Jurusan Teknik Mesin
Permanent URI for this communityhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1751
Browse
15 results
Search Results
Item Studi Kasus Display Blank Pada Integrated Standby Flight Display Pesawat Boeing 737-800(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-11) Prana, Agi; Dzulfiqar, Mohamad Alif; SutartoAbstrak Seiring perkembangan teknologi, instrumen pada pesawat pun mulai beralih dari analog menjadi digital. Peralihan teknologi ini diimplementasikan untuk menghasilkan accuracy, precision and sensitivity pada instrumen, yang akan mengarah kepada meningkatnya keamanan penerbangan. Informasi flight instrument yang dulunya beroperasi secara mekanikal (Direct-sensing instrument), kini bekerja secara elektonik (remote-sensing Instrument). Situasi darurat bisa saja terjadi selama proses penerbangan berlansung, engine shutdown maupun flight display failure tentusaja menjadi pertimbangan penting bagi insinyur pesawat dalam merancang sistem andal yang tetap dapat memberikan pilot informasi dasar seperti altitude, attitude dan airspeed untuk melakukan pendaratan dalam keadaandarurat dengan aman. Oleh karena itu pesawat Boeing 737-800 dilengkapi dengan Integrated Standby Flight Display(ISFD) sebagai backup system. Ketika dilaksanakannya scheduled maintenance C-03 pada pesawat Boeing 737-800di Batam Aero Technic, ditemukan bahwa Integrated Standby Flight Display mengalami eror blank (tidak menampilkan tampilan layar). Penelitian ini dilakukan untuk memahami fungsi ISFD sebagai backup system dan melakukan penanganan tepat terhadap eror display blank. Metodologi pengumpulan data yang diterapkan pada penelitian ini meliputi, observasi langsung terhadap komponen ISFD Boeing 737-800 dan melakukan interview kepada engineer yang bertugas. Penting juga untuk memahami tahapan-tahapan yang tepat dalam melakukan perbaikan dan troubleshooting melalui Aircraft Maintence Manual (AMM), Fault Isolation Manual (FIM), dan dokumen terkait lainnya yang juga dijadikan sebagai referensi pembuatan laporan tugas akhir ini. Setelah dilakukanprosedur sesuai dengan instruksi FIM dan AMM ditemukan bahwa masalah yang terjadi adalah battery weak sehingga diperlukan penggantian ISFD dedicated battery. Kata kunci: Integrated Standby Flight Display (ISFD), Backup System, Aircraft Maintenance Manual (AMM), Fault Isolation Manual (FIM), Battery Weak, Troubleshooting, Boeing 737-800.Item Pemeriksaan Hasil Pengelasan Di Bagian Replace Material Pada Chassis Truck Tambang Menggunakan Magnetic Test Mengacu Pada AWS D1.1 2020(Politeknik Negri Batam, 2023-07-05) Fahrezy, Ahmad; Aryanto, Nugroho Pratomo; Ulfah, NurulRangka merupakan komponen utama dari truk tambang yang berfungsi sebagai rangka struktural dan harus bebas dari cacat untuk memastikan kekuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi cacat pengelasan pada rangka truk tambang setelah perbaikan dilakukan uji magnetik sesuai dengan standar AWS D1.1 2020. Penelitian dilakukan di PT. A pada Desember 2023 - Januari 2024. Proses perbaikan meliputi penggantian material yang rusak dengan material baru, pemanasan awal, dan pengelasan. Magnetic test dilakukan sebelum dan sesudah penggantian material untuk mendeteksi cacat seperti retak dan porositas. Hasil pengujian menunjukkan adanya porositas sepanjang 4 mm setelah penggantian material. Berdasarkan standar AWS D1.1 2020, cacat ini masih dalam batas yang diterima karena tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan. Dengan demikian, hasil pengelasan after replace material memenuhi standar AWS D1.1 2020. Penelitian ini menegaskan pentingnya pemeriksaan cacat untuk memastikan kualitas pengelasan pada rangka truk tambang.Item Pembuatan PQR (Procedure Qualification Record) Menggunakan Material Casting Kraylos 420 Berdasarkan DNV OS-C 401 2018(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-10) Gebry, Muhammad; ; Andi Nova, MuhammadDalam industri fabrikasi yang bergerak di bidang pengelasan, prosedur pengelasan memiliki peran penting yaitu salah satunya adalah Welding Procedure Specification (WPS) adalah dokumen yang menjadi acuan bagi juru las saat melakukan pengelasan. Sebelum pembuatan prosedur pengelasan, langkah awal adalah menyusun Preliminary Welding Procedure Specification (PWPS). Data PWPS dapat diambil dari Procedure Qualification Record (PQR) sebelumnya yang telah mengalami kualifikasi. PQR mencatat informasi tentang proses pengelasan, bahan pengelasan, dan pengujian mekanikal yang harus sesuai dengan kebutuhan. Untuk isi dari PQR yang akan dikualifikasi yaitu menggunakan data dari PWPS yang telah mendapatkan approval dari client kecuali welding parameternya karena untuk hal itu diambil dari hasil actual pada saat pengelasan, untuk data PQR akan ditulis didalam yang nama nya PQR OR PTP RUN SHEET dimana terdapat 3lembar yang biasanya digunakan oleh welding monitor. Tujuan dari kualifikasi PQR adalah untuk menunjukkan hasil dari prosedur yang telah dikembangkan oleh beberapa tahap pengujian lalu dapat dinyatakan lulus, kemudian prosedur tersebut dapat dilakukan untuk pembuatan WPS yang akan digunakan oleh juru las di lapangan nanti. Pada tahap pengujian terdapat hasil yang dinyatakan reject yaitu pada saat dilakukannya tensile test. Dimana nilai yang disyaratkan pada pengujian tensile test adalah minimal 540 MPa, tetapi pada saat dilakukan dua kali pengujian tensile test mendapatkan nilai yang kurang dari persyaratan pada saat pengujian awal dan akhir. Maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat PQR kembali dengan material yang baru kemudian melakukan pengujian tensile test kembali.Item RANCANG BANGUN FIXTURE UNTUK BLOK KALIBRASI UT(2024-07-02) Hapsari, Windi; HAKIM, RAHMAN; Irawan Haddli, BennyKegiatan kalibrasi merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan dalam setiap pekerjaan di dunia manufaktur. Kegiatan ini merupakan proses penyesuaian atau perbandingan suatu alat ukur dengan standar yang ditentukan, sehingga dapat dipastikan bahwa alat tersebut memberikan hasil pengukuran yang akurat. Tidak sedikit proses kalibrasi yang terjadi di lapangan membutuhkan waktu, karena didalam prosesnya ditemukan kesulitan. Hal ini terjadi pada kalibrasi alat Ultrasonic Test menggunakan Blok Kalibrasi UT, alat ini dikalibrasi dengan salah satu blok yang memiliki bentuk silinder dengan bobot sebesar 33.8 kg, kesulitan yang dialami oleh inspector yang menggunakan blok ini ialah, proses merotasikan blok yang sulit dilakukan, yang dimana blok ini memiliki 12 titik kalibrasi. Selanjutnya kuplan (oli) yang inspector gunakan saat melakukan kalibrasi berjatuhan pada alas rubber dan meja kalibrasi yang membuat area sekitar blok berserakan sisa oli dan licin, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dengan merancang fixture untuk membantu dalam proses kalibrasi menggunakan blok. Perancangan alat difokuskan pada permintaan user (inspector), berupa alat yang merotasikan blok dengan mudah dan juga dapat menampung kuplan (oli) sisa saat proses kalibrasi. Sketsa DoF (Degree of Fredom) dan prinsip locating & clamping akan membantu dalam proses perancangan. Berdasarkan hasil simulasi FEM (Finite Element Method) menunjukan bahwa nilai stress maksimumnya ialah 18.495 Mpa dan nilai Factor of Safety pada fixture adalah 13 , serta fixture ini mengasilkan nilai improvement cycle time proses kalibrasi sebanyak 48.7%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rancang bangun fixture efektif menurunkan cycle time proses kalibrasi.Item PERANCANGAN BRACKET PLATFORM PADA MESIN WELD MANIPULATOR(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-07-05) Alwi, Abdullah; Irawan Haddli, Benny;Weld manipulator adalah salah satu jenis alat pengelasan yang berfungsi untuk melakukan pengelasan pada plat pipa berukuran besar dan Panjang pada bagian inside maupun outside dalam bentuk vertical dan horizontal. Dalam proses pembuatan alat pengelasan weld manipulator sangat di perlukan proses assembly, tetapi dalam proses assembly weld manipulator memiliki masalah yaitu pada peletakan platform yang jauh dari nozzle hal tersebut menimbulkan masalah pada operator weld manipulator yang kesulitan dalam melakukan pemotong stick wire saat setelah selesai pengelasan dan menimbulkan bahaya lainnya. Maka bracket menjadi solusi untuk persoalan proses pemotongan yang banyak menimbulkan masalah dan bahaya agar proses pemotongan dapat dikerjakan dengan lebih aman dan efisien. Adapun tujuan dari penelitian adalah membuat desain dan mengetahui hasil analisa untuk kemanan bracket alat pengelasan weld manipulator bagian platform. Metode penelitian menggunakan finite element analysis (FEA) untuk mengetahui nilai simulasi faktor keamanan dan distribusi tegngan. Hasil yang di dapat dalam penulisan ilmiah ini adalah alat bantu berupa bracket yang memiliki nilai simulasi stress max 98.327.504,00 N/m2 dan min 0,00 N/m2, displacement max 1,094 mm dan min 0mm, strain max 0,00022 dan min 0, factor of safety 2,1 yang masih di atas standard yaitu 2. Dapat di simpulkan dari hasil analisa bahwa bracket memenuhi dari aspek kekuatan dan desain.Item Desain Model 3D Pembuatan Struktur Skid Dengan Menggunakan Konsep BIM (Building Information Modeling)(2024-07-09) Lubis, Abdul; ;Penelitian ini mengeksplorasi penerapan Building Information Modeling (BIM) dalam pembuatan model 3D struktur skid menggunakan program Tekla structures. BIM memfasilitasi permodelan yang efisien dengan berbagai shortcut yang mempercepat proses desain. Tekla structures menyediakan informasi komprehensif pasca-pemodelan, termasuk deteksi benturan dan menhitung beban. Pengujian struktur menggunakan Sap2000 menunjukkan bahwa struktur dapat menahan beban mati dan hidup tanpa kegagalan, dengan momen rasio tidak melebihi nilai standar sebesar 1. Pengujian sambungan beam yang dianalisis dengan Ideastatica ditemukan bahwa tegangan yang dihasilkan tidak melebihi tegangan maksimum material. Faktor keamanan yang dihasilkan berkisar antara 1,66 hingga 9,6, jauh melampaui faktor keamanan kritis yang ditetapkan sebesar 1,5. Hasil ini menegaskan keberhasilan pengujian struktur sesuai dengan standar BIM, menunjukkan keandalan metode dan material yang digunakan. Kata kunci: BIM, Faktor keamanan, TeganganItem STUDI KASUS PENYEBAB FLAP DISAGREE DI SMYD PESAWAT BOEING 737(2024-07-11) dora, soni; ;Flap Position Indicator merupakan salah satu bagian dari Trailing Edge Flap Position Indicating System yang bekerja sama dengan komputer SMYD (Stall Management Yaw Damper) berfungsi sebagai penunjuk posisi flap yang terletak di cokcpit. Ketika melaksanakan inspeksi pada pesawat Boeing 737-900 ditemukan bahwa flap indicator di cockpit, disagree / split, serta di komputer SMYD ditemukan fault. Hal ini dapat menyebabkan flap akan berhenti pada posisi terakhir dan tidak dapat digerakkan,maka diperlukan penanganan yang tepat terhadap permasalahan tersebut dengan referensi FIM (Fault Isolation Manual) dan menggunakan metodologi Reactive Maintenance (Breakdown Maintenance) untuk mencari komponen yang tidak dapat berfungsi dengan benar, dengan cara pengetesan tiap komponen terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui penyebab flap disagree di SMYD pesawat Boeing 737-900. Metode penelitian yang digunakan adalah metode reactive maintenance yaitu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari dan menganalisis proses perawatan yang dilakukan pada peralatan dan mesin industri setelah mengalami kerusakan atau kegagalan. Metode ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan peralatan, strategi perawatan yang efektif, dan dampaknya terhadap kinerja sistem secara keseluruhan. Beberapa penyebab masalah flap disagree pada pesawat boeing ini disebabkan oleh flap limit switch, flap position transmitter dan wiring pesawat. Setelah dilakukan identifikasi penyebab flap disagree adalah flap position transmitter, aktifitas yang dilakukan adalah identifikasi part, pergantian part dan pengetesan ulang system flap. Setelah dilakukan pengujian kondisi flap berjalan dengan normalItem Studi Kasus Penyebab Wing Tip Brakes Fault Pada Pesawat Airbus A330-300(2024-07-05) Nasution, M Fathi Karim; Fadilah, NurulWing tip brakes (WTB) adalah sistem komponen yang bekerjasama dengan Slat Flap Contol Computer ( SFCC). Fungsi WTB dan SFCC untuk menghentikan dan menahan transmission ke flap dan slat, apabila SFCC menemukan adanya beberapa kegagalan pada sistem flap dan slat seperti asymmetri, disagree atau over sped. Hal ini menyebabkan flap dan slat tidak dapat bergerak dan berhenti di posisi terakhir, maka diperlukan penanganan terhadap masalah tersebut dengan referensi Troubleshooting Manual (TSM). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab WTB fault pada pesawat A330-300. Metodologi yang digunakan adalah dengan cara observasi ke pesawat dan mewawancarai Enginner yang bertugas di pesawat tersebut. Hasil dari wawancara dengan Engineer adalah kemungkinan penyebab dari sistem wing tips brake yang berada di flap. Berdasarkan dari penelitian penyebab dari wing tips brakes fault adalah proximity switch yang rusak. Untuk menyeselesaikan masalah ini dengan mengganti proximity switch. Setelah melakukan pergantian dilanjutkan dengan test pada wing tip brakes dan hasilnya bekerja normal.Item Studi Kasus Penyebab Terjadinya Stuck Close Pada Start Valve Engine CFM56-7B Di Pesawat Boeing 737-800(2024-07-11) Muhron, Muhron; Dija, Nur Rafia; Cahyagi,DanangMesin pesawat terbang memiliki peran yang penting yaitu untuk menghasilkan gaya dorong dan menunjang berbagai sistem dalam pengoperasionalan pesawat terbang. Pada CFM56-7B sistem pneumatic sangat di perlukan sebagai media penggerak pada saat melakukan starting engine. Pneumatic ini di kontrol oleh start valve sebagai penutup dan pembuka aliran pneumatic ke dalam starter unit. Permasalahan yang ditemukan adalah saat dilakukan starting engine,indikasi start valve open tidak muncul dan tidak ada indikasi putaran N2 yang mengindikasikan bahwa start valve pada engine 1 terjadi stuck close. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya stuck close pada start valve engine CFM56-7B di pesawat Boeing 737-800. Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah dengan teknik observasi langsung dengan mengikuti maintenance manual. Hasil dari metode yang dilakukan ditemukan adanya korosi pada valve body start valve itu sendiri. Dari penyebab di atas dilakukan perbaikan dengan mengganti komponen start valve dengan komponen yang baru. Setelah di lakukan penggantian maka dilakukan pengetesan start valve dengan cara Dry motoring. Hasil akhir yang didapatkan setelah melakukan pengetesan start valve dapat beroperasi dengan normal ditunjukan dengan munculnya indikasi dari start valve open dan putaran dari N2 di primary engine display.Item ANALISA PENYEBAB OVER TEMPERATURE PRECOOLER DURING CRUISE AND DESCENT (STUDI KASUS AIRBUS A320 IAE V2500 ENGINE)(2024-07-11) Yusuf, Ahmad Maulana; Saputra, Hendra; Havwini, TianPrecooler-exchanger merupakan bagian penting dari pesawat terbang, terutama pada fase cruise dan descent. precooler-exchanger berfungsi untuk menurunkan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab terjadinya suhu berlebih (over-temperature) pada precooler-exchanger selama fase cruise dan descent pada pesawat Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. precooler-exchanger memiliki peran penting dalam penurunan suhu udara bleed sebelum masuk ke dalam kabin dan sistem environmental control. Suhu berlebih pada precooler-exchanger dapat mengganggu operasional dan berpotensi menimbulkan bahaya keselamatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan fokus pada armada Airbus A320 yang dilengkapi dengan mesin IAE V2500. Data dari operasi penerbangan, catatan pemeliharaan, dan sistem pemantauan kinerja mesin dikumpulkan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan potensi penyebab kejadian suhu berlebih selama fase cruise dan descent. Hasil penelitian pada PK-XYZ ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger selama fase penerbangan cruise dan descent disebabkan oleh kebocoran pada sensing line Fan Air Valve (FAV) yang menyebabkan gangguan fungsi FAV sebagai penyedia udara dingin. Sementara pada PK-ABC ditemukan bahwa peningkatan suhu precooler-exchanger disebabkan oleh kerusakan pada seal bagian atas precooler-exchanger yang mengganggu fungsi dari precooler-exchanger itu sendiri. Penggantian komponen sesuai dengan prosedur mengembalikan suhu precooler-exchanger ke kondisi normal pada suhu 2100C.