.4 km2. Dari luasan setiap klasifikasi didapatkan perbandingan 1 : 1 untuk setiap kelas, yang dimana hal ini menunjukkan keseimbangan antara objek alam dan buatan.
  • Item
    PEMETAAN KEMAMPUAN LAHAN DI KOTA BATAM BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 20 TAHUN 2007
    (2024-07-04) Zahra, Mulyani Aprilia; Chayati, Siti Noor
    Pada perkembangan saat ini di Kota Batam satuan kemampuan lahan ini bertujuan untuk mencari perhitungan tingkatan kemampuan lahan berdasarkan aspek fisik dasar. Aspek dasar adalah salah satu penilaian yang penting dalam rencana pengembangan atau pembangunan suatu kota, hal tersebut dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2007 tentang pedoman teknik analisis fisik dan lingkungan, ekonomi serta sosial budaya dalam penyusunan rencana tata ruang. Aspek – aspek fisik kemampuan lahan tersebut dalam analisis ini dikenal dengan satuan kemampuan lahan. Pada penelitian ini menggunakan data DEM, data jenis tanah, data curah hujan, data penggunaan lahan, data rawan bencana. Dalam penelitian ini menggunakan metode pembobotan dan overlay yang dimana mengahasilkan peta yaitu tingkat kelas kemampuan lahan yang terdapat di Kawasan Kota Batam yang dimana terdiri atas 2 (dua) tingkat kelas C dan D untuk kemampuan lahannya yaitu kemampuan untuk pengembangan lahan cukup dan kemampuan untuk pengembangan lahan sedang. kemampuan untuk pengembangan lahan cukup dengan luas wilayah sekitar 29397,66 Ha dari total luas Kota Batam sedangkankemampuan untuk pengembangan lahan sedang dengan luas wilayah sekitar 47138,78 Ha dari total luas kawasan Kota Batam.
  • Item
    Metode Penilaian Biomassa Di Atas Permukaaan Tanah Pulau Rempang Dengan Pendekatan Penginderaan Jauh
    (2024-07-05) Manalu, Nedita Wifanni; Anurogo,Wenang;
    Perubahan iklim merupakan salah satu hal yang sering terjadi di dunia dikarenakan perubahan iklim, suhu, dan curah hujan yang signifikan, selain itu perubahan iklim terjadi akibat efek rumah kaca yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Karbon yang berasal dari hutan yang dimana 50% disimpan dalam bentuk biomassa yang jika dilakukan pengukuran yang akurat dapat mengurangi dampak dari pemanasan global. Pulau Rempang memiliki kawasan hutan sebagai penyedia jasa lingkungan, antara lain menyerap karbondioksida dan menyimpannya dalam biomassa tumbuhan. Fitur ini penting mengingat jejak karbon yang tinggi akibat kemacetan lalu lintas dan emisi gas rumah kaca. Teknologi penginderaan jauh yang terus bertambah dapat digunakan untuk mencari nilai biomassa di atas permukaan tanah rempang. Data penginderaan jauh yang digunakan berupa Citra Landsat 8 dengan resolusi spatial 30 meter. Data ini kemudian di proses dengan indeks transformasi MSAVI, hasil dari indeks MSAVI kemudia di regresi dan korelasi kan dengan hasil perhitungan data lapangan. Hasil penelitian ini berupa nilai biomassa di Pulau Rempang dengan 714 ton dan nilai maksimum 6.470 ton
  • Item
    Identifikasi Daerah Banjir Menggunakan Citra Sentinel-1 di Kabupaten Dharmasraya
    (2024-06-25) Erwin, Afifah Khairunnisa; Sari, Luthfiya Ratna
    Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang sering terjadi hujan lebat berkepanjangan menyebabkan banjir dan meluapnya air sungai ke pemukiman sehingga mengganggu aktivitas warga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi daerah yang berpotensi dataran banjir di Kabupaten Dharmasraya. Dalam penelitian ini, area yang terkena banjir diidentifikasi melalui perubahan nilai backscattering. Data dihasilkan dari pengolahan menggunakan software SNAP dengan menggunakan citra SAR Sentinel-1. Citra satelit dan teknik penginderaan jauh telah menjadi alat yang berharga untuk memantau dan memetakan daerah rawan banjir. Data Sentinel-1 digunakan untuk mendeteksi area banjir dengan membandingkan perubahan nilai piksel citra sebelum dan saat banjir terjadi. Nilai ambang batas kemudian diterapkan untuk mengidentifikasi area yang tergenang banjir dan area yang tidak. Luas sebaran genangan banjir pada kabupaten Dharmasraya secara keseluruhan adalah 10,73 km2. Uji validasi hasil lapangan diperoleh nilai dari producer accuracy non banjir dan banjir adalah 93,33% dan 96%. Untuk nilai user accuracy non banjir dan banjir adalah 98,59% dan 82,76%. Untuk nilai secara keseluruhan adalah 97,12%. Diharapkan dengan memahami lebih dalam mengenai pola dan fenomena banjir di wilayah tersebut, penelitian ini dapat membantu dalam mengambil tindakan pencegahan yang efektif untuk mengidentifikasi dan menandai wilayah banjir di Kabupaten Dharmasraya.