D3 Akuntansi
Permanent URI for this collectionhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1753
Browse
Item Alur Proses Transaksi Penjualan dan Pembelian Melalui SofiCloud(2024-06-05) Hulaila, Hurrin; Lestari, NanikInforsys didirikan pada tahun 1998 dan merupakan perusahaan yang menyediakan solusi perangkat lunak, dengan fokus pada sumber daya manusia dan laporan keuangan. Perusahaan ini menghasilkan dua produk perangkat lunak, yaitu SofiCloud dan PisiCloud, yang bertujuan untuk memudahkan administrasi perusahaan. SofiCloud adalah sebuah ERP (Enterprise Resource Planning) yang sederhana, yang membantu perusahaan dalam mencatat dan membuat laporan keuangan dengan lebih mudah dan efisien. PisiCloud, di sisi lain, adalah perangkat lunak yang memudahkan pengelolaan administrasi sumber daya manusia dalam perusahaan. Perangkat lunak SofiCloud menjadi dasar dari penelitian yang didokumentasikan dalam Manual Book of SofiCloud.Item "Analisi Penerapan Konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT Panasonic Industrial Devices Batam pada Department Packing"(2024-07-08) Marchella, Shofi; Destiana, Rizka5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) adalah salah satu konsep yang biasanya menjadi dasar budaya kerja Jepang. 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) berasal dari bahasa Jepang yang merupakan penerapan untuk memudahkan atau melancarkan proses produksi. Sednagkan dalam bahasa Indonesia Seiri artinya adalah ringkas, Seiton artinya adalah rapih, Seiso artinya adalah resik, Seiketsu artinya adalah rawat dan Shitsuke artinya adalah rajin. Dalam pelaksanaan sangat diperlukan pada setiap orang agar lebih tertata pada setiap bagian-bagian tempat kerja. Konsep 5S juga mengajarkan tentang pola kedisiplinan yang terus menerus. Budaya kerja telah di terapkan dan berhasil akan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap karyawan dalam melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengabaikan faktor produktivitas. Budaya kerja harus dirancang dengan memperhatikan terhadap semua komponen sistem kerja yang ada, yaitu manusia, bahan, mesin atau peralatan dan kondisi lingkungan. Tanpa penerapan 5S budaya kerja biasa mengakibatkan hubungan antar karyawan biasanya buruk, mereka tidak saling bertegur sapa, berpenampilan loyo, angka absensi tinggi. Karyawan tidak memberi saran untuk meningkatkan proses produksi dan tidak peduli pada pekerjaan masing-masing. Lini kerja terdapat peralatan yang kotor dan barang cacat, peralatan yang seharusnya ada di tempat masing-masing, berserakan di sembarang tempat. Menurut observasi pribadi penulis, permasalahan yang menjadi objek dalam penulisan laporan ini adalah penerapan 5S yang masih belum diterapkan dengan optimal sehingga terjadi penurunan terhadap produktivitas kerja. Secara visual, PT Panasonic Industrial Devices Batam sudah menerapkan budaya di area kerjaperusahaan terutama pada area Packing. Contohnya seperti memisahkan barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, penataan barang sesuai pada tempatnya, membersihkan kotoran ataupun barang yang tidak diperlukan. Tetapi dari hasil observasi masih ditemukan masalah dalam penerapan 5S. Pada tanggal 10 September 2022, penulis menemukan adanya produk after packing dengan part number yang berbeda tercampur dalam satu palet sehingga terjadinya mix product/produk tercampur. Permasalahan tersebut terjadi karna tidak adanya indikasi yang yang diberikan pada setiap palet yang ada di area Out Going Quality Control tersebut. Selain itu, tidak adanya indikasi pada peletakan barang juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi waktu karena sulitnya menemukan model pada produk tersebut di palet sehingga terjadinya penurunan terhadap produktivitas kerja. Selain itu, masalah lainnya adalah masih ditemukannya beberapa sampah yang tidak digunakan seperti material embos yang sudah rusak berserakan di lantai produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap lingkungan kerja. Maka itu perlu adanya upaya perbaikan sikap kerja dan lingkungan kerja sesuai dengan budaya kerja . Berdasarkan analisa penulis permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat memicu terjadinya penurunan produktivitas dari kinerja karyawan. Pengamatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan cara melakukan penerapan 5S di lingkungan kerja perusahaan secara optimal. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam bekerja dan juga dapat meningkatkan efisiensi waktu serta produktivitas dalam bekerja. Berdasarkan hasil analisa yang diperolehpad agiagram fishbone di atas, maka evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagi berikut: 1) Material Pada kategori ini, faktor yang menyebabkan permasalahan utama penerapan 5S yaitu mengenai penyimpanan barang after packing yang masih tercampur di palet pada area Out Going Quality Control. Faktor ini dipengaruhi oleh department packing yang dimiliki perusahaan belum memiliki indikasi tata letak area yang jelas untuk setiap area penyimpanan barang yang mengakibatkan penurunan terhadap efisiensi waktu. Solusi yang dapat dilakukan adalah pembuatan indikasi standing label pada setiap palet yang ada di Out Going Quality Control berdasarkan masing- masing model agar memudahkan dalam pencarian sehingga dapat mempersingkat waktu yang digunakan. 2) Manusia Dalam kategori ini terdapat dua faktor yang menyebabkan permasalahan yaitu kurangnya kesadaran pekerja dan kurangnya pengetahuan dari para pekerja terkait budaya 5S yang sedang diterapkan oleh perusahaan. Kurangnya kesadaran pekerja diakibatkan oleh pekerja belum memahami maupun mengetahui tujuan yang didapatkan dari adanya penerapan 5S yang dijalankan. Pada dasarnya, penerapan 5S yang sedang diterapkan saat ini, hanya dilakukan dengan baik apabila akan dilaksanakan kegiatan audit saja sedangkan jika tidak dilakukan audit, maka para pekerja akan membiarkan area kerjanya berantakan dan kurang bersih. Selain itu, kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja terhadap penerapan 5S disebabkan oleh belum adanya kegiatan pelatihan (training) yang didapatkan oleh pekerja sehingga menyebabkan belum dipahami secara jelas tentang tahapan-tahapan yang mendukung pelaksanaan 5S dengan baik. Solusi yang dapat dilakukan adalah dilakukannya sosialisasi dengan 2 cara, yaitu pertama dengan cara membuat sebuah poster tentang pengetahuan 5S secara umum yang kemudian ditempelkan pada mading yang ada disetiap koridor. Yang kedua yaitu membuat informasi melalui Whatsapp dan email perihal pentingnya peduli terhadap penerapan konsep 5S dilingkungan kerja. 3) Metode Dalam kategori ini, faktor yang menyebabkan permasalahan utama yaitu penerapan 5S yang saat ini sedang dijalankan oleh perusahaan belum sepenuhnya diterapkan. Hal ini disebabkan oleh penerapannya hanya berfokus kepada tiga tahapan pertama dalam metode 5S yaitu seiri, seiton, dan seiso. Tiga tahapan pertama dalam penerapan metode 5S menjadi fokus perusahaan karena tahapan ini merupakan pondasi dalam melaksanakan dua tahapan terakhir. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan dua tahapan terakhir yaitu sebagai standarisasi dari tahapan yang sebelumnya sehingga diperlukan penerapan yang baik dari tiga tahapan pertama agar didapatkan standarisasi yang baik. Solusi yang dapat dilakukan adalah membuat suatu standarisasi terbaru dalam satu proses kerja yang sudah dianalisa sebelumnya berdasarkan berbagai pertimbangan seperti kualitas, time dan motion study, kapasitas dan produktivitas sebagai acuan bagi operator dalam bekerja. 4) Lingkungan Faktor yang termasuk dalam kategori ini adalah pada lantai produksi di area packing masih ditemukan beberapa sampah material embos rusak yang tidak berada pada tempatnya yang menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan terhadap lingkungan kerja. Hal ini disebabkan karna kurangnya kepedulian dan kesadaran dari masing-masing karyawan akan kebersihan lingkungan kerja. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan peringatan untuk selalu menjaga kebersihan demi kenyamanan bersama. Memperhatikan kebersihan area kerjanya masing-masing baik itu sebelum dan sesudah bekerja. Jika dilihat dari hasil grafik fishbone yang telah dibuat, maka penerapan 5S yang sudah dilaksanakan belum dilakukan secara optimal, sehingga terjadinya penurunan terhadap produktivitas kerja. Contohnya seperti penurunan terhadap efisiensi waktu dan biaya, lingkungan kerja yang tidak nyaman, serta kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya penerapan 5S untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pada pembahasan ini terdapat beberapa usulan perancangan perbaikan yang dapat dilakukan dalam penerepan konsep 5S dalam meingkatkan produktivitas di PT Panasonic Industrial Devices Batam antara lain: A. Seiri (Ringkas) Seiri (ringkas) merupakan kegiatan menyingkirkan dan memilah barang apa saja yang diperlukan dan yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di tempat kerja hanya barang yang dibutuhkan dalam aktivitas kerja. Seiri (ringkas) merupakan tahap awal dalam penerapan 5S. Berikut merupakan tahapan dalam penerapan Seiri (ringkas), yaitu: a) pengambilan data peralatan, bahan dan barang. Dalam pengambilan data-data peralatan, bahan dan barang dilakukan untuk mengetahui peralatan, bahan dan barang apa saja yang masih dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan. b) Melakukanpengecekansecaraberkalayangdapatdilakukanseminggusekali untuk memastikan peralatan, bahan dan barang yang digunakan pada area kerja tersusun sesuai pada tempatnya B. Seiton(Rapih) Seiton (Rapih) berfungsi untuk penataan dalam hal tata letak peralatan, bahan dan barang yang diperlukan dalam proses produksi, memberikan kodefikasi warna untuk memudahkan identifikasi sehingga dapat memudahkan pekerja dalam menemukan peralatan, bahan dan barang yang diperlukan. Dalam perangcangan Seiton (Rapih), diharapkan dapat mengurangi waktu proses. Melibatkan karyawan dalam proses penataan dan meningkatkan tanggung jawab terhadap lingkungan kerja. Seiton merupakan aktivitas yang bertujuan agar barang tersusun dengan rapi, sehingga mudah ditemukan atau digunakan. Dengan tersusunnya barang secara rapi akan meminimasi waktu yang dibutuhkan untuk mencari barang. Sehingga saat barang hendak diambil dapat ditemukan dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dengan masih bertumpuknya material di lantai dan belum di tata berdasarkan kegunaannya. Peletakan barang-barang masih belum tertata rapi karena masih ada jenis barang yang berbeda namun diletakkan di area yang sama dan berdekatan, atau dengan kata lain masih ada barang yang peletakkannya tercampur, baik itu barang jadi ataupun bahan baku. Pada industri manufaktur, penanganan alat/barang yang digunakan menjadi aspek kritis yang mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam konteks ini, inovasi menggunakan Project Standing Label telah terbukti meningkatkan efisiensi dalam penanganan barang dimana pada sebelum penggunaanya membutuhkan waktu 7 menit namun dengan adanya inovasi ini dapat menghemat waktu menjadi 4 menit saja dalam proses pengantaran barang menuju palet. C. Seiso(Resik) Seiso (Resik) merupakan perancangan dalam pembuatan area kerja menjadi lebih bersih dan rapih, sehingga area kerja dapat terjaga dan memiliki kondisi yang sehat dan nyaman yang dapat memotivasi pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mendukung pelaksanaan ini, maka dibuat usulan berupa rancangan sebagai berikut: a) Jadwal pembersihan rutin dan pemeliharaan fasilitas untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terawat. b) Melibatkanseluruhkaryawandalamkegiatanpembersihandanperawatan D. Seiketsu (Rawat) Dalam mempertahankan 3S (Seiri, Seiton, Seiso) perlu dilakukan pemantapan/perawatan (Seiketsu) untuk menjaga area produksi agar tetap bersih dan rapih. Usulan dalam penerapan Seiketsu (Rawat) adalah sebagai berikut: a) Pembuatan jadwal piket kebersihan secara rutin untuk menjaga barang atau peralatan dalam kondisi bersih dan rapih. b) Melibatkan karyawan dalam kegiatan dalam kegiatan pembersihan dan perawatan untuk menumbuhkan budaya yang bersih dan rapih. E. Shitsuke(Rajin) Dalam perancangan yang terakhir, yang perlu dilakukan adalah rajin atau pembiasaan (Shitsuke). Shitsuke (Rajin) adalah tahapan untuk memastikan semua entitas di lingkungan kerja selalu mengikuti penerapan program 5S. Tujuannya adalah untuk mendisiplinkan semua pekerja agar kegiatan terus berjalan dengan baik. Untuk mendukung pelaksanaan ini, maka dibuat usulan berupa rancangan sebagai berikut: a) Seluruh karyawan harus melakukan disiplin diri dan kesadaran penuh akan pentingnya penerapan konsep 5S. b) Peneguranataupemberiansanksiterhadapkaryawanyangditemukantidak melakukan dengan baik. c) Melakukan briefing 15 menit sebelum memulai proses kerja. d) Memberikan informasi kepada seluruh karyawan untuk selalu menerapkan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Perusahaan) yang telah ditentukan. e) Memberikan reward kepada karyawan yang memiliki kinerja yang baik, untuk memberikan kompetisi yang baik untuk hasil yang maksimalItem Analisis dampak Minimum order Quantity (MOQ terhadap perputaran inventory PT Amtek Engineering Batam(2024-08-12) Samosir, Rachelia; Anggraini, RiaManufacturing companies, such as PT Amtek Engineering Batam, which specializes in metal stamping and electronic components assemblies, face challenges related to Minimum Order Quantity (MOQ). MOQ is the minimum number of units a supplier requires per order, impacting inventory management and cost efficiency. Incorrect MOQ can lead to increased storage costs, excessive inventory, and higher operational expenses. This study explores the effects of MOQ on inventory turnover and presents solutions using Economic Order Quantity (EOQ) to optimize inventory management. EOQ helps in minimizing ordering and holding costs by calculating the ideal order quantity. Implementing EOQ can enhance production efficiency, reduce costs, and improve financial and supply chain management. The study concludes that precise MOQ determination is crucial for cost management and operational effectiveness in manufacturing.Item Analisis dan efektifitas penginputan data pembayaran secara manual di perusahaan Sinar Bintang Indomedia(2024-07-18) Putriani, Henny; Ikhlash, MuhammadItem Analisis Fishbone atas Produk Cacat untuk Material Cover Model FAST5681/CHAPTER(2024-05-26) Sitanggang , Yulinar; IrsutamiBerdasarkan analisis pada line produksi menggunakan analisis fishbone ditemukan bahwa terdapat 4 faktor yang menyebabkan banyaknya cacat pada cover berupa goresan atau”scratch”. Akar permasalahan yang menjadi penyebab utama munculnya goresan yaitu : 1. Faktor manusia, dimana karyawan melakukan kesalahan dalam proses material handling pada saat pengambilan cover dan kurang teliti dalam memeriksa cover sebelum pendistribusian sehingga banyak menyebabkan cacat pada cover. 2. Faktor metode, dimana Kesalahan dalam metode peletakan cover ke conveyor yang mengakibatkan terjadinya benturan keras antara cover dan conveyor sehingga mengakibatkan goresan pada cover. 3. Faktor material, dimana cover dengan laminasi glossy atau licin mengakibatkan cover lebih rentan mengalami goresan. 4. Faktor lingkungan, terlihat dari tekanan atasan yang tinggi untuk mencapai target produksi dapat memaksa karyawan untuk bekerja lebih cepat, yang dapat meningkatkan risikoItem Analisis Fishbone kendala penagihan piutang pada PT XYZ(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-06-11) Rezeki,Sri; Mayasari, MegaItem Analisis Fishbone Pada Proses Permintaan Persediaan Bahan Baku(2024-07-01) Asmira, Emilda; ArniatiDalam upaya meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas produk , analisis fishbone dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab keterlambatan dalam proses permintaan persediaan bahan baku di dapartemen. Hasil analisis menunjukkan beberapa penyebab utama: 1. Manusia Kesalahan pencatatan permintaan dan Kurangnya pelatihan karyawan. 2. Metode Proses permintaan yang kurang efisien dan Sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tidak maksimal. 3. Material Ketersediaan bahan baku yang tidak memadai. Untuk mengatasi masalah-masalah ini,perlu melakukan pelatihan karyawan tentang komunikasi efektif dan proses pencatatan permintaan yang akurat, serta mengoptimalkan sisten pengendalian persediaan dengan metode safety stock dan EOQ. Selain itu, perusahaan harus memastikan ketersediaan bahan baku yang memadai melalui koordinasi dengan daprtemen store dan mencari alternatif supplier untuk mengatasi terjadinya ketidak tersedianya komponenItem ANALISIS FISHBONE SELISIH PENCATATAN DAN PERSEDIAAN ADMIX DI PT PERKASA BETON BATAM(2024-06-30) Wahyuningsih, Sri; ArmiatiPembangunan infrastruktur yang terus menerus berkembang tidak lepas dari peran penting perusahaan konstruksi. PT Perkasa Beton Batam, sebagai salah satu perusahaan penyedia beton, berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan konstruksi di wilayah Batam. Dalam proses produksi beton, material-material seperti pasir, semen, batu, dan admixture menjadi komponen yang diperlukan. Stok material ini disimpan dan dihitung sebagai persediaan bahan baku. Perbedaan atau selisih yang signifikan pada akhir periode dapat mempengaruhi optimalisasi laba. Oleh karena itu, penting untuk menelusuri penyebab terjadinya selisih tersebut sebagai upaya untuk mengurangi pemborosan dalam penggunaan bahan baku. Dalam konteks penelitian ini, penulis berfokus pada persediaan bahan baku admix. Admix adalah material tambahan, berupa bahan kimia, yang dicampurkan ke dalam adukan beton, yang dapat mempengaruhi kualitas dan ketahanan beton. Sistem penggunaan admix yang belum sepenuhnya otomatis tentunya dapat menjadi sumber ketidakakuratan dalam perhitungan. Selain itu, proses pencatatan penggunaan admix di lokasi produksi dilakukan dengan menggunakan formulir kertas yang telah ditentukan. Data mutasi penggunaan admix ini kemudian dikelola oleh staf akuntansi yang bertanggung jawab. Setelah data tersebut dikumpulkan dan diproses, langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan sisa stok material yang telah dihitung. Dari kondisi diatas ditemukan ketidaksesuaian catatan pemakaian dan sisa stok material admix. Ketidaksesuaian ini didasarkan pada adanya jumlah selisih antara pemakaian material admix yang tercatat dilaporan produksi dengan sisa fisik stok akhir di lapangan saat penutupan buku setiap bulannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya selisih pada pencatatan dan pemakaian admix untuk produksi beton di PT Perkasa Beton Batam dengan menggunakan teknik analisis fishbone.Item ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR OPERASIONAL (SOP) PENGELOLAAN BILLING DI UNIT BISNIS INFRASTRUKTUR PT PLN BATAM(2024-06-23) Hutagalung, Christine; Destiana, RizkaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pengelolaan billing di Unit Bisnis Infrastruktur PT. PLN Batam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terkait pelaksanaan SOP pengelolaan billing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun SOP telah disusun dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku, pelaksanaannya masih menghadapi beberapa kendala, termasuk kurangnya pelatihan bagi karyawan dan ketidakjelasan beberapa prosedur yang mengakibatkan ketidakefisienan dalam proses billing. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan perlunya perbaikan dalam sosialisasi SOP serta peningkatan kualitas pelatihan karyawan untuk memastikan implementasi yang lebih efektif dan efisien. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pengelolaan billing di PT. PLN Batam.Item Analisis kenaikan tagihan kartu halo secara tiba-tiba(2024-05-12) Pasaribu,Elsandra Leora; Mayasari, MegaItem Analisis Kinerja Keuangan Klien Kantor Konsultan Pajak PT Bisnis Indonesia Persada(Politeknik Negeri Batam, 2024-06-13) Silalahi, Angelika Marta; Amalia, DiahPengalaman ini memberikan wawasan tentang bagaimana analisis keuangan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada klien. Dengan memperluas layanan untuk mencakup analisis keuangan, Kantor Konsultan Pajak BIP dapat membantu klien mereka, seperti PT XXX, dalam mengoptimalkan kinerja keuangan dan mengembangkan strategi yang lebih efektif.Item Analisis Penerapan Konsep 5S di PT Panasonic Industrial Devices Batam(2024-06-25) Rubianti, Siti; Soebagiyo, SlametSalah satu kegiatan yang bisa dilakukan perusahan untuk melakukan perbaikan dalam area kerja adalah dengan menerapkan metode 5S untuk menciptakan area kerja yang aman dan nyaman. Melalui penerapan konsep 5S ini, diharapkan perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung untuk karyawan dan meningkatkan produktivitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penerapan konsep 5S pada PT Panasonic Industrial Devices Batam sehingga dapat meminimalisasi kesalahan-kesalahan dalam bekerja dan juga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja. 5S adalah salah satu fondasi penting dalam Lean Six Sigma, yang merupakan pendekatan yang dilakukan dalam memperbaiki lingkungan kerja sehingga bisa dieliminasi dan tercipta lingkungan kerja yang efisien, efektif serta produktif. Baik bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, pentingnya penerapan budaya kerja 5S ialah untuk mencapai kondisi optimal ditempat kerja, lingkungan kerja, dan sistem baru. Budaya kerja 5S agar dibagi menjadi banyak aspek praktik sistem manajemen terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Tidak hanya itu, budaya kerja 5S merupakan budaya kerja yang bertujuan untuk mengoptimalkan stored procedure agar memiliki standar yang baik (Brata & Dwi Soediantono, 2022). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan konsep 5S secara baik dan konsisten bukan hanya menyelesaikan permasalahan terkait kedisiplinan karyawan yang menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas. Namun, mampu membentuk budaya kerja yang berkelanjutan, meningkatkan kondisi lingkungan kerja, dan mendukung peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penerapan konsep 5S yang konsisten adalah upaya yang dilakukan untuk menghindari pemborosan terhadap waktu dan biaya produksi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan setiap karyawan dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan konsep 5S yang ada dengan konsisten dan berkelanjutan.Item ANALISIS PENGELOLAAN ARSIP PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO(2024-07-19) Muji Anjani Rizka; Sinarti, SinartiStudi ini menganalisis permasalahan pengelolaan arsip bukti potong pajak di PT Batam Jaya Propertindo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola arsip secara efektif disebabkan oleh kurangnya SOP yang jelas, pelatihan yang memadai, dan kapasitas penyimpanan yang terbatas. Melalui analisis Fishbone Diagram, penelitian ini mengidentifikasi akar masalah utama dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan, seperti pengembangan SOP yang komprehensif, pelatihan bagi pegawai, serta implementasi sistem pengarsipan berbasis digital. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan arsip dan meminimalkan risiko kehilangan data penting.Item Analisis Pengelolaan Manajemen Aset Tetap di PT TESE Manufacturing Indonesia(Politeknik Negeri Batam, 2024-04-26) Khairunnisa, Firly Citra;Dimasa transisi perpindahan Perusahaan dari PT Schneider Electric Manufacturing Batam ke PT TESE MANUFACTURING INDONESIA tentunya banyaknya aset yang harus diperiksa kembali selama masa transisi sehingga dibutuhkan pengelolaan manajemen aset. Salah satu pengelolaan manajemen aset yang dilakukan oleh PT TESE MANUFACTURING INDONESIA adalah dengan label aset yaitu dengan tagging label aset baru. Tagging aset adalah proses atau praktik memberikan label atau tanda pengenal pada aset fisik atau digital agar lebih mudah diidentifikasi, dilacak, dan dikelola.Tanda pengenal ini berupa nomor aset, referensi aset, nama aset, departemen, dan barcode. Pengelolaan manajemen aset menggunakan tagging aset adalah pendekatan yang semakin diterima secara luas dalam berbagai sektor, termasuk bisnis, industri, dan sektor publik. Dalam dunia yang terus berubah ini, organisasi perlu memastikan bahwa aset-asetnya, baik fisik maupun digital, dikelola dengan optimal untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meminimalkan risiko. Untuk mencapai tujuan ini, penggunaan tagging aset menjadi semakin penting, membantu perusahaan dalam pelacakan, identifikasi, dan pemeliharaan aset mereka dengan lebih baik. Selain itu terdapat beberapa tujuan lain dari tagging aset adalah mencegah aset tersebut hilang, Administrasi yang rapih dikarenakan menggunakan sistem barcode sehingga tidak memerlukan pencatatan manual, memudahkan proses pemeliharaan aset, memudahkan dalam merencakan anggaran, menghindari sebuah temuan dalam proses audit .Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti manfaat tagging label aset dalam pengelolaan manajemen aset dan untuk mengetahui pengelolaan manajemen aset menggunakan tagging label aset di PT TESE MANUFACTURING BATAM sudah berjalan dengan efektif atau tidak.Item Analisis Penyebab Keterlambatan Proses Penggajian Karyawan Harian di PT. XYZ Menggunakan Metode Analisis Fishbone(Politeknik Negeri Batam, 2024-08-12) Octalia, Lauren; Mayasari, MegaSetelah melakukan magang selama 8 (delapan) bulan di PT. XYZ, secara keseluruhan tugas magang dan penelitian ini telah memberikan berbagai manfaat bagi penulis seperti meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi, meningkatkan pemahaman tentang operasional perusahaan secara keseluruhan, dan meningkatkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Berdasarkan laporan studi dan laporan magang yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab keterlambatan proses penggajian karyawan harian terdiri dari beberapa faktor, antara lain: Man: 1. PT. XYZ memiliki 2 (dua) orang direktur utama. 2. Direktur sering ke luar negeri secara mendadak. Material: 1. Absensi dilakukan dan dikumpulkan ke HRD secara manual. Methods: 1. Absensi tidak diberikan ke kantor dalam sekali pengiriman melainkan beberapa kali pengiriman. Environment: 1. Kekurangan delegasi wewenang. 2. Stuktur birokrasi yang memakan waktu.Item Analisis Penyebab Kualitas Produk Reject yang menyebabkan Lot Rejection Rate (LRR) meningkat pada PT NOK Precision Component Batam Dengan Menggunakan Metode Fishbone Analysis(2024-05-31) Oktariani, Sarmila; Mayasari, MegaPT NOK Precision Component Batam berdiri pada Januari 1993 dan mulai beroperasi pada Februari 1993. Bisnis dari PT NOK Precision Component Batam adalah pembuatan komponen hard disk drive dan industrial elektronik, dan sistem penjualan hasil produksi dari PT NOK Precision Component Batam di jual kepada NOK Precision Component Singapore. Adapun produk yang dihasilkan diantaranya seperti Crash Stop, Gasket, Ramp, Latch dan lainnya. NOK adalah singkatan dari Nippon Oilseal Kogyo. Oil Seal adalah produk yang digunakan dalam elektronik rumah tangga atau mobil. Pada zaman dahulu Sealing tersebut terbuat dari kulit tetapi, dengan perkembangan zaman Sealing menggunakan bahan karet. Sejarah PT NOK Precision Component Batam (NPCB) merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan komponen pelindung hard disk yang terbuat dari karet dan plastik. Perusahaan ini terletak pada posisi perairan yang strategis, di pulau Batam, Kepulauan Riau yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia.Item ANALISIS PERSEDIAAN SUKU CADANG DAN ALAT KERJA MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ), SAFETY STOCK DAN REORDER POINT PADA DEPARTEMEN ELEKTRIK PT. BAHTERA BAHARI SHIPYARD(Politeknik Negeri Batam, 2024-03-06) Admaja, Mira Malaya; Darmawan, ArifAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan manajemen persediaan di Departemen Elektrik PT. Bahtera Bahari Shipyard di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Departemen menghadapi tantangan seperti kehabisan stok dan kurang optimalnya penghitungan persediaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, dan Reorder Point. Tujuannya adalah untuk mengusulkan solusi dan menghitung tingkat persediaan optimal dengan menggunakan metode ini. Latar Belakang: Kota Batam terkenal dengan sektor industrinya, khususnya pembuatan kapal, yang memerlukan pengelolaan inventaris yang efisien untuk mendukung kinerja operasional dan profitabilitas. Identifikasi Masalah: Permasalahan utama yang teridentifikasi antara lain kehabisan stok dan tidak adanya perhitungan persediaan yang optimal dengan menggunakan metode EOQ, Safety Stock, dan Reorder Point. Tujuan Penelitian: Penelitian bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang optimal dengan menggunakan metode EOQ, Safety Stock, dan Reorder Point pada Departemen Elektrik di PT. Bahtera Bahari Shipyard Keterbatasan Ruang Lingkup: Penelitian ini dibatasi pada data bulan Juli sampai September 2023 dari Departemen Elektrik yang berlokasi di PT. Bahtera Bahari Shipyard di Kota Batam. Tinjauan Pustaka: Meliputi pengertian dan fungsi persediaan, metode EOQ, Safety Stock, dan rumus Reorder Point berdasarkan karya ilmiah. Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan memanfaatkan data kuantitatif pembelian bahan baku dan biaya persediaan yang dilengkapi dengan data kualitatif mengenai kebijakan persediaan perusahaan. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode EOQ, Safety Stock, dan Reorder Point dapat secara efektif memitigasi kehabisan stok dan meningkatkan efisiensi operasional tanpa memerlukan kapasitas gudang yang besar. Rekomendasi: Rekomendasi mencakup pembaruan data secara berkala melalui sistem otomatis untuk mencegah kehabisan stok dan mengoptimalkan pengelolaan inventaris menggunakan metode EOQ, Safety Stock, dan Reorder Point. Penelitian ini berkontribusi untuk meningkatkan praktik manajemen persediaan pada Departemen Elektrik PT. Bahtera Bahari Shipyard, memastikan pengoperasian yang lebih lancar dan meningkatkan kemampuan pelaksanaan proyek.Item Analisis Piutang Tak Tertagih Pada PT Batam Jaya Propertindo(2024-06-30) Istiva, Meila; Mayasari, MegaPerkembangan perekonomian yang sangat pesat. Semakin menumbuhkan minat pengusaha baru untuk mendirikan perusahaan. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan dan pemilik usaha mikro, kecil dan menengah yang bermunculan. Salah satu usaha yang saat ini sedang berkembang adalah usaha jasa penyewaan properti berupa sewa gedung untuk kegiatan perkantoran. Ketika menjalankan usaha penjualan barang atau jasa dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Ketika melakukan penjualan secara kredit maka akan muncul piutang. Piutang merupakan salah satu bagian penting dalam pengelolaan perusahaan. Besar atau kecilnya piutang sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Piutang yang terlalu besar dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan adanya resiko piutang tidak terbayar tepat waktu atau yang sudah melewati batas tanggal jatuh tempo (overdue). Piutang overdue ini mengakibatkan cashflow terhambat sehingga mengganggu keuangan dan kinerja perusahaan tersebut. Piutang tak tertagih merupakan piutang yang dapat menimbulkan kerugian karena debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanankan kewajibannya sehingga perusahaan mengalami kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut.Item Analisis Piutang Tak Tertagih pada PT Indoproof Gadai Sejati(2024-07-08) Siregar, Yulsia P.V; Zaenuddin, Muhammad-Item Analisis sistem pembayaran terhadap berjalannya efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan Central group(2024-06-28) Sinaga, Thesalonika; Irianto, Danar