D3 Teknik Mesin

Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1760

Browse

Search Results

Now showing 1 - 10 of 178
  • Item
    IDENTIFIKASI LIMITASI DENT PADA FUSELAGE SKIN PESAWAT BOEING 737-800
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-02-07) Ramadhani, Dwi Fikri; Nova, Mohammad Andi; Satoto, Sapto Wiratno
    Abstrak Penelitian ini membahas tentang kerusakan dent pada fuselage skin pesawat Boeing 737-800, yang sering terjadi akibat berbagai faktor, termasuk tabrakan burung dan tumbukan selama proses pemeliharaan yang disebabkan oleh tangga pemeliharaan, tangga penumpang (garbarata), maupun gerobak pengangkut bagasi penumpang. Dent ini dapat memengaruhi kekuatan struktural dan aerodinamika pesawat. Oleh karena itu, analisis terhadap limitasi kerusakan dent sangat penting untuk memastikan keselamatan penerbangan. Dalam studi ini, langkah-langkah pemeriksaan kerusakan dilakukan melalui DVI (detail visual inspection), pengukuran menggunakan vernier caliper, deepth gauge dan NDT (Non-Destructive Testing) dengan metode eddy current untuk mendeteksi adanya kerusakan tambahan seperti crack pada sekitaran area dent. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dent memiliki ukuran panjang 2,36 inci, lebar 1,57 inci, dan kedalaman 0,094 inci, menghasilkan rasio W/Y sebesar 16,70. Berdasarkan referensi dari SRM (Structural Repair Manual), dent tersebut melewati dalam batasan yang diperbolehkan, memerlukan perbaikan permanen. Oleh karena itu, langkah-langkah perbaikan yang sesuai dengan SRM akan dilaksanakan, termasuk reformasi bentuk skin hingga dilakukannya pengecatan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan dalam penanganan kerusakan dent di industri penerbangan untuk menjaga keselamatan dan kelayakan operasional pesawat. Abstract This research discusses dent damage on the fuselage skin of the Boeing 737-800, which frequently occurs due to various factors, including bird strikes and collisions during maintenance processes caused by maintenance stairs, passenger boarding stairs (jet bridges), or baggage trolleys. Dents can affect the structural integrity and aerodynamics of the aircraft. Therefore, analyzing the damage limitations of dents is crucial to ensuring flight safety. In this study, the steps for inspecting damage were carried out through DVI (Detailed Visual Inspection), measurements using a vernier caliper, depth gauge, and NDT (Non-Destructive Testing) using the Eddy Current method to detect additional damage, such as cracks, around the dent area. The measurement results show that the dent has a length of 2.36 inches, a width of 1.57 inches, and a depth of 0.094 inches, resulting in a W/Y ratio of 16.70. Based on the reference from the SRM (Structural Repair Manual), this dent exceeds the allowable limits and requires permanent repair. Therefore, the necessary repair steps in accordance with the SRM will be implemented, including skin shape reform followed by repainting. This study is expected to provide guidance on handling dent damage in the aviation industry to maintain the safety and operational viability of the aircraft.
  • Item
    STUDI KASUS PENYEBAB TOILET “A” INOPERATIVE PADA PESAWAT BOEING 737-900 ER
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-01-24) Maskur Maskur; andi nova, muhammad
    Waste system merupakan salah satu dari sistem pada pesawat yang berfungsi untuk membuang limbah guna menjaga kebersihan dan kenyamanan selama penerbangan. Limbah yang dihasilkan berasal dari lavatory, galley, dan saluran air pembuangan pada pintu pesawat. Lavatory merupakan sebuah ruangan dengan toilet dan wastafel atau biasa juga disebut kamar mandi. Toilet adalah bagian dari waste system yang paling penting pada pesawat. Pesawat Boeing 737-900 ER dilengkapi dengan tiga lavatory, yaitu satu diarea kabin depan (Lavatory A) dan dua di kabin belakang (Lavatory D & E). Salah satu permasalahan yang sering terjadi selama perawatan pesawat adalah toilet yang tidak berfungsi (Toilet Inoperative) pada lavatory. Dalam situasi ini, diperlukan penanganan yang tepat berdasarkan aircraft manual serta penerapan metode Observasi, Analisa, Literature, untuk mengidentifikasi kerusakan pada setiap komponen dengan cara melakukan pengujian terhadap komponen terkait. Tujuan dari laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab Toilet A Inoperative pada saat flush switch ditekan pada lavatory dan bagaimana cara penyelesaiannya. Berdasarkan aircraft manual yaitu, fault isolation manual (FIM) terdapat 7 kemungkinan penyebab/possible causes single toilet inoperative. Hasil pengujian terhadap komponen terkait sesuai dengan possible causes pada FIM ditemukan flush valve obstructed yaitu stuck closed sebanyak 8 kasus dari bulan juli 2024 hingga desember 2024. Setelah dilakukan penggantian komponen dengan yang baru sesuai dengan aircraft maintenance manual dan dilakukan pengetesan pada flush valve dengan melihat indikator berupa pergerakan komponen terkait, toilet beroperasi dengan normal.
  • Item
    Identifikasi Penyebab Shoulder Wear Main Wheel Tyre pada Pesawat Boeing 737-900ER
    (2025-02-04) Randy, Maulana; ROSSBANDRIO, WOWO; Havwini, Tian
    Pada transportasi pesawat udara keselamatan adalah hal yang paling utama, namun ketepatan waktu dan efisiensi tetap menjadi perhatian bagi maskapai. Perawatan pesawat udara telah ditentukan oleh pabrik dan wajib menjadi standar acuan bagi maskapai dalam melaksanakan perawatan pesawat udara. Salah satunya adalah komponen ban yang harus selalu dalam keadaan baik. Namun dalam operasinya ditemukan kondisi ban pesawat dalam keadaan aus sebelum waktunya yakni shoulder wear, sehingga menyebabkan terjadinya kerugian-kerugian yang harus ditanggung oleh maskapai penerbangan. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Shoulder Wear pada Main Wheel Tyre pesawat Boeing 737-900ER. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan observasi. Hasil penelitian yang ditemukan pada beberapa pesawat sejenis diakibatkan karena kurangnya tekanan udara pada ban yang tidak sesuai standar operasional. Sehingga langkah-langkah pencegahan yang dapat direkomendasikan adalah pengerjaan daily check (perawatan harian) pada bab pengecekan tekanan ban harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan task card daily check.
  • Item
    Identifikasi Sensor Tekanan Pompa Error pada Panel Monitor Komatsu PC130: Penyebab, Dampak dan Solusi Pemulihan Sistem Kontrol
    (Jurnal AKIPBA, 2025-04-25) Mustaqim Mustaqim; Andi, Muhammad Nova; Mutiarani
    Kesalahan pembacaan sensor tekanan pada panel monitor ekskavator merupakan masalah yang sangat krusial dalam operasi alat berat, karena dapat mempengaruhi nilai input sensor yang selanjutnya akan mengganggu sistem kontrol hidraulik dan menurunkan efisiensi operasional. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, dan solusi pemulihan terhadap malfungsi sensor tersebut pada alat berat Komatsu PC130 milik PT. Rimba Prima Mas. Dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan analisis berbasis wiring diagram maka penelitian ini menemukan bahwa kerusakan konektor wiring harness akibat faktor eksternal sehingga dampak yang ditimbulkan mencakup distribusi tekanan hidraulik yang tidak stabil dan penurunan performa alat berat. Solusi yang diterapkan yaitu dilakukan penyambungan sementara (temporary) untuk mendukung operasional mendesak dan terbukti efektif dalam memulihkan fungsi sensor dan sistem kontrol. Temuan ini juga menekankan pentingnya pemeliharaan preventif, perlindungan wiring harness, serta peningkatan kesadaran operator untuk mengurangi risiko kerusakan serupa di masa mendatang.
  • Item
    Studi Kasus Kerusakan pada Baut Roda Pesawat Boeing 737-800 NG Registrasi PK-LOJ
    (Politeknik Negeri Batam, 2024-07-09) Hartadi, Septyawan; Dzulfiqar,Mohamad Alif; Nova, Mohammad Andi
    Kegagalan pada roda pesawat Boeing 737-800 NG bisa berakibat fatal dan merusak reputasi industri penerbangan. Pesawat dianggap aset berharga, sehingga kerusakan bisa menyebabkan kerugian finansial besar. Penelitian pada pesawat Boeing B737-800NG CFM 56-7B bertujuan untuk memahami cara perbaikan yang benar sesuai dengan AMM Task 32-45-11-000-801. Metode penelitian melibatkan studi literatur, observasi, dan konsultasi dengan ahli. Regulasi ketat diperlukan untuk menjaga keselamatan dan standar tinggi harus diterapkan. Insiden baut patah pada roda pesawat di Bandara Biak disebabkan oleh kelelahan material. Pengecekan rutin dan tindakan pencegahan diperlukan. Permasalahan pada roda pesawat bisa mengancam keselamatan penumpang.
  • Item
    Studi Kasus Auxiliary Power Unit (APU) Auto Shutdown Pada B737NG
    (2025-02-03) Ariansah Defan; Nur, Dija Rafiah; Butar Butar, Hendra
    APU merupakan mesin turbin gas berukuran kecil. Mesin ini memiliki single shaft dan beroperasi pada kecepatan konstan. Salah satu kegunaan APU adalah memanfaatkannya sebagai sumber energi untuk memutar mesin pada saat engine start dengan sumber pneumatik. Berdasarkan pengalaman kerja di lapangan dan data yang diperoleh dari Operation Regularity Line Maintenance (OpsReg LM) yang merupakan salah satu divisi dari perusahaan Batam Aero Technic (BAT), ditemukan suatu permasalahan pada APU type Honeywell 131-9B yang digunakan pada pesawat dengan tipe B737 Next Generation (NG) yaitu terjadi auto shutdown ketika pengoperasian starting APU saat prefilght, sehingga terganggunya operational dan menyebabkan keterlambatan jadwal penerbangan. Ketika dilakukan pengecekan APU Build-In Test Equipment (BITE) sering ditemukan ditemukan fault message no flame shutdown dengan fault code 49-41011 dan mengacu pada Fault Isolation Manual (FIM) 49-40 Task 802 sebagai referensi didapatkan kemungkinan terjadi kegagalan pada sistem pengapian. Berdasarkan kejadian yang terdokumentasi pada eMRO Portal, pada tahun 2022 sampai dengan tahun 2024 terdapat 21 kasus APU auto shutdown dengan fault code 49-41011. Igniter plug menjadi komponen yang paling banyak menjadi penyebab kasus APU auto shutdown dengan fault message no flame shutdown pada pesawat B737NG yang dioperasikan oleh Lion Group
  • Item
    STUDI KASUS PRESSURIZATION AIR CONDITIONING KIT PACK 1 FAULT PADA PESAWAT A320
    (2025-01-25) Asatullah Asatullah; Dzufiqar, Alif, Mohamad; Batubara, Hardina, Ninda
    Pesawat Airbus A320 memiliki dua sistem pendingin yang di sebut dengan Pressurization Air Conditioning Kit (PACK). Pressurization Air Conditioning Kit (PACK) adalah salah satu sistem untuk mendukung kenyamanan penumpang pada pesawat terbang. Sistem ini di gunakan pada saat pesawat udara di operasikan. Namun seringkali terjadi permasalahan pada sistem Pressurization Air Conditioning Kit (PACK), salah satu masalah yang di alami adalah indikasi pack 1 fault pada saat tombol ditekan yang di sebabkan karena pack flow control valve yang tidak berfungsi dengan baik. Flow Control Valve adalah bagian dari Air Conditioning Kit Pack. Jika Flow Control Valve bermasalah maka berdampak kepada kinerja Air Conditioning Kit (PACK). Tujuan studi ini adalah untuk membahas masalah yang terjadi pada sistem Pressurization Air Conditioning Kit (PACK) agar dapat mengetahui penyebab terjadinya pack 1 fault pada saat tombol ditekan dan penanganan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tahapan yang dilakukan dengan cara mempelajari fungsi komponen dan cara kerja sistem dengan menggunakan referensi Airbus A320 Aircraft Maintenance Manual (AMM) system description section and procedures, melakukan pemecahan masalah dengan menggunakan referensi Trouble Shooting Manual (TSM) dan melakukan pengetesan menggunakan referensi Aircarft Maintenace Manual (AMM) yang bertujuan untuk memastikan permasalahann yang terjadi telah terselesaikan.
  • Item
    PERBANDINGAN KEKASARAN PERMUKAAN AISI 4140 DAN MILD STEEL 440 UNTUK PIVOT FLANGE
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-01-13) ROZAQ, ARIEFIN ABDUL; Siregar, James; Fadilah, Nurul
    Grinding process is a process of reducing material to be a product. Feeding is carried out by a grinding disc which rotates against the workpiece on the table which moves left or right (in the x-axix direction). This feeding process will result in differences in the surface roughness of the workpiece. Surface Roughness is the arithmetic mean deviation from the profile mean line. Therefore, to obtain a quality product in the form of a high level of precision and good surface roughness, it needs to be supported by an appropriated machining process. Evaluation of surface roughness is very important for many basic problems, for example friction in materials. This study aims to compare the surface roughness of AISI 4140 and Mild Steel SS400 after going through the same grinding process. Data is obtained by measuring the level of workpiece roughness using the Surface Roughness Tester. This comparison aims to find out which material is better for making pivot flange. The pivot flange is the link between the shaft and the flange which is use as a fulcrum. The Surface Roughness tester machine shows 3 parameters of roughness, namely the arithmetic average roughness (Ra), the quadratic average roughness (Rq), and the total average roughness (Rz). The result show that the Mild Steel SS400 material has a lower average roughness, where the Ra is 30.4 μm. A finer material is needed to make a pivot flange because it can be reduce the friction and wear of the material. Keywords: Surface roughness, grinding process, AISI 4140 and Mild Steel SS400.
  • Item
    IDENTIFIKASI PENYEBAB L/H STROBE & REAR STROBE LIGHT NOT FLASHING DAN CB POP OUT PADA ATR 72-500/600
    (2025-01-25) Riefendi, Anton; Juangsa Putra, Lalu Giat; Yuniarsih, Nidia
    Strobe Light adalah komponen yang diproduksi oleh Air Precision (Aero Base Group) dan digunakan di pesawat ATR 72 series untuk penerangan area external. Strobe Light digunakan untuk meningkatkan visibilitas pesawat dalam kondisi atmosfer yang buruk [14]. Seiring berjalannya waktu, kinerja Strobe Light pada saat penerbangan mengalami penurunan kinerja akibat kerusakan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya Strobe Light not flashing serta komponen-komponen yang berkaitan dengan Strobe light system pada ATR 72-500/600 melalui studi literatur dan observasi. Dari hasil penelitian ditemukan adanya salah satu komponen dari Strobe Light System yang mengalami kegagalan. Komponen tersebut berupa Power Supply Unit yang terjadi akibat short circuit. Komponen ini berfungsi untuk mengatur besaran dari daya output berupa tegangan yang masuk ke lampu Strobe Light sesuai dengan kebutuhannya. Akibatnya Strobe Light sebelah kanan tidak berkedip dengan keadaan CB (circuit breaker) 7LC pop out pada saat switch di on position. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan ini yaitu dengan melakukan penggantian pada komponen Power Supply Unit berdasarkan Maintenance Manual dengan cara mengganti komponen Power Supply Unit dengan yang baru. Oleh sebab itu penggantian komponen pada Strobe Light System secara tepat dapat membuat performa Strobe Light selalu dalam kondisi normal dan serviceable untuk meningkatkan visibilitas pesawat dalam kondisi atmosfer yang buruk pada saat penerbangan.
  • Item
    IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KASUS UNWANTED FUEL TRANSFER PADA PESAWAT BOEING 737-900ER
    (Politeknik Negeri Batam, 2025-01-24) Ahmad Syafi'i, Ceng Imam; Dzulfiqar,Mohamad Alif; Cahyagi,Danang
    Fuel transfer system pada pesawat Boeing B737-900ER merupakan bagian dari fuel system yang dirancang untuk memindahkan bahan bakar dari satu tangki ke tangki lain guna memastikan distribusi yang seimbang atau untuk keperluan operational tertentu. Pada pesawat ini, bahan bakar disimpan di tiga tangki utama, yaitu main tank 1, main tank 2 dan center tank. Fuel transfer dilakukan dari tangki center atau tangki lain jika diperlukan untuk menyeimbangkan berat pesawat atau memastikan supply distribution fuel ke Engines dan APU (Auxiliary Power Unit). Indikasi yang menunjukkan aktivitas atau masalah pada fuel transfer system dapat terlihat di cockpit melalui fuel indicator dan warning light seperti fuel imbalance warnings, fuel transfer in progress and abnormal fuel transfer (unwanted fuel transfer). Dalam penelitian yang saya ambil ini terdapat kondisi abnormal dimana terjadinya unwanted fuel transfer from the no.2 tank to the center tank pada fuel transfer system yang akan saya bahas agar dapat mengetahui penyebab terjadinya dengan indikasinya dan penangan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tahapan yang dilakukan dengan cara mempelajari fungsi komponen dan cara kerja sistem dengan menggunakan referensi Boeing B737-900ER Aircraft Maintenance Manual (AMM), melakukan pemecahan masalah, melakukan inspeksi sesuai dengan rekomendasi dari Boeing Message Number (BMN), melaksanakan repair prosedur berdasarkan Structure Repair Manual (SRM) dan melakukan pengetesan menggunakan referensi Aircraft Maintenance Manual (AMM) yang bertujuan untuk memastikan permasalahan yang terjadi telah terselesaikan.