Jurusan Manajemen dan Bisnis
Permanent URI for this communityhttps://repository.polibatam.ac.id/handle/PL029/1745
Browse
Item A Optimizing Inventory Management: A Strategic Approach Using House of Risk and Analytical Hierarchy Process for Obsolescence Reduction(2024-08-14) Nuryanti, Athhirah Roostamalya; Tarigan, YulindaItem Alur Proses Transaksi Penjualan dan Pembelian Melalui SofiCloud(2024-06-05) Hulaila, Hurrin; Lestari, NanikInforsys didirikan pada tahun 1998 dan merupakan perusahaan yang menyediakan solusi perangkat lunak, dengan fokus pada sumber daya manusia dan laporan keuangan. Perusahaan ini menghasilkan dua produk perangkat lunak, yaitu SofiCloud dan PisiCloud, yang bertujuan untuk memudahkan administrasi perusahaan. SofiCloud adalah sebuah ERP (Enterprise Resource Planning) yang sederhana, yang membantu perusahaan dalam mencatat dan membuat laporan keuangan dengan lebih mudah dan efisien. PisiCloud, di sisi lain, adalah perangkat lunak yang memudahkan pengelolaan administrasi sumber daya manusia dalam perusahaan. Perangkat lunak SofiCloud menjadi dasar dari penelitian yang didokumentasikan dalam Manual Book of SofiCloud.Item AN ANALYSIS OF MARKETING STIMULI FACTORS IN PURCHASING DECISIONS FOR FAST FASHION ITEMS AMONG GENERATION Z IN BATAM.(ICAESS, 2024-07-30) Dwinurcandra, Winda Kawa; Puspitasari, AyuThis study aims to analyze the marketing stimuli factors that influence the purchasing decisions of Generation Z in Batam City regarding fast fashion items. The research adopts a quantitative approach, utilizing factor analysis as the primary analytical method. Within the study, 19 variables were initially examined and subsequently reduced to several factors. The analysis revealed four key factors that drive purchasing decisions for fast fashion items among Generation Z in Batam City: Attractive Service, Marketing Excellence and Competitive Design, Value for Money, and Shopping Experience. The Attractive Service factor emerged as the most dominant, accounting for 24.192% of the variance in this study. This finding underscores the critical role of service quality in influencing consumer decisions in the competitive fast fashion industry.Item ANALISA PEMILIHAN TRUCKING COMPANY VENDOR PADA PERUSAHAAN FREIGHT FORWARDING MENGGUNAKAN METODE VPI, AHP, DAN TOPSIS(2024-07-26) Kastella, Cantika Yosdianti;PT. Berlian Dumai Logistics cabang Batam saat ini memiliki tiga trucking vendor company yaitu PT. Snepac, PT. IntiKarya Indotama, dan PT. Global Project Logistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria yang menjadi prioritas utama untuk mengevaluasi vendor trucking company dan untuk mengevaluasi dan memilih trucking company terbaik dengan menggunakan metode VPI, AHP, dan TOPSIS. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dan purposive sampling. Sedangkan, teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan metode VPI, AHP, dan TOPSIS. Berdasarkan analisa menggunakan metode AHP maka evaluasi kriteria secara berurutan ialah sebagai berikut; Biaya (0.5529), Fleksibilitas (0.1748), Kualitas (0.1088), Daya tanggap (0.1004), dan Pengiriman (0,0631). Selanjutnya, Pada evaluasi pemilihan vendor trucking company nilai bobot yang diperoleh ialah sebagai berikut; PT Intikarya Indotama (9.460); PT Snepac (3.228); PT Global Project Logistik (1.312). Kemudian pada analisa metode TOPSIS didapatkan hasil nilai bobot sebagai berikut; PT Intikarya Indotama (0.70); PT Snepac (0.069); PT Global Project Logistics (0.30). Sehingga, kriteria terbesar dalam pemilihan atau evaluasi vendor trucking company adalah kriteria biaya, dan vendor trucking company terbaik adalah PT Intikarya Indotama.Item ANALISA PENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI WIRING HARNESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT. SUMITOMO WIRING SYSTEM BATAM INDONESIA(2024-07-23) Christisa, Gabrielle Rebecca; Harlan, Fandy BestarioPada dunia bisnis tentu ada yang namanya persaingan antar competitor yang mendorong perusahaan untuk lebih dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing pada industri ini. Sehingga setiap perusahaan di tuntut untuk dapat meningkatkan kualitas pada proses produksi. PT. Sumitomo Wiring System Batam Indonesia merupakan perushaan yang bergerak pada bidang industry manufaktur yang memproduksi wiring harness. Upaya yang dilakukan oleh PT. Sumitomo Wiring System Batam Indonesia yaitu dengan mengurangi jumlah defect yang terjadi pada proses produksi. Jenis defect yang sering terjadi yaitu defect connector broken dan terminal tip arrangement defect. Sehingga berdasarkan permasalahan pada penelitian ini peneliti memiliki tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi kualitas produksi wiring hareness saat ini, mengetahui bagaimana analisa menggunakan metode six sigma berpengaruh dalam mengatasi defect dan mengetahui hal apa saja yang menyebabkan kenaikan jumlah defect pada produksi wiring harness. Adapun teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu, teori six sigma (DMAIC) yaitu melalui lima tahapan analisis yaitu define, measure, analyse, improve, dan control. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif, dimana peneliti menguraikan serta menganalisis secara objektif dan menggunakan teknik pengumpulan data melalui tahap wawancara, daily report perusahaan,studi pustaka dan juga data yang terdapat didalam buku cetak digital, jurnal atau artikel maupun website perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan, bahwa terjadinya peningkatan kualitas produksi yang ditandai dengan adanya penurunan jumlah presentasi produk defect sebesar 2,90%.Item ANALISA PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN, KEMANFAATAN DAN KEAMANAN TERHADAP MINAT GEN Z DALAM MENGGUNAKAN QRIS (QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD) SEBAGAI METODE PEMBAYARAN (STUDI KASUS: KKV GRAND BATAM MALL)(Politeknik Negeri Batam, 2024-10-03) Purba, Laura Ruth Grace; Septiana, MaryaniPenelitian ini menganalisis pengaruh kemudahan penggunaan, kegunaan, dan keamanan yang dirasakan terhadap minat Gen Z dalam menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sebagai metode pembayaran. Berfokus pada KKV Grand Batam Mall, penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) untuk memeriksa dampak faktor-faktor ini terhadap adopsi pengguna. Studi ini melibatkan analisis kuantitatif, mengumpulkan data dari 120 responden melalui kuesioner. Temuan mengungkapkan bahwa kegunaan yang dirasakan secara signifikan memengaruhi niat Gen Z untuk menggunakan QRIS, menyoroti pentingnya kesederhanaan dan manfaat praktis dalam mendorong adopsi pembayaran digital. Namun, keamanan yang dirasakan tidak menunjukkan efek signifikan pada kepentingan mereka. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun keamanan sangat penting, itu mungkin bukan faktor penentu bagi Gen Z dalam mengadopsi QRIS. Penelitian ini berkontribusi untuk memahami perilaku konsumen dalam lanskap pembayaran digital, terutama di kalangan generasi muda yang paham teknologi.Item "Analisi Penerapan Konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT Panasonic Industrial Devices Batam pada Department Packing"(2024-07-08) Marchella, Shofi; Destiana, Rizka5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) adalah salah satu konsep yang biasanya menjadi dasar budaya kerja Jepang. 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) berasal dari bahasa Jepang yang merupakan penerapan untuk memudahkan atau melancarkan proses produksi. Sednagkan dalam bahasa Indonesia Seiri artinya adalah ringkas, Seiton artinya adalah rapih, Seiso artinya adalah resik, Seiketsu artinya adalah rawat dan Shitsuke artinya adalah rajin. Dalam pelaksanaan sangat diperlukan pada setiap orang agar lebih tertata pada setiap bagian-bagian tempat kerja. Konsep 5S juga mengajarkan tentang pola kedisiplinan yang terus menerus. Budaya kerja telah di terapkan dan berhasil akan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap karyawan dalam melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengabaikan faktor produktivitas. Budaya kerja harus dirancang dengan memperhatikan terhadap semua komponen sistem kerja yang ada, yaitu manusia, bahan, mesin atau peralatan dan kondisi lingkungan. Tanpa penerapan 5S budaya kerja biasa mengakibatkan hubungan antar karyawan biasanya buruk, mereka tidak saling bertegur sapa, berpenampilan loyo, angka absensi tinggi. Karyawan tidak memberi saran untuk meningkatkan proses produksi dan tidak peduli pada pekerjaan masing-masing. Lini kerja terdapat peralatan yang kotor dan barang cacat, peralatan yang seharusnya ada di tempat masing-masing, berserakan di sembarang tempat. Menurut observasi pribadi penulis, permasalahan yang menjadi objek dalam penulisan laporan ini adalah penerapan 5S yang masih belum diterapkan dengan optimal sehingga terjadi penurunan terhadap produktivitas kerja. Secara visual, PT Panasonic Industrial Devices Batam sudah menerapkan budaya di area kerjaperusahaan terutama pada area Packing. Contohnya seperti memisahkan barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, penataan barang sesuai pada tempatnya, membersihkan kotoran ataupun barang yang tidak diperlukan. Tetapi dari hasil observasi masih ditemukan masalah dalam penerapan 5S. Pada tanggal 10 September 2022, penulis menemukan adanya produk after packing dengan part number yang berbeda tercampur dalam satu palet sehingga terjadinya mix product/produk tercampur. Permasalahan tersebut terjadi karna tidak adanya indikasi yang yang diberikan pada setiap palet yang ada di area Out Going Quality Control tersebut. Selain itu, tidak adanya indikasi pada peletakan barang juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi waktu karena sulitnya menemukan model pada produk tersebut di palet sehingga terjadinya penurunan terhadap produktivitas kerja. Selain itu, masalah lainnya adalah masih ditemukannya beberapa sampah yang tidak digunakan seperti material embos yang sudah rusak berserakan di lantai produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap lingkungan kerja. Maka itu perlu adanya upaya perbaikan sikap kerja dan lingkungan kerja sesuai dengan budaya kerja . Berdasarkan analisa penulis permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat memicu terjadinya penurunan produktivitas dari kinerja karyawan. Pengamatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan cara melakukan penerapan 5S di lingkungan kerja perusahaan secara optimal. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam bekerja dan juga dapat meningkatkan efisiensi waktu serta produktivitas dalam bekerja. Berdasarkan hasil analisa yang diperolehpad agiagram fishbone di atas, maka evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagi berikut: 1) Material Pada kategori ini, faktor yang menyebabkan permasalahan utama penerapan 5S yaitu mengenai penyimpanan barang after packing yang masih tercampur di palet pada area Out Going Quality Control. Faktor ini dipengaruhi oleh department packing yang dimiliki perusahaan belum memiliki indikasi tata letak area yang jelas untuk setiap area penyimpanan barang yang mengakibatkan penurunan terhadap efisiensi waktu. Solusi yang dapat dilakukan adalah pembuatan indikasi standing label pada setiap palet yang ada di Out Going Quality Control berdasarkan masing- masing model agar memudahkan dalam pencarian sehingga dapat mempersingkat waktu yang digunakan. 2) Manusia Dalam kategori ini terdapat dua faktor yang menyebabkan permasalahan yaitu kurangnya kesadaran pekerja dan kurangnya pengetahuan dari para pekerja terkait budaya 5S yang sedang diterapkan oleh perusahaan. Kurangnya kesadaran pekerja diakibatkan oleh pekerja belum memahami maupun mengetahui tujuan yang didapatkan dari adanya penerapan 5S yang dijalankan. Pada dasarnya, penerapan 5S yang sedang diterapkan saat ini, hanya dilakukan dengan baik apabila akan dilaksanakan kegiatan audit saja sedangkan jika tidak dilakukan audit, maka para pekerja akan membiarkan area kerjanya berantakan dan kurang bersih. Selain itu, kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja terhadap penerapan 5S disebabkan oleh belum adanya kegiatan pelatihan (training) yang didapatkan oleh pekerja sehingga menyebabkan belum dipahami secara jelas tentang tahapan-tahapan yang mendukung pelaksanaan 5S dengan baik. Solusi yang dapat dilakukan adalah dilakukannya sosialisasi dengan 2 cara, yaitu pertama dengan cara membuat sebuah poster tentang pengetahuan 5S secara umum yang kemudian ditempelkan pada mading yang ada disetiap koridor. Yang kedua yaitu membuat informasi melalui Whatsapp dan email perihal pentingnya peduli terhadap penerapan konsep 5S dilingkungan kerja. 3) Metode Dalam kategori ini, faktor yang menyebabkan permasalahan utama yaitu penerapan 5S yang saat ini sedang dijalankan oleh perusahaan belum sepenuhnya diterapkan. Hal ini disebabkan oleh penerapannya hanya berfokus kepada tiga tahapan pertama dalam metode 5S yaitu seiri, seiton, dan seiso. Tiga tahapan pertama dalam penerapan metode 5S menjadi fokus perusahaan karena tahapan ini merupakan pondasi dalam melaksanakan dua tahapan terakhir. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan dua tahapan terakhir yaitu sebagai standarisasi dari tahapan yang sebelumnya sehingga diperlukan penerapan yang baik dari tiga tahapan pertama agar didapatkan standarisasi yang baik. Solusi yang dapat dilakukan adalah membuat suatu standarisasi terbaru dalam satu proses kerja yang sudah dianalisa sebelumnya berdasarkan berbagai pertimbangan seperti kualitas, time dan motion study, kapasitas dan produktivitas sebagai acuan bagi operator dalam bekerja. 4) Lingkungan Faktor yang termasuk dalam kategori ini adalah pada lantai produksi di area packing masih ditemukan beberapa sampah material embos rusak yang tidak berada pada tempatnya yang menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan terhadap lingkungan kerja. Hal ini disebabkan karna kurangnya kepedulian dan kesadaran dari masing-masing karyawan akan kebersihan lingkungan kerja. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan peringatan untuk selalu menjaga kebersihan demi kenyamanan bersama. Memperhatikan kebersihan area kerjanya masing-masing baik itu sebelum dan sesudah bekerja. Jika dilihat dari hasil grafik fishbone yang telah dibuat, maka penerapan 5S yang sudah dilaksanakan belum dilakukan secara optimal, sehingga terjadinya penurunan terhadap produktivitas kerja. Contohnya seperti penurunan terhadap efisiensi waktu dan biaya, lingkungan kerja yang tidak nyaman, serta kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya penerapan 5S untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Pada pembahasan ini terdapat beberapa usulan perancangan perbaikan yang dapat dilakukan dalam penerepan konsep 5S dalam meingkatkan produktivitas di PT Panasonic Industrial Devices Batam antara lain: A. Seiri (Ringkas) Seiri (ringkas) merupakan kegiatan menyingkirkan dan memilah barang apa saja yang diperlukan dan yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di tempat kerja hanya barang yang dibutuhkan dalam aktivitas kerja. Seiri (ringkas) merupakan tahap awal dalam penerapan 5S. Berikut merupakan tahapan dalam penerapan Seiri (ringkas), yaitu: a) pengambilan data peralatan, bahan dan barang. Dalam pengambilan data-data peralatan, bahan dan barang dilakukan untuk mengetahui peralatan, bahan dan barang apa saja yang masih dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan. b) Melakukanpengecekansecaraberkalayangdapatdilakukanseminggusekali untuk memastikan peralatan, bahan dan barang yang digunakan pada area kerja tersusun sesuai pada tempatnya B. Seiton(Rapih) Seiton (Rapih) berfungsi untuk penataan dalam hal tata letak peralatan, bahan dan barang yang diperlukan dalam proses produksi, memberikan kodefikasi warna untuk memudahkan identifikasi sehingga dapat memudahkan pekerja dalam menemukan peralatan, bahan dan barang yang diperlukan. Dalam perangcangan Seiton (Rapih), diharapkan dapat mengurangi waktu proses. Melibatkan karyawan dalam proses penataan dan meningkatkan tanggung jawab terhadap lingkungan kerja. Seiton merupakan aktivitas yang bertujuan agar barang tersusun dengan rapi, sehingga mudah ditemukan atau digunakan. Dengan tersusunnya barang secara rapi akan meminimasi waktu yang dibutuhkan untuk mencari barang. Sehingga saat barang hendak diambil dapat ditemukan dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dengan masih bertumpuknya material di lantai dan belum di tata berdasarkan kegunaannya. Peletakan barang-barang masih belum tertata rapi karena masih ada jenis barang yang berbeda namun diletakkan di area yang sama dan berdekatan, atau dengan kata lain masih ada barang yang peletakkannya tercampur, baik itu barang jadi ataupun bahan baku. Pada industri manufaktur, penanganan alat/barang yang digunakan menjadi aspek kritis yang mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam konteks ini, inovasi menggunakan Project Standing Label telah terbukti meningkatkan efisiensi dalam penanganan barang dimana pada sebelum penggunaanya membutuhkan waktu 7 menit namun dengan adanya inovasi ini dapat menghemat waktu menjadi 4 menit saja dalam proses pengantaran barang menuju palet. C. Seiso(Resik) Seiso (Resik) merupakan perancangan dalam pembuatan area kerja menjadi lebih bersih dan rapih, sehingga area kerja dapat terjaga dan memiliki kondisi yang sehat dan nyaman yang dapat memotivasi pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mendukung pelaksanaan ini, maka dibuat usulan berupa rancangan sebagai berikut: a) Jadwal pembersihan rutin dan pemeliharaan fasilitas untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terawat. b) Melibatkanseluruhkaryawandalamkegiatanpembersihandanperawatan D. Seiketsu (Rawat) Dalam mempertahankan 3S (Seiri, Seiton, Seiso) perlu dilakukan pemantapan/perawatan (Seiketsu) untuk menjaga area produksi agar tetap bersih dan rapih. Usulan dalam penerapan Seiketsu (Rawat) adalah sebagai berikut: a) Pembuatan jadwal piket kebersihan secara rutin untuk menjaga barang atau peralatan dalam kondisi bersih dan rapih. b) Melibatkan karyawan dalam kegiatan dalam kegiatan pembersihan dan perawatan untuk menumbuhkan budaya yang bersih dan rapih. E. Shitsuke(Rajin) Dalam perancangan yang terakhir, yang perlu dilakukan adalah rajin atau pembiasaan (Shitsuke). Shitsuke (Rajin) adalah tahapan untuk memastikan semua entitas di lingkungan kerja selalu mengikuti penerapan program 5S. Tujuannya adalah untuk mendisiplinkan semua pekerja agar kegiatan terus berjalan dengan baik. Untuk mendukung pelaksanaan ini, maka dibuat usulan berupa rancangan sebagai berikut: a) Seluruh karyawan harus melakukan disiplin diri dan kesadaran penuh akan pentingnya penerapan konsep 5S. b) Peneguranataupemberiansanksiterhadapkaryawanyangditemukantidak melakukan dengan baik. c) Melakukan briefing 15 menit sebelum memulai proses kerja. d) Memberikan informasi kepada seluruh karyawan untuk selalu menerapkan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Perusahaan) yang telah ditentukan. e) Memberikan reward kepada karyawan yang memiliki kinerja yang baik, untuk memberikan kompetisi yang baik untuk hasil yang maksimalItem Analisi Pengaruh Work Life Balance Terhadap Employee Engagement dan Dampaknya Terhadap Turnover Intentions dengan Job Characteristics sebagai Pemoderasi(Jaba, 2024) Zahra, Fatimah; Puspitasari, AyuPenelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis bagaimana keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi mempengaruhi keterikatan karyawan serta dampaknya pada niat berpindah karyawan dengan karakteristik pekerjaan sebagai moderator pada karyawan PT XYZ. Data penelitian yang diperoleh dari 100 responden menggunakan purposive sampling dengan menggunakan sampel friction per cluster yang diambil dari 17 section di PT XYZ yang cocok pada kriteria penelitian ini. Metode analisis statistik yang diterapkan ialah SEM PLS. Hasil penelitian ini membuktikan terkait work-life balance mempunyai pengaruh positive dan significant terhadap employee engagement, sementara employee engagement mempunyai pengaruh negative dan significant terhadap turnover intentions, dan job characteristics tidak mempengaruhi hubungan pada work-life balance serta employee engagement. Berlandaskan hasil analisis masih ada beberapa karyawan bekerja bukan sesuai keahliannya. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang moderasi job characteristics. Namun, penelitian ini menemukan terkait job characteristics mempunyai pengaruh langsung pada employee engagement.Item Analisis Bibliometrik Publikasi Ilmiah Tentang Perkembangan Peer-to-peer Lending(2024-10-05) ; Ikhlash, MuhammadPenelitian ini bertujuan untuk memetakan perkembangan publikasi ilmiah terkait peer-to-peer lending menggunakan database Scopus dengan kata kunci “Peer-to-peer Lending”, “P2P Lending”, dan “Crowdlending”. Peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui analisis bibliometrik. Dataset penelitian mencakup 833 dokumen yang di ekspor dalam format BibTeX dan diproses menggunakan perangkat lunak R-Packages dan WebInterface Biblioshiny, yang memfasilitasi pembuatan laporan dan tabel yang mudah dibaca. Hasil penelitian mengidentifikasi penulis, negara, organisasi, dan kata kunci paling populer dalam domain penelitian peer-to-peer lending, serta topik-topik tren dari publikasi terbaru. Analisis menunjukkan bahwa jumlah publikasi di bidang peer-to-peer lending mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga 2024, mencapai puncaknya pada tahun 2021 (132 publikasi) dan mengalami penurunan pada tahun 2022 (114 publikasi). Penulis seperti Na Na, Li Y, dan Li X menunjukkan kontribusi konsisten, sementara peta perkembangan kata kunci menyoroti fokus utama penelitian dengan kata kunci seperti “Finance” dan “Peer-to-peer Lending”. Peta perkembangan penulis menunjukkan peran signifikan dari Li Y, Zhang W, dan Liu Y dalam jaringan kolaboratif yang kuat. Kolaborasi internasional dominan, terutama antara China dan USA (64 kolaborasi). Dari temuan perkembangan publikasi, dapat diindikasikan adanya relevansi yang besar atau peningkatan minat dalam domain peer-to-peer lending.Item Analisis dampak Minimum order Quantity (MOQ terhadap perputaran inventory PT Amtek Engineering Batam(2024-08-12) Samosir, Rachelia; Anggraini, RiaManufacturing companies, such as PT Amtek Engineering Batam, which specializes in metal stamping and electronic components assemblies, face challenges related to Minimum Order Quantity (MOQ). MOQ is the minimum number of units a supplier requires per order, impacting inventory management and cost efficiency. Incorrect MOQ can lead to increased storage costs, excessive inventory, and higher operational expenses. This study explores the effects of MOQ on inventory turnover and presents solutions using Economic Order Quantity (EOQ) to optimize inventory management. EOQ helps in minimizing ordering and holding costs by calculating the ideal order quantity. Implementing EOQ can enhance production efficiency, reduce costs, and improve financial and supply chain management. The study concludes that precise MOQ determination is crucial for cost management and operational effectiveness in manufacturing.Item Analisis dan efektifitas penginputan data pembayaran secara manual di perusahaan Sinar Bintang Indomedia(2024-07-18) Putriani, Henny; Ikhlash, MuhammadItem Analisis dan Perancangan Standard Operational Procedure (SOP) Pengiriman Barang Ekspor melalui Transportasi Laut pada PT. Raih Batam Trans(2024) Sembiring, Emia Pepayosa; Sari, Desi RatnaTujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis prosedur pengiriman barang ekspor yang dilakukan melalui jalur laut PT. Raih Batam Trans, memahami kekurangan apa saja yang terdapat pada teknik pengiriman barang ekspor yang dilakukan oleh PT. Raih Batam Trans, membuat Standar Operasional Prosedur yang sesuai untuk pengiriman barang ekspor melalui laut oleh PT Raih Batam Trans. Penelitian ini menyelidiki suatu proses atau pemahaman secara mendalam dengan mengggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data terdiri dari melaksanakan wawancara terhadap tiga sumber yang dipilih secara purposif, melaksanakan tinjauan pustaka, dan observasi. Hasil dari penelitian ini ialah Prosedur pengiriman barang ekspor melalui transportasi laut PT. Raih Batam Trans, Panduan Kerja Pengecekan Draft NPPB dan Rancangan Standar Operasional Prosedur Pengiriman Barang Ekspor Melalui Transportasi Laut Pada PT. Raih Batam TransItem Analisis efisiensi Aplikasi warehouse inventory Powerapps dengan metode Value Stream Mapping (VSM) di PT. Cameron Systems Batam(2024-08-22) Veramonika LB Torua, Joice;Penelitian ini membahas analisis efisiensi dari aplikasi warehouse inventory powerapps pada raw material process warehouse department di PT. Cameron Systems Batam. Pada penelitian ini raw material process masih mengalami kendala dalam proses pencarian barang dan system dokumentasi yang masih manual. untuk itu diperlukan identifikasi waste process dan menganalisis sejauh mana aplikasi warehouse inventory powerapps berpengaruh pada raw material process di gudang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik Value Stream Mapping sebagai alat analisisnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini adalah adanya Total presentase value added time pada kondisi Future State Value Stream Mapping mengalami peningkatan dari kondisi Current State Value Stream Mapping yaitu dari 33% menjadi 41% mengalami peningkatan yaitu sebesar 8% dengan waktu dari 109 menit ke 89 menit. Total presentase non value added time pada kondisi Future State Value Stream Mapping mengalami penurunan dari kondisi Current State Value Stream Mapping yaitu dari 67% menjadi 59% mengalami penurunan sebesar 8% dengan waktu total pada kondisi Current State Value Stream Mapping sebesar 218 menit menjadi Future State Value Stream Mapping sebesar 128 menit sehingga mengalami penurunan sebesar 90 menit.Item Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pembayaran Kredit Mobil Customer di Astra Credit Companies Batam(Politeknik Negeri Batam, 2024-07-15) Natasya, Agnes; Setiyanto, Adi Irawan; Setiyanto, Adi IrawanStudi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pembayaran kredit customer ACC Batam dengan menggunakan teori prinsip Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition (prinsip 5C) pada customer tertunggak Astra Credit Companies. Data dikumpulkan dari kuisoner terhadap 97 reponden melalui metode kuantitatif dengan analisis uji faktor. Penelitian ini memperlihatkan bahwa faktor utama penyebab keterlambatan pembayaran customer di ACC Batam adalah Conditions (Kondisi) karena terjadinya penggelapan unit oleh pihak rental yang tidak bertanggung jawab. Penemuan ini menambahkan saran serta memberi gambaran kepada Astra Credit Companies dalam upaya menghadapi keterlambatan pembayaran kredit customer. Dengan meningkatkan penanganan lebih awal dapat mendeteksi dan mencegah terjadinya keterlambatan pembayaran akibat hal yang tidak terduga tersebutItem Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pengiriman Produk Elektronik Pada PT XYZ(ICAESS, 2024-08-08) Pingkan, Mangkay Tania; Olifia JessicaPenelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang menghambat pengiriman barang elektronik dan menganalisis langkah-langkah perbaikan pada proses pengiriman agar nantinya memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk mencegah dan menentukan apa yang harus dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara kepada para informan serta mengumpulkan data dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan diagram pareto dan diagram fishbone. Setelah mendapatkan hasilnya, peneliti akan memberikan solusi perbaikan menggunakan pendekatan 5W+1H. Hasil yang didapat dari analisis tersebut adalah keterlambatan pengiriman barang elektronik di PT XYZ Sebagian besar terjadi karena adanya shortage dan adanya masalah pada mesinItem ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA USAHA CATTERY DI INDONESIA(2024-08-01) HULFAHIZA; HATI WAHYU SHINTAThis study aims to identify and analyze the factors that influence the performance of cattery businesses in Indonesia. The main focus of this study is to identify significant factors that affect cattery business performance by considering various factors. The study population consists of cattery owners who are members of the official cattery association in Indonesia. This study used purposive sampling technique to select the sample, which was set based on certain criteria, such as being a member of the Indonesian cattery association and owning a cattery. The sampling technique used the Slovin formula with an error rate of 5%, resulting in a sample size of 174 cattery members.This study used quantitative methods to analyze variables affecting cattery performance in Indonesia, using factor analysis techniques. The results of the analysis show that financial, marketing, operational, and human resource factors have a significant effect on cattery business performance. Among these factors, financial variables have the most dominant influence on the factors of revenue and profitability, operating costs, capital, and growthon totol varince. This study can also serve as a basis for further research in developing more effective strategies and policies to support the development of catteries in Indonesia.Item Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Gen-Z Di Politeknik Negeri Batam Dalam Berinvestasi Di Pasar Modal(2024-09-26) Siregar, Erni Junita BR; Dinuka, Vina KholisaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Status Sosial Ekonomi, Literasi Keuangan, Ekspektasi Upaya, Kredibilitas Informasi, Toleransi Resiko, Terhadap Minat (Y) di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Batam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan sumber data primer dengan teknik kuesioner yang disebarkan kepada 131 responden. Analisis data menggunakan teknik regresi linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Status Sosial Ekonomi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat (Y), Literasi Keuangan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat (Y), Ekspektasi Upaya (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat (Y), Kredibilitas Informasi (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat (Y), Toleransi Resiko (X5) berpengaruh positif dan signifikan terhhadap Minat (Y) di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Batam. Berdasarkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi minat berinvestasi di pasar modal mahasiswa dan memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait dalam meningkatkan minat berinvestasi di pasar modal di kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Batam.Item Analisis Fishbone atas Produk Cacat untuk Material Cover Model FAST5681/CHAPTER(2024-05-26) Sitanggang , Yulinar; IrsutamiBerdasarkan analisis pada line produksi menggunakan analisis fishbone ditemukan bahwa terdapat 4 faktor yang menyebabkan banyaknya cacat pada cover berupa goresan atau”scratch”. Akar permasalahan yang menjadi penyebab utama munculnya goresan yaitu : 1. Faktor manusia, dimana karyawan melakukan kesalahan dalam proses material handling pada saat pengambilan cover dan kurang teliti dalam memeriksa cover sebelum pendistribusian sehingga banyak menyebabkan cacat pada cover. 2. Faktor metode, dimana Kesalahan dalam metode peletakan cover ke conveyor yang mengakibatkan terjadinya benturan keras antara cover dan conveyor sehingga mengakibatkan goresan pada cover. 3. Faktor material, dimana cover dengan laminasi glossy atau licin mengakibatkan cover lebih rentan mengalami goresan. 4. Faktor lingkungan, terlihat dari tekanan atasan yang tinggi untuk mencapai target produksi dapat memaksa karyawan untuk bekerja lebih cepat, yang dapat meningkatkan risikoItem Analisis Fishbone kendala penagihan piutang pada PT XYZ(POLITEKNIK NEGERI BATAM, 2024-06-11) Rezeki,Sri; Mayasari, MegaItem Analisis Fishbone Pada Proses Permintaan Persediaan Bahan Baku(2024-07-01) Asmira, Emilda; ArniatiDalam upaya meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas produk , analisis fishbone dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab keterlambatan dalam proses permintaan persediaan bahan baku di dapartemen. Hasil analisis menunjukkan beberapa penyebab utama: 1. Manusia Kesalahan pencatatan permintaan dan Kurangnya pelatihan karyawan. 2. Metode Proses permintaan yang kurang efisien dan Sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tidak maksimal. 3. Material Ketersediaan bahan baku yang tidak memadai. Untuk mengatasi masalah-masalah ini,perlu melakukan pelatihan karyawan tentang komunikasi efektif dan proses pencatatan permintaan yang akurat, serta mengoptimalkan sisten pengendalian persediaan dengan metode safety stock dan EOQ. Selain itu, perusahaan harus memastikan ketersediaan bahan baku yang memadai melalui koordinasi dengan daprtemen store dan mencari alternatif supplier untuk mengatasi terjadinya ketidak tersedianya komponen