D4 Animasi
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1768
Browse
Item Analisis 3D Lighting Workflow: Animasi 3D "Laut Kite"(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-04) Alfayyadh, Muhammad Asaduddin; Zega, Selly ArtatyDalam proses produksi animasi 3D, waktu menjadi salah satu faktor tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tahapan produksi yang membutuhkan banyak waktu adalah tahapan lighting. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah lighting workflow yang terdefinisi dengan baik untuk menyederhanakan produksi dan memastikan konsistensi di seluruh proyek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lighting workflow yang telah dirancang untuk proyek animasi 3D “Laut Kite”. Untuk memahami kelayakan lighting workflow yang telah dirancang, diterapkan metode penelitian kualitatif dengan wawancara terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Penelitian ini akan membahas hasil analisis dan evaluasi lighting workflow yang digunakan pada proses produksi animasi 3D “Laut Kite”. Hasil dari penelitian ini adalah lighting workflow yang dioptimalkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi berdasarkan standar lighting workflow pada industri.Item Analisis Efektivitas Animasi 2D "Portrait" Menggunakan Nielsen Model Untuk Generasi Alpha(2024-11-20) Arfina, Nur Tsamarah; Mu'minin, AmirulThe alpha generation is a generation that grew up in the midst of sophisticated technological developments and it became part of their daily lives, making them more likely to be responsive to interactive and visual things. This research aims to test the effectiveness of 2D animation video “Portrait” for alpha generation, especially on the information conveyed in the animation. The design method used is MDLC (Multimedia Development Life Cycle) and in testing using the Nielsen Model method, which has 5 stages namely learnability, efficiency, memorability, errors, and satisfaction. This research has an important novelty in measuring the potential effectiveness of the Portrait animation, specifically for 30 alpha generations aged 9-13 years in the context of edutainment. The output of this animation is an MP4 with a duration of 6 minutes 26 seconds and published on YouTube platform. The results of this study indicate that the Portrait animation can be said to be effective, with final scores in the form of Learnability (82%), Efficiency (82%), Memorability (81%), Errors (74%), and Satisfaction (86%) with an overail average 89% into excellent from Nielsen model. With this research, it is expected for learning media with edutainment and prove that information with visuals can make the message conveyed more interesting and easy to understand.Item Analisis Efektivitas Animasi Ficusia Sebagai Media Kampanye Anti Narkoba Menggunakan EPIC Model(2024-07) Ali Azhar, Fahri; Dwi Harlyan, GendhyNarkoba merupakan masalah serius di negara kita dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan. Penelitian ini menganalisis efektivitas animasi Ficusia sebagai media kampanye anti narkoba dengan menggunakan EPIC Model. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana animasi ini mempengaruhi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi mengenai pesan anti narkoba. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah (“4.3”, “4.4”, “4.2”, dan “4.3”). Skor rata-rata EPIC secara keseluruhan adalah 4,325, yang termasuk dalam kategori “sangat efektif” dalam skala efektivitas dan sesuai untuk kelompok usia target 16-50 tahun dan sangat efektif untuk Kota Batam saja.Item Analisis Efektivitas Penggunaan Media Audio Pada Animasi "Green Tourism"(Politeknik Negeri Batam, 2024-08) Fadhillah, Sulthanul;This study aims to analyze the effectiveness of using audio media in the short animation "Green Tourism." The animation employs a pop-up book visual concept, illustrating sustainable tourism principles. The audio media, including foley techniques and voice-over, are designed to support the storyline and evoke emotions in the audience. A descriptive quantitative approach was used, following the Villamil-Molina development stages: development, pre-production, production, post-production, and delivery. Results indicate that audio media in "Green Tourism" effectively supports the narrative, builds emotions, and enhances viewer comprehension of the conveyed message. Testing with 30 students from Politeknik Negeri Batam revealed that 91.3% of respondents found the audio media highly helpful in delivering the message. This study concludes that audio media significantly enriches the viewing experience and educates the public about the importance of sustainable tourism.Item ANALISIS EKSPLORASI VOICE OVER DAN PENGARUHNYA TERHADAP ALUR CERITA ANIMASI “LAUT KITE”(Jurnal Kajian Seni, 2024-07) Amalia, Yessy Kusumah;Animasi "Laut Kite" menggunakan voice over untuk menyampaikan pesan tentang bahaya sampah plastik di laut yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah. Akan tetapi, penyampaian pesan pada film ini bukan berupa narasi, melainkan melalui dialog antar tokoh dalam cerita. Animasi ini menghadirkan banyak karakter yang membutuhkan teknik dan penghayatan suara yang tepat agar tidak terkesan monoton dan membosankan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana eksplorasi voice over dengan menjadikan voice acting sebagai fondasi penghayatan dan penerapan teknik voice over dalam animasi Laut Kite. Penelitian ini menggabungkan penelitian artistik dengan penelitian kualitatif deskriptif yang bersumber dari pengalaman peneliti, wawancara ahli, dan dokumentasi lainnya untuk dianalisis mengenai keterkaitan kualitas voice acting dengan teknik dalam voice over yang terdiri dari emphasize, pacing, artikulasi, dan tone suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa "Laut Kite" telah menggunakan voice over yang efektif. Pengisi suara berhasil menyampaikan emosi karakter dengan tepat dan menciptakan suasana yang sesuai dengan adegan.Item ANALISIS PENERAPAN 12 PRINSIP ANIMASI PADA FILM ANIMASI "LAUT KITE" SESUAI STANDAR INDUSTRI(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-25) Vanedi, Ihsanulkhair; Kanistren, Aragani TimurThis research examines the application of the 12 Principles of Animation in the production of animated films, as well as the use of 3D animation pipeline in the project workflow. The focus of this research is the application of these two components to a 3D animation film entitled “Laut Kite”, which will be analyzed to determine whether the quality of the animation produced meets industry standards. The purpose of this research is to examine the feasibility and animation quality of the short animation film “Laut Kite” in terms of the application of 12 animation principles and the use of industrial workflows such as 3D animation pipelines that support the production workflow. In this research, the method used is descriptive qualitative with the analysis model of Miles and Huberman. Data collection was conducted through in-depth interviews with expert resource persons and compiled in the form of validation tables. The results of the research showed two key components in working on a 3D animation project. First, the application of the 12 Principles of Animation that improves the quality of animation movement and composition. Second, the use of 3D animation pipeline that ensures quality consistency through efficiency and cohesiveness in the production process. In conclusion, the animated film “Laut Kite” has a good animation movement quality and is suitable for public viewing because it has applied the right principles, and followed the rules of the industry-standard animation product workflow.Item Analisis Penerapan Metode Pose to Pose dalam Film Animasi "Laut Kite"(Politeknik Negeri Batam, 2024-08) Nurhalia, Andin;Film animasi 3D Laut Kite merupakan animasi yang mengangkat sampah laut sebagai masalah utama karena kelalaian masyarakat yang kurang peduli akan kebersihan lingkungan terutama kebersihan laut di wilayah pesisir. Animasi Laut kite bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan laut dan mendorong mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan di area pesisir. Untuk mencapai tujuan tersebut, animator menggunakan metode pose to pose dalam pembuatan gerakan karakter. Metode ini melibatkan penentuan key pose, extreme, dan in between pada gerakan karakter untuk menghasilkan gerakan animasi yang halus dan realistis. Penelitian ini menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) untuk menjelaskan peran teknik pose to pose dalam pembuatan animasi Laut Kite. Kelayakan penelitian ini telah diuji oleh narasumber ahli melalui pendekatan kualitatif dengan mengirimkan beberapa shot yang akan diuji untuk mendapatkan data sebagai penguatan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik pose to pose memiliki peran penting dalam kelayakan animasi yang dihasilkan.Item Analisis Penerapan Teknik Toon Shader pada Film Animasi 3D “Re-History” Terhadap Minat Penonton(2025) Aprilino, Garda;Animasi merupakan media informasi, komunikasi, dan hiburan yang telah banyak beredar diera digital ini. Kepopuleran animasi diberbagai macam media platform seperti televisi, YouTube, bioskop, dan media platform lainnya didukung oleh kualitas visual yang tinggi dan cerita yang menarik. Animasi 2D dan animasi 3D merupakan dua jenis animasi yang paling populer dan selalu diproduksi setiap tahunnya. Selain kedua animasi tersebut toon animation juga mulai berkembang dan mulai diminati oleh banyak penonton. Teknik toon shader merupakan teknik shading yang digunakan dalam proses pembuatan toon animation. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari penerapan teknik toon shader pada animasi “Re-History” terhadap minat menonton. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi litelatur. Hasil penelitian Kualitatif melalui wawancara menunjukan Ketertarikan responden terhadap toon graphic pada animasi “Re-History” yang telah diperbaiki. Namun ditemukan juga bahwa ketertarikan responden terhadap toon animation ternyata masih sangat kurang.Item Analisis Penerapan Video Referensi terhadap Kualitas Animasi "Laut Kite"(Jurnal Kajian Seni, 2024-11) Afif, Muhammad Sayyid;“Laut Kite” merupakan animasi yang menceritakan tentang permasalahan sampah di daerah pesisir pantai, yang disebabkan dari kelalaian masyarakat akan keadaan di sekitar daerah tersebut. Animasi Laut Kite dibuat dengan tujuan agar masyarakat Indonesia lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama untuk kebersihan laut. Animasi yang menarik menjadi salah satu faktor yang membuat penonton tertarik, selain dari model dan visual film animasi tersebut. Salah satu bagian perencanaan yang dilakukan animator sebelum membuat animasi yaitu membuat dan mengidentifikasi panduan atau video referensi yang ada untuk mendapatkan pose dan akting yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan video referensi dalam mendapatkan key pose dan akting, serta pengaruhnya dalam kualitas animasi yang ditunjukkan dengan diterapkannya prinsip animasi dalam animasi tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode riset berbasis seni (art based research) dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan mendistribusikan animasi yang dikerjakan kepada narasumber ahli dari studio animasi guna mendapatkan data yang akan digunakan sebagai penguatan dari data yang telah didapatkan.Item Analisis Penggunaan Motion Path Dalam Mengoptimalkan Proses Pengaturan Arcs Pada Pembuatan Animasi 3D "Laut Kite"(Politeknik Negeri Batam, 2024-07) Rahmadhan, Wahyu;Film animasi 3D yang berjudul “Laut Kite” merupakan sebuah film animasi pendek yang mengangkat tema tentang permasalahan sampah di daerah pesisir pantai. Pada film animasi ini memperlihatkan kehidupan masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar akibat terlena dengan teknologi digital berupa ponsel. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, maka film animasi 3D Laut Kite dijadikan sebagai media edukasi dan sekaligus sebagai penyampaian pesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan sekitar agar bersih dari sampah. Animasi ini mengusung style seperti stop motion namun proses animate dikerjakan melalui perangkat komputer, untuk mencapai keberhasilan dalam proses animasi maka harus menerapkan beberapa prinsip dalam animasi, salah satu prinsip animasi yang diterapkan dalam pembuatan animasi ini adalah Arcs. Arcs adalah prinsip animasi yang berhubungan dengan line of action sebuah gerakan, Pembuatan line of action yang baik dapat dihasilkan melalui beberapa cara, salah satunya menggunakan motion path. Penelitian ini membahas tentang salah satu fitur yang dapat membantu dalam melakukan animasi yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar animasi, yaitu Arcs. Motion path adalah sebuah alat bantu yang dapat melihat sebuah titik atau keyframe yang membentuk sebuah alur pergerakan, sehingga animator dapat dengan mudah mengubah dan menyesuaikan titik gerakan dari karakter yang di animasikan sesuai keinginan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian artistik (art based research) yang dilakukan berdasarkan proses pengerjaan produk yang melalui tahapan kreatif di dalamnya. Diharapkan melalui penelitian ini dapat mengetahui peran penting penggunaan motion path dalam mengoptimalkan proses pengaturan line of action dalam pembuatan animasi 3D serta dapat menghasilkan pergerakan animasi 3D yang halus dan natural.Item ANALISIS PLUGIN OTOMATISASI SHOT LIGHTING PADA FILM ANIMASI 3D LEGENDA BATANG BANGAU(2024-05) Ihsan, Aldilan Ravidyan; Zega, Selly Artaty3D animation movie is an entertainment and information media that involves shot lighting process in its creation. With shot lighting, animated films look like in the real world with the atmosphere, emotions, and nuances that match the story to be conveyed. In a collaborative animation project between Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) and State Polytechnic of Batam, they cooperate in producing the animated film Legenda Batang Bangau, this film is part of the Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) efforts to revive Indonesian folklore through animated films. In the process of animated film production, one of the shot lighting processes that is often time-consuming is the method of creating shot lighting templates and importing animation data such as character movements, properties, background sets, fx, and camera. This research aims to analyze how the Shot Builder automation plugin can improve performance in the shot lighting process using Blender software as the development platform. The results show that the use of the Shot Builder automation plugin significantly contributes to speeding up the process with an average time increase of 68.61% and helps overcome the challenges faced in the production of 3D animated films. Thus, the development of this plugin is expected to help improve production efficiency and quality in the animation industry in the futureItem ANALISIS VIDEO 3D PRODUK PT. CLADTEK BI-METAL MANUFACTURING PADA PROSES GEOTHERMAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN(2025-12) Andri, Saputra Three; Mu`minin, AmirulPenelitian ini berfokus pada perancangan media pembelajaran berupa video 3D yang menjelaskan aplikasi produk PT. Cladtek Bi-Metal Manufacturing pada proses geothermal. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur logam, termasuk memproduksi produk-produk yang digunakan dalam industri minyak, gas, dan petrokimia. Rancangan ini untuk memperkenalkan aplikasi produknya pada proses geothermal, Cladtek berencana membuat media pembelajaran dalam bentuk desain dan animasi 3D. Penelitian ini menggunakan metode MDLC (Multimedia Development Life Cycle) yang terdiri dari enam tahap, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution. Video 3D yang dihasilkan dapat menjadi media pembelajaran untuk memperkenalkan pengaplikasian produk PT Cladtek pada proses geothermal dan meningkatkan pemahaman pengguna terhadap teknologi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video 3D yang dikembangkan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif. Uji alpha dengan ahli media menunjukkan bahwa produk telah layak untuk diuji pada tahap beta. Uji beta dengan EPIC Model memperoleh nilai yang efektif dengan nilai EPIC Rate sebesar 4.48, yang merupakan total nilai dari masing-masing aspek Empati 4.48, persuasi 4.42, dampak 4.54, dan komunikasi 4.49, serta menunjukkan bahwa video 3D tersebut memenuhi kriteria media pembelajaran.Item EFEKTIVITAS VIDEO EDUTAINMENT ANIMASI 2D PORTRAIT SEBAGAI PREVENTIF PENYAKIT XENODERMA PIGMENTOSUM KEPADA ANAK-ANAK HINTERLAND(2024-06-28) Jamilulhaqq, Zakky Nooruddin; Mu'minin, AmirulXeroderma Pigmentosum (XP) merupakan penyakit kelainan genetik yang langka pada anak-anak mengakibatkan kulit terbakar dan berisiko kanker kulit karena memiliki sensitivitas tinggi terhadap sinar UV. Penyakit XP ini berkembang tinggi di pulau-pulau terpencil. Melalui penelitian ini dibuatlah video edutainment animasi 2D Portrait yang bertujuan menjadi salah satu alternatif media edukasi dan entertainment untuk anak-anak hinterland. Penelitian kuantitatif ini melibatkan 38 anak-anak hinterland di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) Farhata Atqiya pelosok pulau Batam sebagai populasi penelitian. Penelitian ini mencakup dua pengujian, pengujian pertama menggunakan Health Belief Model sebagai metode ukur perilaku dan persepsi anak-anak hinterland mengenai penyakit XP didapat hasil anak-anak hinterland keyakinan bahwa mereka memiliki kerentanan terhadap penyakit XP dengan persentase 73,5%. Pengujian kedua digunakan EPIC Model sebagai pengukuran efektivtas pesan video edutainment. Hasil pengujian yang didapatkan adalah bahwa EPIC rate terbukti cukup efektif dalam menggambarkan keputusan anak-anak hinterland dalam merespons edukasi mengenai penyakit XP, dengan memperoleh hasil sebesar 2,66 sehingga animasi ini dapat diterima oleh anak-anak hinterland.Item Implementasi Auto-rigging Cloudrig pada Karakter Abi dalam Film Animasi “Laut Kite”(Politeknik Negeri Batam, 2024-07) Dewantoro, Ilham Wahyu;Penggunaan Auto-rigging Cloudrig pada animasi “Laut Kite” sebagai pengganti proses rigging secara manual yang bertujuan untuk mempersingkat waktu pengerjaan setiap karakter. Namun animasi ini memiliki banyak karakter yang akan dikerjakan pada proses rigging. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dengan menggunakan Cloudrig yang dapat mempersingkat tahapan pengerjaan. Penelitian ini menggunakan metode berbasis artistik dan pembentukan studi literasi yang mengumpulkan data bersumber dari internet yang akan dijadikan catatan dan panduan dalam proses tahapan Cloudrig pada Blender yang dibuat untuk animasi “Laut Kite” dalam membantu proses produksi. Penelitian menganalisis perbandingan karakter Abi yang menggunakan Cloudrig dan karakter humanoid menggunakan rig manual untuk mengetahui perbedaan dalam proses pengerjaan. Dengan adanya perbadingan proses tahapan Cloudrig dan rig secara manual menjadi objek perbandingan dari penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan penerapan Cloudrig pada proses pembuatan rigging karakter Abi dapat mempersingkat waktu pada proses pembuatan animasi.Item Implementasi Auto-rigging Cloudrig pada Karakter Abi dalam Film Animasi “Laut Kite”(Politeknik Negeri Batam, 2024-07) Dewantoro, Ilham Wahyu; Rahmi, AnisPenggunaan Auto-rigging Cloudrig pada animasi “Laut Kite” sebagai pengganti proses rigging secara manual yang bertujuan untuk mempersingkat waktu pengerjaan setiap karakter. Namun animasi ini memiliki banyak karakter yang akan dikerjakan pada proses rigging. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dengan menggunakan Cloudrig yang dapat mempersingkat tahapan pengerjaan. Penelitian ini menggunakan metode berbasis artistik dan pembentukan studi literasi yang mengumpulkan data bersumber dari internet yang akan dijadikan catatan dan panduan dalam proses tahapan Cloudrig pada Blender yang dibuat untuk animasi “Laut Kite” dalam membantu proses produksi. Penelitian menganalisis perbandingan karakter Abi yang menggunakan Cloudrig dan karakter humanoid menggunakan rig manual untuk mengetahui perbedaan dalam proses pengerjaan. Dengan adanya perbadingan proses tahapan Cloudrig dan rig secara manual menjadi objek perbandingan dari penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan penerapan Cloudrig pada proses pembuatan rigging karakter Abi dapat mempersingkat waktu pada proses pembuatan animasi.Item IMPLEMENTASI MOTION GRAPHIC SEBAGAI MEDIA PROMOSI WEDDING ORGANIZER DI INFINITY BATAM(2024-06-02) Munandar,ihwan; Suandi, FadliPenelitian ini membahas pentingnya peran wedding organizer dalam persiapan pernikahan, serta penggunaan media promosi seperti motion graphic dan Company Profile untuk menarik minat konsumen. Motion graphic digunakan karena efektif dalam menyampaikan informasi yang menarik dan jelas, sedangkan Company Profile digunakan untuk meningkatkan Brand Awareness. Penelitian ini menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari enam tahap, Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing dan Distribution. pada analisis aspek-aspek motion graphic yang mendukung implementasi video motion graphic.Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep pernikahan melalui media promosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video motion graphic yang berdurasi 1 menit 30 detik dengan format MP4 pada pengujian Alpha Testing, video yang dihasilkan telah diuji kelayakan dan dinyatakan sangat setuju atau sangat layak dengan perolehan rata-rata nilai 84.5%, dan pada pengujian Beta Testing, video Hasil penelitian menunjukkan bahwa media ini sangat sesuai untuk digunakan oleh wedding organizer di Infinity Batam, berdasarkan dimensi Model EPIC yang mencakup Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi, dengan rata-rata skor sebesar 88,82%.Item IMPLEMENTASI MOTION GRAPHIC SEBAGAI MEDIA PROMOSI WEDDING ORGANIZER DI INFINITY BATAM(2024-06-02) Munandar,ihwan; Suandi, Fadlipersiapan pernikahan, serta penggunaan media promosi seperti motion graphic dan Company Profile untuk menarik minat konsumen. Motion graphic digunakan karena efektif dalam menyampaikan informasi yang menarik dan jelas, sedangkan Company Profile digunakan untuk meningkatkan Brand Awareness. Penelitian ini menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari enam tahap, Concept, Design, Material Collecting, Assembly, Testing dan Distribution. pada analisis aspek-aspek motion graphic yang mendukung implementasi video motion graphic.Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep pernikahan melalui media promosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video motion graphic yang berdurasi 1 menit 30 detik dengan format MP4 pada pengujian Alpha Testing, video yang dihasilkan telah diuji kelayakan dan dinyatakan sangat setuju atau sangat layak dengan perolehan rata-rata nilai 84.5%, dan pada pengujian Beta Testing, video Hasil penelitian menunjukkan bahwa media ini sangat sesuai untuk digunakan oleh wedding organizer di Infinity Batam, berdasarkan dimensi Model EPIC yang mencakup Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi, dengan rata-rata skor sebesar 88,82%.Item Implementasi Teknik Audio Panning dan Audio Gain Pada Film Animasi 3D "Laut Kite"(2024-06) Setiowati, Deny;Film animasi 3D yang berjudul Laut Kite merupakan sebuah film yang mengangkat permasalahan sampah di Indonesia terutama sampah laut serta dampak negatif dari kecanggihan teknologi terutama telepon genggam (gawai) yang mengakibatkan masyarakat kurang peduli dan kurang mempunyai kesadaran diri terhadap keadaan lingkungan sekitar. Demi menyampaikan pesan dengan baik kepada penonton, media audio menjadi salah satu elemen penting dalam penyampaian pesan dan suasana serta emosi dari animasi. Salah satunya yaitu melalui implementasi teknik audio panning dan audio gain. Tujuannya yaitu untuk mempermudah penonton dalam mendengar suara yang terdapat di dalam animasi serta tersampaikannya suasana, emosi, dan pesan di dalam animasi kepada penonton. Penelitian ini menggunakan metode penelitian artistik yang berdasarkan pengalaman penulis selama pembuatan karya seni melalui proses kerja kreatif. Kemudian dari implementasi teknik audio panning dan audio gain dilakukan proses validitas data kepada narasumber ahli di bidang audio. Hasil dari penelitian ini yaitu secara keseluruhan audio pada animasi sudah dikatakan bagus dan suasana tersampaikan dengan baik, namun masih terdapat kekurangan dalam penggunaan teknik audio panning dan audio gain serta kurangnya proses mixing pada audio sehingga audio masih terdengar kurang realistis.Item PEMBUATAN VIDEO ANIMASI “GREEN TOURISM” SEBAGAI MEDIA EDUKASI DALAM UPAYA MENGURANGI PERMASALAHAN SAMPAH PLASTIK(Journal of Digital Education, Communication, and Arts (DECA), 2023-12-18) Zahrul Ramadhan, Ethan; Dwi Harlyan, GendhyPlaces like Bali, Tower of Pisa, The Eiffel Tower and such are called Tourist Attractions. The reason is that because of the functionality of the system is to serves as a recreational for tourists and best spots during vacations. However plastic waste and litterings have been a major ongoing issue across the world, not only it’s ruining the environment but it also reduces the lifespan of the surrounding ecosystem of the tourist attraction themselves. Indonesia has been the world’s number 3 worst plastic processing country in the world and the places that usually a go to spot for tourists have been contaminated by plastics, either by the locals or the tourists that currently visiting the place. According to Nat Geo’s report that in 2050, there will be at least 12 trillion plastic waste if the accumulation of plastic wastes is not prevented. Educating people to increase and spread awareness about how bad the plastic waste problem are now and how we as an individual reduces the upcoming plastic waste disaster is important, therefore an animation video that acts as an awareness media is created in hope to delivers the messages and prevent people from littering on a tourist attractions.Item PENERAPAN RIGGING KARAKTER 2 DIMENSI UNTUK GAME VISUAL NOVEL DENGAN LIVE 2D CUBISM(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2025-01-20) SITI YUANE PUTRI, ZASQIA; DWI HARLYAN, GENDHYThe importance of creating two-dimensional (2D) characters that act as important elements in Visual Novel games using rigging techniques to make them expressive. Rigging techniques are used to provide detailed movements to the body, expressions, and poses of characters looks interactive. This research takes one main character, namely Hang Tuah from the Hikayat Hang Tuah book who has a brave and intelligent nature. This research aims to create more expressive 2D character assets when played in visual novel games and to give another choice for rigger and animator for using another type of rigging. Rigging and character animation were carried out using Live 2d Cubism software. Research testing was conducted by interviewing four respondents who were experienced and have recent job as Live 2D riggers. The design method used three pipeline animation production and the research method used qualitative research. The results of the this research showed that rigging of two-dimensional character assets Hang Tuah using Live 2D Cubism software can be said to have attractive and enjoyable movements when displayed in Visual Novel games by respondents. But, some improvements were needed for the rigging.